Anda di halaman 1dari 12

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI

DENGAN SALURAN TRANSMISI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4:

1. M. Reza Firdaus 2105031009


2. M. Dzaky 2105031022
3. M. Fadli 2105031038
4. M. Syafiq Ramadhan 2105031032
5. Naufal Azis 2105031020
6. Risky Sarnavi 2105031048

KELAS EL 4B
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit listrik dan saluran transmisi merupakan dua sistem kelistrikan yang saling
terkait dan memerlukan koordinasi yang baik dalam sistem proteksinya. Proteksi merupakan
hal yang sangat penting dalam sistem kelistrikan, karena gangguan atau kerusakan pada sistem
kelistrikan dapat menyebabkan kegagalan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik. Proteksi
kelistrikan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem proteksi yang terkoordinasi baik
antara pembangkit dan saluran transmisi.
Sistem proteksi kelistrikan terdiri dari beberapa komponen, di antaranya adalah relay
proteksi, breaker, dan sistem monitoring. Relay proteksi berfungsi sebagai deteksi adanya
gangguan atau kerusakan pada sistem kelistrikan. Kemudian, breaker digunakan untuk
memutus aliran listrik pada bagian sistem yang mengalami kerusakan atau gangguan. Sistem
monitoring digunakan untuk memonitor kondisi sistem kelistrikan dan memberikan informasi
kepada operator saat terjadi gangguan atau kerusakan pada sistem.
Koordinasi proteksi antara pembangkit dan saluran transmisi sangat penting untuk
menghindari terjadinya koordinasi yang tidak sempurna dan mengurangi waktu pemutusan
aliran listrik pada bagian sistem yang terganggu. Selain itu, koordinasi proteksi yang baik juga
akan mengurangi kemungkinan terjadinya pemutusan aliran listrik pada bagian sistem yang
sebenarnya tidak mengalami kerusakan atau gangguan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1. Apa saja komponen yang terdapat pada sistem proteksi kelistrikan?


2. Mengapa koordinasi proteksi antara pembangkit dan saluran transmisi sangat penting?
3. Bagaimana cara melakukan koordinasi proteksi antara pembangkit dan saluran transmisi?
4. Apa manfaat dari koordinasi proteksi yang baik antara pembangkit dan saluran transmisi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang
koordinasi sistem proteksi pembangkit dengan saluran transmisi, termasuk komponen-
komponen yang terdapat pada sistem proteksi kelistrikan, pentingnya koordinasi proteksi
antara pembangkit dan saluran transmisi, cara melakukan koordinasi proteksi antara
pembangkit dan saluran transmisi, serta manfaat dari koordinasi proteksi yang baik antara
pembangkit dan saluran transmisi.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Sebagai bahan pembelajaran untuk memahami sistem proteksi kelistrikan pada pembangkit
dan saluran transmisi.
2. Memberikan pemahaman tentang pentingnya koordinasi proteksi antara pembangkit dan
saluran transmisi.
3. Memberikan informasi tentang cara melakukan koordinasi proteksi antara pembangkit dan
saluran transmisi.
BAB II
KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PEMBANGKIT DENGAN SALURAN
TRANSMISI

Sistem proteksi adalah salah satu bagian terpenting dalam sebuah sistem tenaga listrik.
Fungsi utamanya adalah untuk melindungi peralatan dari kerusakan akibat gangguan arus lebih
atau hubung singkat. Proteksi yang baik dan efektif adalah kunci dalam menjaga kelangsungan
sistem tenaga listrik. Koordinasi proteksi antara sistem pembangkit dan saluran transmisi
sangatlah penting untuk memastikan proteksi yang optimal dan mencegah terjadinya gagal
proteksi.

