DISUSUN OLEH :
Kelompok : Paraf
1. Azizah Fera Damaiyanti (3.33.16.1.04) ( )
Kelas : TK-2B
Tanggal Percobaan : 15 Maret 2018
Penyerahan Laporan : 22 Maret 2018
Dosen pengampu : Eko Supriyanto, S.T, M.T
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum,menyusun alat,memeriksa alat dan menganalisa data
diharapkan mahasiswa dapat :
Standing Wave Ratio (SWR) sering juga disebut Voltage Standing Wave Ratio
(VSWR).Umumnya transceiver mempunyai impedansi antenna 50Ω, bila dipasangkan
dengan antenna yang tidak sesuai( tidak 50Ω ), maka dikatakan transmisinya tidak
sesuai atau tidak matching. Hal ini menyebabkan timbulnya daya refleksi (reflected
power) pada saluran yang ber interferensi dengan daya maju (forward power).
Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri (standing wave) yang besarnya
tergantung dari besarnya daya refleksi.
Nilai SWR dapat dihitung melalui perbandingan Impedansi Beban terhadap impedansi
transmisi , yaitu :
VSWR didefinisikan sebagai perbandingan tegangan maksimum dan tegangan
minimum gelombang berdiri pada saluran transmisi :
vswr =
POWER
SUPPLY
V. LANGKAH KERJA
1. Install sesuai gambar
Output RF radio dihubungkan ke input Power dan SWR meter
Pasangkan dummyload ke output Power dan SWR meter
Hubungkan catu daya ke radio
2. Hidupkan Power Supply di ukur satu tegangan 13,8v menggunakan voltmeter
(multimeter) V DC
3. Atur Power dan SWR pada posisi : power, Reflected, 200 watt (turunkan 5 w)
4. Hidupkan radio TRX UHF, atur :
Kelompok 1 = 138.000 MHz
Kelompok 2 = 139.000 MHz
Kelompok 3 = 142.000 MHz
Kelompok 4 = 145.000 MHz
Kelompok 5 = 150.000 MHz
Kelompok 6 = 155.000 MHz
5. Menggunakan Power Low. Menekan ppt mic lalu dibaca jarum pada
penunjuk.
Pada percobaan kali ini menggunakan Transceiver ICOM 2730 yang merupakan Radio
RIG dual band yang dapat bekerja pada frekuensi 118 MHz – 174 MHz. Pengukuran
SWR dan Daya yang diterima. Antenna yang digunakan yaitu antenna Dummy Load.
Agar daya bisa dipancarkan semaksimal mungkin, impedansi output dari penguat daya
tingkat akhir harus sama dengan impedansi karakteristik saluran transmisi dan
impedansi dari antena. Untuk itu maka diperlukan penalaran pada matching network
yaitu untuk menyamakan impedansi.
Untuk mengukur SWR dan Daya menggunakan SWR meter dengan terlebih dahulu
menghubungkan SWR ke antenna penerima dan pemancar selain itu pada percobaan
ini dari frekuensi 145.000 MHz – 145.900 MHz daya Reflected yang diperoleh tidak
mengalami perubahan signifikan. Berdasarkan tabel hasil praktikum di atas dapat
dilihat bahwa perubahan frekuensi daya tidak terlalu terlihat, bahkan mendekati sama.
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin kecil indikator mengindikasikan power reflected RF nya semakin bagus
transmisi propagasi power dari antena.
2. Pada frekuensi 145.000MHz - 145.900Mhz daya reflected yang diperoleh tidak
mengalami perubahan yang signifikan dengan menggunakan dummyload.
3. Ultra High Frequency (UHF) merupakan gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi ultra tinggi antara 300 MHz sampai dengan 3 GHz (3.000 MHz).
4. Agar daya bisa di pancarkan semaksimal mungkin, maka impedansi output atau
keluaran dari penguat daya tingkat akhir harus sama dengan impedansi
kerakteristik saluran transmisi dan impedansi dari antena.