Anda di halaman 1dari 8

MODUL 01

PENGUKURAN BENTUK TEGANGAN LISTRIK


DENGAN OSILOSKOP

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu menggunakan osiloskop untuk mengukur bentuk fungsi, frekuensi,
amplitudo, dan beda fasa dari sinyal tegangan,
2. Memahami pengukuran tegangan atau arus AC, DC menggunakan alat ukur
yang tepat,
3. Mampu melakukan dan menganalisa sinyal tegangan listrik dengan
menggunakan fungsi operasi matematika yang tersedia,
4. Memahami karakteristik gelombang dan prinsip superposisi.

II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Gambar 1.1. Alat-alat yang digunakan

1. Osiloskop digital (1 buah), 5. Kabel-kabel penghubung,


2. Generator sinyal (1 buah), 6. Kabel BNC to BNC,
3. Sumber tegangan DC (2 buah), 7. Kabel osiloskop,
4. Multimeter (1 buah), 8. Kabel kalibrasi osiloskop

III. KONSEP DASAR YANG TERKAIT


Osiloskop adalah alat untuk mengamati bentuk sinyal tegangan listrik yang
tetap atau berubah terhadap waktu. Penggunaan osiloskop dapat ditemukan
mulai dari laboratorium, industri hingga rumah sakit. Di rumah sakit, dapat
dilihat penggunaan osiloskop untuk mengamati detak jantung pasien. Terdapat
dua jenis

M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 1


osiloskop, yakni osiloskop analog dan osiloskop digital. Osiloskop analog
menggunakan tabung sinar katoda atau chatode ray tube (CRT) yang sepenuhnya
bekerja berdasarkan prinsip listrik analog. Pada Gambar 1.2., ditunjukkan salah
satu bentuk osiloskop analog dan diagram skematiknya. Bagian inti dari sistem
tersebut adalah senapan elektron. Senapan elektron terdiri dari filamen
pemanas, katoda yang dipanasi, grid atau kisi dan anoda. Pada suhu yang cukup
tinggi, elektron-elektron keluar dari katoda, melalui lubang pada anoda dan
menuju ke layar CRT. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa senapan elektron
ini berfungsi untuk menghasilkan berkas elektron dengan kecepatan tetap menu-
ju layar CRT.
Dua pasang keping sejajar, yang diberi tegangan listrik, berfungsi untuk
mengatur berkas elektron dalam arah horisontal dan vertikal. Dengan mengatur
tegangan pada keping-keping tersebut, akan diperoleh suatu pola pada layar
CRT. Osiloskop jenis ini merupakan generasi pertama yang mulai digantikan oleh
osiloskop digital dengan beberapa kelebihan.

Gambar 1.2. Diagram skematik osiloskop analog

Osiloskop digital adalah jenis osiloskop yang bekerja berdasarkan prinsip


digital. Pada osiloskop digital, tidak lagi digunakan CRT sebagai display sinyal
melainkan monitor LCD. Dalam osiloskop digital, sinyal masukan analog mula-
mula dikonversi menjadi sinyal digital melalui sebuah pengkonversi analog /
digital (A/D Converter atau ADC). Gambar 1.3. menunjukkan diagram skematik
sederhana dan prinsip kerja osiloskop digital ini. Sinyal masukan analog mula-
mula dikuatkan oleh penguat awal (Pre Amp) dan kemudian dikonversi menjadi
sinyal digital oleh unit pengonversi analog / digital (ADC). Konversi analog ke
digital tersebut tidak terjadi terus menerus, tetapi pada saat waktu tertentu
yang berulang secara periodik atau disebut pencuplikan (sampling time), seperti
diilustrasikan dalam Gambar 1.4. Sinyal frekuensi yang dapat dipindai (di-scan)
ditentukan oleh frekuensi sampling fs , yang terkait dengan perioda pencuplikan
Ts (= 1/fs) dalam Gambar 1.3. Semakin tinggi frekuensi sampling, semakin dekat
dengan bentuk sinyal analog aslinya. Dalam eksperimen ini, osiloskop yang
digunakan memiliki frekuensi sampling maksimum hingga 1 GSa/s. Hasil konversi
kemudian ditransfer ke unit memori dan selanjutnya ke unit display (LCD)
sehingga dapat kita lihat pada layar LCD itu. Proses sampling, konversi dan
seterusnya diatur oleh unit kontrol (control logic) yang pengaturan waktunya

M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 2


disesuaikan dengan sinyal pemicu (trigger) dan dapat berasal dari internal atau
eksternal osiloskop itu.

Gambar 1.3.Diagram blok sederhana dari osiloskop digital

Ts

Gambar 1.4. Ilustrasi pencuplikan sinyal analog menjadi sinyal digital. Saat
pencuplikan terjadi (yang ditandai dengan titik biru) secara periodik dengan
perioda Ts = 1/fs, dimana fs adalah frekuensi pencuplikan

Gambar 1.5.Tampak muka osiloskop yang digunakan dalam eksperimen.

Pada osiloskop yang akan digunakan, terdapat beberapa bagian penting yang
perlu diperhatikan untuk mengoperasikannya. Dalam Gambar 1.5.,
ditunjukkan bagian-bagian dan tombol-tombol penting tersebut, yakni;

M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 3


1. Power Switch 8. Run/Stop Button
2. Signal 9. Horizontal Position Knob
3. Osiloscope Display 10. Menu Button
4. Multipurpose Switch 11. Math Button
5. Channel Switch 12. Vertical Position Knob
6. Auto Set Button 13. Calibration Plug
7. Menu Button Set 14. Probe Plug

Pola Lissajous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang


mencitrakan perbedaan atau perbandingan beda fase, frekuensi dan amplitudo
dari dua gelombang pada probe osiloskop.

Gambar 1.6. Pola Lissajous yang terbentuk dari dua gelombang yang berbeda frekuensi

Cara untuk menentukan beda fasa dengan yang dihasilkan dua sinyal pada
Lissajous adalah sebagai berikut :

Gambar 1.7. Pola Lissajous

M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 4


Gambar 1.8 Perhitungan beda fasa dua gelombang menggunakan pola Lissajous

IV. PERCOBAAN YANG DILAKUKAN

A. Menyusun Piranti Osiloskop sehingga siap pakai


Setiap kali hendak melaksanakan eksperimen, lakukanlah langkah-langkah
berikut ini, untuk menyiapkan osiloskop. Tujuan persiapan adalah untuk
mendapatkan gambar yang jelas dan pengukuran yang tepat.
1. Hidupkan osiloskop (dengan saklar on-off). Tunggu hingga muncul tampilan
dengan grid.
2. Tekan tombol Display, pilih Type : Vector, Persist Time: Min.
3. Tekan tombol Menu, pilih Time Base : YT.
4. Hubungkan probe yang akan digunakan pada plug.
5. Tekan switch channel 1 (CH1).
6. Lakukan pengaturan dengan multipurpose button.
7. Pilih coupling : DC/AC (sesuaikan dengan praktikum), BW limit : off,
Volts/Div : Coarse, Unit : [V], Probe : 1x, Invert: Off.
8. Hubungkan probe dengan calibration plug.
9. Tekan auto set.
10. Tekan measure dan kemudian akan terlihat dengan jelas sinyal persegi
dengan tegangan maksimum 5 V dan frekuensi 1 kHz.
11. Lepaskan probe dari calibration plug.
12. Lihat pada display apakah garis tepat pada sumbu 0, jika tidak, maka
sesuaikanlah.
13. Osiloskop siap digunakan. Jika perlu, gunakan scale knob untuk mengatur
skala display.

B. Mengukur Tegangan pada Arus Searah (DC)


Dalam eksperimen ini kita akan mengukur tegangan dari perangkat baterai.
Tersedia: baterai berhubungan seri dan baterai berhubungan paralel.
1. Siapkan osiloskop Anda sehingga siap untuk pengukuran tegangan DC.
2. Ukurlah baterai-baterai yang telah disediakan dengan multimeter.
3. Catat nilai tegangan yang terbaca pada multimeter.
M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 5
4. Sambungkan probe osiloskop ke baterai.
5. Atur vertical scale knob sehingga dapat terlihat bentuk fungsi tegangan
dengan jelas.
6. Catat bentuk gelombang yang teramati pada layar osiloskop.
7. Catat pula nilai tegangan Vrms yang ditampilkan osiloskop.
8. Tabulasikan data yang didapatkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Hasil pengukuran sumber DC dengan menggunakan osiloskop dan multimeter
Multimeter Osiloskop
Rangkaian Sumber DC
Vrms (Volt) Vrms (Volt)
Baterai A
Baterai B
Seri

C. Mengukur Tegangan pada Arus Bolak-balik (AC)


Siapkan osiloskop Anda agar siap pakai untuk pengukuran tegangan AC.
Siapkan signal generator sebagai sumber tegangan AC dan sambungkan signal
generator pada osiloskop.