2.1 SISTEM PROTEKSI PEMBANGKIT

Sistem proteksi pada pembangkit terdiri dari beberapa elemen proteksi, seperti proteksi
generator, proteksi transformator daya, proteksi busbar, dan proteksi switchgear. Masing-
masing elemen proteksi memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda, namun harus saling
terkoordinasi untuk memberikan proteksi yang optimal.
Proteksi generator melindungi generator dari kerusakan akibat gangguan pada
generator atau sistem jaringan. Proteksi transformator daya melindungi transformator dari
kerusakan akibat gangguan arus lebih atau hubung singkat pada trafo. Proteksi busbar
melindungi busbar dari kerusakan akibat gangguan arus lebih atau hubung singkat pada busbar.
Proteksi switchgear melindungi switchgear dari kerusakan akibat gangguan arus lebih atau
hubung singkat pada switchgear.

2.3 SISTEM PROTEKSI SALURAN TRANSMISI

Sistem proteksi pada saluran transmisi terdiri dari beberapa elemen proteksi, seperti
proteksi jarak, proteksi arus lebih, dan proteksi hubung singkat. Masing-masing elemen
proteksi memiliki karakteristik yang berbeda, namun harus saling terkoordinasi untuk
memberikan proteksi yang optimal.
Proteksi jarak melindungi saluran transmisi dari kerusakan akibat gangguan pada
saluran transmisi. Proteksi arus lebih melindungi saluran transmisi dari kerusakan akibat arus
lebih pada saluran transmisi. Proteksi hubung singkat melindungi saluran transmisi dari
kerusakan akibat hubung singkat pada saluran transmisi.
2.4 KOORDINASI PROTEKSI PEMBANGKIT DENGAN SALURAN TRANSMISI

Koordinasi proteksi antara sistem pembangkit dan saluran transmisi sangatlah penting
untuk memastikan proteksi yang optimal dan mencegah terjadinya gagal proteksi. Koordinasi
proteksi dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan waktu kerja dari masing-masing
elemen proteksi.
Koordinasi proteksi dilakukan dengan mengatur karakteristik waktu kerja dan
koordinasi proteksi pada setiap elemen proteksi. Proteksi generator harus saling terkoordinasi
dengan proteksi saluran transmisi agar dapat memberikan proteksi yang optimal. Proteksi
transformator daya harus saling terkoordinasi dengan proteksi saluran transmisi agar dapat
memberikan proteksi yang optimal. Proteksi busbar harus saling terkoordinasi dengan proteksi
saluran transmisi agar dapat memberikan proteksi yang optimal.
2. Koordinasi proteksi switchgear juga harus dilakukan dengan proteksi saluran
transmisi agar dapat memberikan proteksi yang optimal. Koordinasi proteksi dilakukan dengan
memperhatikan karakteristik waktu kerja dari masing-masing elemen proteksi dan membuat
zona proteksi yang saling tumpang tindih antara sistem pembangkit dan saluran transmisi.
Pengaturan waktu kerja elemen proteksi harus sesuai dengan kondisi jaringan dan
tingkat gangguan yang terjadi. Pengaturan waktu kerja yang salah dapat menyebabkan gagal
proteksi atau terlambat dalam memberikan proteksi. Oleh karena itu, perencanaan koordinasi
proteksi harus dilakukan dengan baik dan matang untuk menghindari kerusakan pada peralatan
dan menghindari terjadinya outage pada sistem tenaga listrik.
BAB 3
PENGAPLIKASIAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PEMBANGKIT DENGAN
SALURAN TRANSMISI

Dalam bab sebelumnya telah dibahas tentang pentingnya koordinasi proteksi antara
sistem pembangkit dan saluran transmisi. Pada bab ini akan dibahas tentang pengaplikasian
koordinasi sistem proteksi pembangkit dengan saluran transmisi di lapangan. Beberapa contoh
kasus akan diambil sebagai studi kasus dalam pengaplikasian koordinasi proteksi antara sistem
pembangkit dan saluran transmisi.

3.2 STUDI KASUS 1: KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT TENAGA


ANGIN

Salah satu sumber energi alternatif yang sedang berkembang adalah pembangkit tenaga
angin. Pada pembangkit tenaga angin, terdapat beberapa peralatan yang digunakan untuk
menghasilkan energi listrik, seperti generator, gearbox, dan converter. Pada studi kasus ini,
akan dibahas tentang koordinasi proteksi antara sistem pembangkit dan saluran transmisi pada
pembangkit tenaga angin.
Proteksi yang digunakan pada pembangkit tenaga angin adalah proteksi diferensial
pada generator dan proteksi jarak pada saluran transmisi. Proteksi diferensial akan bekerja saat
terjadi hubung singkat pada generator, sedangkan proteksi jarak akan bekerja saat terjadi
hubung singkat pada saluran transmisi.
Koordinasi proteksi dilakukan dengan mengatur karakteristik waktu kerja dari masing-
masing proteksi dan membuat zona proteksi yang saling tumpang tindih antara sistem
pembangkit dan saluran transmisi. Zona proteksi saling tumpang tindih ini akan memastikan
bahwa proteksi yang diberikan dapat bekerja dengan optimal dan mencegah terjadinya gagal
proteksi
Pada studi kasus ini, dilakukan perhitungan koordinasi proteksi pada generator dan
saluran transmisi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP Power System. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa proteksi diferensial pada generator bekerja dengan cepat saat
terjadi hubung singkat pada generator, sedangkan proteksi jarak pada saluran transmisi bekerja
dengan cepat saat terjadi hubung singkat pada saluran transmisi.
Zona proteksi saling tumpang tindih pada pembangkit tenaga angin ditunjukkan pada Gambar
1.

Gambar 1. Zona proteksi saling tumpang tindih pada pembangkit tenaga angin

3.3 STUDI KASUS 2: KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT TENAGA


HYDRO

Pembangkit tenaga hydro adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang menggunakan
air sebagai sumber energi. Pada pembangkit tenaga hydro, terdapat beberapa peralatan yang
digunakan untuk menghasilkan energi listrik, seperti turbin, generator, dan saluran transmisi.
Pada studi kasus ini, akan dibahas tentang koordinasi proteksi antara sistem pembangkit dan
saluran transmisi pada pembangkit tenaga hydro.
Proteksi yang digunakan pada pembangkit tenaga hydro adalah proteksi diferensial
pada generator dan proteksi arus lebih pada saluran transmisi Koordinasi proteksi dilakukan
dengan memperhitungkan karakteristik waktu kerja dari masing-masing proteksi dan membuat
zona proteksi yang saling tumpang tindih antara sistem pembangkit dan saluran transmisi. Zona
proteksi yang saling tumpang tindih ini akan memastikan bahwa proteksi yang diberikan dapat
bekerja dengan optimal dan mencegah terjadinya gagal proteksi.
Pada studi kasus ini, dilakukan perhitungan koordinasi proteksi pada generator dan
saluran transmisi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP Power System. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa proteksi diferensial pada generator bekerja dengan cepat saat
terjadi hubung singkat pada generator, sedangkan proteksi arus lebih pada saluran transmisi
bekerja dengan cepat saat terjadi hubung singkat pada saluran transmisi.

Zona proteksi saling tumpang tindih pada pembangkit tenaga hydro ditunjukkan pada Gambar
2.

