Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1 PENGUKURAN DASAR ELEKTRONIKA

Syifa Alifia Azzahra (K1C020045)


Asisten : Aep Saepudin - Riris Yuninda
Tanggal Percobaan: 26/03/2022
K1C021215-Praktikum Elektronika Dasar 2
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Praktikum pengukuran dasar elektronika ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja setiap
peralatan yang berkaitan dengan elektronika dasar, lalu dapat melakukan pengukuran dasar elektronika
dengan benar. Percobaan pertama yang dilakukan adalah menentukan kalibrasi tegangan, kemudian
kalibrasi frekuensi, pengukuran tegangan AC dan frekuensi dari generator isyarat dengan osiloskop, dan
pengukuran tegangan dan arus listrik DC dengan MMD. Tidak hanya memahami peralatannya, tetapi
pada praktikum kali ini juga bertujuan untuk memahami tentang kalibrasi dan juga bagaimana cara
mengukur tegangan dan arus pada sebuah rangkaian listrik DC. Peralatan praktikum elektronika dasar
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu peralatan sebagai alat ukur, peralatan sebagai sumber sinyal atau
sumber arus, dan peralatan sebagai komponen dasar. Peralatan yang termasuk ke dalam alat ukur yaitu
multimeter (analog dan digital), CRO (Cathoda Ray Osciloscope), dan KIT digital. Peralatan yang berfungsi
sebagai sebagai sumber arus atau sumber sinyal, yaitu catu daya ( power supply) dan generator isyarat.
Sedangkan peralatan yang merupakan komponen dasar, yaitu resistor, kapasitor, dioda. Bagian
terpenting dalam suatu kegiatan praktikum adalah pemahaman terhadap berbagai peralatan yang
nantinya akan dihadapi dan digunakan. Piranti dan alat ukur yang digunakan dalam praktikum-
praktikum antara lain catu daya, generator isyarat, oscilloscope, multimeter, projectboard, dan resistor.

A. Catu Daya (Power Supply)


Catu daya atau power supply merupakan peralatan yang berfungsi sebagai sumber arus
dimana jenis arus ada dua, yaitu arus bolak-balik (AC/Alternating Current) dan arus searah
(DC/Direct Current). Arus bolak-balik merupakan arus yang mengalami perubahan sebagai
fungsi waktu. Sedangkan arus searah merupakan jenis arus yang memiliki nilai tetap.[1]

Gambar A.1 Catu Daya

B. Generator Isyarat
Generator isyarat merupakan perangkat elektronika yang berfungsi untuk menghasilkan
beberapa bentuk sinyal dengan besar amplitudo serta nilai frekuensi yang dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Adapun beberapa bentuk sinyal yang dihasilkan antara lain sinyal
sinusoidal, sinyal persegi, dan sinyal segitiga/gergaji.[1]

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 1


Gambar B.1 Generator Isyarat

C. Osiloskop (CRO)
Osiloskop merupakan instrumen elektronika yang juga digunakan sebagai alat ukur
tegangan. Berbeda dengan multimeter, yang menyajikan data berupa nilai tegangan, osiloskop
mampu menampilkan bentuk dari sinyal (tegangan) listrik pada suatu rangkaian elektronika
yang berubah terhadap waktu. Untuk membandingkan dua atau lebih sinyal masukan baik
secara bersamaan maupun tidak harus menggunakan skala yang sama, khususnya untuk skala
sumbu y atau volt/div. Selain itu diperlukan proses kalibrasi pada awal penggunaan osiloskop.[1]

Gambar C.1 Osiloskop

D. Multimeter Digital (MMD)


Multimeter merupakan instrument yang secara umum berfungsi mengukur besaran
elektronika meliputi tegangan (beda potensia), hambatan, kuat arus, dan lain-lain. Pada
umumnya terdapat dua jenis multimeter yang digunakan, yakni multimeter analog dan digital.
Perbedaan dari kedua jenis multimeter ini ialah penyajian data. Multimeter digital menyajikan
data dalam bentuk diskret, sedangkan multimeter analog menampilkan data menggunakan
jarum yang berada dalam suatu skala.[1]

