Anda di halaman 1dari 43

CRITICAL BOOK REVIEW

Tugas ke 15

12Desember 2020

Disusun Oleh :Kelompok 5

Gesty Novianti Simanjuntak 5182131012


Angga Karisto Bangun 5183131012
Bayu A Perangin-angin 5182131011
Gally Chandra Pratama 5183131011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat Nya yang selalu dilimpahan kepada kita semua.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
yang ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan tugas CBR
ini.Terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kekuatan
dan kesehatan kepada penulis, penulis juga berterimakasih kepada dosen
mata pelajaran yang telah memberikan arahan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun
dan menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga
makalah ini dapat bermanfat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I RINGKASAN ...............................................................................................1

1.1Sistem Proteksi Tenaga Listrik......................................................................1

1.2Relay Arus........................................................................................................3

1.3Relay Jarak.......................................................................................................6

1.4Relay Diferensial..............................................................................................9

1.5Arester.............................................................................................................13

1.6Pemutus Tenaga............................................................................................17

1.7Pengaman Generator.....................................................................................22

1.8Pengaman Generator.....................................................................................24

1.9Pengaman Transformator.............................................................................28

BAB II PENUTUP ..................................................................................................37

2.1 Kesimpulan.................................................................................................37
2.2 Saran.............................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................40


BAB I
RINGKASAN

1.1 Sistem Proteksi Tenaga Listrik

Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dilakukan


kepada peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada suatu sistem
tenaga misalnya generator, transformator jaringan dan lain-lain, terhadap
kondisitidak normal operasi sistem itu sendiri.Suatu sistem t`enaga listrik
dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki
relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan (Zone of Protektion).
Bila terjadi gangguan, maka relai akan bekerja mendeteksi gangguan dan
PMT akan trip.

Dalam sistem proteksi pembagian tugas dapat diuraikan menjadi :


a. Proteksi utama, berfungsi untuk mempertinggi keandalan, kecepatan
kerja, dan fleksibilitas sistem proteksi dalam melakukan proteksi
terhadap sistem tenaga.
b. Proteksi pengganti, berfungsi jika proteksi utama menghadapi
kerusakan untukmengatasi gangguan yang terjadi.
c. Proteksi tambahan, berfungsi untuk pemakaian pada waktu tertentu
sebagai pembantu proteksi utama pada daerah tertentu yang
dibutuhkan.
Dimana relai itu sendiri merupakan komponen/peralatan dari proteksi
utama
A. Pengertian Relay
Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang
berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai
merasakan adanya ketidaknormalan pada peralatan atau bagian system
transmisi tenaga listrik.Relai proteksi dapat mendeteksi atau merasakan
adanya gangguan pada peralatan yang diamankan dengan mengukur
besaran-besaran yang diterimanya, misalnya arus, tegangan, daya,
sudutfasa, frekuensi, impedansi dan lainnya.Relai secara otomatis membuka
Pemutus Tegangan (PMT) atau Circuit Breaker ( CB ) untuk memisahkan
peralatan atau bagian dari system yang terganggu dan memberikan isyarat
berupa lampu atau alarm(bel) yang menandakan system telah terjadi
gangguan ataupun men-trip pemutus beban yang tepat (yaitu untuk
mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja) rele proteksi dapat
mencegah meluasnya akibat gangguan (berupa kerusakan maupun
pemadaman listrik).

B. Persyaratan Relai
Dalam perencanaan sistem proteksi, maka untuk mendapatkan suatu
sistem proteksi yang baik diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
A. Bekerja dalam waktu yang singkat
System proteksi harus bekerja secara cepat untuk memisahkan
atau memutuskan bagian yang mendapat gangguan. Keadaan
yang demikian sangat perlu diperhatikan karena bertujuan untuk
:
 Memilihara kestabilan kerja parallel generator di pusat
pembangkit tenaga listrik
 Mengurangi atau melindungi kerusakan yang terjadi pada
system tenaga listrik
 Menjaga agar bagian yang tidak mendapat gangguan
dapat bekerja secara normal
 Mengurangi jumlah waktu pemadaman pada konsumen
jika terjadi gangguan

Jumlah waktu kerja proteksi dihitung berdasarkan lama kerja rele


dan lama waktu tertentu ditambah dengan lama kerja mekanis
circuit breaker (CB)
Jadi dapat ditulis :
Tpr = tre + tcb
Dalam hal ini
tpr = jumlah waktu kerja relai proteksi
tre = waktu kerja relai
tcb = waktu kerja mekanis circuit breaker / CB

B. Bekerja secara selektif


Proteksi bekerja secara selektif dimaksudkan bahwa relai
proteksi dapat bekerja untuk mentrip circuit breaker yang
terdekat dengan gangguan yang terjadi dalam waktu yang
diinginkan sesuai dengan kemampuan relai proteksi tersebut.

