Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

2008/2009

MODUL I PENGENALAN ALAT UKUR DAN RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

I.

TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat mengetahui cara pengukuran besaran-besaran arus, tegangan, dan resistansi dengan menggunakan multimeter. Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan, frekuensi, beda phase dari berbagai bentuk gelombang. Dapat mengukur, menghitung arus dan tegangan pada suatu beban dalam rangkaian yang bersifat linear dengan menerapkan teorema superposisi, substitusi.

II.

KOMPONEN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN


Multimeter Volmeter Osiloskop Sumber tegangan DC Generator Sinyal Resistor 2K2,4K7,1K(2),10K Kapasitor C =4,7 F dan C = 22 F Kabel dan jamper secukupnya

III.

DASAR TEORI
Alat Ukur a) Multimeter Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui nilai-nilai besaran listrik seperti tegangan, arus, hambatan, frekuensi, dan lain-lain. Multimeter dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

2008/2009

Multimeter Digital, penggunaan multimeter digital pada prinsipnya sama dengan menggunakan multimeter analog ditambah kelebihan yang tidak terdapat pada multimeter analog. Salah satu kelebihan dari multimeter digital ini adalah ketelitian, namun kelebihan ini dibayar dengan delay proses dan sampling yang lebih lama dibanding analog.

Multimeter Analog, salah satu kekurangan dari multimeter analog pembacaan hasil pengukuran yang cukup lama karena harus dahulu berdasarkan skala ukur yang digunakan.

adalah

dikonversi terlebih

b) Osiloskop Osiloskop merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layar Cathode Ray Tube(CRT) berupa grafik amplitudo terhadap waktu. Beberapa pengukuran pada osiloskop :

Pengukuran tegangan bolak-balik

Keterangan :
Ketika VOLTS/DIV = 0,05 V/DIV : Nilai puncak = 0,05 V/DIV x 6 DIV = 0,3 Vpp Bila memakai x10 probe, nilai puncak = 0,05 V/DIV x 6 DIV x 10 = 3 Vpp Harga efektif (rms) = Vpp/(22) = 3/(22) = 1,237

Volt

Pengukuran frekuensi 1. Cara langsung : Frekuensi sinyal yang diukur dapat ditentukan dari gambar di layar dimana : f = 1/T [Hz] T[detik] T = TIME/DIV x jumlah DIV(horizontal)

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2. Dengan osiloskop dual trace :

2008/2009

Sinyal yang akan diukur dihubungkan ke CH1, generator dengan frekuensi yang diketahui ke CH2. Frekuensi generator diubah sampai periode sinyal yang diukur sama dengan periode sinyal generator. Pada saat ini frekuensi generator sama dengan frekuensi yang diukur.

Pengukuran beda phase 1. Dengan osiloskop dual trace Sinyal pertama dihubungkan ke CH1, sinyal kedua ke kanal CH2. Pada osiloskop akan terlihat bentuk tegangan kedua sinyal tersebut, dimana beda phase dapat diketahui. T

Beda phase() =

T X 360 T

Komponen. a) Resistor Resistor merupakan komponen pasif yang berfungsi pokok untuk membagi tegangan dan membagi arus dalam rangkaian. Nilai atau besar hambatan pada resistor bermacam-macam dapat diketahui melalui gelang - gelang kode-kode warna pada resistor. . Salah satu cara untuk mengetahui harga resistansi suatu resistor adalah dengan membaca kode warnanya. Angka Angka Ketiga

Toleransi 3

Angka

Faktor

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

2008/2009

Dari kode warna suatu resistor dengan resistansi R ohm dan toleransi 10% akan berarti bahwa resistor tersebut mempunyai resistansi antara (R - 10% x R) dan (R + 10% x R).

Warna

Angka pertama

Angka kedua 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -

Faktor pengali 1 10 102 103 104 10


5

Toleransi

Hitam Coklat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Warna emas Warna perak Tanpa warna

1 2 3 4 5 6 7 8 9 -

1% 2% 4% 5% 10 % 20 %

106 10-1 10-2 -

b) Kapasitor Kapasitor adalah salah satu komponen reaktif yang memiliki kemampuan untuk menyimpan energi yang diberikan oleh komponen aktif(sumber arus atau sumber tegangan) dalam bentuk tegangan. Kapasitor terdiri dari dua buah plat yang disusun secara sejajar yang dipisahkan oleh bahan dielektrik. Biasanya pembaerian nama kapasitor tergantung dari bahan dielektriknya seperti elektrolit kapasitor (ELCO) yang memiliki bahan dielektrik berupa cairan elektrolit begiu pula dengan kapasitor mika da keramik. Untuk mengetahui nilai kapasitansi dari kapasitor berbeda - beda pada setiap jenisnya. Pada elektrolit kapasitor kita dapat langsung membaca nilai kapasitansinya lengkap dengan satuannya, demikian pula pada kapasitor keramik kita dapat langsung