Gambar D.1 Multimeter

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 2


E. Projectboard
Projectboard merupakan papan yang digunakan untuk merangkai rangkaian elektronika
secara semi permanen. Projectboard memiliki sejumlah lubang yang dapat digunakan untuk
meletakan komponen-komponen elektronika. Lubang-lubang ini saling terhubung satu dengan
yang lain melalui bagian bawah projectboard dengan pola tertentu.[1]

Gambar E.1 Projectboard

F. Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam elektronika karena
mempunyai sifat dapat menyimpan muatan listrik, dapat menahan arus searah, dan dapat
melewatkan atau meneruskan arus bolak-balik[3]. G. Resistor Hambatan resistor adalah
komponen yg selalu di pakai dalam kegiatan elektronika karna resistor berfungsi sebagai
pengatur arus listrik.[2]

Gambar G.1 Resistor

Pada resistor terdapat warna-warna yg berupa angka, cara menghitung besarnya


hambatan pada suatu resistor bisa di lakukan dengan cara melihat gambar berikut :

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 3


Gambar G.2 Pembacaan Nilai Resistor

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, Osiloskop, Generator
isyarat, AC-DC Power Supply, Multimeter Digital, Projectboard, Resistor 4K7 , 47K , dan 10K
 , Baterai 9 Volt, dan Kabel penghubung. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada
praktikum kali ini. Percobaan pertama yang dilakukan adalah menentukan kalibrasi tegangan,
kemudian kalibrasi frekuensi, pengukuran tegangan AC dan frekuensi dari generator isyarat
dengan osiloskop, dan pengukuran tegangan dan arus listrik DC dengan MMD. Setelah
memperisapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, lalu menlakukan kalibrasi tegangan
menggunakan osiloskop terlebih dahulu. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
osiloskop dan kabel osiloskop asli atau yang sesuai dengan tipe osiloskop. Kemudian,
mengubungkan kabel osiloskop pada chanel 1 dan mengatur posisi VoltDiv pada skala 1 V.
Selanjutnya, membuka tutup ujung probe (bagian ujung dari kabel osiloskop) dan memasukkan
ujung probe yang telah terbuka pada lobang kalibrasi. Muncul sinyal berupa gelombang kotak
pada layar. Kemudian, mengatur tombol kalibrasi (ujung tombol VoltDiv) agar nilai tegangan
puncak-puncak sesuai dengan nilai tegangan kalibrasi yang diinginkan. Melakukan pengulangan
pada skala VoltDiv 1 V, 2 V, dan 5 V. Lalu akan didapatkan data seperti yang tertera pada tabel
1.1. Hasil pengukuran tersebut dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan menggunakan
persamaan:

Jumlah kotak X Skala VoltDiv (1)

Dimana hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:


V1 = Jumlah kotak X Skala VoltDiv = 5 X 1 = 5 V
V2 = Jumlah kotak X Skala VoltDiv = 3 X 2 = 6 V
V3 = Jumlah kotak X Skala VoltDiv = 1,6 X 5 = 8 V

Selanjutnya melakukan kalibrasi frekuensi menggunakan osiloskop. Langkah pertama yang


dilakukan adalah menyiapkan osiloskop dan kabel osiloskop asli atau sesuai degan tipe
osiloskop. Kemudian, menghubungkan kabel osilokop pada chanel 1 dan mengatur posisi
TimeDiv pada skala 1 ms (untuk kalibrasi 1 KHz). Selanjutnya membuka tutup ujung probe
(bagian ujung dari kabel osiloskop) dan memasukkan ujung probe yang telah terbuka pada
lobang kalibrasi. Kemudian, menentukan pilihan kalibrasi frekuensi yang diinginkan, yaitu 1

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 4


KHz atau 1000 Hz dengan memilih pada tombol kalibrasi. Muncul sinyal berupa gelombang
kotak pada layar. Kemudian, mengatur tombol kalibrasi (ujung tombol TimeDiv) agar
menghasilkan nilai periode sesuai dengan nilai periode yang diinginkan. Jika dipilih frekuensi 1
KHz maka gelombang hanya memiliki periode 1 ms. Dari percobaan tersebut didapatkan data
seperti yang tertera pada tabel 1.2. Hasil pengukuran tersebut diperoleh dengan melakukan
perhitungan dengan menggunakan persamaan:
1
f=
(�����ℎ ����� × ����� �������)
(2)

