Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan di Indonesia akhir – akhir ini juga mempengaruhi
pertumbuhan kebutuhan akan listrik pada PT.PLN (Persero). Didasarkan hal itu
maka digiatkan lah pembangunan, serta penggantian perlatan yang sudah lama,
hal itu bertujuan untuk menambah kapasitas kelistrikan yang ada dan memperoleh
kehandalan system yang ada pada saat ini. Kehandalan system juga salah satu
prioritas PT.PLN (Persero) dalam menyalurkan kebutuhan listrik nasional.

PT.PLN (Persero) menjadi satu satunya perusahaan yang bertugas


memenehui kebutuhan listrik masyarakat. Oleh karena itu PLN dituntut memiliki
mutu pelayanan yang baik. Bahkan tingkat mutu pelayanan ini diatur dalam
Permen ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) nomor 27 tahun 2017. Untuk
memenuhi tanggung jawab tersebut PLN harus menjamin keandalan sistem tenaga
listriknya.
Sistem tenaga listrik dimulai dari proses pembangkitan listrik dari berbagai
macam pembangkit (PLTU, PLTD, PLTA, PLTP, dll.) yang kemudian di
transformasikan menjadi tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi untuk dapat
di salurkan melalui sistem transmisi sampai ke daerah konsumen berada. Sebelum
sampai ke konsumen, listrik tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi tadi perlu
ditransformasi kembali menjadi tegangan menegah di Gardu Induk PLN.
Dari tegangan menengah listrik siap di distribusikan pada konsumen. Untuk
konsumen tegangan rendah seperti rumah tangga, tegangan menegah
ditransformasikan lagi menggunakan trafo distribusi untuk menghasilkan
tegangan rendah agar dapat digunakan. Pada sistem penyaluran tenaga listrik akan
ada potensi terjadinya gangguan, baik gangguan system fault ( kerusakan
peralatan atau beban lebih) dan gangguan non system fault ( kesalahan
pengoperasian atau faktor alam). Untuk tetap menjaga mutu pelayanan, PLN
membutuhkan sistem proteksi untuk melindungi sistem tenaga listrik dari bahaya
yang ditimbulkan oleh adanya gangguan tersebut.
Sistem proteksi pada saluran transmisi terbagi menjadi tiga, yaitu sistem
proteksi penghantar, sistem proteksi trafo, dan system proteksi busbar. System
proteksi pada busbar dibagi menjadi 3 kategori yakni single busbar pada
GI(Gardu Induk) yang bertegangan 70kV, double busbar pada GI yang
bertegangan 150kV dan doble Busbar satu setengah breaker pada GITET ( Gardu
Induk Tegangan Ekstra Tinggi) atau GI outlet dari pembangkit.
Gangguan pada busbar relatif jarang terjadi jika dibandingan dengan
gangguan pada penghantar, tetapi dampaknya akan jauh lebih besar dibandingkan
pada gangguan penghantar, terutama jika pasokan yang terhubung ke pembangkit
tersebut cukup besar. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika
gangguan tidak segera diputuskan antara lain adalah : kerusakan instalasi,
timbulnya masalah stabilitas transient, dimungkinkan OCR dan GFR di sistem
bekerja sehingga pemutusan menyebar.
Untuk jenis dari system proteksi busbar ada 2 yakni, High Impedance dan
Low Impedance. Sistem proteksi busbar dituntut sama dengan pola proteksi lainya
yakni sensitif, cepat, selektif, dan stabil. Didalam pengoprasiainya, busbar dan
diameter tidak terlepas dari kondisi abnormal yang disebut sebagai gangguan.
Gangguan yang terjadi pada busbar dan diameter adalah gangguan yang bersifat
destruktif. Apabila terjadi gangguan pada busbar atau diameter, maka
kemungkinan terjadi kerusakan pada peralatan instalasi yang sangat besar. Di
samping itu, keandalan sistem dalam menyalurkan pasokan daya juga akan
terganggu. Proteksi busbar/diameter adalah suatu sistem proteksi yang berperanan
penting dalam mengamankan gangguan yang terjadi pada busbar atau diameter.
Didaerah Jabodetabek didominasi GI 150kV yang memiliki double busbar,
beberapa relai yang terpasang sudah cukup lama dengan tekhnologi yang lama
dengan jenis High Impedance. Fitur yang ada dalam relai – relai lama juga tidak
mengakomodir kebutuhan sekarang ini. Pada saat ini pasca pemulihan gangguan
diperlukan beberapa pada meter seperti digital fault record untuk kebutuhan
analisa. Logic pada relai untuk kebutuhan uji coba rangkaian. Indikator pada
display yang informatif. Pengukuran secara real time untuk monitoring. Hal – hal
tersebut yang tidak di akomodir oleh relai – relai buspro High Impedance yang
lama dan menghambat proses recovery pasca gangguan.
Untuk itu penulis melakukan penelitian tentang pola sistem proteksi buspro
yang memiliki selektifitas yang tinggi dan kecepatan yang tinggi pula. Selain itu
penulis akan meneliti cara penerapan dan hasil dari penerapan pola proteksi yang
tepat.

2. Rumusan Masalah
1. Pola seperti apa yang mampu menggantikan proteksi busbar yang lama
untuk memenuhi kebutuhan saat ini?
2. Bagaimana penerapan penggantian pola pada sistem proteksi Busbar?
3. Apa hasil yang didapat dari penggantian pola proteksi busbar?

3. Batasan Masalah
Pada Tugas Akhir ini pembahasan masalah hanya dibatasi pada hal-hal
berikut:
1. Pada permasalahan ini tidak membahas sistem proteksi busbar pola satu
setengah breaker dan pola single busbar.
2. Pada permasalahan ini tidak membahas tentang pengaman diluar sistem
proteksi busbar yang dapat membuat busbar padam.
4. Tujuan Penulisan
1. Mendapatkan pola proteksi yang tepat untuk sistem proteksi busbar.
2. Sebagai pembanding antara sistem busbar high impedance lama dan sistem
busbar low impedance yang baru.
5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang hal-hal yang melatarbelakangi
pembuatan Tugas Akhir, Tujuan, Batasan Masalah, Metodologi Penulisan
dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai penelitian terkait serta dasar teori dari
masing-masing bagian yang menjadi panduan atau dasar dari pembuatan
Tugas Akhir.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas mengenai penentuan lokasi penelitian, data
penelitian, serta metode pengmpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi data dan hasil perhitungan arus hubung singkat,
perhitungan koordinasi pola non kaskade, serta perhitungan saving dari
penerpan pola proteksi non kaskade.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil kerja
serta buku laporan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai