PEMBIMBING
Koesmarijanto, ST., MT
Disusun Oleh :
S1
1
S2
0
P Out Sensitivitas
Menghitung λ
𝐂
𝛌=
𝐟
300.000 km
λ=
434 Mhz
𝛌 = 𝟎. 𝟔𝟗 𝐦
Pengukuran Matching Antena Folded dipole
a. Menentukan Refleksi Antena
SWR UF = 100%
Pout = 2 Watt
UR terbaca = 27 %
𝑈𝑅
𝑟=
𝑈𝐹
27
𝑟=
100
𝑟 = 0.27
𝒓 = 𝟎. 𝟐𝟕 %
Menghitung Reflected Power
𝑃𝑅 = 𝑟 2 . 𝑃𝑂𝑢𝑡
𝑃𝑅 = (0.27)2 . 2 𝑊
𝑷𝑹 = 𝟎. 𝟏𝟒𝟕 𝑾
b. Menghitung Daya yang Diradiasikan Antena
𝑃𝜏 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 - 𝑃𝑅
𝑃𝜏 = 2 − 𝟎. 𝟏𝟒𝟕
𝑷𝝉 = 𝟏. 𝟖𝟓𝑾
c. Menghitung SWR
1+𝑟
𝑆𝑊𝑅 =
1−𝑟
1 + 0.27
𝑆𝑊𝑅 =
1 − 0.27
1.27
𝑆𝑊𝑅 =
0.73
𝑺𝑾𝑹 = 𝟏. 𝟕𝟒
19
𝑟=
100
𝑟 = 0.19
𝒓 = 𝟎. 𝟏𝟗 %
Menghitung Reflected Power
𝑃𝑅 = 𝑟 2 . 𝑃𝑂𝑢𝑡
𝑃𝑅 = (0.19)2 . 2 𝑊
𝑷𝑹 = 𝟎. 𝟎𝟕𝟐 𝑾
b. Menghitung Daya yang Diradiasikan Antena
𝑃𝜏 = 𝑃𝑂𝑢𝑡 - 𝑃𝑅
𝑃𝜏 = 2 − 𝟎. 𝟎𝟕𝟐
𝑷𝝉 = 𝟏. 𝟗𝟐𝟖𝑾
c. Menghitung SWR
1+𝑟
𝑆𝑊𝑅 =
1−𝑟
1 + 0.19
𝑆𝑊𝑅 =
1 − 0.19
1.19
𝑆𝑊𝑅 =
0.81
𝑺𝑾𝑹 = 𝟏. 𝟒𝟔
Distribusi Arus
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Arus
7 Distribusi Arus
6
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Arus
6. Analisa Data
Matching Impedance :
Dalam hasil percobaan tersebut, Antena Pemancar terbagi menjadi 2 Jenis, folded Dipole
dan Antena double dipole. Dimana, yang menghasilkan nilai SWR (Standing Wave Ratio)
pada kedua Antena tersebut dengan nilai yang mendekati sama. Hal ini dikarenakan nilai
factor refleksi pada kedua jenis Antena nilainya mendekati kesamaan. Hal itu
menyebabkan nilai matching impedansinya hampir sama. semakin tinggi nilai factor
refleksi maka SWR semakin tinggi hal ini dibuktikan dengan factor refleksi dari folded
dipole yaitu 0.27 yang memiliki SWR 1.74 dengan factor refleksi yang dimiliki oleh
double dipole sebesar 0.19 yang memiliki swr 1.46 . Dengan demikian kualitas
pemancaran daya menjadi tidak optimal hal ini bisa dilihat pada hasil percobaan dimana
folded dipole dengan SWR yang lebih tinggi daya yang dipancarkan hanya 1.85 W
sedangkan pada antenna double dipole dengan SWR yang lebih rendah daya yang
dipancarkan sebesar 1.928 W. Dan Daya yang kembali akan semakin tinggi (folded dipole
0.147 dan double dipole 0.072)
7. Kesimpulan
a. Nilai SWR pada Folded dipole = 1,74. Nilai SWR pada double dipole = 1,46
b. Nilai daya yang diradiasikan pada folded dipole yaitu 1,85 sedangkan pada double
dipole 1,928.
c. Semakin jauh jarak arus, maka semakin rendah nilai arus yang dipancarkan ke
Antena
ANTENA PENERIMA
1. Tujuan
1.1 Mengertikeperluan matching polarisasi antenna pemancardanpenerima.
1.2 Mengenalkemungkinanisolasisinyalolehpengoperasian system yang
menggunakandiversipolarisasi.