Gambar 2. Zona proteksi saling tumpang tindih pada pembangkit tenaga hydro

3.4 STUDI KASUS 3: KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT TENAGA


GAS

Pembangkit tenaga gas adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang menggunakan
bahan bakar gas sebagai sumber energi. Pada pembangkit tenaga gas, terdapat beberapa
peralatan yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik, seperti turbin gas, generator, dan
saluran transmisi. Pada studi kasus ini, akan dibahas tentang koordinasi proteksi antara sistem
pembangkit dan saluran transmisi pada pembangkit tenaga gas.
Proteksi yang digunakan pada pembangkit tenaga gas adalah proteksi diferensial pada
generator dan proteksi arus lebih pada saluran transmisi. Proteksi diferensial pada generator
akan bekerja saat terjadi hubung singkat pada generator, sedangkan proteksi arus lebih pada
saluran transmisi akan bekerja saat terjadi hubung singkat pada saluran transmisi.
Koordinasi proteksi dilakukan dengan mengatur karakteristik waktu kerja dari masing-
masing proteksi dan membuat zona proteksi yang saling tumpang tindih antara sistem
pembangkit dan saluran transmisi. Zona proteksi yang saling tumpang tindih ini akan
memastikan bahwa proteksi yang diberikan dapat bekerja dengan optimal dan mencegah
terjadinya gagal proteksi
Pada studi kasus ini, dilakukan perhitungan koordinasi proteksi pada generator dan
saluran transmisi dengan menggunakan perangkat lunak ETAP Power System. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa proteksi diferensial pada generator bekerja dengan cepat saat
terjadi hubung singkat pada generator, sedangkan proteksi arus lebih pada saluran transmisi
bekerja dengan cepat saat terjadi hubung singkat pada saluran transmisi.
BAB IV
KESIMPULAN

Dalam pengaplikasian koordinasi sistem proteksi pembangkit dengan saluran transmisi,


penting untuk memperhitungkan karakteristik waktu kerja dari masing -masing proteksi dan
membuat zona proteksi yang saling tumpang tindih antara sistem pembangkit dan saluran
transmisi. Zona proteksi yang saling tumpang tindih ini akan memastikan bahwa proteksi yang
diberikan dapat bekerja dengan optimal dan mencegah terjadinya gagal proteksi.
Pada setiap jenis pembangkit listrik, terdapat proteksi yang berbeda yang digunakan,
seperti proteksi diferensial pada generator dan proteksi arus lebih pada saluran transmisi.
Perhitungan koordinasi proteksi dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak seperti
ETAP Power System untuk memastikan proteksi yang diberikan bekerja dengan cepat dan
optimal.
Koordinasi proteksi pada pembangkit tenaga listrik sangat penting dilakukan untuk
mencegah terjadinya gagal proteksi dan memastikan keamanan dan keselamatan sistem
kelistrikan. Dengan dilakukannya koordinasi proteksi yang tepat, dapat meminimalkan waktu
pemadaman listrik akibat terjadinya gangguan pada sistem kelistrikan.
Selain itu, pengaplikasian koordinasi proteksi juga dapat meningkatkan efisiensi dan
keandalan sistem kelistrikan, serta mengurangi biaya perawatan dan perbaikan pada sistem
kelistrikan. Oleh karena itu, koordinasi proteksi harus selalu diperhatikan dan dilakukan secara
teratur pada setiap jenis pembangkit tenaga listrik.
DAFTAR PUSTAKA

- Hadi, S., & Prabowo, A. (2017). Koordinasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: PT
Pradnya Paramita.

- Nurhadi, H. (2018). Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana


Indonesia.

- Purwadi, A., & Saputra, R. A. (2019). Analisis dan Perancangan Proteksi Sistem Kelistrikan.
Jakarta: PT Penerbit Erlangga.

- Sofwan, A. (2016). Pengantar Teknik Kelistrikan. Bandung: PT Refika Aditama.


- Wijaya, A. T., & Marhaendrajana, T. (2018). Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit Tenaga
Listrik Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Elektro, 10(1), 7-14.

- Yang, W., Wu, W., Wang, X., & Wang, X. (2017). Study on Coordination of Generator
Protection and Transmission Line Protection. International Journal of Simulation: Systems,
Science & Technology, 18(1), 1-6.

- Zaldivar, D. A., & Contreras, J. A. (2018). Protection Coordination in Power Systems: A


Comprehensive Review. Electric Power Systems Research, 154, 51-67.

- Zheng, Y., & Yan, G. (2020). A Study on Protection Coordination of Power Generation and
Transmission Based on ETAP. 2020 IEEE International Conference on Energy Internet (ICEI),
1-5.

- Zhu, W., & Chen, X. (2019). Research on Protection Coordination for Grid-Connected
Photovoltaic Power Generation System. Journal of Physics: Conference Series, 1216, 1-6.

Anda mungkin juga menyukai