Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

“ Pengggunaan Over Current Relay Dalam System Tenaga Listrik “

OLEH :

NAMA : TEMI TIMOTIUS D. NGEDI

NIM : 1301132039

SEMESTER : VII ( TUJUH)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2016
OVER CURRENT RELAY (OCR) 1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat dan anugerahnya saya masih bisa berkarya dan dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik

Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat salah satu mata kuliah program S1
Universitas Nusa Cendana. makalah ini memuat tentang penggunaan relay arus lebih
dalam system tenaga listrik

Penulis juga mengucapkan limpah terimakasih kepada bapak Nur Salim, ST, MT yang
telah banyak membimbing kami dalam proses perkuliahan dan juga kepada teman-
teman seperjuangan dikelas kecil kami Listrik tenaga yang telah memberikan support
kepada Temi “si idiot gagal move on” ada Yuni “si jomblo akut”, Acos “anak singa”,
Ando Nagh Baun salah gaul, Mekoz “si kurus korban PHP” dan Mojen “si Raja
Malas”. 

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan, oleh
Karena itu penulis sangat mengahargai setiap saran dan kritikan dari semua kalangan
selagi itu membangun.

Kupang, 27 Nop 2016

penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................1

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................1


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................2
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................2

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 2
1.2. Rumusan masalah ........................................................................................................3
1.3. Tujuan penulisan .........................................................................................................3
1.4. Manfaat penulisan .......................................................................................................4
1.4.1. Manfaat teoritis :...................................................................................................4
1.4.2. Manfaat praktis : ..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1. Rele Arus Lebih ...........................................................................................................4
2.1.1. Prinsip Kerja Rele Arus Lebih ............................................................................4
2.1.2. Jenis-Jenis Relay Arus Lebih ...............................................................................4
2.1.3. Karakteristik Relay Arus Lebih ..........................................................................5
2.1.4. Pengaman Pada Relay Arus Lebih ......................................................................6
2.1.5. Fungsi Dan Penggunaan .......................................................................................7
2.2. Perhitungan Koordinasi Rele Arus Lebih .................................................................7
2.2.1. Setelan Time Multiple Setting (TMS) .................................................................8
2.3. Perhitungan Setelan Rele Arus Lebih Dan TMS ......................................................9
2.3.1. Setelan Arus Lebih................................................................................................9
2.3.2. Setelan time multiple setting (TMS) ................................................................. 11
BAB III PENUTUP............................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 13
3.2. Saran .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 14

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahap awal perkembangan industri tenaga listrik, suatu system tenaga terdiri
dari sebuah generator kecil yang digunakan untuk memasok kebutuhan listrik
didaerah setempat. System demikian belum dilengkapi dengan system proteksi
dan biasanya diawasi langsung oleh operator. Pada waktu itu operatorlah yyang
bertindak untuk membuka pemutus daya apabila melihat ada kelainan atau
gangguan sehingga generator tersebut terhindar dari kerusakan. Namun seiring
PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com
OVER CURRENT RELAY (OCR) 3
dengan perkembangan jaringan system tenaga yang dari waktu ke waktu semakin
besar maka cara-cara demikian tidak lagi dipertahankan dan harus ada cara-cara
yang lebih efektif yang bisa di gunakan untuk memproteksi system dari gangguan.
System proteksi pertama yang dilakukan untuk mengamankan system adalah
dengan menggunakan sekering. Kemudian disusul dengan menggunakan rele
beban lebih ataupun tegangan kurang yang kemudian diikuti oleh berkembangnya
system proteksi dengan rele arus lebih. Sebelum teknologi jenisjenis rele lain
berkembang, rele arus lebih inilah rele proteksi yang pertama dan paling sederhana
yang banyak digunakan untuk memproteksi jaringan system tenaga listrik.
Dalam perkembangan waktu rele proteksi ini kemudian berkembang mulai dari
penerapan sederhana menggunakan satu rele hingga beberapa rele yang diatur
secara bertingkat berdasarkan besarnya arus gangguan yang berbeda-beda sesuai
letak gangguan. Proteksi arus bertingkat ini dimaksudkan agar rele-rele tersebut
bisa mengatasi gangguan secara diskriminatif sesuai dengan letak gangguan.
Disamping itu factor lain yang perlu di perhatikan agar sebuah rele arus lebih dapat
bekerja secara tepat dan stabil maka perbedaan antara arus hubung singkat
minimum dengan arus beban maksimum harus cukup besar. Hal tersebut
diperlukan agar rele arus lebih tersebut tidak boleh bekerja terhadap arus beban
lebih maksimum.
Pada dasarnya rele arus lebih dapat diklasifikasikan atas dua kategori, yaitu rele
arus lebih biasa atau non-direksional dan rele arus lebih yang dilengkapi dengan
elemen arah.
1.2. Rumusan masalah
Adapun masalah yang diangkat berdasarkan latar belakang diatas adalah :
 Bagaimana Cara Kerja Rele Arus Lebih (OCR)?
 Karakteristik Rele Arus Lebih?
 Bagaimana Perhitungan Koordinasi Rele Arus Lebih Dalam System
Tenaga Listrik?
1.3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
 Mahasiswa Dapat Mengetahui Prinsip Kerja Dari Rele Arus Lebih Atau
Over Current Relay

