Analisa Vektor
Dot Product
Contoh yang penting misalnya adalah dalam persoalan dinamika benda
yaitu menghitung usaha (kerja). Usaha (kerja) yang dilakukan oleh gaya F
sehingga terjadi perubahan posisi yang dinyatakan dengan dr adalah
W dW F . dr
i j k
A B Ax Ay Az , A B AB sin
Bx By Bz
2
Triple product
Triple vector product adalah operasi yang melibatkan tiga buah vektor dan
meng hasilkan vektor, yaitu A x (B x C).
A x (B x C) = (A . C)B - (A . B)C
(A x B) x C = (A . B)C - (A . C)B 3
6.2 Garis dan Bidang
y y0 b
x x0 a
Persamaan di atas menggambarkan suatu persamaan garis yang melalui titik
(x0, y0) yang paralel dengan suatu vektor A = ai + bj. 4
Dengan cara yang sama dapat pula diperoleh untuk kasus 3 dimensi, jadi
persamaan garis lurus yang melalui titik (x0, y0, z0,) yang sejajar dengan
vektor A = ai + bj + ck adalah
x x0 y y0 z z0
a b c
Persamaan garis lurus dalam ruang juga dapat dinyatakan menggunakan
persamaan parametrik. Tinjau suatu titik P yang koordinatnya dinyatakan
dengan (xP, yP, zP). Vektor posisi titik ini dapat dinyatakan sebagai
rP = xpi + yPj + zPk. Jika garis yang melalui titik P tersebut mempunyai arah yang
dinyatakan dengan vektor tertentu A, maka vektor posisi titik-titik yang
berada di sepanjang garis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut
Contoh 1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (0, 1, 2) dan searah
dengan vektor i + j + k.
5
Dengan menggunakan persamaan parametrik yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka garis lurus tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
vektor posisi titik-titik yang terletak sepanjang garis sebagai berikut
r rP At j 2k i j k t
ti 1 t j 2 t k
Jika menggunakan persamaan garis yang melalui titik titik (0, 1, 2) yang sejajar
dengan vektor A = i + j + k , maka dapat dinyatakan sebagai berikut
x x0 y y0 z z0 x y 1 z2
a b c 1 1 1
Selanjutnya misalkan ingin diketahui
persamaan garis lurus yang melalui
titik (x0, y0, ) dan tegak lurus suatu
vektor N = ai + bj, ilustrasinya ditun
jukkan dalam Gambar. Vektor yang
menggambarkan garis lurus yang
dimaksud dapat dinyatakan sebagai 6
Gambar Penggunaan vektor untuk menentukan
persamaan garis dengan syarat tertentu.
r - r0 = (x - x0)i + (y - y0)j
garis tersebut tegak lurus dengan vektor N = ai+bj sehingga dot productnya
sama dengan nol, hal ini memberikan
Cara yang sama juga dapat diterapkan dalam kasus 3 dimensi, yaitu mencari
persamaan bidang datar yang tegak lurus suatu vektor tertentu. Misalnya
ingin dicari persamaan bidang yang melalui titik (x0, y0, z0) dan tegak lurus
suatu vektor N = ai + bj + ck.Mudah dipahami bahwa bila ada dua titik yaitu
(x0, y0, z0) dan (x, y, z) yang terletak pada suatu bidang datar maka vektor yang
menghubungkan kedua titik tersebut merupakan vektor yang terletak pada
bidang datar yang dimaksud. Jika vektor yang terletak pada bidang datar
tersebut dinyatakan sebagai vektor r - r0, maka dapat dituliskan sbb: 7
r - r0 = (x - x0)i + (y - y0)j + (z - z0)k
Vektor r- r0 tersebut terletak pada bidang, maka berarti vektor tersebut akan
tegak lurus dengan vektor N yang merupakan vektor normal (vektor yang
tegak lurus pada permukaan bidang) dan dengan demikian (r- r0 ) N = 0.
