OLEH :
NIM 1301132039
2016
OVER CURRENT RELAY (OCR) 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat dan anugerahnya saya masih bisa berkarya dan dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat salah satu mata kuliah program S-
1 Universitas Nusa Cendana. makalah ini memuat tentang penggunaan relay arus
lebih dalam system tenaga listrik
Penulis juga mengucapkan limpah terimakasih kepada bapak Nur Salim, ST, MT
yang telah banyak membimbing kami dalam proses perkuliahan dan juga kepada
teman-teman seperjuangan dikelas kecil kami Listrik tenaga yang telah memberikan
support kepada Temi “si idiot gagal move on” ada Yuni “si jomblo akut”, Acos “anak
singa”, Ando Nagh Baun salah gaul, Mekoz “si kurus korban PHP” dan Mojen “si
Raja Malas”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan, oleh
Karena itu penulis sangat mengahargai setiap saran dan kritikan dari semua kalangan
selagi itu membangun.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2. Rumusan masalah..................................................................................................4
1.3. Tujuan penulisan....................................................................................................4
1.4. Manfaat penulisan..................................................................................................4
1.4.1. Manfaat teoritis..............................................................................................4
1.4.2. Manfaat praktis..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
2.1. Rele Arus Lebih......................................................................................................5
2.1.1. Prinsip Kerja Rele Arus Lebih......................................................................5
2.1.2. Jenis-Jenis Relay Arus Lebih........................................................................5
2.1.3. Karakteristik Relay Arus Lebih....................................................................5
2.1.4. Pengaman Pada Relay Arus Lebih................................................................7
2.1.5. Fungsi Dan Penggunaan................................................................................8
2.2. Perhitungan Koordinasi Rele Arus Lebih............................................................8
2.2.1. Setelan Time Multiple Setting (TMS)...........................................................9
2.3. Perhitungan Setelan Rele Arus Lebih Dan TMS...............................................10
2.3.1. Setelan Arus Lebih.......................................................................................10
2.3.2. Setelan time multiple setting (TMS)............................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................15
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................15
3.2. Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahap awal perkembangan industri tenaga listrik, suatu system tenaga terdiri
dari sebuah generator kecil yang digunakan untuk memasok kebutuhan listrik
didaerah setempat. System demikian belum dilengkapi dengan system proteksi
dan biasanya diawasi langsung oleh operator. Pada waktu itu operatorlah yyang
bertindak untuk membuka pemutus daya apabila melihat ada kelainan atau
gangguan sehingga generator tersebut terhindar dari kerusakan. Namun seiring
dengan perkembangan jaringan system tenaga yang dari waktu ke waktu
semakin besar maka cara-cara demikian tidak lagi dipertahankan dan harus ada
cara-cara yang lebih efektif yang bisa di gunakan untuk memproteksi system dari
gangguan.
System proteksi pertama yang dilakukan untuk mengamankan system adalah
dengan menggunakan sekering. Kemudian disusul dengan menggunakan rele
beban lebih ataupun tegangan kurang yang kemudian diikuti oleh
berkembangnya system proteksi dengan rele arus lebih. Sebelum teknologi jenis-
jenis rele lain berkembang, rele arus lebih inilah rele proteksi yang pertama dan
paling sederhana yang banyak digunakan untuk memproteksi jaringan system
tenaga listrik.
Dalam perkembangan waktu rele proteksi ini kemudian berkembang mulai dari
penerapan sederhana menggunakan satu rele hingga beberapa rele yang diatur
secara bertingkat berdasarkan besarnya arus gangguan yang berbeda-beda sesuai
letak gangguan. Proteksi arus bertingkat ini dimaksudkan agar rele-rele tersebut
bisa mengatasi gangguan secara diskriminatif sesuai dengan letak gangguan.
Disamping itu factor lain yang perlu di perhatikan agar sebuah rele arus lebih
dapat bekerja secara tepat dan stabil maka perbedaan antara arus hubung singkat
minimum dengan arus beban maksimum harus cukup besar. Hal tersebut
diperlukan agar rele arus lebih tersebut tidak boleh bekerja terhadap arus beban
lebih maksimum.
Pada dasarnya rele arus lebih dapat diklasifikasikan atas dua kategori, yaitu rele
arus lebih biasa atau non-direksional dan rele arus lebih yang dilengkapi dengan
elemen arah.
