Anda di halaman 1dari 10

PRAKTEK SISTEM PENGAMAN JARINGAN DISTRIBUSI

1. RELE ARUS LEBIH / KURANG


1.1 Tujuan
Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja, spesifikasi dan fungsi rele arus lebih /
kurang.
1.2 Teori Dasar
Rele pengaman adalah komponen peralatan pengaman yang berfungsi mendeteksi
gangguan di dalam kawasan proteksinya, membandingkan dengan referensi “aman”,
dan jika kondisi “aman” tidak tercapai, maka rele pengaman meneruskan perintah ke
aktuator untuk memutuskan jaringan dengan seketika atau ditunda.
Rele pengaman terdiri dari 3 komponen, yaitu ;
1. Trafo Instrumen
2. Rele
3. Aktuator
Trafo Instrumen berfungsi sebagai transduser yang terdiri dari trafo tegangan (VT) dan
trafo arus (CT). Trafo tegangan mengubah tegangan yang diamankan menjadi
tegangan input rele. Trafo arus mengubah arus yang diamankan menjadi arus input
rele. Trafo tegangan dianggap sebagai trafo ideal dimana V’=(1/n)V dimana, V’ =
tegangan input rele, V = tegangan yang diamankan, dan n = perbandingan tegangan ;
1:1, 10:1, 3000:1 dan seterusnya. Sisi primer trafo arus terdiri dari 1 lilitan dan sisi
sekunder trafo arus terdiri dari 1 belitan atau banyak lilitan. Perbandingan arus pada
umumnya ; 50:5, 450:5, 3000:5 dan seterusnya. Karena rele bekerja pada tegangan
rendah dan arus kecil, maka pengujian rele menjadi relatif aman dan harganya juga
relatif murah.

Gambar 1.2.1 Installasi trafo tegangan dan arus pada kawat fasa

1
Gambar 1.2.2 Installasi trafo arus, aktuator, dan rele arus lebih / kurang pada jaringan

Rele arus lebih / kurang digunakan untuk mendeteksi besarnya arus naik dan
turun dalam jaringan distribusi daya / rangkaian listrik kemudian membandingkan
dengan referensi yaitu setelan arus “aman” dimana besarnya arus yang terdeteksi
melebihi atau kurang dari besarnya setelan arus dalam waktu setelan, dan jika kondisi
“aman” tidak tercapai, maka rele meneruskan perintah ke aktuator untuk memutuskan
jaringan dengan maksud mengisolasi bagian yang terganggu dari bagian sistem yang
masih “aman”. Rele arus lebih / kurang dapat membedakan, memilih dan mengisolasi
hanya bagian yang terganggu dari suatu sistem kelistrikan dengan membedakan
besarnya arus yang terdeteksi dalam waktu setelan, atau kombinasi keduanya. Rele
arus lebih / kurang membedakan besarnya arus yang terdeteksi karena besarnya arus
gangguan bervariasi tergantung pada lokasi gangguan. Rele arus lebih / kurang di
setiap titik dalam jaringan yang mendeteksi besarnya arus lebih dan kurang disetel
untuk memutuskan jaringan dengan tunda waktu yang diinginkan sehingga rele arus
lebih / kurang yang mendeteksi gangguan dengan posisi paling dekat dengan lokasi
gangguan akan bekerja lebih cepat. Penyetelan rele arus lebih / kurang menggunakan
perbedaan besarnya arus dan lamanya tunda waktu, yaitu :
1. Besarnya arus gangguan pada busbar 20 kV dan jaringan terdekat dengan
gardu induk relatif sama sehingga pada posisi ini sulit melakukan penyetelan
rele arus lebih / kurang dengan tepat.
2. Melakukan penyetelan rele arus lebih / kurang yang tepat untuk variasi
pembangkitan daya antara maksimum dan minimum berbeda jauh juga sulit
karena rele arus lebih / kurang yang disetel berdasarkan kondisi pembangkitan

2
daya maksimum belum tentu bekerja dengan tepat pada kondisi pembangkitan
daya minimum.

Bila besarnya arus lebih / kurang hampir sama untuk setiap titik gangguan dalam
jaringan, maka selektifitas tidak mungkin dibuat hanya dengan membedakan setelan
arus. Untuk memudahkan penyetelan rele arus lebih dan kurang, maka perbedaan
setelan tunda waktu juga digunakan dimana rele arus lebih / kurang yang paling dekat
dengan lokasi gangguan disetel bekerja paling cepat dan rele arus lebih / kurang yang
paling jauh dari lokasi gangguan disetel bekerja paling lambat.
Ada 3 macam rele arus lebih dengan karakteristik waktu :
1. Rele arus lebih dengan karakteristik definite, yaitu setelan waktu rele arus lebih
tidak bergantung pada besarnya arus gangguan yang terdeteksi. Setelan
koordinasi waktu rele ini mudah dilakukan bila digunakan pada jaringan yang terdiri
dari 1 atau 2 seksi saja. Sebaliknya setelan koordinasi waktu rele arus lebih sulit
dilakukan bila digunakan pada jaringan yang lebih dari 3 seksi.
2. Rele arus lebih dengan karakteristik inverse, yaitu setelan waktu rele arus lebih
bergantung pada besarnya arus gangguan yang terdeteksi. Ada 4 macam rele arus
lebih dengan karakteristik inverse, yaitu : standard inverse, very inverse, extremelly
inverse, dan long time inverse. Penyetelan rele arus lebih ini sulit dilakukan, karena
harus memperhitungkan besarnya arus hubung singkat yang terjadi pada tiap-tiap
seksi. Rele arus lebih ini cocok diinstallasikan pada jaringan yang lebih dari 3 seksi.
3. Rele arus lebih dengan karakteristik kombinasi antara inverse dan definite yaitu
IDMT (inverse definite minimum time). Jika besarnya arus gangguan hubung
singkat yang terdeteksi kecil atau titik gangguan jauh dari posisi rele, maka rele
arus lebih ini akan bekerja mengikuti karakteristik inverse. Jika arus gangguan
hubung singkat yang terdeteksi besar misalnya hubung singkat antar fasa pada
kabel outgoing 20 kV atau tiang pertama SUTM 20 kV dekat GI, maka waktu trip
yang diperlukan harus sangat singkat dan rele arus lebih bekerja dengan
karakteristik definite instant.
Dari Gambar 1.2.3 terlihat bahwa waktu kerja rele arus lebih di PBO 1 akan lebih lama
Δt dari waktu kerja rele di tiang G, dan waktu kerja rele arus lebih di GI akan paling
lama meskipun titik gangguan hubung singkat terjadi di depan rele arus lebih.
Akumulasi waktu kerja yang terjadi pada rele arus lebih dengan karakteristik definite
dapat ditanggulangi menggunakan rele arus lebih dengan karakteristik inverse
(Gambar 1.2.4).

3
Gambar 1.2.3 Rele arus lebih dengan karakteristik definite

Gambar 1.2.4 Rele arus lebih dengan karakteristik inverse

Besarnya waktu tunda Δt ditentukan oleh akumulasi waktu kerja dari peralatan proteksi
seperti berikut :
1. Waktu pemutusan pada elektroda PMT terhitung sejak diberikan perintah trip
sampai percikan api yang terjadi pada elektroda PMT padam. Rele arus lebih
direset ketika percikan api yang terjadi pada elektroda PMT sudah padam.
2. Kesalahan waktu kerja rele arus lebih dan instrumen trafo arus disebabkan oleh
akumulasi error dari semua alat ukur yang digunakan. Kesalahan waktu kerja ini
mempunyai nilai positif atau negatif.
3. Batas keamanan diberikan dalam perhitungan akhir penentuan Δt. Pada
awalnya Δt direkomendasikan sebesar 0,5 detik untuk mendapatkan perbedaan
waktu yang terbaik, kemudian kemajuan teknologi dapat menurunkan Δt menjadi
0,4 detik, dan terakhir dapat diturunkan lagi menjadi 0,35 detik.

Arus kerja atau pick up (Ip) adalah besarnya arus yang terdeteksi ketika rele arus
lebih mulai bekerja dengan menutup kontaknya. Arus kembali atau arus drop off (Id)
adalah besarnya arus yang terdeteksi ketika rele berhenti bekerja dengan membuka
kontaknya.