Hal ini memberikan
x x0 i y y0 j z z0 k . ai bj ck
a x x0 b y y0 cz z0
ax by z ax0 by0 cz0 d
Dengan demikian persamaan bidang datar yang melalui titik sembarang
(x0, y0, z0) dan tegak lurus suatu vektor N = ai + bj + ck dapat dinyatakan
dalam bentuk
ax by z ax0 by0 cz0 d
8
Contoh 1. Tentukan persamaan bidang yang melalui tiga buah titik yaitu
A(-1, 1, 1), B(2, 3, 0) dan C(0, 1, -2).
Melalui tiga buah titik sembarang dapat dibuat bidang datar yang spesik.
Ketiga titik tersebutterletak pada bidang yang dimaksud, sehingga vektor
yang menghubungkan dua buah titik adalah vektor yang terletak pada bidang.
Untuk ketiga titik seperti tersebut di atas, dapat dicari misalnya vector AB
yang menghubungkan titik A dan titik B serta vector AC yang menghubungkan
titik A dan titik C, yaitu
AB 2, 3, 0 1, 1, 1 3, 2, 1 3i 2 j k
AC 0, 1, 2 1, 1, 1 1, 0, 3 i 3k
kedua vektor tersebut adalah vektor-vektor yang terletak pada bidang datar
yang ingin dicari persamaannya. Selanjutnya bila kedua vector tersebut
dicross-productkan maka akan diperoleh vektor yang tegak lurus keduanya,
dengan kata lain vektor yang dihasilkan akan tegak lurus (vektor normal)
bidang datar yang melalui ketiga titik A, B dan C. Perkalian silang vektor
AB dan vector AC memberikan 9
N AB x AC 3i 2 j k x i 3k
6i 8 j 2k
6x 2 8 y 3 2 z 0 3 x 4 y z 6 0
Contoh 2. Tentukan jarak dari titik P(1, -2, 3) ke bidang datar yang
persamaannya 3x - 2y + z + 1 = 0. Satu titik pada bidang adalah
(1, 2, 0), sebut titik ini Q. Maka vektor dari P ke Q adalah
^ ^
PQ 1, 2, 0 1, 2, 3 0, 4, 3 4 j 3 k
^ ^ ^
^
^ 3 i 2 j k 8 3 11
PR PQ . n 4 j 3 k .
14 14 14
11
6.2 Diferensial Vektor
Tinjau suatu vektor dalam ruang tiga dimensi yang dinyatakan dengan
A = Axî + Ayĵ + Azk yang direpresentasikan enggunakan sistem kordinat
kartesian. Vektor-vektor satuan î, ĵ, k adalah vektor-vektor yang tetap
(besar dan arahnya). Sedangkan jika Ax, Ay dan Az merupakan fungsi yang
bergantung waktu, maka akan dapat diperoleh turunan (diferensial)
terhadap waktu dari vektor A tersebut, yaitu
dA d ^ ^ ^
^ dAx ^ dAy ^ dAz
i Ax j Ay k Az i j k
dt dt dt dt dt
d A d2 ^
2 ^ d2A ^ d2A ^ d2A
^ ^
y
2 i Ax j Ay k Az i x
j k z
dt dt dt 2 dt 2 dt 2
Diferensial terhadap waktu dari operasi aljabar yang melibatkan dua ataulebih
vektor (misalnya dot product ataupun cross product) adalah sebagai berikut
12
d da dA
(aA) A a ,
dt dt dt
d dB dA
( A B) A B,
dt dt dt
d dB dA
( A B) A B (careful of order!)
dt dt dt
Contoh 1. Benda titik bergerak dalam ruang dengan posisi tiap saat yang
dinyatakan sebagai r = t2î - 2tĵ + (t2 + 2t)k. Tentukan kecepatan,
percepatan gerak, energi kinetik serta momentum sudut
terhadap titik pusat kordinat untuk benda tersebut.