Dimana hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:


1
f 1= = 1 kHz
(1×1)
1
f 1= = 4 kHz
(1×0,25)
1
f 1= = 4 kHz
(0,5×0,5)

Lalu melakukan pengukuran tegangan AC dan frekuensi dari generator isyarat dengan osiloskop.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menghubungkan keluaran dari generator isyarat
dengan memasukkan chanel 1 pada osiloskop dengan probe yang tersedia. Selanjutnya,
menghidupkan kedua alat tersebut dan mengatur frekuensi pada generator isyarat sebesar 1
KHz atau 1000 Hz. Kemudian, mengatur amplitude pada generator isyarat tanpa attenuasi agar
menunjukkan tegangan sebesar 5 Vpp. Data percobaan yang diperoleh seperti tertera pada tabel
1.3. Selanjutnya, menentukan besaran tegangan dan frekuesni yang terlihat pada osiloskop.
Melakukan pengulangan untuk tegangan 6 Vpp dan 8 Vpp. Dan yang terakhir melakukan
pengukuran tegangan dan arus listrik DC dengan MMD. Langkah pertama yang dilakukan
adalah membuat rangkaian pada projectboard dengan nilai resistor 4K7  , 47K  , dan 10K  .
Kemudian, menghubungkan dengan sumber tegangan DC 9 V (menggunakan baterai 9 V).
Selanjutnya, menyiapkan Multimeter Digital dan mengatuur pada posisi Voltmeter DC.
Kemudian, menentukan tegangan pada titik AB (Vab), titik BC (Vbc), dan titik CD (Vcd) dengan
MMD. Kemudian menentukan besarnya arus listrik yang mengalir. Setelah melakukan
percobaan dengan melakukan langkah-langkah di atas, maka diperoleh hasil data percobaan
seperti yang tertera pada tabel 1.4 dan dilakukan perhitungan manual sebagai berikut:

R total = R1 + R2 + R3 (3)

Untuk menghitung hambatan pengganti, lalu menghitung tegangan total dengan persamaan:

V total = V1 + V2 + V3 (4)
Dan yang terakhir mencari kuat arus listrik menggunakan persamaan:


I= (5)
� �����

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 5


Dan hasil perhitungannya didapatkan sebagai berikut:
Hambatan Pengganti
R total = R1 + R2 + R3
= 4700 k Ω + 10.000 k Ω + 47.000 k Ω
= 61.700 k Ω
= 61,7 Ω

Tegangan Total
V total 1 = V1 + V2 + V3
= 0,705 + 1,482 + 7,04
= 9,227

V total 2 = V1 + V2 + V3
= 0,708 + 1,480 + 7,04
= 9,228

V total 3 = V1 + V2 + V3
= 0,707 + 1,479 + 7,04
= 9,226

Kuat Arus

I1 =
� �����
9,25
=
61,7
= 0,1499 A


I2 =
� �����
9,24
=
61,7
= 0,1497 A


I3 =
� �����
9,24
=
104
= 0,1497 A

Osiloskop merupakan alat yang digunakan untuk menghitung besarnya frekuensi atau
tegangan(amplitudo) dari suatu gelombang atau sinyal listrik. Osiloskop digunakan untuk mengamati
bentuk suatu gelombang sinusoidal dari rangkaian atau sumber listrik bolak balik atau AC sehingga
dapat menghitung besarnya gelombang dari puncak bawah sampai puncak atas, oleh sebab itu sering
dikenal dengan istilah tegangan peak to peak(vpp). Hasil yang akurat akan didapatkan apabila osiloskop
yang digunakan telah terkalibrasi. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Pada percobaan pengukuran kalibrasi
tegangan osiloskop, dapat dilihat bahwa nilai tegangan yang keluar pada generator isyarat sesuai dengan
tegangan hasil pembacaan osiloskop. Hal itu menunjukkan kalibrasi tegangan benar. Cara kalibrasinya
pertama tentukan frekuensi dan tegangan yang diinginkan kemudian atur pada generator, setelah itu

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 6


atur pula tombol VoltDiv pada osiloskop sampai sesuai dengan nilai tegangan pada generator. Voltdiv
digunakan untuk mengatur batas pengukuran tegangan atau amplitude dalam 1 kotak atau div pada
batas posisi sisi atas dan sisi bawah kotak. Lebih tepatnya untuk menentukan besarnya tegangan yang
dihitung dalam tiap kotak. Dari tabel hasil percobaan kedua ditunjukkan bahwa nilai frekuensi keluaran
pada generator sama dengan nilai pembacaan osiloskop. Hal itu menandakan kalibrasi frekuensi benar.
Cara kalibrasinya pertama tentukan nilai frekuensi yang diinginkan, kemudian atur pada generator,
setelah itu atur pula tombol TimeDiv pada osiloskop sampai sesuai dengan nilai frekuensi pada
generator. Timediv digunakan untuk menentukan besarnya batas pengukuran periode (dalam sekon)
atau batas sisi kiri dan sisi kanan dalam 1 kotak atau div. Selain mengetahui cara menggunakan
generator isyarat dan osiloskop, kita juga belajar menggunkaan multimeter digital dan menyusun
rangkaian resistor pada breadboard. Multimeter digital dapat digunakan untuk mengukur tegangan
sumber, tegangan tiap resistor dan nilai hambatannya sendiri. Pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan multimeter digital akan dihasilkan nilai yang lebih akurat dibandngkan dengan osiloskop
yang cukup rumit dalam pengaturan dan kalibrasinya. Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai
akurasi yang baik yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Dapat juga dipahami sebagai
seberapa dekat hasil ukur dengan nilai benarnya. Dalam hal ini sebelum sebuah alat ukur digunakan,
harus dipastikan bahwa kondisi alat benarbenar dalam keadaan baik dan layak untuk digunakan, yaitu
alat dalam keadaan terkalibrasi dengan baik. Kalibrasi yang buruk akan menyebabkan ketidakpastian
hasil ukur menjadi besar. Klasifikasi Kelas Meter Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati
dengan harga sebenarnya. Perlu memperhatikan batas kesalahan yang tertera pada alat ukur tersebut.
Klasifikasi alat ukur listrik menurut Standar IEC no. 13B-23 menspesifikasikan bahwa ketelitian alat ukur
dibagi menjadi 8 kelas, yaitu : 0,05; 0,1 ; 0,2 ; 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,5 ; dan 5. Kelas-kelas tersebut artinya bahwa
besarnya kesalalahan dari alat ukur pada batas-batas ukur masing-masing kali ± 0,05 %, ± 0,1 %, ± 0,2 %,
± 0,5 %, ± 1,0 %, ± 1,5 %, ± 2,5 %, ± 5 % dari relatif harga maksimum. Dari 8 kelas alat ukur tersebut
digolongkan menjadi 4 golongan sesuai dengan daerah pemakaiannya, yaitu golongan dari kelas 0,05, 0,1,
0,2 termasuk alat ukur presisi yang tertinggi. Biasa digunakan di laboratorium yang standar. Golongan
alat ukur dari kelas 0,5 mempunyai ketelitian dan presisi tingkat berikutnya dari kelas 0,2 alat ukur ini
biasa digunakan untuk pengukuran-pengukuran presisi. Alat ukur ini biasanya portebel. Golongan dari
kelas 1,0 mempunyai ketelitian dan presisi pada tingkat lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5. Alat ini
biasa digunakan pada alat ukur portebel yang kecil atau alat-alat ukur pada panel. Golongan dari kelas
1,5, 2,5, dan 5 alat ukur ini dipergunakan pada panel-panel yang tidak begitu memperhatikan presisi dan
ketelitian[4]. Cara yang dilakukan dengan menggunakan MMD adalah dengan memutar petunjuk yang
ada pada multimeter tersebut dan dilakukan perhitungan untuk mencari nilai kuat arusnya dengan cara
manual melalui perhitungan. Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa nilai tegangan sumber yang
dihitung dengan menggunakan alat sama dengan manual melalui perhitungan.

