Anda di halaman 1dari 15

RELAI DIFERENSIAL

Tugas Makalah
Tanggal 30 Oktober 2020

Nama Kelompok 4 :

1. Natasha Lolyta Purba 5182131007


2. Kevin Boijogy Batubara 5182131008
3. David Manurung 5182131009
4. Rofiko Elina Harahap 5182131010
5. Eva Sri H. Simamora 5173131007

Mata Kuliah : Proteksi Sistem Tenaga Listrik

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang tiada
hentinya memberikan petunjuk, rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala rasa

1
syukur yang tinggi penyusun berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan dosen
pengampu yaitu menyusun makalah tentang “Relai DiferensiaI”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
kewajiban sebagai mahasiswa yang senantiasa melaksanakan tugas yang
diberikan oleh dosen dan juga agar kita mengetahui bagaimana instalasi rumah
tinggal tersebut.

Penyusun membuat makalah ini dengan baik sesuai dengan prosedur, baik
dari isi maupun maupuan dari kualitas . Namun penyusun menerima saran dan
kritikan konstruktif dari pembaca dengan senang hati.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya
dan pembaca semua pada umumnya.

Medan, 28 September 2020

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B.Rumusan Masalah....................................................................................................2
C.Tujuan.......................................................................................................................2
D.Manfaat .................................................................................................................
......................................................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Relai Diferensial ...................................................................................3
B. Prinsip Kerja Relai Diferensial .................................................................................3
C Sistem Pengaman Relai Diferensial........................................................................5
D.Jenis-Jenis Relai Diferensial.....................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
A. Ringkasan Materi………………………………………………………………………..8
B. Pertanyaan……………………………………………………………………………….9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proteksi adalah suatu bentuk perlindungan terhadap peralatan listrik
yang berguna menghindari kerusakan peralatan dan juga agar stabilitas
penyaluran tenaga listrik tetap terjaga. Bagian dari sistem proteksi adalah
trafo arus atau trafo tegangan, pengawatan, dan sumber AC/DC. Trafo arus
terbagi menjadi dua fungsi yaitu sebagai pengukuran dan proteksi. Salah
satu relai yang digunakan yaitu relai diferensial yang merupakan pengaman
utama transformator yang bekerja tanpa koordinasi dengan relai yang lain
(Subari et al dalam Nasution, 2019). Sistem proteksi harus dapat bekerja
untuk memutus arus gangguan yang muncul pada sistem dengan cepat
dan selektif. Adanya sistem proteksi tersebut berfungsi untuk melindungi
peralatan dari kerusakan akibat adanya arus gangguan. Selain itu, sistem
proteksi juga berfungsi untuk membatasi dampak gangguan sehingga
kontinuitas suplai daya ke beban tetap optimal (Rahman et al dalam
Nasution, 2019)
Semakin meningkatnya dan semakin majunya teknologi yang ada
saat ini tidak akan lepas dari kebutuhan akan tenaga listrik. Kehandalan
sistem tenaga listrik untuk dapat menyalurkan tenaga listrik kepada
konsumen mempunyai peranan yang sangat penting sekali. Kehandalan
suatu sistem tenaga listrik dapat terlihat ketika terjadinya gangguan yang
dapat menyebabkan terganggunya penyaluran energi listrik ke konsumen.
Dalam suatu sistem tenaga listrik tidak akan mungkin bebas dari gangguan.
Gangguan yang terjadi bisa pada pembangkitan, transmisi maupun
distribusi Salah satu contoh adalah gangguan yang terjadi pada
Tranformator Tenaga. Transformator adalah motor statis dan komponen
yang sangat penting dalam pembangkit energi listrik yang diharapkan
bekerja terus menerus untuk menyalurkan energi listrik keapada konsumen.
Jika terjadi gangguan pada Tranformator maka akan menyebabkan
tergangguny proses penyediaan energi listrik dan dapat menyebabkan
kerusakan pada Tranformator itu sendiri. Karena sangat pentingnya
proteksi Tranformator terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan
hubung singkat yang terjadi didalam Tranformator. Pengaman ini berupa
jenis rele diferensial yang bekerja dengan cara membandingkan arus pada
sisi primer dan sisi sekunder. Relai diferensial merupakan alat pengaman
terhadap arus hubung singkat, ketidakseimbangan arus yang
menggunakan prinsip secepat mungkin dalam beroperasi untuk mengatasi
kerusakan yang terjadi pada Transformator. Dalam kondisi normal, jumlah
arus yang mengalir melalui peralatan listrik yang diproteksi bersirkulasi
melalui loop pada kedua sisi didaerah kerja. Jika terjadi gangguan didalam
daerah kerja relai diferensial, maka arus dari kedua sisi akan saling
menjumlah dan relai akan memberi perintah kepada circuit breaker untuk
memutuskan arus, dan rele diferensial akan bekerja (Subianto, 2016).
Salah satu proteksi yang paling penting adalah proteksi differensial.
Relai diferensial sendiri merupakan salah satu proteksi pada transformator.
Relai diferensial bekerja tanpa koordinasi dengan relai yang lain, karena
relai ini bekerja tanpa koordinasi dengan relai yang lain maka dari itu kerja

