Film Dosimetri
Farras Athala Fauzan, Audiena Gelung P. & Ivory Rasyida N., dan Saifuddin, M.Sc., Ph.D.
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: farras.a.fauzan@gmail.com
Abstrak— Praktikum berjudul ”Film Dosimetri” ini bertujuan dan pengukuran dari dosis yang diberikan pada saat proses
untuk memahami konsep dosimeter film sebagai dosimetri relatif, radioterapi. Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum film
memahami konsep perhitungan kerapatan optik dari film dosimetri ini dengan tujuan untuk memahami konsep dosimeter
radiokromik, dan memahami dan mampu membuat kurva
film sebagai dosimetri relatif, memahami konsep perhitungan
kalibrasi antara kerapatan optik dan dosis. Alat dan bahan yang
digunakan adalah satu set film radiokromik, scanner, dan kerapatan optik dari film radiokromik, dan memahami dan
perangkat lunak Image-J. Langkah kerja pada praktikum ini mampu membuat kurva kalibrasi antara kerapatan optik dan
adalah dihidupkan dan dihubungkan scanner dengan komputer, dosis.
dilakukan pemindaian film, disimpan hasil pemindaian dengan Dosimeter merupakan perangkat yang memiliki fungsi untuk
format TIFF, dijalankan perangkat lunak Image-J dan dibuka mengukur jumlah energi yang disimpan oleh radiasi pengion.
hasil pemindaian, dilakukan crop dan duplicate pada tiap-tiap
Pengukuran jumlah energi ini digunakan untuk memperkirakan
film, dilakukan split channel untuk mendapatkan tiga kanal
berbeda, dibuat ROI pada tiap kanal dengan ukuran yang sama, dosis efektif yang diterima oleh tubuh manusia melalui paparan
diukur semua piksel dan dicatat nilai piksel pada tiap kanal, pengion eksternal. Dosis yang diterima setelah paparan internal
diolah data percobaan pada Excel dan dibuat kurva kalibrasi. dari penggabungan radioaktivitas tidak dapat diukur oleh
Dari percobaan dan perhitungan pada data, diketahui bahwa perangkat ini dan perlu ditentukan melalui metode lain.[1]
kanal biru pada film dosimeter memiliki sensitivitas yang lebih Film EBT3 merupakan suatu film yang didesain untuk dapat
besar dibandingkan dengan kanal merah dan hijau. Dari
mengukur dosis terabsorpsi dari radiasi pengion. Film ini cocok
perhitungan diperoleh bahwa nilai dari netOD berbanding
terbalik dengan jumlah dosis yang diserap. Semakin besar nilai untuk digunakan pada foton yang memiliki energi tinggi.
netOD maka semakin kecil jumlah dosis yang diserap oleh kanal Rentang dinamis EBT3 dirancang untuk memiliki kinerja yang
tersebul, dan begitu pula sebaliknya. Pada percobaan ini film baik pada kisaran dosis dari 0,2 hingga 20 Gy, sehingga cocok
dosimeter berfungsi sebagai dosimetri relatif karena kondisi di untuk aplikasi di IMRT dan VMAT. EBT3 memiliki struktur
mana film dosimeter dapat digunakan untuk membandingkan tiga lapis yang terdiri dari dua lapis clear polyester dan active
dosis radiasi yang diterima oleh dua permukaan/objek yang
layer yang berada di antara keduanya. Biasanya active layer
berbeda. Kurva kalibrasi antara kerapatan optik (netOD) dan
dosis merupakan kurva yang digunakan untuk mengkonversi memiliki ketebalan 28 μm dan lapisan clear polyester memiliki
sinyal kerapatan optik pada fil dosimeter menjadi dosis radiasi ketebalan 125 μm. Active layer berisi komponen aktif ,pewarna
yang sesuai. Kurva kalibrasi juga berfungsi untuk memastikan penanda, stabilisator, dan komponen lain yang memberi respos
bahwa dosimeter telah dikalibrasi dan berjalan dengan baik yang hampir tidak bergantung pada energi.[2]
sehingga memberikan hasil pengukuran yang akurat. Kurva respons dosis merupakan representasi grafis hubungan
antara dosis obat (konsentrasi) yang diilustrasikan pada bidang
Kata Kunci— Dosimetri, dosis radiasi, kanal warna, kerapatan
x dan efeknya diberikan pada sistem biologis yang diuji
optik.
