Anda di halaman 1dari 7

Percobaan 1

Pengenalan Instrumen
Laboratorium
Dimas Aji Pangestu (14S18022)
Dosen: I GDE EKA DIRGAYUSA (NIDN)
Asisten : Febryan Cornelius Sidabutar
Tanggal Percobaan : Jumat, 20 September 2019
14S2104- Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

Abstrak
Pada praktikum Pengenalan Instrumentasi Osiloskop mempunyai impedansi input yang
Laboratorium kali ini, kita akan relative besar (1 MΩ, 10-50 pF) jadi dalam
diperkenalkan lebih lanjut dengan alat mengukur rangkaian dengan impedansi
elektronik seperti : Multimeter ( sebagai rendah, maka impedansi input osiloskop
pengukur tegangan), Amperemeter dapat dianggap open circuit ( impedansi
(Pengukur arus), dan Ohmmeter (pengukur input osiloskop tipe CRC 5401, 1 MΩ
tahanan). Disini kita juga akan mempelajari parallel dengan 30 pF)
dan memahami keterbatasan suatu alat
pengukur tegangan AC dengan frekuensi
I. Pendahuluan
tinggi serta membaca nilai resistor dan Pengenalan alat alat praktikum penting
mengukurnya. dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam
Pada saat mengukur tegangan dengan melakukan proses penelitian. Selain itu,
osiloskop, kesalahan yang mungkin terjadi pengenalan alat praktikum seperti multimeter,
adalah dating dari osiloskop nya sendiri, digital sinyal, dan lain sebagainya bertujuan agar
seperti kesalahan kalibrasi osiloskop yang mahasiswa mengetahui nama dan fungsi fungsi
sudah buruk dan kesalahan penggunaannya. dari alat alat laboratorium tersebut. Karena alat
alat ini akan digunakan pada penelitian.
II. Teori Dasar  Bandwith(lebar pita) untuk menentukan
rentang frekuensi yang dapat diukur oleh
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial osiloskop
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik,  Osiloskop analog menggunakan tegangan
dan dinyatakan dalam satuan Volt(V). yang diukur untuk menggerakan berkas
Sedangkan arus listrik ialah banyaknya muatan electron dalam tabung.
listrik yang mengalir tiap satuan waktu.  Osiloskop digital menggunakan analog to
digital converter (ADC) untuk mengubah
besaran tegangan menjadi besaran digital.
1) Multimeter  Pada umumnya osiloskop mempunyai 2
atau 4 kanal.
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang  Sampling rate hanya untuk osiloskop
dikenali dengan dengan VOM(Volt Ohm Meter) digital yaitu berapa kali sinyal itu dibaca
yang dapat mengukur tegangan, hambatan, per detik.
maupun arus. Ada dua tipe dari multimeter itu  Spesifikasi rise time pada osiloskop
sendiri, yaitu multimeter digital dan multimeter tersebut mengukur perubahan sinyal naik
analog. Masing masing tipe dapat mengukur dari yang terendah ke sinyal tertinggi.
listrik AC, maupun listrik DC.  Nilai vertical sensivity meunujukkan
kemampuan penguat vertical untuk
memperkuat sinyal lemah pada osiloskop.
Vertical sensivity diukur dengan satuan
volt per div(v/div).
 Time base menunjukkan kisaran
sensivitas pada horizontal atau sumbu
waktu. Nilai time base diukur dengan
satuan second per div (s/div).
 Impedansi input digunakan pada saat
pengukuran frekuensi tinggi. Kita juga
dapat menggunakan probe osiloskop
2) OSILOSKOP untuk kompensasi impedansi yang kurang.

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang


berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dipelajari dan dilihat.

Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar


katode. Peranti pemancar electron
memproyeksikan sorotan electron ke layat
tabung sinar katode. Sorotan electron membekas
pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam
osiloskop menyebabkan sorotan bergerak
berulang ulang dari kiri ke kanan.

Pada umumnya osiloskop dapat menampilkan


grafik dua dimensi dengan waktu pada sumbu
X dan teganan pada sumbu Y. untuk
mengetahui fungsi dan sifat dari osiloskop
yang dipergunakan waktu praktikum pelajari
baik-baik teknik alat tersebut.
3) Generator Sinyal 5) Menghitung Beda Fase

Generator sinyal adalah perangkat elektronik Mengukur beda fasa antar dua buah sinyal
yang berfungsi untuk menghasilkan sinyal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
elektronik berulang atau tidak dalam domain
analog maupun digital. Sinyal yang dihasilkan
ini digunakan sebegai stimulus untuk 1. Osiloskop “Dual Trace
pengukuran elektronik, biasanta digunakan
dalam merancang, menguji, dsb. Pada umumnya Sinyal pertama dihubungkan pada
dalam melakukan praktikum Rangkaian
Elektronika (Rangkaian Listrik), generator kanal A, sedangkan sinyal kedua
sinyal ini dipakai bersama-sama dengan dihubungkan pada kanal B dari
osiloskop. osiloskop.

2. Metode Lissajous

Sinyal yang akan diukur dihubungkan


pada kanal A, sedangkan generator
dengan frekuensi yang diketahui (sebagai
sinyal rujukan) dihubungkan pada kanal
4) Resistor
B. ubah menjadi mode X-Y, kemudian
Resistor merupakan komponen elektronik yang atur frekuensi generator.
memiliki 2 pin dan didesain untuk mengatur
tegangan listrik dan arus listrik. Resistor
mempunyai nilai resistansi tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua
pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi
tersebut berbanding lurus dengan arus yang
mengalir, berdasarkan persamaan Ohm.
3. Mengukur Frekuensi

Pengukuran frekuensi suatu sinyal listrik


dengan osiloskop dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:

Cara langsung
V=IR Sinyal yang kan diukur dihubungkan pada
Resisitor yang biasa kita jumpai dan pada saat kanal osiloskop. Frekuensi sinyal langsung
praktikum pun memiliki nilai resistansi. dapat ditentukan dari gambar, dimana f=1/T
rangkaian penguat. Penguat ini akan
dihubungkan pada kanal 1 osiloskop.
Keluaran rangkaian penguat pada kanal 2
akan dihubungkan. Ubah mode menjadi x-y

2. Osiloskop Dual Trace


Generator sinyal akan dihubungkan pada
input rangkaian penguat yang akan diamati
oleh penguatnya dank anal A pada
osiloskop. Output penguat dihubungkan ke
kanal B osiloskop.

Gambar 1 Perhitungan Perioda

Osiloskop Dual Trace

Sinyal yang dihubungkan pada kanal A.


generator dengan frekuensi yang diketahui
dihubungkan pada kanal B.
Pengukuran dengan cara ini dapat dilakukan
pada osiloskop yang waktunya kuran baik,
tetapi frekuensi generator sinyal harus
terkalibrasi. Gambar 2 Rangkaian Pembentul Gambar Cincin
Modulasi

Metode Cincin Modulasi


III. Data dan Pengolahan
Pada cara ini kita akan menghubungkan
generator sinyal sebagai input rangkaian
pergeseran fasa. Sambungan output Tugas I : Mengukur Arus Searah
rangkaian perggeser fasa ini ke input kanal A Gunakan Kit Multimeter. Buatlah rangkaian seri
hubungkan dengan sinyal yang akan diukur. seperti pada Gambar dengan Vs=6 V dan R1 = R2 =
Ubah mode kerja menjadi X-Y. 120 Ω

6) Mengukur Faktor Penguatan

Ada 2 cara dalam pengukuran faktor penguatan,


yaitu:

1. Cara langsung

Pada cara ini kita akan menghubungkan


keluaran generator sinyal masukan
Tugas 2 : Mengukur Tegangan dengan
multimeter
Tugas 1 : Mengukur Arus Searah

Parameter Multi
Rangkaian Nilai Multimeter meter
yang arus Analog digital
digunakan terhitu
Vs R1 R2 ng(A) Bata Batas Nilai
(v) (Ώ (Ώ s arus arus
) ) ukur teruku teruku
(mA r(mA) r(mA)
6 12 12 25 24,5 24.65
0 0
9 1,5 1,5 25 3 2.69 1. Buatlah rangkaian tersebut dengan VS = 6 V
k k dan R1 = R2 = 120 Ω.

