Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK


OVER CURRENT RELAY

Oleh :

Azzahra Farah Andraeni


2322640004
1-A D4 LJ Teknik Elektro Industri

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tahap awal perkembangan industri tenaga listrik, suatu system tenaga
terdiri dari sebuah generator kecil yang digunakan untuk memasok kebutuhan
listrik di daerah setempat. System demikian belum dilengkapi dengan system
proteksi dan biasanya diawasi langsung oleh operator. Pada waktu itu operatorlah
yang bertindak untuk membuka pemutus daya apabila melihat ada kelainan atau
gangguan sehingga generator tersebut terhindar dari kerusakan. Namun seiring
dengan perkembangan jaringan system tenaga yang dari waktu ke waktu semakin
besar maka cara-cara demikian tidak lagi dipertahankan dan harus ada cara-cara
yang lebih efektif yang bisa di gunakan untuk memproteksi system dari
gangguan.

System proteksi pertama yang dilakukan untuk mengamankan system


adalah dengan menggunakan sekering. Kemudian disusul dengan menggunakan
rele beban lebih ataupun tegangan kurang yang kemudian diikuti oleh
berkembangnya system proteksi dengan rele arus lebih. Sebelum teknologi jenis-
jenis rele lain berkembang, rele arus lebih inilah rele proteksi yang pertama dan
paling sederhana yang banyak digunakan untuk memproteksi jaringan system
tenaga listrik.

Dalam perkembangan waktu rele proteksi ini kemudian berkembang mulai


dari penerapan sederhana menggunakan satu rele hingga beberapa rele yang diatur
secara bertingkat berdasarkan besarnya arus gangguan yang berbeda-beda sesuai
letak gangguan. Proteksi arus bertingkat ini dimaksudkan agar rele-rele tersebut
bisa mengatasi gangguan secara diskriminatif sesuai dengan letak gangguan.
Disamping itu factor lain yang perlu di perhatikan agar sebuah rele arus lebih
dapat bekerja secara tepat dan stabil maka perbedaan antara arus hubung singkat
minimum dengan arus beban maksimum harus cukup besar. Hal tersebut
diperlukan agar rele arus lebih tersebut tidak boleh bekerja terhadap arus beban
lebih maksimum.

Pada dasarnya rele arus lebih dapat diklasifikasikan atas dua kategori,
yaitu rele arus lebih biasa atau non-direksional dan rele arus lebih yang dilengkapi
dengan elemen arah.
1.2 Rumusan masalah
Adapun masalah yang diangkat berdasarkan latar belakang di atas adalah :
 Bagaimana Cara Kerja Rele Arus Lebih (OCR)?
 Karakteristik Rele Arus Lebih?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
 Dapat Mengetahui Prinsip Kerja Dari Rele Arus Lebih Atau Over Current
Relay
 Mengetahui Karakteristik Dari Rele Arus Lebih

1.4 Manfaat penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat teoritis :
Makalah ini diharapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terkait
Rele arus lebih pada mahasiswa maupun khalayak umum yang berkecimpung
dalam bidang kelistrikan khususnya Listrik tenaga agar lebih memahami tentang
Rele arus lebih.
1.4.2 Manfaat praktis :
Dapat mengetahui prinsip kerja, penggunaan dan penyettingan rele arus
lebih, dan karakteristik dari rele arus lebih dalam system proteksi tenaga listrik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rele Arus Lebih


Relay arus lebih (over current relay) adalah relay yang bekerja berdasarkan
adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan jangka
waktu tertentu. Fungsi utama dari relay arus lebih ini adalah untuk merasakan
adanya arus lebih kemudian memberikan perintah kepada pemutus beban (PMT)
untuk membuka.

2.2 Prinsip Kerja Rele Arus Lebih


Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan
bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (Iset) atau relay arus
lebih meruapakan pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada pengaman
transformator tenaga.
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran
arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran
yang boleh melewatinya disebut dengan setting.

2.3 Jenis-Jenis Relay Arus Lebih


1. Non-directional
2. Directional
3. Kontrol tegangan
4. Penahan tegangan

2.4 Karakteristik Relay Arus Lebih


a. Rele Waktu Seketika (Instantaneous Relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu
beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar di bawah
ini.
Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay)
Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan
relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.
b. Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is),
dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay
diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relay, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 2. Karakteristik Relay Waktu Tertentu (Defenite Time Relay)


c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Time Relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu
tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat
membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya
dibedakan dalam tiga kelompok :
 Standar invers
 Very inverse

 Extremely inverse

Gambar 3. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Time Relay)
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan dapat disimpulkan bahwa penggunaan relay
arus lebih atau over current relay mempunyai peran yang sangat penting dalam
memproteksi system tenaga listrik. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah
penyetelan waktu minimum dari relay arus lebih (terutama di penyulang) tidak
lebih kecil dari 0,3 detik. Pertimbangan ini diambil agar relay tidak sampai trip
lagi Inrush Current dari transformator distribusi yang memang sudah tersambung
di jaringan distribusi sewaktu PMT penyulang tersebut dioperasikan.

3.2. Saran
Bagi mahasiswa ataupun para peminat agar pada saat melakukan
penyettingan relay harus betul-betul memahami bagaimana cara perhitungan dan
koordinasi relay dan system proteksi lainnya, sehingga tidak terjadi kegagalan
operasi pada relay tersebut. Karena akan sangat fatal jika relay mengalami
kegagalan operasi.

Anda mungkin juga menyukai