t i 2t j t 2t k 2t i 2 j 2t 2 k
dr d 2 ^ ^ ^
^ ^ ^
v 2
dt dt
13
sedangkan percepatan gerak benda diperoleh dari turunan fungsi kecepatan
dv d ^ ^ ^
^ ^
a 2t i 2 j 2t 2 k 2 i 2 k
dt dt
1 1 1 ^ ^ ^
^ ^ ^
K mv mv.v m 2t i j 2t 2 k 2t i j 2t 2 k
2
2 2 2
1
2
2 1
m 4t 2 1 2t 2 m 8t 2 4t 3
2
Sedangkan momentum sudut terhadap titik pusat kordinat dapat diperoleh
sebagai berikut
L r x p r x mv mr x v
2^
^
^ ^ ^ ^
m t i 2t j t 2t k x 2t i 2 j 2t 2 k
2
^ ^ ^
m 3t 2t i 2t j 3t k
2 2 2
14
Jika menggunakan sistem kordinat lain, dimungkinkan dijumpai vektor sa-
tuan yang tidak konstan (arahnya tidak tetap). Misalnya jika menggunakan
sistem kordinat polar atau silinder atau bola. Maka perubahan arah vektor
satuan ini juga akan berpengaruh pada turunan terhadap waktu suatu besar-
an. Misalnya suatu vektor yang dinyatakan dengan
^ ^
V Vr u r V u
15
^ ^
dA d ^ ^
^ dA du ^ dA du
Ar ur A u ur r Ar r u A
dt dt dt dt dt dt
^
du r d ^ ^
d ^ d ^ ^ ^
d ^ d
cos i sin j sin i cos j sin i cos j u
dt dt dt dt dt dt
^
du d ^ ^
d ^ d ^ ^ ^
d ^ d
sin i cos j cos i sin j cos i sin j ur
dt dt dt dt dt dt
dengan demikian
^ ^
dA ^ dA dur ^ dA du
ur r
Ar u A
dt dt dt dt dt
^ dA d ^ dA ^ d dAr d dA d
ur r
u Ar u
ur A A
r
u Ar u
dt dt dt dt dt dt dt dt
16
Suatu fungsi vektor dapat juga merupakan fungsi dari kordinat posisi
(x, y), misalnya dalam bentuk F = x exp(y)î -xyj + yk, dan disebut sebagai
medan vektor. Turunan fungsi tersebut terhadap variabel-variabelnya
dapat diperoleh menggunakan turunan parsial dan hasilnya adalah berupa
besaran vektor. Misalnya
F ^ ^
exp ( y ) i y j ,
x
F ^ ^ ^
x exp ( y ) i x j , k ,
y
6.3 Gradien
17
Tinjau suatu fungsi dua variabel yang dinyatakan dengan (x, y). Jika
permukaan (x, y) dipotong oleh permukaan datar yang sejajar bidang xz
(yang berarti bidang y konstan) maka kurva perpotongannya akan
mempunyai turunan yang dapat dinyatakan dengan (𝜕ϕ/𝜕x)y Turunan ini
akan memberikan gambaran bagaimana fungsi
(x; y) berubah terhadap x untuk suatu nilai y tertentu yang konstan (lihat
gambar 6.).
Dengan demikian turunan berarah fungsi dalam arah suatu vektor satuan
18
tertentu û adalah
d
u
ds
grad i j k ,
x y z
^ ^ ^
. i grad . i i j k . i
x y z x
i j k 2 xy z i x 2 j xk
x y z
(1, 2, 1) 3i j xk
^
maka turunan berarah yang dimaksud adalah . u 5 / 3
Dalam sistem kordinat silinder (r, z) bentuk gradien dari suatu fungsi
skalar adalah sebagai berikut
^ 1 ^ ^
er e ez
r r z
dengan êr, êθ,_ dan êz,masing-masing menyatakan vektor-vektor satuan
dalam sistem kordinat silinder. Sedangkan bentuk gradien dalam sistem
kordinat bola (r, θ, ϕ ) adalah
^ 1 ^ 1 ^
er e e
r r r sin 20
Bila dikaitkan dengan bidang singgung dan vektor normal bidang singgung
suatu permukaan ϕ(x, y, z) = konstan di titik tertentu, maka gradien ∇ϕ(x, y, z)
menyatakan vektor yang tegak lurus permukaan bidang singgung (vektor
normal) di titik singgung tersebut, sekaligus vektor tersebut menyatakan arah
perubahan paling besar fungsi ϕ(x, y, z).
i j k 2 xy 3 zi 3 x 2 y 2 zj x 2 y 3k
x y z
sehingga gradien di titik (1, 2, - 1) adalah
(1, 2, 1) 16i 12 j 8k
^
maka turunan berarah yang dimaksud adalah . u 5 / 3
21
Contoh 2. Pada suatu permukaan yang dinyatakan dengan persamaan
ϕ = x2 - y2 + 2xy, tentukanlah arah yang memberikan penurunan
nilai yang paling besar di titik (1, 1).
Arah penurunan nilai yang paling besar dinyatakan dengan ∇ϕ, dengan
demikian untuk permukaan yang dinyatakan dengan ϕ = x2 - y2 + 2xy maka
arah penurunan nilai yang paling besar di titik (1, 1) adalah
(1, 2, 1) i j i 2 x 2 y j 2 y 2 x (1,1) 4i
x y (1,1)
22
^ ^ ^
i j k 2x i 2 y j k
x y z
^ ^ ^
dititik (3, 4, 25) adalah ( 3, 4, 25) 6 i 8 j k
r r .
0
( x0 , y 0 , z 0 )
x x0
x
y y0
y
z z 0
z
( x0 , y 0 , z 0 ) ( x0 , y 0 , z 0 ( x0 , y 0 , z 0
6( x 3) 8( y 4) ( z 25) 0 6 x 8 y z 25
i j k i j k
x y z x y z
yang berarti adanya suatu operator diferensial vektor yang bekerja pada
suatu fungsi skalar . Operator diferensial vektor tersebut dituliskan kembali
23
dalam bentuk
i j k
x y z
^
. Vx i V y j Vz k
^ ^
.V i j k
x y z
Vx V y Vz
x y z
^
x Vx i V y j Vz k
^ ^
xV i j k
x y z
Vz V y ^ Vx Vz ^ V y Vx ^
i j k 24
y z z x x y
Satu lagi bentuk operator diferensial parsial yang sering dijumpai dalam
persoalan sis adalah yang menyatakan divergensi dari suatu gradien yang
dikenal sebagai laplacian. Untuk suatu fungsi skalar ϕ(x, y, z), laplacian dari
medan skalar ϕ(x, y, z) adalah
2 i j k . i j k
x y z x y z
2 2 2
x y z
2^
. x i y j z k
^ ^
.V i j k 2 2
x y z
Vx V y Vz
2x 2 y 2z
x y z
sedangkan rotasi (curl) medan vektor tersebut adalah.
25
2^
x x i y j z k
^ ^
xV i j k 2 2
x y z
Vz V y ^ Vx Vz ^ V y Vx ^
i j k 0
y z z x x y
2 2 2
2
6x 6x 6 y 6 y
x y z
Contoh integral garis adalah integral lipat dua dari luas dan integral lipat
tiga dari volume yang dinyatakan dalam bentukintegral dari sebuah
variable bebas .
26
∬dxdy = ∫dA, ∭dxdydz = ∫dV
Contoh 1. Gaya yang dinyatakan dengan F = xyî - y2ĵ bekerja pada suatu
benda dan benda tersebut bergerak sepanjang lintasan yang
menghubungkan titik (0,0) dan (2,1) pada bidang kartesian.
Tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya F tersebut jika lintasan
yang menghubungkan kedua titik tersebut berupa parabola
dengan persamaan y = 1/4x2
W F . dr xyi y 2 j .dxi dyj dzk xydx y 2 dy
Pada lintasan yang dimaksud (yaitu parabola) terdapat hubungan antara
variabel y dengan x sesuai dengan persamaan parabola yaitu y = 1/4x2 , dan
dapat diperoleh bahwa dy = 1/2xdx dengan demikian dapat dinyatakan
2 2
1 3
W
xydx y 2
dy
x
4
1
x 2
dx
1
4
x 2
1
2
xdx x 1 x 5 dx 2
4 16 3
parabola 0 02
27
Contoh 2. Sebagaimana Contoh 1 namun lintasan yang digunakan adalah
garis lurus yang menghubungkan titik (0,0) dengan (2,1).