Gambar 1.1 Rangkaian seri

Kuat arus yang melewati rangkaian dengan sumber tegangan pada 9 V menggunakan perhitungan
manual tiga kali percobaan dari suatu rangkaian seri di atas didapatkan nilai sebesar 0,1499 A; 0,1497 A;
0,1497 A sedangkan kuat arus yang melewati rangkaian dengan sumber tegangan 9 V menggunakan
multimeter digital adalah 0,1498 A. Nilai semua arus tersebut hampir sama besar, karena cara membuat
rangkaian sudah benar. Sedikit perbedaan hasil pada perhitungan dikarenakan pada saat mengukur
menggunakan multimeter digital tidak stabil maka menghasilkan data yang sedikit berbeda. Begitu pun

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 7


pada hasil data pengamatan kalibrasi tegangan dan frekuensi yang diperoleh, terdapat beberapa data
yang berbeda yang didapat pada osiloskop dan generator isyarat dengan hasil menghitung manual yang
disebabkan karena osiloskop yang digunakan adalah osiloskop digital sementara generator isyarat yang
digunakan adalah manual. Oleh karena itu hasil datanya berbeda.

Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja setiap peralatan yang berkaitan
dengan elektronika dasar, lalu dapat melakukan pengukuran dasar elektronika dengan benar seperti
generator isyarat, osiloskop, multimeter digital, resistor, dll. Cara menggunakan generator isyarat adalah
dengan cara menyetel generator sesuai apa yang kita ingin munculkan, pada osiloskop akan membaca
hasil dari generator. Keduanya erat dan tidak dapat dipisahkan. Selain mengetahui cara menggunakan
generator isyarat dan osiloskop, praktikum kali ini juga bertujuan untuk dapat memahami bagaimana
cara mengukur tegangan dan arus pada rangkaian menggunkaan multimeter digital dan menyusun
rangkaian resistor pada projectboard. Multimeter digital dapat digunakan untuk mengukur tegangan
sumber, tegangan tiap resistor dan nilai hambatannya sendiri. Caranya dengan cara memutar saja
pentunjuk yang ada pada multimeter tersebut dan dilakukan perhitungan untuk mencari nilai kuat
arusnya dengan cara manual melalui perhitungan.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 8


DAFTAR PUSTAKA

[1] Hartono, M.Si, Modul Praktikum Elektronika Dasar I, Universitas Jenderal Soedirman,

Purwokerto, 2020.

[2] http://www.slideshare.net/abeltasfir/modul-dasar-elektronika, diakses 31 Maret 2022,

20.10 AM.

[3] Irawan Febri, Pengukuran Komponen Elektronika , Universitas Sriwijaya, Inderalaya, 2010.

[4] https://www.tneutron.net/elektro/akurasi-dan-kalibrasi-alat-ukur/diakses 01 April 2022,


13.58 PM.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 9


LAMPIRAN

1.1 Tabel A.1 Hasil Kalibrasi Tegangan (VoltDiv)


No. Jumlah Kotak SkalaVoltDiv Nilai Tegangan
1. 5 1 5
2. 3 2 6
3. 1,6 5 8

1.2 Tabel B.1 Hasil Kalibrasi Frekuensi (TimeDiv)


No. Jumlah Kotak SkalaTimeDiv Nilai Tegangan
1. 1 1 mS 1
2. 0,5 0,5 4
3. 1 0,25 4

1.3 Tabel C.1 Pengukuran Tegangan AC dan Frekuensi dari Generator Isyarat dengan
Osiloskop.

Generator Isyarat CRO/Osiloskop


Amplitudo Frekuensi Teg-pp Frekuensi
5V 1 KHz 5V 1 KHz
6V 2 KHz 6V 4 KHz
8V 3 KHz 8V 4 KHz

1.4 Tabel D.1 Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik DC dengan MMD

Tegangan Sumber VAB VBC VCD I


(VAD)
9,25 V 0,705 V 1,482 V 7,04 V 0,1499 A
9,24 V 0,708 V 1,480 V 7,04 V 0,1497 A
9,24 V 0,707 V 1,479 V 7,04 V 0,1497 A

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 10


Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 11
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 12
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 13

Anda mungkin juga menyukai