(respons), diilustrasikan pada bidang y. Berdasarkan kurva
respon dosis, pengamat mendapatkan potensi yang
I. PENDAHULUAN menunjukkan jumlah obat yang dibutuhkan untuk menginduksi
efek yang diberikan serta efikasi yang menunjukkan efek
D ewasa ini, kemajuan metode pengobatan pada dunia
kedokteran semakin pesat, tak terkecuali metode
pengobatan yang memanfaatkan radiasi atau biasa disebut
maksimal yang dapat dihasilkan oleh suatu obat terlepas dari
konsentrasinya. Kurva respons dosis berguna dalam
radioterapi. Radioterapi merupakan salah satu metode farmakologi untuk menyediakan obat, rentang dosis, atau
pengobatan yang konsepnya memanfaatkan radiasi untuk tingkat bahaya suatu obat untuk digunakan secara aman. Kurva
membunuh sel kanker dan tumor, menghentikan pertumbuhan respons dosis dapat diwakili oleh persamaan Hill yang
dan penyebarannya, serta mencegah kambuhnya penyakit memodelkan interaksi/kompleks biologis antara ligan/obat
tersebut. Dalam prosesnya, radioterapi memanfaatkan paparan dengan makromolekul yang dipengaruhi oleh ligan/obat.[3]
radiasi pengion sinar-X atau dengan penanaman implan di Kerapatan optik (Optical Density), juga disebut sebagai
dalam tubuh, serta melalui obat minum dan suntik. Selain absorbansi, adalah properti yang menggambarkan kemampuan
memiliki dampak positif pada bidang medis, radiasi pengion material untuk menyerap kekuatan cahaya tertentu yang
juga memiliki dampak negatif bila dosis yang diserap oleh dilewatkan melalui material tersebut. Ini didefinisikan sebagai
tubuh tidak sesuai dengan batasannya karena setiap bagian rasio antara daya pancaran yang datang (kekuatan cahaya saat
tubuh memiliki batasan dosis radiasi yang berbeda-beda. Bila mengenai material) dan daya pancaran yang ditransmisikan
tubuh yang terpapar radiasi pengion secara berlebih maka akan (kekuatan cahaya saat keluar dari material). Dengan kata lain,
mengalami kematian sel, gangguan fungsi jaringan dan organ kerapatan optik adalah kemampuan suatu bahan untuk
tubuh, hingga kematian. Untuk itu perlu dilakukan penelitian menghalangi cahaya tertentu.[4]
FARRAS ATHALA FAUZAN – 5001201126 – FILM DOSIMETRI 2
2. NetOD Absolut
MU cGy Mean pixel netOD
Dose
Diketahui : Pum = 38.265.738 0 0,6771 0,0000 38243.878 0
Pex = 24.752.786 25 0,6771 0,1693 36531.047 0,02
50 0,6771 0,3386 35102.148 0,037
Ditanya : 𝑛𝑒𝑡𝑂𝐷?
75 0,6771 0,5078 33515.622 0,057
Jawab :
100 0,6771 0,6771 32700.594 0,068
𝑃𝑢𝑚
𝑛𝑒𝑡𝑂𝐷 = log10 ( ) 125 0,6771 0,8464 31338.155 0,086
𝑃𝑒𝑥 150 0,6771 1,0157 30250.015 0,102
38243.878 175 0,6771 1,1849 29694.059 0,11
= log10 ( )
24790.670 200 0,6771 1,3542 28802.087 0,123
= 0,188 225 0,6771 1,5235 27773.517 0,139
250 0,6771 1,6928 27601.002 0,142
Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan pada variasi 275 0,6771 1,8620 26447.136 0,16
yang lain sehingga diperoleh data perhitungan sebagaimana 300 0,6771 2,0313 25873.775 0,17
yang tercantum pada tabel 2. 325 0,6771 2,2006 25623.826 0,174
350 0,6771 2,3699 24790.670 0,188
Tabel 2. Data hasil perhitungan grey dan netOD pada masing-masing channel
(a) merah, (b) biru, dan (c) hijau C. Grafik
Grafik percobaan film dosimetri ini dapat dilihat pada
(a)
gambar 3 dan 4.
Absolut
MU cGy Mean pixel netOD
Dose
0 0,6771 0,0000 39527.666 0
25 0,6771 0,1693 36987.634 0,029
FARRAS ATHALA FAUZAN – 5001201126 – FILM DOSIMETRI 5
DAFTAR PUSTAKA
[1] G. Shani, “Radiation Dosimetry: Instrumentation and Methods”, Second
Edition, Boca Raton: CRC Press, 2000.
[2] L. Lhotska, L. Sukupova, I. Lackovic, G. S. Ibbott, “World Congress on
Medical Physics and Biomedical Engineering 2018”, Prague: Springer,
2019.
[3] M. E. Cross, E. V. E. Plunkett, P. Hutton, “Physics, Pharmacology and
Physiology for Anaesthetists”, Second Edition, Cambridge: Cambridge
University Press, 2014.
[4] F. M. Khan, “The Physics of Radiation Therapy”, Fourth Edition,
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2010.
[5] W. Liu, J. Llados, “Graphics Recognition: Ten Years Review and Future
Perspectives”, Hong Kong: Springer, 2006.