1
relai ini juga diperlukan waktu yang cepat. Perbedaan antara relai
diferensial dengan relai yang lain adalah sifat dari relai differensial itu
sendiri yaitu : sangat selektif dan cepat dalam mengatasi gangguan,
sebagai pengaman utama pada transformator, relai differensial ini juga
tidak dapat digunakan sebagai proteksi cadangan dan yang terakhir relai
differensial ini mempunyai daerah pengaman yang dibatasi oleh
pemasangan transformator arus (CT) (Bien dan Helna dalam Muharam,
2018)
Pentingnya relai differensial ini sebagai proteksi maka perlu kita
mempelajari lebih jauh mengenai hal-hal dasar tentang relai differensial ini.
Oleh karena itu, tim penulis akan memaparkan mengenai relai differensial
pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis memperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari relai diferensial ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari relai diferensial?
3. Bagaimana sistem pengaman pada relai diferensial?
4. Apa saja jenis-jenis dari relai diferensial?
C. Tujuan
Ada pun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian dari relai diferensial
2. Prinsip kerja dari relai diferensial
3. Sistem pengaman pada relai diferensial
4. Jenis-jenis dari relai diferensial
D. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui hal-hal dasar mengenai relai diferensial
2. Para pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi
maupun ilmu mengenai relai diferensial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Relai Diferensial


Relay differensial adalah relay yang bekerja berdasarkan
Hukum Kirchof, dimana arus yang masuk pada suatu titik sama
dengan arus yang keluar dari titik tersebut. Yang dimaksud titik pada
proteksi differensial adalah daerah pengamanan, dalam hal ini
dibatasi oleh dua buah trafo arus. Proteksi diferensial merupakan
salah satu pelindung utama pada transformator daya. Relai ini
sangat selektif sehingga biasanya tidak perlu dikoordinasikan
dengan relai proteksi lainnya, dan bekerjanya sangat cepat,tidak
memerlukan waktu.(Setijasa,2013). Relai diferensial adalah relai
yang bekerja apabila mendeteksi adanya perbedaan fasor dan atau
perbedaan nilai sesaat arus masuk dan arus keluar. Dalam hal ini
perbandingan arus belitan primer, sekunder dan atau tersier (jika
tersier dibebani). Relay differensial merupakan suatu relay yang
prinsip kerjanya adalah membandingkan arus pada sisi primer
dengan arus sisi sekunder. Dalam kondisi normal, jumlah arus yang
mengalir melalui loop tersebut adalah (Id = IP – Is = 0). Dimana Id
adalah arus diferensial (ampere), I p adalah arus primer (ampere) dan
Is adalah arus sekunder (ampere) (Hidayat dan Kartini,2019)

Gambar 1 Rangkaian relai diferensial dan gambar fisik relai


( Sumber : PT. PLN, 2014)
B. Prinsip Kerja Relai Diferensial
Prinsip kerja relay proteksi differensial adalah membandingkan
dua vektor arus atau lebih yang masuk ke relay (lihat Gambar 1),
apabila pada sisi primer transformator arus ( 𝐶𝑇1 ) dialiri arus 𝐼1,
maka pada sisi sekunder transformator arus ( 𝐶𝑇2 ) akan dialiri arus
𝐼2, pada saat yang sama sisi sekunder kedua transformator arus,
akan mengalir arus 𝑖1 dan 𝑖2 yang besarnya tergantung dari rasio
yang terpasang, jika besarnya 𝑖1 = 𝑖2 maka relai tidak bekerja, karena
tidak ada selisih arus, tetapi jika besarnya arus 𝑖1 ≠ 𝑖2 maka relai

3
akan bekerja, karena adanya selisih arus. Prinsip kerja dari relai
diferensial ini ada dua jenis yaitu sebagai berikut :
1. Relay differensial keadaan gangguan internal

Gambar 2 Relai diferensial saat gangguan internal


Gangguan internal adalah gangguan yang terjadi pada daerah
pengaman relay differensial (lihat Gambar 2). Pada saat terjadi
gangguan pada daerah pengaman relay differensial, maka
arus akan mengalir menuju titik gangguan tersebut. Sehingga
arus yang mengalir pada 𝐶𝑇2 akan berbalik dari arah normalnya
menuju titik gangguan tersebut. Gangguan tersebut
mengakibatkan keamanaan transformator terancam ketika
transformator bekerja dan menjadikan sistem tidak seimbang.
Asumsi sederhananya adalah sebagai berikut :
𝐼d= |𝑖1 + 𝑖2| (2.1)
Karena 𝐼d ≠ 0, maka relay differensial harus bekerja dengan
memberikan sinyal trip kepada CB karena dapat menyebabkan
kerusakan kepada transformator jika gangguan tersebut
dibiarkan.
2. Relay differensial keadaan gangguan eksternal

Gambar 3 Relai Diferensial saat gangguan eksternal


Gangguan eksternal adalah gangguan yang terjadi di luar
daerah pengaman relay differensial (lihat Gambar 3), seperti
gangguan hubung singkat pada saluran transmisi dan gangguan
lainnya. Pada saat terjadi gangguan di luar daerah pengaman
relai differensial, relai differensial tidak akan bekerja. Karena arus
yang mengalir pada 𝐶𝑇1 dan 𝐶𝑇2 besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan.

4
Asumsi sederhananya adalah sebagai berikut :
𝐼d = |𝑖1+ 𝑖2| = 0 (2.2)
(Muharam,2018)
C. Sistem Pengaman Relai Diferensial
Sebuah relai differensial didefinisikan sebagai relay yang
bekerja ketika perbedaan fasor dari dua atau lebih listrik melebihi
jumlah yang ditentukan. Hampir seluruh tipe relay, ketika
dihubungkan dengan cara tertentu dapat bekerja menjadi relay
differensial. Relai differensial bekerja dengan membandingkan nilai
arus pada CT sisi kumparan primer dan CT sisi kumparan sekunder.
Apabila selisih antara kedua CT tersebut melebihi nilai setelan maka
relay akan trip.
Kebanyakan relai differensial adalah tipe “differensial arus”
Tipe relai differensial ini mungkin bekerja kurang akurat dengan
gangguan (misal eksternal) seperti CT yang sama tidak memiliki
arus sekunder yang sama terhadap kesalahan konstruksional atau di
bawah kondisi gangguan dapat menyebabkan terjadinya saturasi
pada CT, adanya arus sekunder yang tidak sama dan perbedaan
arus sekunder dapat menyebabkan pendekatan nilai pickup relay.
Kekurangan ini ditanggulangi dalam relay differensial tipe persentase
(percentage differential relay).
Arus differensial dalam operating coil Iop adalah IAe - IBe,
sementara arus dalam restraint coil R adalah (IAe + IBe)/2, karena
operating coil dihubungkan ke restraint coil. Dengan kata lain jumlah
lilitan pada restraint coil adalah N, total ampere turn IRT adalah IAeN/2
+ IBeN/2 atau sama dengan jika (IAe + IBe)/2 mengalir melalui seluruh
kumparan (Syukriyadin,2011)

Gambar 4. Rangkaian ekivalen relai differensial


Sifat pengaman relai diferensial sebagai pengaman utama
bekerja sangat efektif dan cepat, dan tidak perlu dikoordinir dengan
relai lain. relai ini juga tidak dapat digunakan sebagai pengaman
cadangan untuk seksi atau daerah berikutnya, daerah pengamannya
dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana rele diferensial dipasang.

5
penggunaan rele diferensial untuk pengaman generator, trafo daya,
saluran transmisi yang pendek dan motor-motor yang kapasitasnya
besar (Samaulah dalam Subianto, 2016)
Relai diferensial sendiri mempunyai beberapa syarat yang
harus dipenuhi sebagai pengaman (Yuniarto, 2015) diantaranya :
a. Current Transformator (CT) yang digunakan harus mempunyai
ratio perbandingan yang sama sehingga I - = I-serta sambungan
dan polaritas CT1 dan CT2 sama.
b. Pemasangan Auxiliary Current Transformator yang terhubung Y
karena harus membandingkan arus pada dua sisi tanpa
perbedaan fasa.
c. Karakteristik kejenuhan CT1 dan CT2 harus sama. (Subianto,
2016)
D. Jenis-Jenis Relai Diferensial
Relai Diferensial mempunyai bentuk yang bermacam-macam,
tergantung dari peralatan yang diamankan. Sistem proteksi relai
diferensial secara universal dipergunakan untuk proteksi pada
generator, transformator daya, busbar dan saluran transmisi, ke
semua sistem proteksi diferensial tersebut berdasarkan pada prinsip
keseimbangan (balance), atau membandingkan arus-arus sekunder
transformator arus yang terpasang pada terminal-terminal peralatan/
instalasi listrik yang diproteksi. Jenis – jenis relai diferensial yaitu
sebagai berikut :
1. Relai Arus Diferensial
Relai arus diferensial menggunakan besaran-besaran arus
yang masuk dan yang keluar dari peralatan yang diamankan
untuk dibandingkan di dalam sirkit diferensial. Setiap perbedaan
arus digunakan untuk menggerakkan relai tersebut dengan
demikian masing-masing fasa dibandingkan.

Gambar 5. Relai Arus Diferensial


2. Relai Persentase Diferensial
Telah diuraikan cara kerja rele arus diferensial, maka untuk
relai persentase diferensial mempunyai ciri kerja yang hampir
sama dengan rele arus diferensial, hanya saja rangkaian
diferensialnya melalui kumparan penahan (restraining coil). Arus
diferensial yang diperlukan untuk mengerjakan rele mempunyai
besaran yang bervariasi, dengan perkataan lain dimungkinkan
adanya setting relai. Arus diferensial yang mengalir masuk ke
rele sebanding dengan (I1 – I2) dan arus yang mengalir dalam
restrain coil sebanding dengan (I1 + I2) /2 karena kumparan kerja
dihubungkan ditengah kumparan penahan (restraining coil)

6
Gambar 6. Relai Persentase Diferensial

Gambar 7. Single Line Relai Diferensial (Arfianda,2019)

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Ringkasan Materi
Relay differensial adalah relay yang bekerja berdasarkan Hukum
Kirchoff, dimana arus yang masuk pada suatu titik sama dengan arus yang
keluar dari titik tersebut. Proteksi diferensial merupakan salah satu
pelindung utama pada transformator daya. Relai ini sangat selektif
sehingga biasanya tidak perlu dikoordinasikan dengan relai proteksi
lainnya, dan bekerjanya sangat cepat,tidak memerlukan waktu
Prinsip kerja relay proteksi differensial adalah membandingkan dua
vektor arus atau lebih yang masuk ke relay (lihat Gambar 1), apabila pada
sisi primer transformator arus ( 𝐶𝑇1 ) dialiri arus 𝐼1, maka pada sisi sekunder
transformator arus ( 𝐶𝑇2 ) akan dialiri arus 𝐼2, pada saat yang sama sisi
sekunder kedua transformator arus, akan mengalir arus 𝑖1 dan 𝑖2 yang
besarnya tergantung dari rasio yang terpasang, jika besarnya 𝑖1 = 𝑖2 maka
relai tidak bekerja, karena tidak ada selisih arus, tetapi jika besarnya arus 𝑖1
≠ 𝑖2 maka relai akan bekerja, karena adanya selisih arus. Prinsip kerja dari
relai diferensial ini ada dua jenis yaitu relai differensial keadaan gangguan
Internal dan eksternal
Relai differensial bekerja dengan membandingkan nilai arus pada
CT sisi kumparan primer dan CT sisi kumparan sekunder. Apabila selisih
antara kedua CT tersebut melebihi nilai setelan maka relay akan trip.
Kebanyakan relai differensial adalah tipe “differensial arus” Tipe relai
differensial ini mungkin bekerja kurang akurat dengan gangguan (misal
eksternal) seperti CT yang sama tidak memiliki arus sekunder yang sama
terhadap kesalahan konstruksional atau di bawah kondisi gangguan dapat
menyebabkan terjadinya saturasi pada CT, adanya arus sekunder yang
tidak sama dan perbedaan arus sekunder dapat menyebabkan pendekatan
nilai pickup relay. Kekurangan ini ditanggulangi dalam relay differensial tipe
persentase (percentage differential relay). Sifat pengaman relai diferensial
sebagai pengaman utama bekerja sangat efektif dan cepat, dan tidak perlu
dikoordinir dengan relai lain. relai ini juga tidak dapat digunakan sebagai
pengaman cadangan untuk seksi atau daerah berikutnya, daerah
pengamannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana rele diferensial
dipasang. penggunaan rele diferensial untuk pengaman generator, trafo
daya, saluran transmisi yang pendek dan motor-motor yang kapasitasnya
besar. Relai diferensial yaitu kedua trafo arus yang digunakan harus mempunyai
rasio yang sama atau mempunyai rasio sedemikian rupa, sehingga kedua arus
sekundernya sama, karakteristik kedua trafo arusnya sama dan polaritas kedua trafo
arusnya benar
Relai Diferensial mempunyai bentuk yang bermacam-macam,
tergantung dari peralatan yang diamankan. Jenis – jenis relai diferensial
yaitu Relai arus diferensial dan relai persentase diferensial.