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 4
 Mengetahui Karakteristik Dari Rele Arus Lebih
 Mengetahui Penggunaan Dan Setting Dari Rele Arus Lebih.
1.4. Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan makalh ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Manfaat teoritis :
Makalah ini diharapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terkait Rele
arus lebih pada mahasiswa maupun khalayak umum yang berkecimpung dalam
bidang kelistrikan khususnya Listrik tenaga agar lebih memahami tentang Rele
arus lebih.
1.4.2. Manfaat praktis :
Dapat mengetahui prinsip kerja, penggunaan dan penyettingan rele arus lebih,
dan karakteristik dari rele arus lebih dalam system proteksi tenaga listrik.

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Rele Arus Lebih
Relay arus lebih (over current relay) adalah relay yang bekerja berdasarkan
adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan jangka
waktu tertentu. Fungsi utama dari relay arus lebih ini adalah untuk merasakan
adanya arus lebih kemudian memberikan perintah kepada pemutus beban (PMT)
untuk membuka.
2.1.1. Prinsip Kerja Rele Arus Lebih
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila
arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (Iset) atau relay arus lebih
meruapakan pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada pengaman
transformator tenaga.
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus
yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting.
2.1.2. Jenis-Jenis Relay Arus Lebih
 Non-directional
 Directional

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 5
 Kontrol tegangan
 Penahan tegangan
2.1.3. Karakteristik Relay Arus Lebih
a. Rele Waktu Seketika (Instantaneous Relay)
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili
detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay) Relay ini

jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus


lebih dengan karakteristik yang lain.
b. Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang
dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan
relay, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 2. Karakteristik Relay Waktu Tertentu (Defenite Time Relay)

c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Time Relay)


Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu
tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 6
membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya
dibedakan dalam tiga kelompok :
 Standar invers
 Very inverse
 Extremely inverse

Gambar 3. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Time


Relay)

2.1.4. Pengaman Pada Relay Arus Lebih


Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh
karena itu, disebut pula “Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri
oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban
maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan
terlemah).
Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada
kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah
satu atau dari kedua hal berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi.
Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau
bahkan tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat
(relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay
sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban,
maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada
sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya,
berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga
fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika
terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral).

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 7

Gambar 4. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR

2.1.5. Fungsi Dan Penggunaan


Relay arus lebih tak berarah dan relay hubung tanah tak terarah atau cukup
disebut relay arus lebih dan relay hubung tanah. Relay ini berfungsi sebagai
pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa maupun fasa tanah
dan dapat digunakan sebagai :
 Pengaman utama penyulang (jaringan tegangan menengah).
 Pengaman cadangan pada trafo, generator dan transmisi.
 Pengamanan utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial.
 Pengamanan utama motor listrik yang kecil.
2.2. Perhitungan Koordinasi Rele Arus Lebih
Pada tahap selanjutnya, hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat,
dipergunakan untuk nilai setelan arus lebih, terutama nilai setelan TMS (Time
Multiple Setting) dari rele arus lebih dengan karakteristik jenis inverse.
Disamping itu setelah nilai setelan rele diperoleh, nilai arus gangguan hubung
singakat pada setiap lokasi gangguan yang diasumsikan, dipakai untuk memeriksa
rele arus lebih itu, apakah masih dapat dinilai selektif atau nilai setelan harus
dirubah kenilai lain yang memberikan kerja rele yang lebih selektif, atau
didapatkan kerja selektifitas yang optimum (Rele bekerja tidak bekerja terlalu
lama tetapi menghasilkan selektifitas yang baik).
Sedangkan setelan arus dari rele arus lebih dihitung berdasarkan arus beban yang
mengalir dipenyulang atau incoming feeder, artinya :
a) Untuk rele arus lebih yang terpasang dipenyulang keluar(Outgoing Feeder)
dihitung berdasarkan arus beban maksimum (Beban Puncak) yang
mengalir dipenyulang tersebut.

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 8
b) Untuk rele arus lebih yang terpasang dipenyulang masuk (incoming
feeder) dihitung berdasarkan arus nominal transformator tenaga.