C. Harus sensitive
Relai proteksi dikatakan sensitive bila relai tersebut mampu
untuk proteksi terhadap gangguan yang terjadi dan memilih
circuit breaker mana yang harus bekerja untuk mengatasi
gangguan tersebut. Untuk membahas masalah sensitivitas
suatu relai proteksi bias diterangkan dengan mengambil contoh
relai arus lebih
Relai arus lebih akan bekerja apabila terjadi kenaikan arus,
dan sensitivitas dapat dihitung :
I hs minimun
KS=
I pp

I hs minimun=¿arus hubung singkat minimum yang dihitung pada


ujung terjauh dari bagian yang di proteksi
I pp= Arus kerja primer proteksi tersebut
Nilai sensitivitas tergantung pada :
1. Tujuan proteksi
2. Jenis proteksi
3. Jenis peralatan yang diproteksi
4. Jenis hubung singkat yang terjadi
5. Nilai sensitifitas biasanya berkisar antara 1,5-2

C. Jenis-jenis Relay
A.Berdasarkan Prinsip Kerja Relai
1.Relai elektromagnetis
2.Relai elektronis
3.Relai thermis
B. Berdasarkan besaran ukurannya
1.Relai Arus Lebih (Over Current Relay)
2. Relai Tegangan Kurang (Under Voltage Relay)
3. Relai impedansi
4.Relai frekuensi
C.Berdasarkan cara elemen control bekerja
1.Direct acting relay
2.Indirect acting relay

1.2 Pengertian Relay Arus Lebih


Relay arus lebih (over currentrelay) adalah relay yang bekerja
berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman
tertentu dan jangka waktu tertentu. Fungsi utama dari relay arus lebih ini
adalah untuk merasakan adanya arus lebih kemudian memberikan
perintah kepada pemutus beban (PMT) untuk membuka.
Over Current Relay ( OCR ) ini berfungsi untuk memproteksi
peralatan listrik terhadap arus lebih yang disebabkan oleh gangguan arus
hubung singkat. Selain itu Over Current Relay ( OCR ) juga berfungsi
untuk mengamankan transformator dari arus yang melebihi dari arus yang
dibolehkan  lewat dari transformator tersebut.

Keuntungan dari penggunaan proteksi relay arus lebih ini antara lain :

a. Sederhana dan murah.


b. Mudah penyetelannya
c. Dapat berfungsi sebagai pengaman utama dan cadangan
d. Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa, satu fasa ke
tanah, dan dalam beberapa hal digunakan untuk proteksi beban
lebih (overload).
e. Pengaman utama pada jaringan distribusi dan substransmisi
Pengaman cadangan untuk generator, trafo, dan saluran transmisi.

A. Prinsip Kerja Relay Arus Lebih


Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia
akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (Iset) atau
relay arus lebih merupakan pengaman yang bekerja karena adanya
besaran arus dan terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan
menengah juga pada pengaman transformator tenaga.Relai arus lebih
bekerja dengan membaca input berupa besaran arus kemudian
membandingankan dengan nilai setting, apabila nilai arus yang terbaca
oleh relai melebihi nilai setting, maka relai akan mengirim perintah trip
(lepas) kepada Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) setelah
tunda waktu yang diterapkan pada setting.Relai arus lebih – OCR
memproteksi instalasi listrik terhadap gangguan antar fasa. Sedangkan
untuk memproteki terhadap gangguan fasa tanah digunakan relai Relai
Arus Gangguan tanah atau Ground Fault Relay (GFR). Prinsip kerja GFR
sama dengan OCR, yang membedakan hanyalah pada fungsi dan elemen
sensor arus. OCR biasanya memiliki 2 atau 3 sensor arus (untuk 2 atau 3
fasa) sedangkan GFR ahnya memiliki satu sensor arus (satu fasa).

Prinsip Kerja over current relay


Prinsip kerja Over Current Relay ( OCR ) yang bekerjanya berdasarkan
besaran arus lebih akibat adanya gangguan hubung singkat dan
memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan karakteristik waktunya
sehingga kerusakan alat akibat gangguan dapat dihindari.

B. Jenis – Jenis Relai Arus Lebih


Over   Current  Relay   (OCR)  dapat  dibedakan  menjadi beberapa
jenis, diantaranyaadalah :
a.Over Current Relay(OCR)Inverse
AdalahOverCurrentRelay(OCR)yangwaktunyakerjanyategantung
dariarusgangguan.RelaiiniakanmemberikanperintahkepadaPMT(pemutus
tenaga)padasaat  terjadigangguanbilabesargangguannyamelampauiarus
penyetelannyadanjangkawakturelaiinimulaipickupsampaikerjawaktunya
diperpanjangberbanding terbailk dengan
besarnyaarus.Sifatataukarakteristikdarirelaiinverseadalahrelaibaruakanbe
kerjabila yangmengalirpadarelaitersebutmelebihi arus setting
(Is)yangtelah ditentukan.
Dan lamanya   waktu   relai bekerja  untuk  memberikan  komando
truppingadalahpalinglambatsesuai  denganwaktusetting(Ts)yangdipilih.
Padarelaiiniwaktubekerjanya(Ttripp)tidak samadengan waktusetting(Ts).
Karenasangattergantungdenganbesarnyaarusyangmengerjakanrelaiterse
but,
sehinggamakinbesararusyangmengerjakanrelaitersebutmakamakincepat
waktu kerja( Ttrip) dari relai tersebut.

GambarKarakteristikInverse
Relaidapatdikelompokkanlagimenjadiempatkelompok,yaitusebagai berikut
:
1. Standard Inverse
2. VeryInverse
3. ExtremelyInverse
4. Long Time Inverse

b.Over Current Relay(OCR)Definite


Adalah   Over   Current   Relay   (   OCR   )  yang   waktu   kerjanya   tidak
tergantungdariarusgangguan.RelaiinimemberikanperintahkepadaPMT
(PemutusTenaga)
pada saatterjadigangguanbilabesargangguannyamelampauiaruspenyetela
nnya,danjangkawakturelaiinimulaipickup sampai kerjadiperpanjangdengan
waktu tidak
tergantungbesarnyaarus.Sifatataukarakteristikdarirelaidefiniteadalahrelaib
aruakanbekerja bilayangmengalirpadarelaitersebutmelebihibesarnyaarus.

1.3 RELAI JARAK


Sesuai standart SPLN 52-1: 1984, relai jarak adalah relai yang
digunakan sebagai pengaman utama pada SUTT/SUTET. Relai jarak
digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada
SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk seksi didepan.Relai jarak
bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z) transmisi dibagi menjadi
beberapa daerah cakupan yaitu Zone-1, Zone-2, Zone-3, serta dilengkapi
juga dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar proteksi bekerja
selalucepat dan selektif di dalam daerah pengamanannya.

A. PRINSIP KERJA RELAI JARAK

Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan
yang terlihat dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus,
maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat di tentukan.
Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :

Vf
Zf =
If

Dimana :

Zf = Impedansi (ohm)

Vf = Tegangan (Volt)

If =Arus gangguan

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi


gangguan yang terukur dengan impedansi seting, dengan ketentuan :
 Bila harga impedansi ganguan lebih kecil dari pada impedansi
seting relai maka relai akan trip. ƒ
 Bila harga impedansi ganguan lebih besar dari pada impedansi
seting relai maka relai akan tidak trip.

2.3.3 PENGUKURAN IMPEDANSI GANGGUAN OLEH RELAI JARAK

Menurut jenis gangguan pada sistem tenaga listrik, terdiri dari


gangguan hubung singkat tiga fasa, dua fasa, dua fasa ke tanah dan satu
fasa ke tanah.Relai jarak sebagai pengaman utama harus dapat
mendeteksi semua jenis gangguan dan kemudian memisahkan sistem
yang terganggu dengan sistem yang tidak terganggu.

1. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Pada saat terjadi gangguan tiga fasa yang simetris maka amplitudo
tegangan fasa VR,VS,VT turun dan beda fasa tetap 120 derajat.
Impedansi yang diukur relai jarak pada saat terjadi gangguan hubung
singkat tiga fasa adalah sebagai berikut :

Vrelai = VR

Irelai= IR
VR
ZR =
IR

Dimana,

ZR = impedansi terbaca oleh relai


VR = Tegangan fasa ke netral

IR = Arus fasa

2. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

Untuk mengukur impedansi pada saat terjadi gangguan hubung


singkat dua fasa, tegangan yang masuk ke komparator relai adalah
tegangan fasa yang terganggu, sedangkan arusnya adalah selisih (secara
vektoris) arus-arus yang terganggu. Maka pengukuran impedansi untuk
hubung singkat antara fasa S dan T adalah sebagai berikut :

V relai = VS – VT

I relai = IS – IT

Sehingga,

V S −V T
ZR =
I S −I T

3. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah

Untuk mengukur impedansi pada saat hubung singkat satu fasa ke


tanah, tegangan yang dimasukkan ke relai adalah tegangan yang
terganggu, sedangkan arus fasa terganggu di tambah arus sisa dikali
factor kompensasi.

B. KARAKTERISTIK RELAI JARAK


1. Karakteristik impedansi

Ciri-ciri nya : ƒ

 Merupakan lingkaran dengan titik pusatnya ditengah-tengah,


sehingga mempunyai sifat non directional. Untuk diaplikasikan
sebagai pengaman SUTT perlu ditambahkan relai
directional.Mempunyai keterbatasan mengantisipasi gangguan
tanah high resistance.
 Karakteristik impedan sensitive oleh perubahan beban, terutama
untuk SUTT yang panjang sehingga jangkauan lingkaran impedansi
dekat dengan daerah beban.

1.4 Prinsip Kerja Relai Diferensial


Prinsip kerja relay proteksi differensial adalah membandingkan dua
vektor arus atau lebih yang masuk ke relay (lihat Gambar 1), apabila pada
sisi primer transformator arus ( 𝐶𝑇1 ) dialiri arus 𝐼1, maka pada sisi
sekunder transformator arus ( 𝐶𝑇2 ) akan dialiri arus 𝐼2, pada saat yang
sama sisi sekunder kedua transformator arus, akan mengalir arus 𝑖1 dan
𝑖2 yang besarnya tergantung dari rasio yang terpasang, jika besarnya 𝑖1 =
𝑖2 maka relai tidak bekerja, karena tidak ada selisih arus, tetapi jika
besarnya arus 𝑖1 ≠ 𝑖2 maka relai akan bekerja, karena adanya selisih arus.
Prinsip kerja dari relai diferensial ini ada dua jenis yaitu sebagai berikut :
1.Relay differensial keadaan gangguan internal