1.3 Mengertihambatandalamtransmisi
antarpemancardanpenerima,dapatmenyebabkaninterferensisinyal.
1.4 Menghitungpelemahanruangbebas (free space) antarapemancardanpenerima.
1.5 Menentukanperbedaan level sinyaldanpelemahandalam decibel (dB).
1.6 Mengukurpenurunankuatmedansinyal, denganbertambahnyajarakantarapenerima.
1.7 Menentukanbeberapajenis antenna yang
menunjukkanperbedaanpengarahandandapatmengetahuiperbedaankuatsinyalpadapene
rimadaridayapemancar yang sama.
2. Perangkat yang Digunakan
Jumla Gambar
No NamaAlat/Komponen
h
1 Pemancar UHF 1
2 Penerima UHF 1
2 Antena 2- elemen 1
3. Set Up Perangkat
3.1 Pengaturan Pemancar
3.3 PengaturanPadaPenerima
1) Pasang antenna pada tiang yang telah disediakan pada unit penerima.
2) Hubungkan kabel Power pemancar dengan tegangan jala-jala listrik.
3) Hubungkan Antena dengan kabel koaksial ke RF detector pada penerima.
4. Prosedur Percobaan
4.1 Perhitungan Pelemahan Dengan Menggunakan Rumus
𝐶 4𝜋𝑅
𝜆= ; 𝑁 = 20 log ( )
𝑓 𝜆
titik pada garisnya dengan nilai panjang gelombang yang telah diperoleh.
3) Kemudian beri titik pada range 3 m
4) Tarik garis dari titik panjang gelombang sampai ke range, maka akan diperoleh nilai
dari N atau attenuation dan catat hasilnya pada table.
5) Ulangi langkah 2 sampai 4 pada range 30m, 300m, 3000m, dan 30000m.
4.3 Co-Polarisasi
1) Pasang Folded Dipole pada pemancar secara horizontal dan atur daya pemancar 0,1
W.
2) Pasang antena – 2 elemen pada penerima secara horizontal dengan dipole yang lebih
pendek diarahkan ke pemancar.
3) Jarak antara pemancar dan penerima adalah 0,5 m. Setelah itu hubungkan input
penerima dan atur control “Sensitivity” untuk penyimpangan yang besar.
4) Amati pembacaan pada meter penerima dan catat hasilnya
4.4 Cross-Polarisasi.
1) Pasang Folded Dipole pada pemancar secara horizontal dan atur daya pemancar 0,1
W.
2) Pasang antena – 2 elemn pada penerima secara vertikal dengan dipole yang lebih
pendek diarahkan ke pemancar.
3) Jarak antara pemancar dan penerima adalah 0,5 m. Setelah itu hubungkan input
penerima dan atur control “Sensitivity” untuk penyimpangan yang besar
4) Amati pembacaan pada meter penerima dan catat hasilnya.
5) Naikkan daya pemancar untuk beberapa pengukuran.
5 Data Pengukuran
5.1 Perhitungan Pelemahan Dengan Menggunakan Rumus
𝐶 3 . 108
𝜆= = = 0,69𝑚 = 69𝑐𝑚
𝑓 434 . 106
R=3m R = 30 m
4𝜋𝑅 4𝜋𝑅
𝑁 = 20 log ( ) 𝑁 = 20 log ( )
𝜆 𝜆
4 .3,14 .3 4 .3,14 .30
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( ) = 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
0,69 0,69
= 20 log(54,6) = 34,745 𝑑𝐵 = 20 log(546,087) = 54,745 𝑑𝐵
R = 300 m R = 3000 m
4𝜋𝑅
𝑁 = 20 log ( )
4𝜋𝑅 𝜆
𝑁 = 20 log ( )
𝜆 4 .3,14 .3000
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
4 .3,14 .300 0,69
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
0,69 = 20 log(54608,695) = 94,745 𝑑𝐵
= 20 log(5460,87) = 74,745 𝑑𝐵
R = 30000 m
4𝜋𝑅
𝑁 = 20 log ( )
𝜆
4 .3,14 .30000
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
0,69
= 20 log(546086,956) = 114,745 𝑑𝐵
Jarak (m) N
3 34,745 dB
30 54,745dB
300 74,745dB
3000 94,745Db
30000 114,745dB
69
3 35
30 54
300 75
3000 94
30000 114
Sehingga didapatkan :
Sensitivitas 50 % 50 %
1 + 0.19
𝑆𝑊𝑅 =
1 − 0.19
1.19
𝑆𝑊𝑅 =
0.81
𝑺𝑾𝑹 = 𝟏. 𝟒𝟔
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Arus
b. Double dipole
Distribusi Arus
7
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Arus
Analisa Data :
Matching impedance
Dalam hasil percobaan tersebut, Antena Pemancar terbagi menjadi 2 Jenis, folded Dipole dan
Antena two pair. Yang memiliki frekuensi kerja sebesar 434 MHz sehingga didapatkan nilai
lambda senesar 0.69 m atau 69 cm. Dimana menghasilkan nilai SWR (Standing Wave Ratio)
pada kedua Antena tersebut dengan nilai yang mendekati sama. Hal ini dikarenakan nilai factor
refleksi pada kedua jenis Antena nilainya mendekati kesamaan untuk nilai factor refleksi folded
dipole sendiri yaitu 0,27 dan untuk doble dipole yaitu 0.19 selisihnya sekitar 8%. Hal itu
menyebabkan nilai matching impedansinya hampir sama. semakin tinggi nilai factor refleksi.