2
1 2
2 1 2 1 2
W xydx y dy x 2 x dx 2 x 2 dx 2 x 8 x dx 1
2 1 1
garis lurus 0 0
Contoh 3. Sebagaimana Contoh (1) dan Contoh (2) namun lintasan yang
digunakan adalah garis lurus yang menghubungkan titik (0,0)
ke (0,1) kemudian dari (0,1) ke (2,1).
Untuk lintasan yang dimaksud terdapat dua segmen garis. Yang pertama
adalah garis lurus yang menghubungkan titik (0,0) dengan titik (0,1). Pada
garis ini berlaku hubungan x = 0, dengan demikian dx = 0. 28
Batas integrasinya adalah dari y = 0 hingga y = 1. dan
segmen garis kedua adalah garis lurus yang menghu-
bungkan titik (0,1) dengan titik (2,1). Pada garis ini
berlaku y = 0, dengan demikian dy = 0. Batas integrasi
adalah dari x = 0 hingga x = 2. Integral lintasan
tersebut dapat dituliskan menjadi dua bagian sesuai
segmen garis yang digunakan yaitu
W xydx y dy xydx y dy xydx y dy
2 2 2
Dari ketiga contoh tersebut terlihat bahwa hasil integral yang diperoleh
tergantung pada lintasan yang digunakan. Terdapat bentuk fungsi F tertentu
sedemikian sehingga nilai integral lintasan yang menghubungkan dua buah
titik dalam ruang sama dan tidak bergantung pada lintasan yang digunakan.
Dalam pembahasan mekanika, fungsi F yang seperti ini dinamakan fungsi
(medan) yang bersifat konservatif. 29
xdy ydx
Contoh 4. Hitunglah x2 y2
y 1 x
Sepanjang lintasan garis patah dan y x 1
setengah lingkarang seperti pada
gambar dari A (-1, 0) ke B(1, 0)
0 1
dx dx
2 2
1
2x 2x 1 0 2x 2x 1
0 1
2dx 2dx
1 2 x 12
1 0 2 x 12
1
0 1
arctan(2 x 1) 1 arctan(2 x 1) 0
2 2 30
b. Untuk menyelesaikan integral menurut setengah lingkarang, kita gunakan
W ^ W ^ W ^
F W i j k
x y z
Maka integral garis yang diproleh adalah
W ^ W ^ W ^ ^ ^ ^
F .d r x y
i j k
.
z
dx i dy j dz k
b b
W W W
a F .d r a x dx y dy z dz
Deferensial total dari W(x, y, z) adalah W W W
dW dx dy d
x y z
dW disubstitusi ke persamaan integral garis diperoleh
b b
W W W
b
b b
W W W
b b
^ ^ ^
i j k
^ Fz Fy ^ Fx Fz ^ Fy Fx
xF i j k
x y z y z z x x y
Fx Fy Fz
^ 2W 2W ^ 2W 2W ^ 2W 2W
x F i j k 0
yz zy zx xz xy yx
34
Contoh 1. Buktikan bahwa gaya F = y sin 2xî + sin2xĵ merupakan gaya konservatif
dan tentukan pula scalar potensialnya
^ ^
^
i j k
^ ^ ^
xF i 0 0 j 0 0 k 2 sin x cos x sin 2 x
x y z
y sin 2 x sin 2 x 0
yu b b
P ( x, y ) P ( x, y )
A x dxdy
y yt x a
x
dxdy [ P ( x, yt ) P ( x, yu )]dy
a
b
Terlihat bahwa P( x, y )dy
a
t
merupakan integral garis dengan lintasan
berupa bagian bawah dari kurva C dari titik 1 (titik yang absisnya a) ke
titik 2 (titik yang absisnya b). Demikian juga bahwa integral
a
merupakan integral garis dengan lintasan berupa bagian atas
P( x, yu )dy
b
dari kurva C darititik 2 ke titik 1. Artinya integral tersebut
Q
artinya diperoleh A x dxdy C Qdy.........(**)
Kemudian dengan menambahkan persamaan (*) dengan persamaan (**)
maka akan didapat
Q P
Pdx Qdy )dxdy,
(
C A
x y
Ungkapan persamaan ini dikenal sebagai teorema Green dan teorema ini menya-
takan bahwa integral permukaan dapat dinyatakan dalam bentuk integral garis.