Gambar 2 Relai diferensial saat gangguan internal


Gangguan internal adalah gangguan yang terjadi pada daerah
pengaman relay differensial (lihat Gambar 2). Pada saat terjadi gangguan
pada daerah pengaman relay differensial, maka
arus akan mengalir menuju titik gangguan tersebut. Sehingga arus yang
mengalir pada 𝐶𝑇2akan berbalik dari arah normalnya menuju titik
gangguan tersebut. Gangguan tersebut mengakibatkan keamanaan
transformator terancam ketika transformator bekerja dan menjadikan
sistem tidak seimbang. Asumsi sederhananya adalah sebagai berikut :
𝐼d= |𝑖1 + 𝑖2| (2.1)
Karena 𝐼d ≠ 0, maka relay differensial harus bekerja dengan memberikan
sinyal trip kepada CB karena dapat menyebabkan kerusakan kepada
transformator jika gangguan tersebut dibiarkan.
2.Relay differensial keadaan gangguan eksternal
Gambar 3 Relai Diferensial saat gangguan eksternal
Gangguan eksternal adalah gangguan yang terjadi di luar daerah
pengaman relay differensial (lihat Gambar 3), seperti gangguan hubung
singkat pada saluran transmisi dan gangguan lainnya. Pada saat terjadi
gangguan di luar daerah pengaman relai differensial, relai differensial
tidak akan bekerja. Karena arus yang mengalir pada 𝐶𝑇1 dan 𝐶𝑇2 besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.

Asumsi sederhananya adalah sebagai berikut :


𝐼d = |𝑖1+ 𝑖2| = 0 (2.2)
(Muharam,2018)
A. Sistem Pengaman Relai Diferensial
Sebuah relai differensial didefinisikan sebagai relay yang bekerja
ketika perbedaan fasor dari dua atau lebih listrik melebihi jumlah yang
ditentukan. Hampir seluruh tipe relay, ketika dihubungkan dengan cara
tertentu dapat bekerja menjadi relay differensial. Relai differensial bekerja
dengan membandingkan nilai arus pada CT sisi kumparan primer dan CT
sisi kumparan sekunder. Apabila selisih antara kedua CT tersebut
melebihi nilai setelan maka relay akan trip.
Kebanyakan relai differensial adalah tipe “differensial arus” Tipe
relai differensial ini mungkin bekerja kurang akurat dengan gangguan
(misal eksternal) seperti CT yang sama tidak memiliki arus sekunder yang
sama terhadap kesalahan konstruksional atau di bawah kondisi gangguan
dapat menyebabkan terjadinya saturasi pada CT, adanya arus sekunder
yang tidak sama dan perbedaan arus sekunder dapat menyebabkan
pendekatan nilai pickup relay. Kekurangan ini ditanggulangi dalam relay
differensial tipe persentase (percentage differential relay).
Arus differensial dalam operating coil Iopadalah IAe- IBe, sementara arus
dalam restraint coil R adalah (IAe+ IBe)/2, karena operating coil
dihubungkan ke restraint coil. Dengan kata lain jumlah lilitan pada restraint
coil adalah N, total ampere turn IRTadalah IAeN/2 + IBeN/2 atau sama
dengan jika (IAe + IBe)/2 mengalir melalui seluruh
kumparan (Syukriyadin,2011)

Gambar 4. Rangkaian ekivalen relai differensial


Sifat pengaman relai diferensial sebagai pengaman utama bekerja
sangat efektif dan cepat, dan tidak perlu dikoordinir dengan relai lain. relai
ini juga tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi
atau daerah berikutnya, daerah pengamannya dibatasi oleh pasangan
trafo arus dimana rele diferensial dipasang. penggunaan rele diferensial
untuk pengaman generator, trafo daya, saluran transmisi yang pendek
dan motor-motor yang kapasitasnya besar (Samaulah dalam Subianto,
2016)
Relai diferensial sendiri mempunyai beberapa syarat yang harus
dipenuhi sebagai pengaman (Yuniarto, 2015) diantaranya :
a.Current Transformator (CT) yang digunakan harus mempunyai ratio
perbandingan yang sama sehingga I- = I-serta sambungan dan polaritas
CT1 dan CT2 sama.
b.Pemasangan Auxiliary Current Transformator yang terhubung Y karena
harus membandingkan arus pada dua sisi tanpa perbedaan fasa.
c.Karakteristik kejenuhan CT1 dan CT2 harus sama. (Subianto, 2016)
B. Jenis-Jenis Relai Diferensial
Relai Diferensial mempunyai bentuk yang bermacam-macam,
tergantung dari peralatan yang diamankan. Sistem proteksi relai
diferensial secara universal dipergunakan untuk proteksi pada generator,
transformator daya, busbar dan saluran transmisi, ke semua sistem
proteksi diferensial tersebut berdasarkan pada prinsip keseimbangan
(balance), atau membandingkan arus-arus sekunder transformator arus
yang terpasang pada terminal-terminal peralatan/ instalasi listrik yang
diproteksi. Jenis – jenis relai diferensial yaitu sebagai berikut :
1.Relai Arus Diferensial
Relai arus diferensial menggunakan besaran-besaran arus yang
masuk dan yang keluar dari peralatan yang diamankan untuk
dibandingkan di dalam sirkit diferensial.Setiap perbedaan arus digunakan
untuk menggerakkan relai tersebut dengan demikian masing-masing fasa
dibandingkan.