8
B. Pertanyaan
1. Mengapa relay diferensial dikatakan bekerja sesuai dengan Hukum
Kircoff?
Jawab
Relay diferensial dikatakan bekerja sesuai dengan Hukum Kircoff
karena arus yang masuk pada suatu titik sama dengan arus yang keluar
dari titik tersebut. Yang dimaksud titik pada proteksi differensial adalah
daerah pengamanan, dalam hal ini dibatasi oleh dua buah trafo arus.
Dalam kondisi normal, jumlah arus yang mengalir melalui loop tersebut
adalah (Id = IP – Is = 0). Dimana Id adalah arus diferensial (ampere), I p
adalah arus primer (ampere) dan Is adalah arus sekunder (ampere).
2. Apa perbedaan dari prinsip kerja relai dengan gangguan internal
dengan eksternal?
Jawab
Prinsip kerja relai dengan gangguan internal yaitu gangguan yang
terjadi pada daerah pengaman relay differensial. Pada saat terjadi
gangguan pada daerah pengaman relay differensial, maka arus akan
mengalir menuju titik gangguan tersebut. Sehingga arus yang mengalir
pada 𝐶𝑇2 akan berbalik dari arah normalnya menuju titik gangguan
tersebut. Gangguan tersebut mengakibatkan keamanaan transformator
terancam ketika transformator bekerja dan menjadikan sistem tidak
seimbang.Sedangkan prinsip kerja relai dengan gangguan eksternal
yaitu gangguan yang terjadi di luar daerah pengaman relay differensial,
seperti gangguan hubung singkat pada saluran transmisi dan gangguan
lainnya. Pada saat terjadi gangguan di luar daerah pengaman relai
differensial, relai differensial tidak akan bekerja. Karena arus yang
mengalir pada 𝐶𝑇1 dan 𝐶𝑇2 besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
3. Apa saja syarat relai diferensial sebagai sistem pengaman?
Jawab
Relai diferensial sendiri mempunyai beberapa syarat yang harus
dipenuhi sebagai pengaman (Yuniarto, 2015) diantaranya :
a. Current Transformator (CT) yang digunakan harus mempunyai ratio
perbandingan yang sama sehingga I - = I-serta sambungan dan
polaritas CT1 dan CT2 sama.
b. Pemasangan Auxiliary Current Transformator yang terhubung Y
karena harus membandingkan arus pada dua sisi tanpa perbedaan
fasa.
c. Karakteristik kejenuhan CT1 dan CT2 harus sama.
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis relai diferensial !
Jawab
Jenis-jenis relai diferensial yaitu sebagai berikut
a. Relai arus diferensial
Relai arus diferensial menggunakan besaran-besaran arus yang
masuk dan yang keluar dari peralatan yang diamankan untuk
dibandingkan di dalam sirkit diferensial. Setiap perbedaan arus
digunakan untuk menggerakkan relai tersebut dengan demikian
masing-masing fasa dibandingkan.

9
Gambar rangkaian relai arus diferensial

b. Relai persentase diferensial.


Telah diuraikan cara kerja rele arus diferensial, maka untuk relai
persentase diferensial mempunyai ciri kerja yang hampir sama
dengan rele arus diferensial, hanya saja rangkaian diferensialnya
melalui kumparan penahan (restraining coil). Arus diferensial yang
diperlukan untuk mengerjakan rele mempunyai besaran yang
bervariasi, dengan perkataan lain dimungkinkan adanya setting relai.
Arus diferensial yang mengalir masuk ke rele sebanding dengan (I1
– I2) dan arus yang mengalir dalam restrain coil sebanding dengan
(I1 + I2) /2 karena kumparan kerja dihubungkan ditengah kumparan
penahan (restraining coil)

Gambar rangkaian relai persentase diferensial

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Relai diferensial adalah relai yang bekerja apabila mendeteksi
adanya perbedaan fasor dan atau perbedaan nilai sesaat arus
masuk dan arus keluar. Dalam hal ini perbandingan arus belitan
primer, sekunder dan atau tersier (jika tersier dibebani).
2. Prinsip kerja relai diferensial ini secara umum seperti Hukum Kircoff
yang mana arus yang masuk pada suatu titik sama dengan arus
yang keluar dari titik tersebut. Yang dimaksud titik pada proteksi
differensial adalah daerah pengamanan, dalam hal ini dibatasi oleh
dua buah trafo arus.Namun jika di kategorikan secara spesifik maka
ada dua jenis prinsip relai diferensial yaitu prinsip kerja relai dengan
gangguan internal maksudnya ialah gangguan yang timbul berada
disekitar daerah pengaman relai dan prinsip kerja dengan gangguan
eksternal maksudnya ialah gangguan yang timbul berada diluar
daerah pengaman relai.
3. Sistem pengaman relai diferensial ini maksudnya sebuah relai
differensial didefinisikan sebagai relay yang bekerja ketika
perbedaan fasor dari dua atau lebih listrik melebihi jumlah yang
ditentukan. Hampir seluruh tipe relay, ketika dihubungkan dengan
cara tertentu dapat bekerja menjadi relay differensial. Relai
differensial bekerja dengan membandingkan nilai arus pada CT sisi
kumparan primer dan CT sisi kumparan sekunder. Apabila selisih
antara kedua CT tersebut melebihi nilai setelan maka relay akan trip.
Relai diferensial ini punya sifat khusus dan syarat yang harus
dipenuhi.
4. Jenis – jenis relai diferensial ada dua yaitu relai arus diferensial dan
relai persentase diferensial.
B. Saran
Untuk menghindari kekeliruan dalam teori yang dipaparkan ada
baiknya dilihat atau dicek kembali pada buku yang relevan karena
sumber teori ini secara keseluruhan berasal dari jurnal.

11
DAFTAR PUSTAKA
Arfianda, M. (2019). ANALISA PENGGUNAAN RELE DIFERENSIAL
SEBAGAI PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU
INDUK PAYA PASIR (PT. PLN PERSERO). Diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/225829936.pdf
Muharam, M. R. (2018). ANALISIS PERFORMA RELAY DIFFERENSIAL
TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK CILEGO LAMA.Diakses
dari https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11829
Nasution, E. S., Pasaribu, F. I., Yusniati, Y., & Arfianda, M. (2019). RELE
DIFERENSIAL SEBAGAI PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR
DAYA PADA GARDU INDUK. Ready Star, 2(1), 179-186 diakses
dari https://ptki.ac.id/jurnal/index.php/readystar/article/view/53
PRASETYO HIDAYAT, E. K. A. (2019). PEMODELAN
BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PADA RELAY
DIFFERENSIAL TRANSFORMATOR GI BABADAN 150
KV. JURNAL TEKNIK ELEKTRO, 8(2). https://jurnalmahasiswa.
unesa.ac.id/index.php/JTE/article/view/26928
PT.PLN(Persero). 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Peralatan Sekunder
Gardu Induk SKDIR 0520-3.K/DIR/2014 Proteksi dan Kontrol
Transformator No. Dokumen: PDM/PGI/16:2014). Jakarta: PT. PLN
(Persero)
Setijasa, H. (2013). PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI. Eksergi, 9(2).
http://dx.doi.org/10.32497/eksergi.v9i2.192
Subianto, S. (2016). STUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL
PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN
PALEMBANG. JURNAL SURYA ENERGY, 1(1), 30-38. https://doi
.org/10.32502/jse.v1i1.564
Syukriyadin, S., Syahrizal, S., & Nakhrisya, C. R. (2011). Analisis Proteksi
Relay Differensial Terhadap Gangguan Internal dan Ekternal
Transformator Menggunakan PSCAD/EMTDC. Jurnal Rekayasa
Elektrika, 9(3), 101-107. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JRE/article
/download/158/151

12

Anda mungkin juga menyukai