2. Dengan harga-harga VS dan R tersebut,


Analisis: hitunglah tegangan Vab (tidak mengguna-kan
Voltmeter!)
Dari data percobaan pertama telihat bahwa
sumber tegangan (Vs) yang digunakan adalah 3. Kemudian ukurlah tegangan Vab dengan
sebesar 6V dan resistor yang digunakan ada
multimeter analog. (Perhatikanlah polaritas
sebanyak dua buah yaitu R1 dan R2 yang
meter!) Sesuaikan batas ukur yang dipilih
masing masing 120Ω. Terlilhat bahwa besar arus
DC yang diukur dengan multimeter digital dan dengan hasil perhitungan Vab. Batas ukur
analog pada percobaan pertama tidak jauh manakah yang dipilih? Adakah pengaruh
berbeda. Demikian pula pada percobaan ke dua, resistansi dalam meter terhadap hasil
terlihat juga bahwa hasil pengukuran dengan pengukuran ?
menggunakan multimeter digital dan analog
tidak jauh berbeda atau memiliki selisih yang 4. Ulangilah pengukuran tegangan Vab dengan
relative kecil. Perbedaan hasil pengukuran ini memodifikasi parameter rangkaian menjadi
disebabkan oleh adanya fluktuasi atau factor
lainnnya yang menyebabkan perbedaan dari R1 = R2 = 1,5 k
hasil pengukuran. Dan dari hasil ini dapat kita
katakana bahwa besar kecil nilai resistor itu
dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Jika
R1 = R2 = 1,5 M
semakin besar resistor yang digunakan dengan
tegangan yang sama, maka nilai arus yang 5. Sebelum mengubah nilai R (dan
diperoleh akan semakin kecil dan demikian pula menyambungkan voltmeter ke rangkaian),
untuk sebaliknya.
pastikan batas ukur voltmeter terpilih dengan
tepat.

6. Lakukan kembali pengukuran tegangan


searah Vab tersebut (dengan tiga harga R yang
berbeda) menggunakan multimeter digital. 17.
Catatlah semua hasil perhitungan dan
pengukuran tegangan Vab tersebut dalam
Tabel hasil Dari data yang diperoleh terlihat bahwa nilai
yang tertulis pada resistor berbeda jika dihitung
Parameter Multimeter Multimeter dengan menggunakan multimeter. Hal ini masih
Rangkaian Analog Digital
Batas Nilai Nilai diangga wajar karena setiap resistor itu
Vs R1 R2 Ukur Terukur Terukur mempunyai batas toleransi tersendiri.
(Ω) (Ω) (V) (V) (V)
6 120 1,5k 10 3 3,004
9 120 1,5k 10 4,5 4,48

Analisis: Tugas 5 :Mengukur Frekuensi

Pada percobaan yang telah dilakukan diatas, Posisi Pengukuran Frekuensi


Selektor Cara Langsung Cara
terlihat bahwa sumber yang digunakan adalah
Frekuensi Lissajous
6V pada percobaan pertama, dan 9V pada T sinyal(s) F F
percobaan ke dua. Dapat kita lihat bahwa hasil sinyal(Hz) sinyal (Hz)
yang diperoleh dari pengukuran percobaan F1 0,8 1,25 1,282
pertama dan kedua dengan menggunakan F2 0,16 6,01 6,024
F3 0,10 9,2 9,26
multimeter analog dan digital memiliki selisih
Dari data yang di peroleh, terlihat bahwa
yang relative kecil, sehingga hasil pengukuran
pengukuran frekuensi dengan cara langsung dan
yang peroleh menjadi lebih akurat.
cara Lissajous tidak jauh berbeda.

Tugas 3 :Arus bolak balik


Tugas 6 : Kalibrasi
R=120Ω
Harga Skala Hasil Pengukuran
Kalibrator Pembacaan
Batas ukur = 10
V F Vert Hors T F(Hz) V
Frekuensi Vab(Volt) (kHz) (V/div) (s/div) (s)
(Hz) Multimeter Multimeter 1,5 1 1,5 500 0,001 0,994 1,55
Analog Digital
50 0,68 V 0,61 V
60 0,4 V 0.38 V Tugas 7 : Mengukur tegangan searah
Dari percobaan pengukuran yang dilakukan,
terlihat bahwa hasil pengukuran tegangan pada Tegangan Terukur
frekuensi 50 Hz dan 60 Hz tidak jauh berbeda. Multimeter Osiloskop
5,02 5,04
Tugas 4 : Mengukur Resistansi
Dari hasil percobaan yang diperoleh, nilai
Nilai Nilia Nilai R terukur tegangan terukur pada multimeter dan osiloskop
Resistansi toleransi Multimeter Multimeter tidak berbeda(sama).
(Ω) (%) Analog Digital
(Ω) (Ω)

2,2 k 5 2,3 k 2,169 k


33 k 5 32,9 k 33,2 k
Tugas 8 : Mengukur Tegangan Bolak Balik

Frekuensi Tegangan Terukur


Multimeter Osiloskop
100 2,41 2,56
1K 2,33 2,52
10K 2,31 2,52

Dari data yang yang diperoleh terlihat bahwa


hasil pengukuran dengan menggunakan
multimeter dan osiloskop tidak berbeda jauh.

Anda mungkin juga menyukai