maka SWR semakin tinggi dimana untuk folded dipole nilai SWR = 1,72 sedangkan untuk
double dipole memiliki SWR sebesar 1.46 . Dengan demikian kualitas pemancaran daya
menjadi tidak optimal pada folded dipole yang miliki SWR lebih tinggi memiliki kulaitas
pemancaran daya yang lebih kecil yaitu sebesar 1.85W sedangkan pada double dipole yang
memiliki SWR lebih kecil, daya yang dipancarkan lebih besar yaitu sebesar 1.928W . Dan Daya
yang kembali akan semakin tinggi.
Distribusi Arus dan Tegangan
Semakin jauh jarak probe arus, maka semakin rendah nilai arus yang dipancarkan dari Antena.
Nilai arus tertinggi berada di ujung-ujung saluran disebut loop dan nilai arus terendah berada di
tengah/pusat antenna disebut dengan simpul.
Kesimpulan
a. Nilai SWR untuk folded dipole = 1.72 dan untuk double dipole sebesar 1.46
b. Daya yang dipancarkan untuk folded dipole sebesar 1.85 dan double dipole sebesar 1.92
c. Daya yang kembali untuk folded dipole sebesar 0.147 sedangkan untuk double dipole
sebesar 0.072
d. Nilai distribusi arus tertinggi berada diujung-ujung antena dengan nilai sebesar 6
Ampere.
ANTENA PENERIMA
1. Tujuan
1.8 Mengerti keperluan matching polarisasi antenna pemancar dan penerima.
1.9 Mengenal kemungkinan isolasi sinyal oleh pengoperasian system yang menggunakan diversi
polarisasi.
1.10 Mengerti hambatan dalam transmisi antar pemancar dan penerima, dapat menyebabkan
interferensi sinyal.
1.11 Menghitung pelemahan ruang bebas (free space) antara pemancar dan penerima.
1.12 Menentukan perbedaan level sinyal dan pelemahan dalam decibel (dB).
1.13 Mengukur penurunan kuat medan sinyal, dengan bertambahnya jarak antara penerima.
1.14 Menentukan beberapa jenis antenna yang menunjukkan perbedaan pengarahan dan dapat
mengetahui perbedaan kuat sinyal pada penerima dari daya pemancar yang sama.
2. Perangkat yang Digunakan
No NamaAlat/Komponen Jumlah Gambar
1 Pemancar UHF 1
2 Penerima UHF 1
2 Antena 2- elemen 1
KabelKoaksial (50Ω),
4 2
Panjang 1 m
3.Set Up Perangkat
3.1 Pengaturan Pemancar
3) Hubungkan kabel Power pemancar dengan tegangan jala-jala listrik.
4) Hidupkan pemancar dengan memindah switch power keatas. Pemancar akan
membangkitkan frekuensi 434 Mhz, dengan daya yang dihasilkan pemancar antara 0 sampai
2 watt.
3.2 Pengaturan Daya Pada Pemancar
3) Untuk mengatur daya pada pemancar, set switch S1 keatas.
4) Lalu putar control “ Pout ”.Gunakan skala Watt ( 0 Watt – 2 Watt) pada “Skala Meter” untuk
melihat berapa daya yang dikeluarkan oleh pemancar.
3.3 Pengaturan Pada Penerima
4) Pasang antenna pada tiang yang telah disediakan pada unit penerima.
5) Hubungkan kabel Power pemancar dengan tegangan jala-jala listrik.
6) Hubungkan Antena dengan kabel koaksial ke RF detector pada penerima.