Contoh 1. Dengan menggunakan teorema Green, hitunglah integral lintasan
∫(xydx - y2dy pada lintasan tertutup yang merupakan garis lurus
dari titik (2, 1) ke (0,1) kemudian garis lurus dari titik (0,1) ke titik
(0,0) dan dilanjutkandengan lengkungan y = 1/4x2 yang
menghubungkan titik (0,0) ke titik (2,1).
1 2 y
Q P
C
xydx y 2 dy (
A
x y
)dxdy (0 x)dxdy xdy 1
A y 0 x 0
6.7 Teorema Divergensi
Q P Vx V y
divV V ....(** *)
x y x y
^ ^
d r dx i dy j
^ ^
Sedangkan vektor normal yang bersangkutan adalah nds dx i dy j
^ ^
^ ^
Pdx Qdy V y dx Vx dy Vx i V y j . dy i dx j
V .nds ......(** **)
V nd 3
Vd 3d 3rdrd dz 3 a h
surface of volume of 0 0 0
cylinder cylinder
Contoh 2. Untuk suatu medan vektor berbentuk V = x2î+y2ĵ +z2k, hitunglah
V .n d pada permukaan kubus yang bersisi satu satuan dan titik-titik
permukaan sudutnya adalah pada (0,0,0), (0,0,1), (0,1,0), (1,0,0).
^ ^
^
permukaan 4
V . j dxdz V . kdxdy V . k dxdy
permukaan 5 permukaan 6
2^ ^ ^
.V i j k . x i y j z k
2 2
x y z
2x 2 y 2z
kemudian
1 1 1
^ ^
V dr (
^ ^
Pdx Qdy Vx i V y j dx i dy j V d r......(ii )
curve surface
bounding
Dengan mensubstitusi persamaan (i) dan (ii) ke persamaan teorema Green, maka
V k dxdy V d r
c
Persamaan tersebut dinamakan teorema Stoke dalam dua dimensi. Bentuk
teorema Stoke dalam kasus tiga dimensi adalah
V d r
kurva c
xV nd
permukaan
Teorema Stoke menghubungkan integral lipat dua dengan integral lintasan. Hal
ini mirip dengan bentuk teorema Green, namun perlu dicatat bahwa permukaan
yang digunakan dalam teorema Green adalah permukaan datar, sedangkan
permukaan yang digunakan dalam teorema Stoke tidak perlu berupa permukaan
datar.
Contoh 1. Hitunglah integral ∫(∇xV)∙ndσ pada permukaan yang berbentuk
^ ^ ^
r xi y j zk r
n
r a a
2 / 2
z a cos 2
per .
3 d 3
a 0 0 a
a sin dd
set . bola
2 /2
3a 2
d sin cos d 3a 2
.2 . 1
2 3a 2
0 0
V dr a 2 d 4 sin 2 cos 2
Sehingga
2
Dengan demikian V dr a 4 sin cos 2 d
2 2
linkarang 0
lingkarang 0
Bila menggunakan teorema Stoke dapat dipahami bahwa integral ter-
sebut juga dapat dihitung menggunakan bentuk permukaan lainnya
asalkan permukaan tersebut dibatasi oleh kurva tertutup yang identik
yaitu lingkaran berjejari a dan berpusat di pusat koordinat. Misalnya
saja dapat digunakan permukaan datar berbentuk lingkaran (lingkaran
di bidang xy). Bila digunakan permukaan ini, maka arah normal
permukaan adalah k. Sehingga
nk
V n 3k k 3
selanjutnya
2
( V ) n d 3 d 3 a