Sesuai british standard untuk :

• Rele inverse biasa disett sebesar 1,05 s/d 1,3 IBeban,


• Sedangkan rele definite disett sebesar 1,2 s/d 1,3 IBeban.

Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah penyetelan waktu minimum dari
rele arus lebih (terutama di penyulang) tidak lebih kecil dari 0,3 detik.
Pertimbangan ini diambil agar rele tidak sampai trip lagi akibat arus inrush dari
trafo distribusi yang memang sudah tersambung dijaringan distribusi, sewaktu
PMT penyulang tersebut dioperasikan.

2.2.1. Setelan Time Multiple Setting (TMS)


Setelan TMS dan setelan waktu rele pada jaringan distribusi menggunakan
standard inverse yang dihitung menggunakan rumus kurva waktu vs arus,
dalam hal ini juga diambil persamaan kurva arus waktu dari standard british,
sebagai berikut :

t×[[IFault]α−1]

TMS= ISet

Dan

β×TMS
t= α

(IFault) − 1
ISet
Dimana :
t = Waktu Trip (Detik)
TMS = Time Multiple Setting (Tanpa Satuan)
Ifault = Besarnya Arus Gangguan Hubung Singkat (Amp)

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 9
• Setelan OCR (Inverse) diambil arus gangguan hubung singkat
terbesar.
• Setelan GFR (Inverse) diambil arus gangguan hubung singkat
terkecil.

Iset = Besarnya Arus Setting Sisi Primer (Amp)

• Setelan OCR (inverse) diambil (BS) 1,05 s/d 1,3 IBeban


• Setelan GFR (inverse) diambil 6% s/d 12% Ifault hubung
singkat 1 fasa terkecil.

, = Konstanta.

Table 1 : Faktor dan tergantung pada kurva arus vs waktu


Nama Kurva
Standard Inverse 0,02 0,14
Very Inverse 1 13,2
Extremely Inverse 2 80
Long Inverse 1 120

2.3. Perhitungan Setelan Rele Arus Lebih Dan TMS


2.3.1. Setelan Arus Lebih
 Nilai Setelan Arus Rele Penyulang Keluar (Outgoing Feeder)
Sebagai contoh dalam perhitungan ini dimisalkan arus beban
penyulang adalah sebesar 280 Amp dan rasio trafo arus adalah 300 I
55 serta rele arus lebih yang digunakan adalh dengan karakteristik
normal (standard) Inverse.
Setelan arus lebih dapat dihitung sebagai berikut :

Iset (Primer) = 1,05 Ibeban


= 1,05 280 Amp
= 294 Amp

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 10
Nilai setelan ini adalah nilai primer, untuk memperoleh nilai setelan
sekunder yang akan disetting pada rele arus lebih, maka harus dihitung
dengan menggunakan data rasio trafo arus yang terpasang dipenyulang
tersebut :

Iset (sekunder) = ISet (sekunder)× Ratio 1 CT

= 294×
= 4,9 Amp
 Nilai Setelan Relai Penyulang Masuk (Incoming Feeder) Dari Trafo
Untuk menentukan nilai setelan rele arus lebih disisi incoming feeder
trafo tenaga, perlu dihitung terlebih dahulu arus nominal trafo tenaga
tersebut. Sebagai berikut : Data trafo :
Kapasitas trafo = 60 MVA
Tegangan trafo = 150/20 kV
Impedansi trafo = 12%
CT Ratio = 2000/5-5 (pada sisi Incoming Feeder) Maka
arus nominal transformator tenaga pada sisi 20 kV :

kVAT IN
(sisi 20KV) = kV× √3

= 1732,1 Amp

ISet (Sekunder) = 1,05×IBeban


= 1,05×1732,1 Amp
= 4,55 Amp
Nilai setelan diatas adalah nilai primer, untuk memperoleh nilai setelan
sekunder yang dapt disetting pada rele arus lebih, maka harus dihitung
dengan menggunakan dat rasio trafo arus yang terpasang di incoming
20KV tersebut. Yaitu sebagai berikut :

ISet (Sekunder) = ISet (sekunder)× Ratio 1 CT

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 11

= 1818,65×
= 4,55 Amp
2.3.2. Setelan time multiple setting (TMS)
 Setelan Time Multiple Setting (TMS) Dipenyulang Keluar (Outgoing
Feeder)
Karena TMS rele arus lebih, pada pada penyulang yang akan disetting
pada rele arus lebihnya diambil pada angka arus gangguan hubung
singkat (IFault) sebesar arus gangguan 3 fasa atau arus gangguan 2 fasa
pada lokasi gangguan 1% depan GI untuk contoh ini diambil arus
gangguan 3 fasa = 128862,0 Amp (Lihat table 2) dan waktu kerja rele
arus lebih dipenyulang itu diambil selama 0,3 detik, maka nilai TMS
yang akan di setting pada rele arus lebih dengan karakteristik standar
inverse adalah :

