OLEH :
NIM : 1301132039
2016
OVER CURRENT RELAY (OCR) 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat dan anugerahnya saya masih bisa berkarya dan dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat salah satu mata kuliah program S1
Universitas Nusa Cendana. makalah ini memuat tentang penggunaan relay arus lebih
dalam system tenaga listrik
Penulis juga mengucapkan limpah terimakasih kepada bapak Nur Salim, ST, MT yang
telah banyak membimbing kami dalam proses perkuliahan dan juga kepada teman-
teman seperjuangan dikelas kecil kami Listrik tenaga yang telah memberikan support
kepada Temi “si idiot gagal move on” ada Yuni “si jomblo akut”, Acos “anak singa”,
Ando Nagh Baun salah gaul, Mekoz “si kurus korban PHP” dan Mojen “si Raja
Malas”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan, oleh
Karena itu penulis sangat mengahargai setiap saran dan kritikan dari semua kalangan
selagi itu membangun.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahap awal perkembangan industri tenaga listrik, suatu system tenaga terdiri
dari sebuah generator kecil yang digunakan untuk memasok kebutuhan listrik
didaerah setempat. System demikian belum dilengkapi dengan system proteksi
dan biasanya diawasi langsung oleh operator. Pada waktu itu operatorlah yyang
bertindak untuk membuka pemutus daya apabila melihat ada kelainan atau
gangguan sehingga generator tersebut terhindar dari kerusakan. Namun seiring
PEND. TEKNIK ELEKTRO temmy.timotius93@gmail.com
OVER CURRENT RELAY (OCR) 3
dengan perkembangan jaringan system tenaga yang dari waktu ke waktu semakin
besar maka cara-cara demikian tidak lagi dipertahankan dan harus ada cara-cara
yang lebih efektif yang bisa di gunakan untuk memproteksi system dari gangguan.
System proteksi pertama yang dilakukan untuk mengamankan system adalah
dengan menggunakan sekering. Kemudian disusul dengan menggunakan rele
beban lebih ataupun tegangan kurang yang kemudian diikuti oleh berkembangnya
system proteksi dengan rele arus lebih. Sebelum teknologi jenisjenis rele lain
berkembang, rele arus lebih inilah rele proteksi yang pertama dan paling sederhana
yang banyak digunakan untuk memproteksi jaringan system tenaga listrik.
Dalam perkembangan waktu rele proteksi ini kemudian berkembang mulai dari
penerapan sederhana menggunakan satu rele hingga beberapa rele yang diatur
secara bertingkat berdasarkan besarnya arus gangguan yang berbeda-beda sesuai
letak gangguan. Proteksi arus bertingkat ini dimaksudkan agar rele-rele tersebut
bisa mengatasi gangguan secara diskriminatif sesuai dengan letak gangguan.
Disamping itu factor lain yang perlu di perhatikan agar sebuah rele arus lebih dapat
bekerja secara tepat dan stabil maka perbedaan antara arus hubung singkat
minimum dengan arus beban maksimum harus cukup besar. Hal tersebut
diperlukan agar rele arus lebih tersebut tidak boleh bekerja terhadap arus beban
lebih maksimum.
Pada dasarnya rele arus lebih dapat diklasifikasikan atas dua kategori, yaitu rele
arus lebih biasa atau non-direksional dan rele arus lebih yang dilengkapi dengan
elemen arah.
1.2. Rumusan masalah
Adapun masalah yang diangkat berdasarkan latar belakang diatas adalah :
Bagaimana Cara Kerja Rele Arus Lebih (OCR)?
Karakteristik Rele Arus Lebih?
Bagaimana Perhitungan Koordinasi Rele Arus Lebih Dalam System
Tenaga Listrik?
1.3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Mahasiswa Dapat Mengetahui Prinsip Kerja Dari Rele Arus Lebih Atau
Over Current Relay
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Rele Arus Lebih
Relay arus lebih (over current relay) adalah relay yang bekerja berdasarkan
adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan jangka
waktu tertentu. Fungsi utama dari relay arus lebih ini adalah untuk merasakan
adanya arus lebih kemudian memberikan perintah kepada pemutus beban (PMT)
untuk membuka.
2.1.1. Prinsip Kerja Rele Arus Lebih
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila
arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (Iset) atau relay arus lebih
meruapakan pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang
pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada pengaman
transformator tenaga.
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus
yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting.
2.1.2. Jenis-Jenis Relay Arus Lebih
Non-directional
Directional
Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah penyetelan waktu minimum dari
rele arus lebih (terutama di penyulang) tidak lebih kecil dari 0,3 detik.
Pertimbangan ini diambil agar rele tidak sampai trip lagi akibat arus inrush dari
trafo distribusi yang memang sudah tersambung dijaringan distribusi, sewaktu
PMT penyulang tersebut dioperasikan.
t×[[IFault]α−1]
TMS= ISet
Dan
β×TMS
t= α
(IFault) − 1
ISet
Dimana :
t = Waktu Trip (Detik)
TMS = Time Multiple Setting (Tanpa Satuan)
Ifault = Besarnya Arus Gangguan Hubung Singkat (Amp)
, = Konstanta.
= 294×
= 4,9 Amp
Nilai Setelan Relai Penyulang Masuk (Incoming Feeder) Dari Trafo
Untuk menentukan nilai setelan rele arus lebih disisi incoming feeder
trafo tenaga, perlu dihitung terlebih dahulu arus nominal trafo tenaga
tersebut. Sebagai berikut : Data trafo :
Kapasitas trafo = 60 MVA
Tegangan trafo = 150/20 kV
Impedansi trafo = 12%
CT Ratio = 2000/5-5 (pada sisi Incoming Feeder) Maka
arus nominal transformator tenaga pada sisi 20 kV :
kVAT IN
(sisi 20KV) = kV× √3
= 1732,1 Amp
= 1818,65×
= 4,55 Amp
2.3.2. Setelan time multiple setting (TMS)
Setelan Time Multiple Setting (TMS) Dipenyulang Keluar (Outgoing
Feeder)
Karena TMS rele arus lebih, pada pada penyulang yang akan disetting
pada rele arus lebihnya diambil pada angka arus gangguan hubung
singkat (IFault) sebesar arus gangguan 3 fasa atau arus gangguan 2 fasa
pada lokasi gangguan 1% depan GI untuk contoh ini diambil arus
gangguan 3 fasa = 128862,0 Amp (Lihat table 2) dan waktu kerja rele
arus lebih dipenyulang itu diambil selama 0,3 detik, maka nilai TMS
yang akan di setting pada rele arus lebih dengan karakteristik standar
inverse adalah :
0,162×0,14
t= 0,02= 0,3 detik
12862,0
(( 294 ) − 1)
1 ,14
0,14
0,02
12862,0
(0,3 + 0,4)× [[ ] − 1]
18181,65
TMS = = 0,2
0,14
Dari persamaan diatas diperoleh waktu (t) sebagai berikut :
0,2×0,14
t= 0,02= 0,7 detik
12862,0
(( 294 ) − 1)
Catatan :
Bila penyulang keluar dari sumber (Gardu Induk) ada beberapa buah
penyulang perhitungan seperti yang sudah dilakukan diatas, dapat
diulangi tetapi data yang dimasukan adalah data penyulang yang akan
dihitung baik nilai impedansi per-km nya atau panjangnya, khusus
jaringan SUTM karena banyak percabangan diambil jaringan
terpanjang atau impedansi yang terbesar.
Bila dipenyulang masuk (Incoming Feeder) digardu induk, koordinasi
waktu dan arusnya diambilarus gangguan hubung singkat 2 fasa atau 3
fasa terbesar dari bebrapa penyulang keluar.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Pandjaitan,bonar. 2012. Praktik-praktik proteksi system tenaga listrik.
Yogyakarta : Andi Offset
[2]Perhitungan setting dan koordinasi proteksi system distribusi. 2014.
PUSDIKLAT PT. PLN (Persero).
[3]http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/proteksi-penyulang-kordinasirelay-
arus.html