4.Prosedur Percobaan
4.1 Perhitungan Pelemahan Dengan Menggunakan Rumus
𝐶 4𝜋𝑅
𝜆= ; 𝑁 = 20 log ( )
𝑓 𝜆
5) Pasang Folded Dipole pada pemancar secara horizontal dan atur daya pemancar 0,1 W.
6) Pasang antena – 2 elemen pada penerima secara horizontal dengan dipole yang lebih pendek
diarahkan ke pemancar.
7) Jarak antara pemancar dan penerima adalah 0,5 m. Setelah itu hubungkan input penerima
dan atur control “Sensitivity” untuk penyimpangan yang besar.
8) Amati pembacaan pada meter penerima dan catat hasilnya
4.4 Cross-Polarisasi.
6) Pasang Folded Dipole pada pemancar secara horizontal dan atur daya pemancar 0,1 W.
7) Pasang antena – 2 elemn pada penerima secara vertikal dengan dipole yang lebih pendek
diarahkan ke pemancar.
8) Jarak antara pemancar dan penerima adalah 0,5 m. Setelah itu hubungkan input penerima
dan atur control “Sensitivity” untuk penyimpangan yang besar
9) Amati pembacaan pada meter penerima dan catat hasilnya.
10) Naikkan daya pemancar untuk beberapa pengukuran.
4.6 Perhitungan Pelemahan Antara Antena Pemancar dan Penerima
9) Tempatkan pemancar dan penerima dengan jarak antara 0.5 m.
10) Pasang Folded Dipole padapemancar secara horizontal. Pasang Antena - 2
elemenpadapenerimasecarahorizontaldengan dipole yang lebihpendekdiarahkankepemancar.
Setelahituhubungkan Input penerimadanatur control “Sensitivity” untukpenyimpanganjarum
yang besar.
11) Aturdayapemancaragar pada meter penerimapadapenyimpanganskalatengah.
12) Catatberapadaya yang dipancarkanolehpemancar.
13) Kurangidayapemancar 0,1 W, catatberapapenyimpanganpada meter penerima.
14) Tambahkanjarakantarapemancardanpenerimamenjadi 1meter, naikkandayapemancar agar
pembacaan meter sepertisebelumnya(Meter penerimatetap pada 50 % / tengah-tengah).
Catatberapadaya yang dipancarkanolehpemancar.
15) Tambahkanjarakantarapemancardanpenerimamenjadi 2 meter, naikkandayapemancar
agar pembacaan meter sepertisebelumnya (Meter penerimatetap pada 50 % / tengah-tengah).
Catatberapadaya yang dipancarkanolehpemancar.
16) Tempatkanelemen director yagidalamsumburadiasiantarapemancardanpenerima.
Jugadalamposisi cross polarisasidan Co Polarisasi. Amati Apapengaruhnya.
5 Data Pengukuran
5.1 Perhitungan Pelemahan Dengan Menggunakan Rumus
𝐶 3 . 108
𝜆= = = 0,69𝑚 = 69𝑐𝑚
𝑓 434 . 106
R=3m R = 30 m
4𝜋𝑅 4𝜋𝑅
𝑁 = 20 log ( ) 𝑁 = 20 log ( )
𝜆 𝜆
4 .3,14 .3 4 .3,14 .30
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( ) = 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
0,69 0,69
= 20 log(54,6) = 34,745 𝑑𝐵 = 20 log(546,087) = 54,745 𝑑𝐵
R = 300 m R = 3000 m
4𝜋𝑅
𝑁 = 20 log ( )
4𝜋𝑅 𝜆
𝑁 = 20 log ( )
𝜆 4 .3,14 .3000
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
4 .3,14 .300 0,69
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
0,69 = 20 log(54608,695) = 94,745 𝑑𝐵
= 20 log(5460,87) = 74,745 𝑑𝐵
R = 30000 m
4𝜋𝑅
𝑁 = 20 log ( )
𝜆
4 .3,14 .30000
= 20 𝑙𝑜𝑔 ( )
0,69
= 20 log(546086,956) = 114,745 𝑑𝐵
Jarak (m) N
3 34,745 dB
30 54,745dB
300 74,745dB
3000 94,745Db
30000 114,745dB
Jarak (m) N
3 35
30 54
300 75
3000 94
30000 114
Sehingga didapatkan :
Sensitivitas 50 % 50 %
6. Analisa Data :
Pelemahan
Perhitungan
Sensitivitas 50 % 50 %
Dijelaskan dari table diatas bahwa daya awal sebesar 0.1 W kondisi jarak pemancar dan
penerima yaitu 0,5. Namun terjadi peningkatan daya ketika jarak pemancar ditambah
sebesar 1m dengan skala tengah dipertahankan. Sehingga perbandingan daya sebesar
1:3
Kemudian kita menambah jarak antenna sebesar 2m dengan daya yang sama yaitu
sebesar 3.75 namun sensitivitas atau skala tengah menjadi 40%. Setelah itu kita
meletakkan sebuah handprobe ditengah-tengan antara antenna pemancar dan
penerima dengan kondisi handprobe co dan cross. Dari data diatas dapat dilihat bahwa
saat posisi handprobe dan antenna yagi co maka sinyal semakin besar dan berlaku
kebalikannya untuk cross.
7. Kesimpulan :
a. Pelemahan ruang bebas berbanding lurus dengan jarak.
b. Pelemahan ruang bebas pada jarak 3 meter = 34,7dB , 30 meter = 54,7dB, 300
meter = 73,5dB , 3KM = 114,7dB
c. Semakin besar jarak pada co dan cross polarisasi maka daya akan semakin besar.
daya saat 0.5 meter sebesar 1W dan saat 1m sebesar 0,375W dengan skala
tengah tetap.
d. Pada jarak 2 meter posisi CO untuk handprobe dan antenna yagi nilai sinyal
mengalami perbesaran sebesar 43% dan 70%
e. Pada jarak 2 meter posisi Cross untuk handprobe dan antenna yagi nilai sinyal
mengalami penurunan sebesar 35% dan 20%
f. Daya pada jarak 2 meter tetap sebesar 0.375 W
1 Pemancar UHF 1
2 Penerima UHF 1
2 Antena 2- elemen 1
3. Set Up Perangkat
3.1 Pengaturan Pemancar
Antena Folded Dipole sebagai pemancar dan Antena 2 elemen dipasang sebagai penerima
dengan posisi Co Polarisasi Vertikal.
2) Atur daya pada pemancar agar meter penerima pada skala 100 %
3) Putar antenna penerima 180o, per step 10o,searah jarum jam.
4) Setelah selesai, Kembalikan posisi antenna ke posisi semula. Lalu Putar antenna penerima
180o, per step 10o,berlawanan dengan arah jarum jam.
5) Catat nilai meter penerima pada setiap step.
6) Ulangi prosedur di atas untuk antenna 2 elemen sebagai pemancar dan antenna Folded
Dipole sebagai penerima dengan posisi Co Polarisasi Vertikal.
6. Hasil Percobaan
6.1 Mengukur Diagram Polar Antena Dengan Polarisasi Horizontal
1. Antena Folded Dipole Pemancar dan Antena 2 Elemen Penerima
Searah Jarum Jam
No. Sudut RFin
1 0° 100%
2 10° 100%
3 20° 100%
4 30° 90%
5 40° 70%
6 50° 52%
7 60° 18%
8 70° 4%
9 80° 2%
10 90° 1%
11 100° 0%
12 110° 0%
13 120° 0%
14 130° 0%
15 140° 0%
16 150° 0%
17 160° 0%
18 170° 0%
19 180° 0%
DIAGRAM POLAR :
2 10° 90%0
3 20° 82%
4 30° 52%
5 40° 38%
6 50° 10%
7 60° 0%
8 70° 0%
9 80° 0%
10 90° 0%
11 100° 0%
12 110° 0%
13 120° 2%
14 130° 4%
15 140° 20%
16 150° 15%
17 160° 60%
18 170° 80%
19 180° 80%
DIAGRAM POLAR :
6.2 Mengukur Diagram Polar Antena Dengan Polarisasi Vertikal
1. Antena Folded Dipole Pemancar dan Antena 2 Elemen Penerima
Searah Jarum Jam
1 0° 100%
2 10° 82%
3 20° 76%
4 30° 58%
5 40° 36%
6 50° 24%
7 60° 18%
8 70° 14%
9 80° 4%
10 90° 2%
11 100° 0%
12 110° 0%
13 120° 0%
14 130° 0%
15 140° 0%
16 150° 0%
17 160° 0%
18 170° 0%
19 180° 0%
DIAGRAM POLAR :
1 0° 100%
2 10° 88%
3 20° 82%
4 30° 78%
5 40° 70%
6 50° 68%
7 60° 54%
8 70° 40%
9 80° 36%
10 90° 24%
11 100° 0%
12 110° 0%
13 120° 0%
14 130° 18%
15 140° 36%
16 150° 58%
17 160° 72%
18 170° 78%
19 180° 90%
DIAGRAM POLAR :
7.Analisa Data
8.Kesimpulan