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

2008/2009

membaca nilai tersebut namun dalam satuan pikofarad. Ada pula yang menggunakan pita warna seperti pada resistor.

c) Induktor Induktor merupakan komponen reaktif lainnya yang memiliki kemampuan untuk menyimpan energi yang diberikan oleh komponen aktif(sumber arus atau sumber tegangan) dalam bentuk arus. Salah satu bentuk induktor yang sering kita jumpai adalah kumparan yang biasa kita gunakan pada trafo.

Rangkaian Arus Searah 1 Rangkaian Linear Mengandung sumber-sumber linear Persamaan arus dan tegangan rangkaian merupakan persamaan linear.Suatu persamaan tegangan atau arus f(x) dikatakan linear jika f(kx) = k.f(x), dimana k adalah suatu konstanta.

2 Teorema Superposisi Teorema : Respon total arus/tegangan pada setiap titik dalam rangkaian linear yang mengandung lebih dari satu sumber bebas dapat dipandang sebagai jumlah respon yang disebabkan oleh masing-masing sumber secara independen, dimana sumber lain diganti dengan resistansi dalamnya.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK Ilustrasi :


R1 R3

2008/2009

I Vs
R2

Is

R1

R3

R1

R3

I1 Vs
R2

I2
R2

I = I1+ I2

Gambar 1 Resistansi dalam sumber arus adalah tak terhingga (Open-circiut), sedangkan resistansi dalam sumber tegangan adalah nol (Short-circuit). Untuk sumber tak bebas, teorema ini dapat diterapkan jika fungsi pengontrol berada diluar rangkaian utama (rangkaian yang mengandung sumber bebas).

3 Teorema Substitusi Teorema : Suatu komponen pasif (mis. R) yang dilalui oleh arus I dapat diganti dengan sumber tegangan Vs = IR ,dengan resistansi dalamnya sama dengan nol. Ilustrasi :
I
Rangkaian

I
+

Rangkaian

Gambar 2 Polaritas Vs sesuai dengan polaritas tegangan pada R

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

2008/2009

IV.

PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Pengukuran Resistansi 1. Ukurlah dengan menggunakan multimeter resistor R1. Dengan nilai R1 = 2K2,4K7,1K 2. Catahasil pengukuran dengan multimeter pada jurnal. 3. Bandingkan hasilnya dengan nilai resistansi yang tertera.

2. Pengukuran tegangan DC 1. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini. A

C 2. Beri tegangan input Vin sumber DC 5 Volt

3. Ukur tegangan pada R3=1K dengan menggunakan multimeter. Ubah nilai R1 dari 2K2, 4K7, dan 1K 4. Masukkan hasil pengukuran pada jurnal.

3. Pengukuran arus DC. 1. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini. A

C 2. Beri tegangan input Vin sumber DC 5 Volt

3. Ukur arus pada B-C dengan menggunakan multimeter. Ubah nilai R1 dari 2K2, 4K7, dan 1K. 4. Masukkan hasil pengukuran pada jurnal.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 4. Pengukuran Tegangan AC 1. Buatlah rangkaian seperti gabar dibawah ini.

2008/2009

2. Beri tegangan input Vin sumber AC 2 Vpp : f = 100 Hz. 3. Ukur tegangan yang mengalir pada R3 dengan menggunakan multimeter. 4. Masukkan hasil pengukuran sebagai VAB pada jurnal. 5. Ulangi percobaan diatas dengan merubah nilai R1.

5. Kalibrasi. 1. Kondisi tombol volt/div, time/div, gain x apl harus pada kedudukan kalibrasi. 2. Hubungkan output kalibrator dengan input X osiloskop (Ch1 atau Ch2). Set agar tampilan yang terukutr 0.5 Vp-p. 3. Ukur tegangan harga volt/div yang diketahui pada jurnal. Masukkan nilai Divisi Vertikal dan nilai tegangan. 4. Ukur periode untuk harga time/div yang diketahui pada jurnal. Masukkan nilai Divisi Vertikal dan nilai tegangan.

6. Pengukuran Tegangan Bolak Balik. 1. Atur output generator sinyal pada frekuensi 1 kHz, amplitudo 2 Vrms dan 3 Vrms (ukur dengan multimeter). 2. Selanjutnya ukurlah dengan osiloskop, hubungkan : Probe positif /merah generator Probe positif/merah osiloskop. Probe negatif /hitam generator Probe negatif/hitam osiloskop.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 7. Pengukuran Beda Phase. 1. Buatlah rangkain seperti dibawah ini.
C

2008/2009

V in

V out

2. Atur generator sinyal pada gelombang sinusoidal 2 Vp-p dan frekuensi 200 KHz. 3. Hubungkan probe osiloskop Ch1 pada input rangkaian. 4. Hubungkan probe osiloskop Ch2 dengan ouput pada rangkaian (pada R) 5. Tampilkan kedua sinyal tersebut (sinyal Ch1 dan sinyal Ch2) 6. Ukur T dan T, dengan nilai R = 10 K. 7. Masukkan nilai hasil pengukuran pada jurnal dan hitung beda phasanya dengan rumus yang terdapat di modul. 8. Lakuakn kembali percobaan diatas dengan merubah nilai C.

8. Pengukuran frekuensi 1. Menggunakan frekuensi generator yang diketahui (berapa saja). 2. Hubungkan probe dari generator sinyal dan osiloskop dengan ketentuan sebagai berikut: Probe positif /merah generator Probe positif/merah osiloskop. Probe negatif /hitam generator Probe negatif/hitam osiloskop. 3. Ukur secara langsung menggunakan osiloskop dengan menekan tombol VOLT dan TIME pada readout section sekaligus.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 9. Teorema Superposisi 1. Buatlah rangkaian sperti bibawah ini. A B

2008/2009

2K2 12VDC 4K7

1K 1K

I4

6VDC

Saat Tegangan V1 aktif, Beri tegangan DC pada V1 sebesar 12 volt. Tegangan yang diberikan pada V2 sebesar 0 Volt (V2 dihubung singkat). Ukurlah I4 menggunakan multimeter. Masukkan hasil pengukuran yang diperoleh ke dalam jurnal Ukur tegangan Vab dengan menggunakan multimeter. Masukkan hasil pengukuan yang diperoleh ke dalam jurnal.

Saat Tegangan V2 aktif 1. Beri tegangan DC pada V2 sebesar 6 volt. 2. Tegangan yang diberikan pada V1 sebesar 0 Volt (V2 dihubung singkat). 3. Ukurlah I4 menggunakan multimeter. 4. Masukkan hasil pengukuran yang diperoleh ke dalam jurnal. 5. Ukur tegangan Vab dengan menggunakan multimeter. 6. Masukkan hasil pengukuan yang diperoleh ke dalam jurnal.

Saat tegangan V1 dan V2 aktif. 1. Beri tegangan DC pada V1 sebesar 12 volt. 2. Tegangan DC yang diberikan pada V2 sebesar 6 Volt.

10

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 3. Ukurlah I4 menggunakan multimeter. 4. Masukkan hasil pengukuran yang diperoleh ke dalam jurnal. 5. Ukur tegangan Vab dengan menggunakan multimeter. 6. Masukkan hasil pengukuan yang diperoleh ke dalam jurnal.

2008/2009

10. Teorema Substitusi Langkah pertama 1. Buatlah rangkaian seperti dibawah ini:
R1 R3 a I4 V1 R2 R4 I2

2. Beri tegangan DC pada V1 sebesar 12 volt. 3. Ukurlah besar nilai I2 dengan menggunaakan multimeter. 4. Ukurlah besar nilai I4 dengan menggunakan multimeter. 5. Ukurlah besar nilai VAB dengan menggunakan multimeter. 6. Masukkan hasil pengukuran pada jurnal.

Langkah kedua 1. Buatlah rangkaian seperti dibawah ini:

2. Beri tegangan DC pada V1 sebesar 12 volt. 3. Tegangan DC pada V2 sebesar V2= I4xR4 volt. 4. Ukurlah besar nilai I2 dengan menggunakan multimeter.

11

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 5. Ukurlah besar nilai VAB dengan menggunakan multimeter. 6. Masukkan hasil pengukuran pada jurnal.

2008/2009

V.

REFERENSI
Laboratorium Rangkaian Listrik, Modul Percobaan Rangkaian Listrik, STT Telkom, Bandung, 2000. Johnson, David E.,Johnson, Johnny R., Hilburn, John L., Scott, Peter D., Electric Circuit Analysis 3rd Edition, Prentice Hall, New Jersey, 1997. Edminister, Joseph A., Rangkaian Listrik, Seri Buku Schaum, Penerbit Erlangga, Edisi II, 1990. Hayt, H; Kemmerly E & Pantur, S, Rangkaian Listrik I, Penerbit Erlangga, Edisi IV, 1992. Johnson & Hilburn, Electric Circuit Analysis, Penerbit Prentice Hall, Edisi II, 1992.

12

Anda mungkin juga menyukai