4
Perbandingan antara Ip dan Id dinyatakan dengan faktor Kd
Kd = Id / Ip x 100 %
Rele arus lebih dengan karakteristik definite, mempunyai nilai Kd = 0,7 – 0,9
Rele arus lebih dengan karakteristik inverse, mempunyai Kd seperti berikut :
Karakteristik Kd
Standard Inverse 0,02
Very Inverse 1.0
Extremelly Inverse 2.0
Long Time Inverse 1.0

Rele arus lebih seketika adalah rele arus lebih sederhana dimana rentang waktu
kerja rele arus lebih antara pick up dan drop off sangat singkat (20-100 ms) atau tanpa
tunda waktu. Rele arus lebih ini digunakan unntuk pengaman jaringan terhadap arus
hubung singkat yang besar.
Rele arus lebih dengan karakteristik definite mempunyai rentang waktu kerja rele
antara pick up dan drop off dapat diperpanjang dengan nilai tertentu dan tidak
tergantung pada besarnya arus gangguan tetapi tergantung pada besarnya setelan
arus lebih dan waktu. Pada umumnya rentang setelan arus untuk rele arus lebih
dengan karakteristik definite adalah 0,9 – 1,8 In dan setelan waktu kerjanya adalah 0,1
- 4 detik dengan pertimbangan sebagai berikut :
 tidak mendeteksi keberadaan beban lebih.
 memberikan dukungan proteksi pada penyulang outgoing
Rele arus lebih dengan karakteristik inverse atau rele arus lebih dengan
karakteristik waktu dan arus berbanding terbalik mempunyai rentang waktu kerja rele
arus antara pick up dan drop off tergantung pada besarnya arus lebih yang terdeteksi.

1.3 Daftar Peralatan


1. Sumber Arus Bolak-balik 3Φ, 0-380 V~ 50 Hz, 5 kW (1 unit)
2. Sumber Arus Searah dan Bolak-balik 1Φ, 0-220 V~ 50 Hz Hz (1 unit)
3. Rele Arus Lebih / Kurang 3Φ 220/380 V~ 50 Hz (1 unit)
4. Voltmeter AC 0-20-40-60-80-100-200-300-400 V~ (1 unit)
5. Amperemeter AC 0-0,2-0,4-0,6-0,8-1-2-3-4-5-6 A~ (1 unit)
6. Powermeter 1Φ 3 kawat, 220 V~,50 Hz, (1 unit)
7. Kabel colok (40 unit)

1.4 Prosedur Praktek


1. Buatlah rangkaian pengujian seperti Gambar 1.4.1

5
Imax = 1 A
. A

Beban 3 fasa
I > 0,5 s.d. 1,75 I max variabel
I >> 1 s.d. 12,5 I max
Td = 0 s.d. 2,5 detik

19 s.d 300 V

Gambar 1.4.1 Rangkaian pengujian rele arus lebih / kurang.

2. Sumber arus bolak-balik 3 fasa digunakan untuk mengaktifkan rele arus lebih /
kurang sebagai pengaman terhadap besarnya arus ke beban 3 fasa variabel.
3. Beban 3 fasa variabel dan sumber arus bolak-balik 3 fasa diatur untuk memperoleh
besarnya arus fasa yang diinginkan mengalir pada rele arus lebih / kurang.
4. Setelan besarnya arus kurang yang mengalir pada rele arus lebih / kurang dimonitor
menggunakan amperemeter dan setelan tunda waktu dibuat, kemudian sumber
arus bolak-balik 3 fasa dinyalakan dan stop watch mengukur berapa lama tunda
waktu yang dibutuhkan untuk trip sebagai pengaman terhadap arus kurang. Hasil
pengukuran untuk beberapa setelan besarnya arus kurang dan tunda waktu dicatat
pada Tabel 1.5.1.
5. Setelan besarnya arus lebih yang mengalir pada rele arus lebih / kurang dimonitor
menggunakan amperemeter dan setelan tunda waktu dibuat, kemudian sumber
arus bolak-balik 3 fasa dinyalakan dan stop watch mengukur berapa lama tunda
waktu yang dibutuhkan untuk trip sebagai pengaman terhadap arus lebih. Hasil
pengukuran untuk beberapa setelan besarnya arus lebih dan tunda waktu dicatat
pada Tabel 1.5.2.
6. Data hasil pengukuran pada Tabel 1.5.1 digunakan untuk menggambarkan
karakteristik arus kurang sebagai fungsi waktu, t = f (I)
7. Data hasil pengukuran pada Tabel 1.5.2 digunakan untuk menggambarkan
karakteristik arus lebih sebagai fungsi waktu, t = f (I)

6
1.5 Evaluasi Data
Tabel 1.5.1 Spesifikasi parameter setelan pada rele arus kurang
Arus Setelan tunda Arus trip Waktu trip
Referensi waktu terukur terukur
No.
(A) (A) (detik)

Tabel 1.5.2 Spesifikasi parameter setelan pada rele arus lebih


Arus Setelan tunda Arus trip Waktu trip
Referensi waktu terukur terukur
No.
(A) (A) (detik)

1.6 Tugas
1. Buatlah kesimpulan dari semua parameter hasil pengukuran ?
2. Jelaskan bagaimana membedakan antara rele proteksi motor dan rele arus lebih ?

2. RELE TEGANGAN LEBIH / KURANG


2.1 Tujuan
Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja, spesifikasi dan fungsi rele tegangan
lebih / kurang.
2.2 Teori Dasar
Rele pengaman terdiri dari 3 komponen, yaitu ;
1. Trafo Instrumen
2. Rele
3. Aktuator
Trafo Instrumen berfungsi sebagai transduser yang terdiri dari trafo tegangan (VT) dan
trafo arus (CT). Trafo tegangan mengubah tegangan yang diamankan menjadi
tegangan input rele. Trafo arus mengubah arus yang diamankan menjadi arus input
rele. Trafo tegangan dianggap sebagai trafo ideal dimana V’=(1/n)V dimana, V’ =
tegangan input rele, V = tegangan yang diamankan, dan n = perbandingan tegangan ;

7
1:1, 10:1, 3000:1 dan seterusnya. Sisi primer trafo arus terdiri dari 1 lilitan dan sisi
sekunder trafo arus terdiri dari 1 belitan atau banyak lilitan. Perbandingan arus pada
umumnya ; 50:5, 450:5, 3000:5 dan seterusnya. Karena rele bekerja pada tegangan
rendah dan arus kecil, maka pengujian rele menjadi relatif aman dan harganya juga
relatif murah.

Gambar 2.2.1 Installasi trafo tegangan dan trafo arus pada kawat fasa
Rele pengaman adalah komponen peralatan pengaman yang berfungsi mendeteksi
gangguan di dalam kawasan proteksinya, membandingkan dengan referensi “aman”,
dan jika kondisi “aman” tidak tercapai, maka rele meneruskan perintah ke aktuator
untuk memutuskan jaringan dengan seketika atau ditunda.
Pembagian rele pengaman sesuai dengan cara kerjanya ada 5 macam, yaitu :
1. Magnitude relay
2. Directional relay
3. Ratio relay / distance relay
4. Differential relay
5. Pilot relay
Rele tegangan lebih / kurang digunakan untuk mendeteksi besarnya tegangan naik
dan turun dalam jaringan distribusi daya / rangkaian listrik kemudian membandingkan
dengan referensi yaitu setelan tegangan “aman” dimana besarnya tegangan yang
terdeteksi melebihi atau kurang dari besarnya setelan tegangan dalam waktu setelan,
dan jika kondisi “aman” tidak tercapai, maka rele meneruskan perintah ke aktuator
untuk memutuskan jaringan dengan maksud mengisolasi bagian yang terganggu dari
bagian sistem yang masih “aman”. Rele tegangan lebih / kurang dapat membedakan,
memilih dan mengisolasi hanya bagian yang terganggu dari suatu sistem kelistrikan
dengan membedakan besarnya tegangan yang terdeteksi dalam waktu setelan, atau
kombinasi keduanya. Rele tegangan lebih / kurang membedakan besarnya tegangan
yang terdeteksi karena besarnya tegangan gangguan bervariasi tergantung pada
lokasi gangguan. Rele tegangan lebih / kurang di setiap titik dalam jaringan yang
mendeteksi besarnya tegangan lebih dan kurang disetel untuk memutuskan jaringan
dengan tunda waktu yang diinginkan sehingga rele tegangan lebih / kurang yang
mendeteksi gangguan dengan posisi paling dekat dengan lokasi gangguan akan

8
bekerja lebih cepat. Penyetelan rele tegangan lebih / kurang menggunakan perbedaan
besarnya tegangan dan besarnya tunda waktu.
2.3 Daftar Peralatan
1. Sumber Arus Bolak-balik 3Φ, 0-380 V~ 50 Hz, 5 kW (1 unit)
2. Sumber Arus Searah dan Bolak-balik 1Φ, 0-220 V~ 50 Hz Hz (1 unit)
3. Rele Tegangan Lebih/Kurang 220/380 V~50 Hz (1 unit)
4. Voltmeter AC 0-20-40-60-80-100-200-300-400 V~ (1 unit)
5. Amperemeter AC 0-0,2-0,4-0,6-0,8-1-2-3-4-5-6 A~ (1 unit)
6. Powermeter 1Φ 3 kawat, 220 V~,50 Hz, (1 unit)
7. Kabel colok (40 unit)

2.4 Prosedur Praktek


1. Sumber arus bolak-balik 3 fasa variabel digunakan untuk mengaktifkan rele
tegangan lebih / kurang sebagai pengaman terhadap besarnya tegangan ke beban
3 fasa.
2. Sumber arus bolak-balik 3 fasa diatur untuk memperoleh besarnya tegangan yang
diinginkan mengalir pada rele tegangan lebih / kurang.
3. Setelan besarnya tegangan kurang yang mengalir pada rele tegangan lebih / kurang
dimonitor menggunakan voltmeter dan setelan tunda waktu dibuat, kemudian
sumber arus bolak-balik 3 fasa variabel dinyalakan dan stop watch mengukur
berapa lama tunda waktu yang dibutuhkan untuk trip sebagai pengaman terhadap
tegangan kurang. Hasil pengukuran untuk beberapa setelan besarnya tegangan
kurang dan tunda waktu dicatat pada Tabel 2.5.1.
4. Setelan besarnya tegangan lebih yang mengalir pada rele tegangan lebih / kurang
dimonitor menggunakan voltmeter dan setelan tunda waktu dibuat, kemudian
sumber arus bolak-balik 3 fasa dinyalakan dan stop watch mengukur berapa lama
tunda waktu yang dibutuhkan untuk trip sebagai pengaman terhadap tegangan
lebih. Hasil pengukuran untuk beberapa setelan besarnya tegangan lebih dan
tunda waktu dicatat pada Tabel 2.5.2.
5. Data hasil pengukuran pada Tabel 2.5.1 digunakan untuk menggambarkan
karakteristik tegangan kurang sebagai fungsi waktu, t = f (V)
6. Data hasil pengukuran pada Tabel 2.5.2 digunakan untuk menggambarkan
karakteristik tegangan lebih sebagai fungsi waktu, t = f (V)

2.5 Evaluasi Data


Tabel 2.5.1 Spesifikasi parameter setelan pada rele tegangan kurang
Tegangan Setelan tunda Tegangan Waktu trip
Referensi waktu trip terukur terukur
No.
(V) (V) (detik)

9
1. -5%
2. -10%
3. -15%
4. -20%
5. -25%
Tabel 2.5.2 Spesifikasi parameter setelan pada rele tegangan lebih
Tegangan Setelan tunda Tegangan Waktu trip
Referensi waktu trip terukur terukur
No.
(V) (V) (detik)

1. 5%
2. 10%
3. 15%
4. 20%
5. 25%
6. 30%

2.6 Tugas
1. Buatlah kesimpulan dari semua parameter hasil pengukuran ?

10

Anda mungkin juga menyukai