1.2. Rumusan masalah
Adapun masalah yang diangkat berdasarkan latar belakang diatas adalah :
Bagaimana Cara Kerja Rele Arus Lebih (OCR)?
Karakteristik Rele Arus Lebih?
Bagaimana Perhitungan Koordinasi Rele Arus Lebih Dalam System
Tenaga Listrik?
1.3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Mahasiswa Dapat Mengetahui Prinsip Kerja Dari Rele Arus Lebih Atau
Over Current Relay
Mengetahui Karakteristik Dari Rele Arus Lebih
Mengetahui Penggunaan Dan Setting Dari Rele Arus Lebih.
1.4. Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan makalh ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Manfaat teoritis :
Makalah ini diharapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terkait Rele
arus lebih pada mahasiswa maupun khalayak umum yang berkecimpung
dalam bidang kelistrikan khususnya Listrik tenaga agar lebih memahami
tentang Rele arus lebih.
1.4.2. Manfaat praktis :
Dapat mengetahui prinsip kerja, penggunaan dan penyettingan rele arus lebih,
dan karakteristik dari rele arus lebih dalam system proteksi tenaga listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Rele Arus Lebih
Relay arus lebih (over current relay) adalah relay yang bekerja berdasarkan
adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan jangka
waktu tertentu. Fungsi utama dari relay arus lebih ini adalah untuk merasakan
adanya arus lebih kemudian memberikan perintah kepada pemutus beban (PMT)
untuk membuka.
2.1.1. Prinsip Kerja Rele Arus Lebih
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja
bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (Iset) atau relay arus lebih
meruapakan pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada pengaman
transformator tenaga.
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus
yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting.
2.1.2. Jenis-Jenis Relay Arus Lebih
Non-directional
Directional
Kontrol tegangan
Penahan tegangan
2.1.3. Karakteristik Relay Arus Lebih
a. Rele Waktu Seketika (Instantaneous Relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu
beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah
ini.
Extremely inverse
Rele inverse biasa disett sebesar 1,05 s/d 1,3 IBeban,
Sedangkan rele definite disett sebesar 1,2 s/d 1,3 IBeban.
Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah penyetelan waktu minimum dari
rele arus lebih (terutama di penyulang) tidak lebih kecil dari 0,3 detik.
Pertimbangan ini diambil agar rele tidak sampai trip lagi akibat arus inrush
dari trafo distribusi yang memang sudah tersambung dijaringan distribusi,
sewaktu PMT penyulang tersebut dioperasikan.
Dan
β×TMS
t= α
I
Fault
( ISet) −
1
Dimana :
t = Waktu Trip (Detik)
TMS = Time Multiple Setting (Tanpa Satuan)
Ifault = Besarnya Arus Gangguan Hubung Singkat (Amp)
Setelan OCR (Inverse) diambil arus gangguan hubung singkat
terbesar.
Setelan GFR (Inverse) diambil arus gangguan hubung singkat
terkecil.
, = Konstanta.
Nama Kurva
Standard Inverse 0,02 0,14
Very Inverse 1 13,2
Extremely Inverse 2 80
Long Inverse 1 120
= 4,9 Amp
Nilai Setelan Relai Penyulang Masuk (Incoming Feeder) Dari Trafo
Untuk menentukan nilai setelan rele arus lebih disisi incoming feeder
trafo tenaga, perlu dihitung terlebih dahulu arus nominal trafo tenaga
tersebut. Sebagai berikut :
Data trafo :
Kapasitas trafo = 60 MVA
Tegangan trafo = 150/20 kV
Impedansi trafo = 12%
CT Ratio = 2000/5-5 (pada sisi Incoming Feeder)
Maka arus nominal transformator tenaga pada sisi 20 kV :
= 1732,1 Amp
= 4,55 Amp
2.3.2. Setelan time multiple setting (TMS)
Setelan Time Multiple Setting (TMS) Dipenyulang Keluar (Outgoing
Feeder)
Karena TMS rele arus lebih, pada pada penyulang yang akan disetting
pada rele arus lebihnya diambil pada angka arus gangguan hubung
singkat (IFault) sebesar arus gangguan 3 fasa atau arus gangguan 2 fasa
pada lokasi gangguan 1% depan GI untuk contoh ini diambil arus
gangguan 3 fasa = 128862,0 Amp (Lihat table 2) dan waktu kerja rele
arus lebih dipenyulang itu diambil selama 0,3 detik, maka nilai TMS
yang akan di setting pada rele arus lebih dengan karakteristik standar
inverse adalah :
0,02
IFault
t× [[ ] − 1]
TMS = ISet
0,14
12862,0 0,02
0,3× ] − 1]
294
TMS = [[
0,14
= 0,168 (dibulatkan = 0,17)
Dari persamaan diatas diperoleh waktu (t) sebagai berikut :
0,162×0,14
t= 0,02
= 0,3 detik
12862,0
(( ) − 1)
294
Setelan TMS Dipenyulang Masuk (Incoming Feeder)
Selisih waktu kerja rele di incoming 20kV (sisi hulu) lebih lama 0,4
detik dari waktu kerja rele dipenyulang keluar (sisi hilir) disebut
grading time, yang maksudnya rele incoming 20kV memberi
kesempatan rele dipenyulang bekerja terlebih dahulu, bila gangguan
hubung singkat terjadi dipenyulang tersebut penyulang itu saja yang
trip dan busbar 20kV masih bertegangan untuk memasok penyulang
lainnya yang masih tersambung sehingga beban dipeyulang lain masih
tetap beroperasi.
Karena koordinaasi rele antara penyulang masuk dan penyulang keluar
berada dititk 1% didepan GI, maka arus gangguan hubung singkat
(IFault) diambil arus gangguan didepan bus sebesar arus gangguan
hubung singkat 3 fasa pada lokasi gangguan 1% didepan GI = 12862,0
Amp (lihat table 2), maka nilai TMS yang akan disetting pada rele
arus lebih dengan karakteristik standard inverse, sebagai berikut :
0,02
IFault
t× [[ ] − 1]
TMS = ISet
0,14
12862,0 0,02
(0,3 + 0,4)× [[ − 1]
TMS = 18181,65] = 0,2
0,14
Dari persamaan diatas diperoleh waktu (t) sebagai berikut :
0,2×0,14
t= = 0,7 detik
0,02
12862,0
(( ) − 1)
294
dari perhitungan diatas dan untuk mempermudah penglihatan dapat
dibuat table seperti berikut :
Tabel 2 : Setelan rele untuk OCR di :
Penyulang 20kV Incoming feeder
(Penyulang Keluar) Transformator tenaga
ISet primer = 294 Amp ISet primer = 1818,65 Amp
ISet sekunder = 4,9 Amp ISet sekunder = 4,55 Amp
TMS = 0,16 TMS = 0,2
t = 0,3 detik t = 0,7 detik
Catatan :
Bila penyulang keluar dari sumber (Gardu Induk) ada beberapa buah
penyulang perhitungan seperti yang sudah dilakukan diatas, dapat
diulangi tetapi data yang dimasukan adalah data penyulang yang akan
dihitung baik nilai impedansi per-km nya atau panjangnya, khusus
jaringan SUTM karena banyak percabangan diambil jaringan
terpanjang atau impedansi yang terbesar.
Bila dipenyulang masuk (Incoming Feeder) digardu induk, koordinasi
waktu dan arusnya diambilarus gangguan hubung singkat 2 fasa atau 3
fasa terbesar dari bebrapa penyulang keluar.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan dapat disimpulkan bahwa penggunaan relay arus
lebih atau over current relay mempunyai peran yang sangat penting dalam
memproteksi system tenaga listrik. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah
penyetelan waktu minimum dari relay arus lebih (terutama dipenyulang) tidak
lebih kecil dari 0,3 detik. Pertimbangan ini diambil agar relay tidak sampai trip
lagi Inrush Current dari transformator distribusi yang memang sudah tersambung
dijaringan distribusi sewaktu PMT penyulang tersebut dioperasikan.
3.2. Saran
Bagi mahasiswa ataupun para peminat agar pada saat melakukan penyettingan
relay harus betul-betul memahami bagaimana cara perhitungan dan koordinasi
relay dan system proteksi lainnya, sehingga tidak terjadi kegagalan operasi pada
relay tersebut. Karena akan sangat fatal jika relay mengalami kegagalan operasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Pandjaitan,bonar. 2012. Praktik-praktik proteksi system tenaga listrik.
Yogyakarta : Andi Offset
[2] Perhitungan setting dan koordinasi proteksi system distribusi. 2014.
PUSDIKLAT PT. PLN (Persero).
[3]http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/proteksi-penyulang-kordinasi-
relay-arus.html