Gambar 5. Relai Arus Diferensial


2.Relai Persentase Diferensial
Telah diuraikan cara kerja rele arus diferensial, maka untuk relai
persentase diferensial mempunyai ciri kerja yang hampir sama dengan
rele arus diferensial, hanya saja rangkaian diferensialnya melalui
kumparan penahan (restraining coil). Arus diferensial yang diperlukan
untuk mengerjakan rele mempunyai besaran yang bervariasi, dengan
perkataan lain dimungkinkan adanya setting relai. Arus diferensial yang
mengalir masuk ke rele sebanding dengan (I1 – I2) dan arus yang
mengalir dalam restrain coil sebanding dengan (I1 + I2) /2 karena
kumparan kerja dihubungkan ditengah kumparan penahan (restraining
coil)

Gambar 6. Relai Persentase Diferensial


Gambar 7. Single Line Relai Diferensial (Arfianda,2019)

1.5 Arester
Arrester adalah alat pelindung bagi sistem tenaga listrik terhadap
tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switch
surge).Alat ini digunakan sebagai jalan pintas (by-pass) sekitar
isolasi.Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau
petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih pada peralatan.Jalan pintas itu
harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus daya
system 50 Hz.
Fungsi arrester adalah untuk meneruskan arus listrik petir ke ground
yang masuk melalui jalur yang dilindunginya, apabila tegangan petir lebih
dari kapasitas maksimumnya maka arrester tersebut akan meneruskan
arus tersebut ke tanah. Tujuannya agar tegangan di system tidak naik
melampaui batas yang diijinkan sehingga peralatan listrik pelanggan
maupun generator ataupun trafo tidak rusak.
Arrester juga berfungsi untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik
terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh sambaran petir atau
tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan
rangkaian (sirkuit), dengan jalan mengalirkan arus surja (surge current)
ketanah serta membatasi berlangsungnya arus ikutan (follow current)
serta mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa
mengganggu sistem. Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai
isolator dan pada saat timbul tegangan surja alat ini bersifat sebagai
konduktor yang tahananya relatif rendah sehingga dapat mengalirkan arus
yang tinggi ketanah. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester
adalah:
a) Tegangan percikan (spark over voltage) dan tegangan
pelepasannya (discharge voltage) yaitu tegangan pada terminalnya
pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat
mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga
tegangan gagal sela (gap break down voltage).
b) Arrester harus dapat memutuskan arus dinamik dan dapat
bekerja terus seperti semula. Pada arrester terdapat beberapa bagian
yang penting, sebagai berikut:
1. Elektroda Elektroda-elektroda ini adalah terminal dari
arrester yang dihubungkan dengan bagian yang bertegangan dibagian
atas, dan elektroda bawah dihubungkan dengan tanah.
2. Sela Percikan (Spark Gap) Apabila terjadi tegangan lebih
oleh sambaran petir atau surja hubung pada arrester yang terpasang,
maka sela percikan (spark gap) akan terjadi loncatan busur api. Pada
beberapa tipe arrester busur api yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh
tekanan gas yang ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar.
3. Tahanan Katup Tahanan yang digunakan dalam arrester ini
adalah suatu jenis aterial yang sifat tahanannya akan berubah bila
mendapatkan perubahan tegangan.

A. Prinsip Kerja Arester


Arrester petir disingkat arrester, atau sering juga disebut penangkal
petir adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap
surja petir.Arrester berlakau sebagai jalan pintas (by-pass)) sekitar
isolasi.Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat dan
petir, sehingga tidak timbul tegangan tinggi yang lebih pada peralatan.
Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
aliran arus daya sistem 50Hz. Jadi pada kerja normal arrestel berlaku
sebagai isolator dan pada saat timbul surja (petir ) dia berlaku sebagai
konduktor, jadi melewatkan arus yang tinggi. Setelah surja hilang, arrester
arus cepat kembali menjadi isolator sehingga pemutus daya tidak sempat
terbuka.
Arrester dapat memutuskan arus susulan tanpa menimbulkan
gangguan.Inilah salah satu fungsi terpenting dari arrester. Arrester terdiri
dari dua bagian yaitu sela api (spark gap) dan tahanan tak linier atau
tahanan kran (Valve Resistor). Keduanya dihubungkan secara seri, batas
atas dan batas bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan
maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Oleh karena
itu, sebenarnya arrester terdiri dari tiga unsur yaitu sela api, tahanan kran
atau tahanan katub dan sistem pengaturan atau pembagi tegangan
(Granding System).
Arrester bekerja pada tegangan tertentu diatas tegangan oprasi untuk
membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroprasi pada
tegangan tertentu diatas tegangan oprasi agar tidak terjadi arus pada
tegangan oprasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebit rasio proteksi
arrester.Tingkat bahan isolasi arrester harus dibawah tingkat isolasi bahan
transfomator agar apabila sampai terjadi flashover.Maka di harapkan
flashover terjadi pada arrester tidak pada transfomator.

B. Jenis-jenis dan syarat-syarat Arester


1.Jenis-jenis Arester
a.Jenis Ekpulsi
Arrester jenis ekspulsi/tabung pelindung pada prinsipnya terdiri
dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik
batang yang berada di luar di udara atau disebut dengan sela
seri.Arrester ini digunakan untuk melindungi trafo distribusi
bertegangan 3-15 kV, tetapi belum memadai untuk melindungi trafo
daya.Selain itu digunakan juga pada saluran transmisi untuk
mengurangi besar tegangan surja petir yang masuk ke gardu induk.

b.Jenis Katup

Arrester ini terdiri dari beberapa sela percik yang


dihubungkan seri (series gap) dengan resistor tak linier.Resistor ini
memiliki sifat khusus yaitu tahanannya rendah saat dialiri arus besar
dan sebaliknya tahanan yang besar saat dialiri arus kecil.Resistor yang
umum digunakan untuk arrester terbuat dari bahan silicon karbid.Sela
percik dan resistor tak linier keduanya ditempatkan dalam tabung
isolasi tertutup sehingga kerja arrester ini tidak dipengaruhi keadaan
udara sekitar.Arrester jenis ini ummunya dipakai untuk melindungi
alatalat yang mahal pada rangkaian, biasanya dipakai untuk
melindungi trafo daya. Arrester katup ini dibagi menjadi empat jenis,
yaitu sebagai berikut:

1. Arrester Katup Jenis Gardu ( Arrester 150kV ) Pemakaiannya


secara umum pada gardu induk besar untuk melindungi alat-alat
yang mahal pada rangkaian mulai dari 2,4-287 kV.
2. Arrester Katup Jenis Saluran (Arrester 20kV) Arrester jenis saluran
lebih murah dari arrester gardu. Arrester jenis saluran inidipakai
pada sistem tegangan 15-69 kV.

3. Arrester Katup Jenis Distribusi Seperti namanya arrester ini


digunakan untuk melindungi transformator pada saluran distribusi.
Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120-750
volt.

4. Arrester Katup Jenis Gardu untuk Mesinmesin Arrester jenis gardu


ini khusus untuk melindungi mesin-mesin berputar. Pemakaiannya
untuk tegangan 2,4-15 kV.
C. Syarat-syarat Arrester
Arrester yang dipasang harus memenuhi syarat-syarat seperti:

a. Tegangan percik dan tegangan pelepasan, yaitu tegangan pada


terminal pada waktu pelepasan harus cukup rendah sehingga dapat
mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percik ini biasa juga disebut
dengan gagal sela (gap breakdown) dan tegangan pelepasan disebut
dengan tegangan sisa (residual voltage).
b. Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa
merusak arrester itu sendiri.

c. Arrester harus mampu memutuskan arus susulan, dan dapat


bekerja kembali seperti semula.

d. Arrester harus memiliki harga tahanan pentanahan di bawah 5


ohm.

1.6 Pengertian dan Fungsi Pemutus Tenaga


Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker adalah suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang
mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua
kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.Juga
pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. Pemutus
Tenaga (PMT) merupakan suatau alat listrik yang berfungsi untuk
melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau gangguan
pada sistem tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem akan
menimbulkan berbagai efek seperti efek termis, efek magnetis dan
dinamis stability.

Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu


rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau
menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau
peralatann lain.

Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu


peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang
mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua
kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.Juga
pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal.

A. Prinsip Kerja Pemutus Tegangan

1 Prinsip Kerja PMT dengan banyak menggunakan Minyak :

Untuk proses membuka dan menutup dari PMT ini adalah dengan
menggerakkan batang penggerak (Tension Rod), turun untuk membuka
kontak-kontak dan naik untuk menutup kontak-kontak. Batang penggerak
digerakkan oleh mekanisme penggerak digeraakan oleh mekanisme
penggerak (Operating Mekanisme).
2. Prinsip Kerja PMT dengan sedikit menggunakan Minyak :

Untuk membuka dan menutup PMT adalah dengan menaikkan dan


menurunkan posisi dari kontak bergerak (Moving Contact) yang terhubung
pada batang penggerak (Operating Rod) yang digerakkan oleh
mekanisme penggerak (Operating Mechanism).

3 Prinsip Kerja PMT dengan Media Udara Hembus :

Pada keadaan PMT masuk, arus mengalir dari terminal pemutus


pembantu torak yang selanjutnya terus melewati kontak tetap pemutus
pembantu Kontak Tetap Pemutus Pembantu, kontak bergerak Kontak
Bergerak Pemutus Pembantu, kontak jari-jari pemutus pembantu Jari-jari
Kontak Pemutus Pembantu, penyangga pemutus pembantu Rumah
Pemutus Pembantu, kontak tetap pemutus utama Kontak Tetap Pemutus
Utama, kontak bergerak pemutus utama Kepala Kontak Bergerak
Pemutus Utama, penyangga pemutus utama Penyangga Pemutus Utama,
kemudian menuju kontak gerak, kontak tetap pemutus utama pada sisi
berikutnya, terus ke penyangga pemutus pembanutu, kontak jari-jari
pemutus pembantu, kontak bergerak, kontak tetap pemutus pembantu
dan terus keterminal pemutus pembantu.Seperti juga pada PMT yang
lainnya, proses penutupan dan pembukaan PMT adalah dengan cara
menutup dan membuka kontak-kontak pada atau dari kontak-kontak tetap
dengan adanya perubahan tekanan udara didalam ruangan pemutus
secara terperinci dengan pembantu sebagai berikut :

Cara Pembukaan PMT :

Setelah kumparan pelepas bekerja, maka katub pengatur


membuka dan udara bertekanan tinggi mengalir kesebelah bawah dari
silinder penggerak Silinder Penggerak. Dengan berputarnya poros
penggerak Poros Penggerak searah jarum jam akan menyebabkan katub
kerja Katub Kerja dan katub tekan Katub Tekan membuka. Ruangan
didalam isolator penyangga Isolator Penyangga dan unit pemutus utama
Unit Pemutus Utama akan terisi penuh dengan udara bertekanan tinggi
dari tangki, sehingga kontak bergerak Kepala Kontak Bergerak Pemutus
Utama didalam pemutus utama membuka. Busur api akibat pembukaan
kontak dipadamkan oleh hembusan udara, dan gas yang timbul akibat
busur api tersebut keluar bersama-sama melalui lubang pembuang udara
Lubang Pembuang Udara. Setelah terjadi pembukaan pada pemutus
utama, dengan kelambatan dua Cycle yang diatur oleh katub kelambatan
Kutub Kelambatan, maka udara tekan akan masuk kedalam unit pemutus
pembantu Unit Pemutus Pembantu. Setelah kontak pemutus pembantu
membuka, serta arus sisa yang mengalir melalui tahanan yang paralel
dengan pemutus utama diputuskan.Pada akhir langkah kerja pembukaan,
kontak bergerak pemutus pembantu Kontak Bergerak Pemutus Pembantu
menutup lubang pembuang udara Lubang Pembuang Udara.Ruang
isolator penyangga, pemutus utama dan pemutus pembantu terisi penuh
oleh udara bertekanan tinggi.Kontak bergerak pemutus utama masuk
kembali setelah pegas penuh dengan tekan.Setelah pemutus arus,
pembukaan dari kontak pemutus pembantu dipertahankan membuka oleh
tekanan udara dalam ruangan tersebut.

Cara Pemasukan PMT :

Dengan bekerjanya kumparan penutup, maka katub pengatur


membuka dan udara tekan mengalir ke sisi atas dari silinder penggerak
Silinder Penggerak dan akan menyebabkan berputarnya poros penggerak
Poros Penggerak yang berlawanan arah dengan putaran jarum jam, maka
katub pembuangan Katub Pembuang terbuka. Sehingga udara yang
bertekanan tinggi didalam ruangan isolator penyangga Isolator Penyangga
dan unit pemutus utama Unit Pemutus Utama terbuang melalui katub
pembunag Katub Pembuang. Karena turunnya tekanan udara tersebut
dengan tiba-tiba , maka katub kelambatan Kutub Kelambatan bekerja dan
udara tekan dalam ruang udara dari katub kelambatan Ktub Kelambatan
mengalir masuk kedalam silinder penutup Silinder Penutup dan
mendorong kontak-kontak pemutus pembantu Kontak Bergerak Pemutus
Pembantu masuk.

B. Komponen Pemutus Tegangan

1. Primary

Komponen Primary merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif


dengan fungsi menyalurkan energy listrik dengan losses yang rendah dan
mampu menghubungkan atau memutuskan arus beban saat kondisi
normal / tidak normal. Bagian-bagian Primary sebagai berikut :1.
Interrupter bagian terjadinya proses membuka atau menutup PMT dimana
didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan langsung
dalam proses penutupan atau pemutusan arus yaitu kontak bergerak
(moving contact), Kontak tetap ( fixed contact ), Kontak arching ( arching
contact ).

2.Dielectric

1.Dielectric merupakan Bagian dari pemutus tenaga yang berfungsi


mengisolasi peralatan dan memadamkan busur api dengan sempurna
pada saat Moving contact bekerja. Komponen Dielektrik pada PMT adalah
sebagai berikut : Isolator Ruang Pemutus Merupakan Isolator yang berada
di ruang pemutus (interrupting chumber)
2.Isolator Penyangga ( Isolator Support ) Merupakan Isolator yang berada
pada penyangga / support
3.Media Pemadam Busur Api Media yang berfungsi untuk sebagai media
pemadam busur api yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau
menutup.
C. Syarat-Syarat Pemutus Tegangan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Pemutus Tenaga


dalam system tenaga listrik adalah sebagai berikut :

1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.


