Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

NAMA : NURAFNI HAMDIKA PUTRI


NIM : 210103512002
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA ICP

CASE STUDY
Di sebuah kelas kita sering kali menjumpai peserta didik yang mengalami
kemampuan yang berbeda – beda dari segi tingkat kognitifnya, ada peserta didik yang
cepat mengerti ketika gurunya menjelaskan materi, ada pula sebaliknya dimana guru
harus menjelaskan berulang kali baru kemudian peserta didik tersebut bisa mengerti. Pada
sebuah kasus ditemukan ada seorang anak yang mengalami keterlambatan dalam berpikir
kita sebut saja Anton, jadi Anton baru bisa mengerti ketika guru mengulang
penjelasannya sebanyak tiga kali, sementara temannya sudah bisa langsung mengerti
ketika dijelaskan satu kali saja. Menurut anda, apa yang harus direncanakan sebagai
seorang calon tenaga pendidik untuk membantu peserta didik yang mengalami kondisi
seperti itu. Jelaskan pendapat anda berdasarkan pada teori perkembangan kognitif dan
buat perencanaannya.

Jawab :
Sebelum masuk pada bagian pendapat saya mengenai kasus tersebut, saya terlebih
dahulu akan menjelaskan tentang teori perkembangan kognitif. Kognitif itu sendiri
merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar dan mengajar, yang
bertujuan untuk memahami sebuah peristiwa lalu kemudian pahami dengan peristiwa itu
sendiri. Disini, saya mengambil teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget yang
merupakan salah satu pecetus teori ini. Menurut Piaget, kognitif adalah kegiatan seorang
anak bagaimana ia beradaptasi dan menginterpretasikan objek serta kejadian – kejadian
yang terjadi di sekitar dirinya.
Adapun teori perkembangan kognitif Jean Piaget ialah teori konstruktivis kognitif
yang menjelaskan bahwa anak akan terus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Hasil dari interaksi anak tersebut, akan menghasilkan suatu hal yang bernama skema atau
skemata atau disebut pula sebagai schemal. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget
menjelaskan bahwa kemampuan dari kognitif anak dapat berkembang secara bertahap
pada rentang waktu yang berbeda – beda, termasuk perkembangan dalam mengamati ilmu
pengetahuan. Apabila seorang anak dipaksa untuk memiliki kemampuan yang tidak tepat
dan tidak sesuai dengan waktu perkembangannya, maka akan menyebabkan gangguan
pada periode emas anak. Ada empat tahapan dalam teori Piaget, yaitu :
1. Tahapan Sensorimotor (terjadi pada anak usia 0 – 2 tahun)
2. Tahapan Pra Operasional (terjadi pada anak usia 2 – 7 tahun)
3. Tahapan Operasional Konkrit (terjadi pada 7 – 11 tahun)
4. Tahapan Operasional Formal (terjadi pada usia 11 tahun hingga anak dewasa)
Maka dari itu, pendapat saya mengenai kasus diatas ialah tidak selamanya kognitif
pada anak dapat berkembang dengan baik. Ada kalanya 1 dari 10 anak memiliki kendala
di dalam memahami sesuatu seperti halnya Anton. Kemampuan kognitif anak yang
berbeda – beda bisa diakibatkan oleh beberapa faktor : (1) faktor keturunan / gen, (2)
faktor dari lingkungan keluarganya, yaitu kurangnya stimulus dari orang tua terhadap
perkembangan anaknya. Misalnya, orang tua jarang mengajak anaknya berbicara, dan itu
akan berpengaruh pada kosa kata anak dan biasanya menjadikan anak itu sering diam dan
sulit memahami sesuatu (mengahmbat proses pematangan kognitif). (3) Faktor
lingkungan, faktor lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif
anak. Mengapa? karena anak menyusun pemikiran serta pemahamannya melalui interaksi
sosial anak. Setiap peristiwa yang terjadi pada saat anak berinteraksi dengan orang lain,
akan berpengaruh juga pada perkembangan kognitifnya, entah itu dari ingatannya analisa
anak terhadap informasi yang ia dengar, kosa kata anak, ataupun pemikiran anak tersebut
dalam memecahkan masalah.
Disinilah peran guru sangat dibutuhkan, karena guru bukan sekedar jadi pengajar,
namun guru juga berperan menjadi pembimbing agar peserta didik dapat melakukan
penyesuaian diri secara maksimal. Pandangan saya ketika menjadi seorang pendidik
nantinya, lalu menemukan peserta didik seperti Anton, maka ada beberapa perencanaan
yang menurut saya efektif untuk diterapkan kepada peserta didik seperti Anton, yaitu :
• Memahami terlebih dahulu penyebab peserta didik sulit memahami materi yang telah
diberikan.
• Memperhatikan lingkungan sosial peserta didik tersebut (interaksi sesame teman,
guru, keluarga, maupun orang lain).
• Tetap berusaha memberikan pembelajaran walaupun harus diulang – ulang, karena
menjadi seorang pendidik itu harus membutuhkan kesabaran yang tinggi.
• Memberikan pembelajaran khusus (diluar jam pelajaran) kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan.
• Membuat pembelajaran lebih menarik dan aktif, agar semua peserta didik tidak
merasa tertekan.
Pada hakikatnya peserta didik merupakan pribadi yang unik, karena peserta didik
memiliki integelensi, bakat, gaya belajar, kepribadian dan tempramennya masing masing.
Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik kita diwajibkan untuk mengenali, dan
memahami perbedaan individu dari peserta didik, hal itu bertujuan agar peserta didik
mampu mengambil langkah dan cara terbaiknya dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Dalam proses belajar dan mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas
umtuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pembelajaran juga
salah satu hal sangat penting dalam proses perkembangan peserta didik.
Itulah beberapa hal dan sedikit pendapat saya selaku calon pendidik juga sebagai
calon pembentuk karakter peserta didik dari permasalahan mengenai kesulitan siswa /
peserta didik dalam proses pembelajaran yang menyangkut tentang teori perkembangan
kognitif.

Anda mungkin juga menyukai