Anda di halaman 1dari 6

UTS PISIKOLOGI PENDIDIKAN 2021

Nama : SASTI PRAMITA


Nim : 7203141006
Prodi : Pendidikan Ekonomi, Kelas B
Mata Kuliah : Pisikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Arifin Siregar Drs, M.Pd

SOAL. 

1. Jelaskan dan bandingkan minimal 2 (dua) pengertian Psikologi Pendidikan. (sesuai dengan
pendapat ahli) 
2. Jelaskan minimal 3 (tiga) cabang Psikologi yang berkaitan dengan Psikologi Pendidikan.
Masing-masing beri contoh konkrit 
3. Jelaskan fungsi Psikologi pendidikan bagi guru dalam pelaksanaan tugas profesionalnya di
sekolah. Masing-masing beri contoh konkrit pada mata pelajaran sesuai dengan
prodi/jurusan Anda. 
4. Terdapat 4 (empat) tahap perkembangan kognitif manusia. Jelaskan dan masing-masing
beri contoh konkrit. 
5. sebagai seorang calon guru mata pelajaran sesuai dengan prodi/jurusan Anda, usaha apa
yang harus anda lakukan untuk mengembangkan domain kognitif siswa anda. Beri contoh
konkrit. 
6. Jelaskan manfaat penerapan psikologi pendidikan bagi pendidik tentang peka terhadap
prilaku dan kebutuhan para siswa untuk belajar, dan beri contoh konkrit. 
7. Jelaskan bagaimana seorang guru dapat memahami karakteristik siswanya dengn
menggunakan metode observasi dan naturalistik. Masing-masing beri contoh konkrit. 
8. Mengapa harus ada penguatan Negatif yang harus diberikan guru kepada siswanya dalam
proses pembelajaran. Jelaskan langkah-langkah penerapannya sesuai dengan teori
psikologi dan beri contoh konkrit. 
9. Jelaskan hukum aktivitas berat sebelah dan hukum respon by analogy. Masing-masing beri
contoh konkrit dalam proses pembelajaran. 
10. Apa tindakan guru selanjutnya jika penerapan teori Behaviorisme tidak menunjukkan
perubahan tingkahlaku siswanya dalam pembelajaran. Beri contoh konkrit sesuai syntax
action guru.
JAWABAN
1. Pengertian Psikolog Pendidikan Menurut Ahli
a. Psikolog Pendidikan Menurut Woolfolk,2007
Psikolog pendidikan adalah ilmu yang memfokuskan perhatiannya pada
proses belajar dan pembelajaran; menerapkan metode dan teori psikologi dan
menjadikannya menjadi teorinya secara berkesusuaian.
b. Psikolog Pendidikan Menurut Santrok, 2007
Santrok mendefinisikan bahwa psikolog pendidikan adalah cabang psikolog
yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar
dalam lingkungan pendidikan.
Pembanding pengertian sesuai dengan pengertian dua ahli diatas adalah: kedua ahli
diatas sama sama memiliki pengertian yang memfokuskan pada pembahasan terdahulu yang
menunjukan bahwa fokus utama pengkajian psikologi pendidikan adalah peserta didik dalam
proses belajar dan pendidik pada proses belajarnya.

2. 3 cabang Psikolog yang berkaitan dengan Psikologi Pendidikan


a. Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan berfokus pada tingkah laku individu dalam dunia
pendidikan. Psikologi pendidikan juga mempelajari mengenai sistem pendidikan
dan pengaruhnya bagi individu. Proses individu belajar dan berkembang dan
efektivitas intervensi pendidikan juga dibahas dalam psikologi pendidikan.
Contohnya: dalam implementasi pendidikan yaitu; penyusunan kurikulum
sekolah, merumuskan tujuan pembelajaran dan lainnya yang berhubungan dengan
pendidikan.
b. Psikologi Konseling
Menurut Division of Counseling Psychology, konseling merupakan suatu
proses dalam membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan
dirinya dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimilikinya secara
optimal, dimana proses ini dapat terjadi setiap waktu. Proses konseling melibatkan
interaksi dua arah dari konselor dan klien. Konseling dengan kata lain merupakan
proses interaksi untuk membantu individu yang mengalami masalah dengan
pendekatan psikologi. Contoh: saat kita dalam dunia pendidikan setiap siswa
memiliki hak mendapatkan bimbingan konseling untuk mengatasi hambatan yang
terjadi pada setiap individu.
c. Psikologi Kepribadian
Cabang psikologi yang ketiga adalah mengenai kepribadian. Psikologi
kepribadian, sesuai dengan namanya mempelajari yaitu mengenai kepribadian
manusia. Lebih jelasnya, psikologi kepribadian mempelajari tingkah laku manusia
sesuai dengan lingkungannya. Psikologi kepribadian telah lama diuraikan oleh
beberapa pakar namun kurang memiliki nilai ilmiah. Hal yang dipelajari mencakup
astrologi, chirologi, grafologi, phisiognomi, phrenologi dan onychologi. Sebagai
calon guru yang profesian kita wajib mengetahui kepribadian seorang siswa karena itu
salah satu metode dalam memahami karakter seorang siswa. Contohnya: seorang guru
yang mencoba mendekatkan diri kepada siswa yang memiliki kepribadian sedikit
murung agar seorang siswa lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran.

3. Fungsi psikologi pendidikan bagi seorang guru dalam pelaksanaan tugas


profesionalnya yaitu: Psikologi pendidikan berfungsi membantu guru dalam
menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya
belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik. Contoh
sesuai dengan prodi dan jurusan: sebagai calon tenaga pendidikan yang memiliki
jurusan ekonomi harus lebih banyak memiliki metode – metode pembelajaran
yang dapat mudah dipahami oleh seorang siswa karena pada dasarnya mata kuliah
ekonomi menjadi fokus utama dalam dunia pekerjaan, oleh sebab itu sebai guru
yang profesional kita harus memiliki banyak metode-metode dengan
mempermudah dalan mempelajari ekonomi yang sesungguhnya.

4. 4 tahap Perkembangan Kognitif Manusia


a. Tahap sensorimotor (usia 0-24 bulan): Di tahapan perkembangan kognitif ini
kemampuan si Kecil sangat terbatas, namun ia bisa belajar mengenai sekitarnya
dengan reflek dan rangsangan, misalnya suka memerhatikan suatu objek dalam
waktu lama, menari rangsangan melalui suara dan sinar lampu.
b. Tahap perkembangan kognitif anak praoperasional (usia 2-7 tahun): Memasuki
tahap kedua, anak-anak akan mulai mengembangkan daya ingat dan imajinasi. Di
tahap perkembangan kognitif ini si Kecil juga mulai memahami sesuatu secara
simbolik, misalnya dengan mengumpulkan benda-benda berdasarkan kriteria.
Sebagai contoh, mengumpulkan semua mainan berwarna merah. Lalu memasuki
usia 4-7 tahun, anak juga sudah mulai bisa mengutarakan pemikirannya.

c. Tahap perkembangan kognitif anak operasional konkret (7-11 tahun): Tahap


perkembangan kognitif anak berikutnya adalah tahap operasional konkret. Di
tahap ini anak sudah memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan
sistematis. Sikap egosentrisnya perlahan mulai berkurang, dan mulai memahami
jika tidak semua orang dapat mengutarakan pemikiran, dan perasaannya.
d. Tahap operasional formal (mulai 11 tahun): Pada tahap ini anak sudah memasuki
usia pra-remaja. Anak sudah memiliki kemampuan menggunakan logikanya untuk
menyelesaikan permasalahan, menarik kesimpulan dari informasi yang
didapatnya, dan merencanakan masa depannya.

5. Sebagai calon guru mata pelajar sesuai dengan jurusan yang saya ampuh usaha yang
harus saya lakukan adalah:

1. Memberikan perhatian pada seorang siswa bagaimana cara belajar yang


sesungguhnya dan apa aja yang harus diketaui dalam proses belajar ekonomi.
2. Mengajari peserta didik tentang cara membaca untuk mendapatkan pemahaman,
cara menyusun gagasan, cara menguasai pelajaran ekonomi yang sulit dan cara
menuangkan pemikiran secara jelas melalui pembelajaran konomi.

3. Memberikan pertnyaan-pertanyaan, guna untuk mengulang pembelajaran yang


suah lewat agar mahasiswa mampu mengingat nya kembali dan dapat melatih
daya ingat peserta didik.

4. Memberikan tugas mandiri agar mahasiswa mampu berfikir sendiri terutama


dalam menyelasaikan tugas – tugas ekonomi yang menurut-Nya sulit.

6. Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan


Selain tujuan mempelajari psikologi perkembangan yang dibagi menjadi 2, manfaat
mempelajari psikologi perkembangan juga dibagi menjadi 2 pihak, yaitu pendidik
(guru) dan peserta didik (siswa). Berikut ini penjelasan satu eprsatu
Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan Bagi Pendidik (Guru)
Dapat menghadapi anak didiknya secara ketat sesuai dengan sifat-sifat khas yang
ditampilkan anak didiknya. Contoh : anak berumur 6-12 tahun yang
perkembangannya normal menunjukkan tingkah laku produktif tinggi (erikson,1960).
Pada periode ini anak ingin berbuat sesuatu yang menunjukkan hasil, memiliki ide
yang banyak, yang ingin ditampilkannya. Oleh karena itu guru hendaknya memberi
kesempatan dan rangsangan agar anak dapat mengembangkan berbagai keterampilan
di samping itu yang lebih penting lagi adalah sikap guru yang menghargai ide dan
berbagai ciptaan anak didiknya dengan sengaja, bukan hanya secara sambil lalu. Jika
guru melakukan hal itu maka dalam diri anak akan timbul perasaan yakin diri bahwa
ia mampu dan harga dirinya akan meningkat.
Dapat memilih dan menetukan tujuan, materi, alat, dan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual anak didik. Siswa sekolah dasar
khususnya kelas rendah, sedang dalam tahap berfikir konkrit permulaan. Oleh karena
itu tujuan belajar hendaknya yang sederhana dan dalam bentuk tingkah laku yang
jelas. Demikian pula materi belajar hendaknya terkait dengan pengalaman anak yang
ada disekitarnya. Contoh : Anak dalam belajar membaca, maka materi belajar
hendaknya terdiri dari kata-kata yang pernah dialami anak melalui pengalaman
lingkungan.

7. Seperti yang disebutkan secara singkat sebelumnya, metode observasi naturalistik bisa
digunakan dalam psikologi pendidikan untuk mengamati interaksi yang terjadi dalam
sekelompok anak peserta didik.
Metode ini dapat dilakukan oleh psikolog atau guru yang menjadi pendampingnya
melalui kegiatan belajar mengajar sehari-hari dalam kelas reguler, bukan kelas yang
dibentuk secara khusus.
Selama kegiatan belajar mengajar sedang berjalan, jenis tingkah laku peserta didik
yang sedang diteliti akan dicatat dalam suatu format observasi yang secara khusus
dirancang sebelumnya sesuai data atau informasi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh penggunaan metode observasi naturalistik dalam bidang pendidikan
adalah ketika psikolog atau guru ingin mengamati bagaimana kecepatan anak dalam
membaca suatu teks.
Maka, anak-anak peserta didik akan diberi bahan bacaan seperti biasa dan diminta
untuk membacanya, seperti kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
Kemudian, guru akan mencatat observasinya sesuai data yang dibutuhkan dari
kecepatan membaca anak-anak tersebut.

8. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
penguatan negatif , misalnya sang ayah mengomeli anaknya agar mau mengerjakan
PR, anak mengerjakan PR nya dengan harapan ayahnya tidak mengomel lagi.
Beberapa prinsip Skinner yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran antara
lain :

a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika
bebar diberi penguat.
b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
d. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkunganperlu
diubah, untukmenghindari adanya hukuman.
e. dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
f. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah
diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.
g. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

9. Hukum Aktifitas Berat Sebelah ( Prepotency of Element)


Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon pada
stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi ( respon
selektif). Contohnya tidak memilih milih teman.
Hukum Respon by Analogy
Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan respon pada situasi yang
belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi
yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi
transfer atau perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin
banyak unsur yang sama maka transfer akan makin mudah. Contohnya kasus Seorang
guru yang berinisial K menginginkan peserta didiknya bersemangat mengikuti
pelajaran menggambar dikelasnya. Tindakan pertama yang dilakukan gurunya yaitu
dengan memberikan pujian dan tepuk tangan kepada peserta didik yang dianggap
cantik gambarnya. Namun suatu hari ibu guru mencoba memberikan hadiah pensil
warna kepada peserta didik yang dianggap paling bagus gambarnya, hal hasil
dipertemuan berikutnya peserta didik lebih bersemangat menggambar dan berharap
menjadi yang terbaik untuk mendapatkan pensil warna dibanding ketika peserta didik
hanya diberi pujian dan tepuk tangan.

10. Behaviorisme merupakan salah satu teori belajar di Indonesia. Aliran


behavioristik (behaviorisme) yang lebih bersifat elementaristik memandang
manusia sebagai organisme yang pasif, yang dikuasai oleh stimulus-stimulus yang
ada di lingkungannya. Pada dasarnya, manusia dapat dimanipulasi, tingkah
lakunya dapat dikontrol dengan jalan mengontrol stimulus-stimulus yang ada
dalam lingkungannya (Mukminan, 1997: 7).
Teori behaviorisme yang menekankan adanya hubungan antara stimulus
(S) dengan respons (R) secara umum dapat dikatakan memiliki arti yang
penting bagi siswa untuk meraih keberhasilan belajar. Caranya, guru banyak
memberikan stimulus dalam proses pembelajaran, dan dengan cara ini siswa
akan merespons secara positif apa lagi jika diikuti dengan adanya reward yang
berfungsi sebagai reinforcement (penguatan terhadap respons yang telah
ditunjukkan). Oleh karena teori ini berawal dari adanya percobaan sang tokoh
behavioristik terhadap binatang, maka dalam konteks pembelajaran ada
Penjelasan:
Teori behaviorisme yang menekankan adanya hubungan antara stimulus
(S) dengan respons (R) secara umum dapat dikatakan memiliki arti yang
penting bagi siswa untuk meraih keberhasilan belajar. Caranya, guru banyak
memberikan stimulus dalam proses pembelajaran, dan dengan cara ini siswa
akan merespons secara positif apa lagi jika diikuti dengan adanya reward yang
berfungsi sebagai reinforcement (penguatan terhadap respons yang telah
ditunjukkan). Oleh karena teori ini berawal dari adanya percobaan sang tokoh
behavioristi.
jadi mungkin bisa kita simpulkan bahwa teori behaviorisme itu contohnya seperti
penerapan belajar pada sekolah sekarang , jadi esensinya ketika stimulus (sang guru
memberikan suatu pertanyaan atau perintah mengerjakan tugas kepada murid , murid
tersebut akan melakukan perintah dari gurunya dan hasil dari jawaban murid harus
sesuai dengan pertanyaan guru, jika murid tsb belum memahaminya atau belum bisa
menjawab artinya murid tsb belum dapat dikatakan bisa mengikuti suatu pelajaran
tersebut

Anda mungkin juga menyukai