TMS = t× [[IFaultISet ]1,02 − 1]


12862,0 0,02
0,3× [[ 294 ] − 1]
TMS =
0,14
= 0,168 (dibulatkan = 0,17)
Dari persamaan diatas diperoleh waktu (t) sebagai berikut :

0,162×0,14
t= 0,02= 0,3 detik
12862,0
(( 294 ) − 1)

 Setelan TMS Dipenyulang Masuk (Incoming Feeder)


Selisih waktu kerja rele di incoming 20kV (sisi hulu) lebih lama 0,4
detik dari waktu kerja rele dipenyulang keluar (sisi hilir) disebut grading
time, yang maksudnya rele incoming 20kV memberi kesempatan rele

1 ,14

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 12
dipenyulang bekerja terlebih dahulu, bila gangguan hubung singkat
terjadi dipenyulang tersebut penyulang itu saja yang trip dan busbar
20kV masih bertegangan untuk memasok penyulang lainnya yang
masih tersambung sehingga beban dipeyulang lain masih tetap
beroperasi.
Karena koordinaasi rele antara penyulang masuk dan penyulang keluar
berada dititk 1% didepan GI, maka arus gangguan hubung singkat (IFault)
diambil arus gangguan didepan bus sebesar arus gangguan hubung
singkat 3 fasa pada lokasi gangguan 1% didepan GI = 12862,0 Amp
(lihat table 2), maka nilai TMS yang akan disetting pada rele arus lebih
dengan karakteristik standard inverse, sebagai berikut :

TMS = t× [[IFaultISet ]0,02 − 1]

0,14
0,02
12862,0
(0,3 + 0,4)× [[ ] − 1]
18181,65
TMS = = 0,2
0,14
Dari persamaan diatas diperoleh waktu (t) sebagai berikut :
0,2×0,14
t= 0,02= 0,7 detik
12862,0
(( 294 ) − 1)

dari perhitungan diatas dan untuk mempermudah penglihatan dapat


dibuat table seperti berikut :
Tabel 2 : Setelan rele untuk OCR di :
Penyulang 20kV (Penyulang Incoming feeder
Keluar) Transformator tenaga

ISet primer = 294 Amp ISet primer = 1818,65 Amp


ISet sekunder = 4,9 Amp ISet sekunder = 4,55 Amp
TMS = 0,16 TMS = 0,2

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 13
t = 0,3 detik t = 0,7 detik

Catatan :

 Bila penyulang keluar dari sumber (Gardu Induk) ada beberapa buah
penyulang perhitungan seperti yang sudah dilakukan diatas, dapat
diulangi tetapi data yang dimasukan adalah data penyulang yang akan
dihitung baik nilai impedansi per-km nya atau panjangnya, khusus
jaringan SUTM karena banyak percabangan diambil jaringan
terpanjang atau impedansi yang terbesar.
 Bila dipenyulang masuk (Incoming Feeder) digardu induk, koordinasi
waktu dan arusnya diambilarus gangguan hubung singkat 2 fasa atau 3
fasa terbesar dari bebrapa penyulang keluar.

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan dapat disimpulkan bahwa penggunaan relay arus
lebih atau over current relay mempunyai peran yang sangat penting dalam
memproteksi system tenaga listrik. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah
penyetelan waktu minimum dari relay arus lebih (terutama dipenyulang) tidak
lebih kecil dari 0,3 detik. Pertimbangan ini diambil agar relay tidak sampai trip
lagi Inrush Current dari transformator distribusi yang memang sudah tersambung
dijaringan distribusi sewaktu PMT penyulang tersebut dioperasikan.
3.2. Saran
Bagi mahasiswa ataupun para peminat agar pada saat melakukan penyettingan
relay harus betul-betul memahami bagaimana cara perhitungan dan koordinasi
relay dan system proteksi lainnya, sehingga tidak terjadi kegagalan operasi pada
relay tersebut. Karena akan sangat fatal jika relay mengalami kegagalan operasi.

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com


OVER CURRENT RELAY (OCR) 14

DAFTAR PUSTAKA
[1]Pandjaitan,bonar. 2012. Praktik-praktik proteksi system tenaga listrik.
Yogyakarta : Andi Offset
[2]Perhitungan setting dan koordinasi proteksi system distribusi. 2014.
PUSDIKLAT PT. PLN (Persero).
[3]http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/proteksi-penyulang-kordinasirelay-
arus.html

PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai