Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEKNIK GELOMBANG MIKRO &FREKUENSI TINGGI

REFLEKSI

Dibuat Oleh :
Nama : Nurhaliza
Nim : 2101052018
Kelas : 2D D3 Teknik Telekomunikasi
Dosen Pengampu : Siska Aulia, ST.,MT

POLITEKNIK NEGERI PADANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
2022/2023
BAB 1
PEMBAHASAAN
1. Teori Dasar

Koefisien refleksi adalah perbandingan amplitudo antara sinyal yang


dipantulkan oleh perangkat penerima dengan sinyal yang dikirimkan oleh sumber.
Sinyal yang dipantulkan memiliki arah yang berlawanan dipantulkan memiliki arah yang
berlawanan dengan sinyal yang dikirimkan. Definisi koefisien refleksi dinyatakan seperti
pada persamaan 1, yaitu perbandingan sinyal yang dipantulkan dengan sinyal yang
dikirimkan Sinyal yang dikirimkan melalui saluran transmisi diterima seluruhnya oleh
penerima jika tidak ada perbedaan impedansi antara saluran transmisi dengan penerima
atau disebut dengan matching impedance Perangkat sinyal RF pada umumnya memiliki
impedansi 50 Ω. Sinyal RF memiliki rentang frekuensi 3 kHz sampai dengan 300 GHz.
Dalam prakteknya, tidak ditemukan adanya perangkat yang memiliki matching
impedance yang sempurna sehingga hal ini menimbulkan adanya koefisien refleksi.

dimana:
Γ adalah koefisien refleksi,
V- adalah amplitudo sinyal yang dipantulkan,
V+ adalah amplitudo sinyal yang dikirimkan.
Nilai mutlak koefisien refleksi berada dalam rentang 0 dan 1. Koefisien refleksi
bernilai 0 berarti terdapat matching impedance antara saluran transmisi dengan perangkat
penerima. Dalam kondisi ideal tersebut, seluruh sinyal dari sumber diserap oleh
penerima. Sebaliknya, koefisien refleksi bernilai 1 1 menunjukkan bahwa saluran
transmisi dan perangkat penerima adalah fully mismatch sehingga seluruh sinyal RF
dipantulkan kembali oleh penerima. Koefisien refleksi merupakan fungsi dari perubahan
perubahan impedansi dalam saluran transmisi seperti pada persamaan 2
Vector Network Analyzer (VNA) merupakan salah satu perangkat yang
digunakan untuk mengukur koefisien refleksi pada sinyal RF Dalam VNA, terdapat
sumber sinyal dan penerima (receiver). Besarnya nilai koefisien refleksi dapat diplot
dalam tampilan VNA. Pada umumnya VNA memiliki interface dua port . VNA dapat
mengukur forward dan reverse dari reflection dan transmission responses responses (S-
parameters) pada perangkat RF.( S-parameters) pada perangkat RF Hasil pengukuran
VNA dinyatakan dalam S-parameter yaitu S 11, S22, S21 dan S12. S11 dan S22 merupakan
koefisien refleksi, sedangkan S21 dan S12 adalah koefisien transmisi. S11 merupakan
koefisien reflekesi pada port 1 yang disebut juga sebagai forward reflection
coefficient, sedangkan S22 merupakan koefisien refleksi pada port 2 dan disebut
sebagai reverse reflection coefficient. S21 adalah koefisien transmisi dari port 1 ke port 2
atau forward reflection coefficient, sedangkan S12 adalah koefisien transmisi dari port
2 ke port 1 atau reverse reflection coefficient.
Pada pengukuran koefisien refleksi sumber sinyal dan receiver berada dalam satu
port. Pengukuran S11 dan S22 dapat dilakukan hanya dengan menggunakan satu port
VNA, sedangkan pengukuran S21 dan S12 menggunakan dua port VNA. Untuk efisiensi,
pengukuran koefisien refleksi pada peralatan dua port dilakukan sekaligus menggunakan
dua port VNA. Gambar 1 menunjukkan model pengukuran S-parameter

Gambar 1 model pegukuran s- parameter pada VNA

Dimana:
S11 adalah koefisien refleksi pada port 1
a1 adalah amplitudo sinyal yang masuk pada port 1,

b1 adalah amplitudo sinyal yang dipantulkan oleh port 1.

Dimana :
S22 adalah koefisien refleksi pada port 2,
a2 adalah amplitudo sinyal yang masuk pada port 2,

b2 adalah amplitudo sinyal yang dipantulkan dari port 2.

VNA dapat digunakan untuk mengukur S-parameter dari peralatan seperti RF power
sensor, attenuator, antena, konektor dan beban. Peralatan tersebut banyak digunakan
dalam sistem transmisi pada industri telekomunikasi. RF power sensor digunakan pada
sisi transmitter untuk mengirimkan power ke receiver. Attenuator digunakan di bagian
receiver untuk mengurangi daya yang dikirim oleh sumber .
2. Sistem Pengukuran
Pengukuran koefisien refleksi menggunakan VNA memberikan hasil pengukuran
yang akurat dan presisi Hasil pengukuran ditampilkan dan dapat disimpan secara otomatis
oleh VNA sehingga proses pengukuran berjalan secara efisien. Untuk peralatan satu port,
pengukuran koefisien refleksi hanya mengunakan port 1 VNA. Ketika mengukur
peralatan dua port maka kedua port VNA digunakan. Dalam pengukuran ini, VNA
merupakan standar alat ukur yang digunakan untuk mengukur device under test (DUT)
antara lain thermocouple power sensor, thermistor mount, dan attenuator Pengukuran
dilakukan dalam rentang frekuensi 10 MHz sampai dengan 3 GHz.
Kalibrasi internal terhadap VNA dilakukan terlebih dahulu sebelum pengukuran
koefisien refleksi. Kalibrasi internal tersebut harus dilakukan untuk memastikan error-
correction VNA. Calibration kit yang terdiri dari perangkat open, short, load dan
through digunakan untuk kalibrasi internal VNA. Pada Gambar 2 dapat dilihat proses
kalibrasi internal VNA pada kedua port. Perangkat open, short, load diukur secara
bergantian oleh port 1 VNA dan kemudian ketiga standar tesebut diukur secara
bergantian oleh port 2. Setelah itu, port 1 dan port 2 VNA dihubungkan oleh perangkat
through yaitu berupa connector dan pada tahap akhir kalibrasi internal masing-masing
port 1 dan port 2 dihubungkan dengan load. Kalibrasi internal VNA mengeliminasi
reflection tracking error, directivity error, source match error, transmission tracking
error, crosstalk error dan load match error sehingga menghasilkan pengukuran yang
akurat. Ketertelusuran pengukuran diperoleh melalui calibration kit tersebut Diagram
blok pengukuran koefisien refleksi pada peralatan 1 port dapat dilihat pada Gambar 3,
sedangkan Gambar 4 menunjukkan pengukuran koefisien refleksi untuk peralatan 2 port.
Switch pada sumber sinyal RF dapat dipilih untuk mengirimkan sinyal melalui port 1 atau
port 2. Directional coupler digunakan untuk memisahkan sinyal RF menjadi sinyal IF.
Lo source berfungsi sebgai sumber sinyal IF. Pada metode ini, amplitudo sinyal IF sama
dengan amplitudo sinyal RF
Gambar 2. Kalibrasi internal VNA

Pada pengukuran koefisien refleksi di port 1 (forward direction), sinyal RF dikirim


dari sumber RF melalui port 1 ke DUT dan sinyal RF yang dipantulkan menuju mixer A
yang mengubah sinyal RF menjadi sinyal IF. Receiver A mengukur sinyal IF dari mixer
A. Koefisien refleksi ditentukan melalui ratio dari amplitudo sinyal yang terukur oleh
receiver A dan sinyal input dari port 1 seperti pada persamaan 3. Sedangkan pada
pengukuran koefisien refleksi di port 2 (reverse direction), sinyal RF dikirim dari sumber
melaui port 2 ke DUT dan sinyal RF yang dipantulkan menuju mixer B. Receiver B
mengukur sinyal sinyal IF dari mixer B. Koefisien refleksi dikalkulasi seperti pada
persamaan 4. Proses transmisi sinyal untuk pengukuran koefisien refleksi peralatan dua
port dilakukan secara bergantian melalui forward direction dan reverse direction. Switch
secara otomatis melakukan pergantian dalam forward direction dan reverse direction
Hasil pengukuran koefisien refleksi ditampilkan secara otomatis pada layar VNA dan
dapat disimpan dalam direktori file VNA .

Gambar 3. Pengukuran koefisien refleksi pada peralataan satu port


3. Refleksi (pemantulan )

Refleksi (Pemantulan) adalah pembalikan arah rambat gelombang karena


membentur suatu medium yang tidak dapat ditembus oleh gelombang tersebut. Dalam
pemantulan gelombang berlaku hukum pemantulan gelombang yaitu : Besar sudut
datangnya gelombang sama dengan besar sudut pantul gelombang.
Pemantulan gelombang (Refleksi), terjadi pada saat sebuah gelombang yang merambat
dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media lainnya.
maka dari itu, pemantulan gelombang terjadi saat sudah adanya bunyi datang lalu akan
memantul pada suatu bidang datar kemudian menjadi bunyi pantul yang kita dengarkan.
jadi, refleksi gelombang dapat terjadi saat mengenai dinding penghalang.
BAB II
PENUTUP
4. KESIMPULAN
Sistem pengukuran koefisien refleksi pada rentang frekuensi 10 MHz sampai dengan 3
GHz telah dapat dilakukan di Puslit Metrologi LIPI dengan menggunakan VNA.
Koefisien refleksi menentukan mismatch error dalam pengukuran RF power.
Thermocouple power sensor memiliki koefisien refleksi lebih kecil dibandingkan dengan
thermistor mount, sehingga menghasilkan mismatch error yang lebih kecil juga. Untuk
mendapatkan koefisien refleksi yang lebih kecil atau lebih baik, maka dapat menyisipkan
attenuator antara sumber sinyal dan penerima. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan ketidakpastian pengukuran koefisien refleksi dan menambah rentang
frekuensi pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

< Zhang, Haikuo, Cui, Xiaohai and Li, Yong. 2014. Analysis of Physical Significance of
Reflection Coefficient of Equivalent Signal Source and Application in Power Sensor Calibration.
Proceedings of Precision Electromagnetic Measurement. Rio de Janeiro.
< Agilent. 2004. Network Analyzer Basics. Agilent Technologies.
< Juroshek, John. 1997. A Direct Calibration Method for Measuring Equivalent Source
Mismatch. Microwave Journal. Boulder.
< Gebs, Bernhart A. 2002. Reflection Coefficient Applications in Test Measurements, Belden
Electronics.

Anda mungkin juga menyukai