1. Gambar bentuk gelombang keluaran yang teramati pada layar osiloskop.


2. Catat Vrms , Vpp , Vmaks dan periodanya.
3. Gunakan juga multimeter untuk mencatat tegangan keluarannya.
4. Ulangi langkah 3-5 dengan memvariasikan tegangan dan frekuensi keluaran
signal generator sebanyak 5 kali.
5. Tabulasikan data yang Anda dapat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Hasil pengukuran sumber AC dengan menggunakan osiloskop dan multimeter
variasi tegangan

Variasi Multimeter Osiloskop


sumber AC Vrms (Volt) Vrms (Volt) Vpp (Volt) Vmaks (Volt)
1
2
3
4
5

M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 6


6. Ulangi langkah 3-5 dengan memvariasikan frekuensi keluaran signal
generator sebanyak 5 kali dengan tegangan tetap sebesar 2 Vpp.
7. Tabulasikan data yang Anda dapat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4. Hasil pengukuran sumber AC dengan menggunakan osiloskop dan multimeter
variasi frekuensi
Variasi Multimeter Osiloskop
Frekuensi
Vrms (Volt) Vrms (Volt) Vpp (Volt) Vmaks (Volt)
(kHz)
1
2
5
10
100

D. Membuat Pola Lissajous


1. Gunakan dua buah pembangkit sinyal sebagai input bagi masing-masing
channel pada osiloskop.
2. Atur sinyal sehingga diperoleh sinyal sinusoidal dengan frekuensi 10 kHz
dan amplitudo 1V.
3. Tekan tombol MENU lalu dengan multipurpose knobe pilih format XY.
4. Gambar pola Lissajous akan didapatkan.
5. Gambarkan pola Lissajous yang telah dihasilkan.
6. Atur frekuensi pada channel 1 dan 2 sehingga diperoleh perbandingan :
(1:1), (1:2),(3:1), dan (3:2).
7. Gambar pola Lissajous yang dihasilkan dari masing-masing perbandingan
frekuensi tersebut.
8. Ukur beda fasa dari kedua sinyal yang dihasilkan pada perbandingan
frekuensi 1:1.

E. Melakukan Operasi Matematika pada Osiloskop dan Simulasi Superposisi


Gelombang
1. Gunakan dua unit pembangkit sinyal sebagai input bagi masing-masing
kedua channel osiloskop.
2. Atur sinyal sehingga diperoleh sinyal sinusoidal dengan frekuensi 10 kHz
dan amplitudo 1V.
3. Tekan tombol channel 2, lalu dengan menggunakan multipurpose button
pilih invert : on.
4. Tekan tombol math.
5. Catat hasil untuk operasi + dan –.
6. Ulangi dengan menggunakan dua pembangkit sinyal.

M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 7


7. Untuk kali ini, amati hasil jika kedua sinyal memiliki beda frekuensi
sebesar 0 Hz, 1 Hz, 10 Hz, 100Hz.
8. Gambar hasil pola untuk operasi + dan – yang teramati pada layar
osiloskop.

V. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Bandingkan hasil pengukuran Vrms pada multimeter dengan osiloskop. Mengapa
ada perbedaan hasil pengukuran multimeter dengan osiloskop?. Jelaskan!
2. Dari pengukuran tegangan DC dengan variasi lampu, jelaskan mengapa
terdapat perbedaan nilai Vrms yang terukur !
3. Dari pengukuran sumber tegangan DC dengan sumber tegangan AC dengan
menggunakan osiloskop didapatkan dua karakteristik sinyal yang berbeda.
Jelaskan perbedaan karakteristik sinyal yang dihasilkan oleh sumber tegangan
AC dan DC!
4. Dengan menggunakan fungsi operasi matematika + dan – pada osiloskop
didapatkan hasil sinyal yang baru. Jelaskan arti fisis sinyal tersebut!, apakah
sudah sesuai dengan konsep superposisi pada gelombang ? Jelaskan !
5. Jelaskan bagaimana pola Lissajous dapat terbentuk! Apa pengaruh
perbandingan frekuensi yang diberikan terhadap pola Lissajous yang dihasilkan
? Jelaskan! Jelaskan pula cara untuk mengukur beda fasa antara osiloskop
analog dan digital!

VI. PUSTAKA
1. Cicero H Bernard, Chirold D.EPP. (1995) : Laboratory Experiments in College
Physics, 7 th edition, John Wiley and Sons, Inc., 257 – 259.
2. Loyd, David H. (2008) : Physics Laboratory Manual, Angelo University, 379 –
381.
3. Physics Department. (2011) : Introductory Physics Laboratory Manual, The
City University of New York, 12 – 14.

M01 - Pengukuran bentuk tegangan listrik dengan osiloskop 8

Anda mungkin juga menyukai