2. Mampu memutuskan dan menutupjaringan dalam keadaan berbeban
maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada
pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan sangat cepat agar
arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, tidak
membuat sistem kehilangan kestabilan, dan tidak merusak pemutus
tenaga itu sendiri.
D. Jenis-Jenis Pemutus Tegangan

1 Pemutus Tenaga (PMT) Dengan Media Minyak.

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10


kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat kontak
dipisahkan, busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak
menguap dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur
api, karena panas yang ditimbulkan busur api, minyak mengalami
dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen yang bersifat menghambat
produksi pasangan ion. Oleh karena itu, pemadaman busur api tergantung
pada pemanjangan dan pendinginan busur api dan juga tergantungpada
jenis gas hasil dekomposisi minyak.
Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan tekanan
terhadap minyak, sehingga minyak terdorong ke bawah melalui leher
bilik. Di leher bilik, minyak ini melakukan kontak yang intim dengan
busur api. Hal ini akan menimbulkan pendinginanbusur
api,mendorong proses rekombinasi dan menjauhkan partikel
bermuatan dari lintasan busur api.

2 PMT Dengan Media Udara (Air Blast Circuit Breaker)

Sakelar PMTini dapat digunakan untuk memutus arus sampai


40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. PMT udara
hembus dirancang untuk mengatasi kelemahan pada PMT minyak,
yaitu dengan membuat media isolator kontak dari bahan yang tidak
mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga.

1.7 Tujuan dari Pengaman Generator


Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang
pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya
generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal
operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain:
hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah,
asinkron dan lain-lain.
Dengan kata lain sistem proteksi itu bermanfaat untuk:
a) Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan
akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi
perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh
gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.
b).Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi
sekecil mungkin.
c).Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi
kepada konsumen dan juga mutu listrik yangbaik.
d).Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
A. Fungsi dari Pengaman Generator
Sistem proteksi harus dapat melindungi generator dari gangguan
yang terjadi.Gangguan ini dapat berupa gangguan dari luar generator
(jaringan kelistrikan) maupun gangguan dari dalam generator itu sendiri.
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari proteksi atau pengaman generator:
a) Memberikan sinyal alarm atau melepas pemutusantenaga (circuit
breaker) dangan maksud mengisolasi kendala atau keadaan yang tak
normal seperti adanya : beban lebih, tegangan rendah, kenaikan suhu,
beban tak seimbang, daya kembali, frekwensi rendah, hubung singkat &
keadaan tak normal yang lain.
b) Melepas atau mentrip peralatan yang berfungsi tak normal buat
mencegah timbulnya kerusakan
c) Melepas atau mentrip peralatan yang terganggu dengan cara segera
dengan maksud mengurangi kerusakan yang lebih berat
d) Melokalisir resiko akibat kesulitan memisahkan peralatan yang
terganggu dari system
e) Melepas peralatan atau bagian yang terganggu dengan segera dengan
tujuan menjaga stabilitas system.
B. Jenis-jenis Gangguan pada Generator
Gangguan ini dapat berupa gangguan dari luar generator (jaringan
kelistrikan) maupun gangguan dari dalam generator itu sendiri. Beberapa
jenis gangguan dan masalah-masalah yang terdapat pada generator-
generator antara lain :
a).Gangguan internal Gangguan internal yang biasa terjadi adalah
gangguan fasa atau gangguan tanah pada kumparan stator dan
komponen jaringan yang terkait, dan gangguan tanah pada kumparan
rotor generator dan hilangnya sumber penguatan.
b).Gangguan listrik/electrical fault Jenis gangguan ini adalah gangguan
yang timbul dan terjadi pada bagianbagian listrik dari generator.
Gangguan-gangguan tersebut antara lain:
i.Hubung singkat 3 phasa, terjadinya arus lebih pada stator yang
dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya hubungan
singkat 3 phasa (3 phase fault). Gangguan ini akan menimbulkan loncatan
bunga api dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan
resiko terjadinya kebakaran, jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti
api atau nonflammable.
ii.Hubung singkat 2 phasa, Gangguan hubung singkat 2 phasa(unbalance
fault)lebih berbahaya dibanding gangguan hubung singkat 3
phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada
belitan akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain
yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling turbin akibat adanya
momen puntir yang besar.
iii.Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault, Kerusakan
akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih
dapat diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian
konduktor, tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat
gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api dan merusak
isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan
secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.
iv.Rotor hubung tanah/field ground, Pada rotor generator yang belitannya
tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila salah satu sisi
terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi
lainnya terhubung ke tanah, sementara sisi sebelumnyatidakterselesaikan
maka akan terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung
singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi yang
menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.
Iiv.Kehilangan medan penguat/Loss of excitation, Hilangnya medan
penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai
generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak(slot
wedges).

1.8 PENGERTIAN DAN CARA KERJA GENERATOR LISTRIK


Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi
listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan
induksi elektromagnetik.Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik.
Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah
alat yang mengubah energi listrik menjadi energimekanik.

Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah


sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah
ada di dalamkabel lilitannya.Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah
pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di
dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat,turbin mesin
uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun kincirair, mesin
pembakaran, turbin angin, engkol tangan, energisurya atau matahari,
udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang
lain.Generator listrik dilihat dari jenis arus yang dihasilkan dibagi menjadi 2
yaitu generator DC dan generator AC.

a.Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis
yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dan menghasilkan
arus DC / arus searah. Generator DC di bedakan menjadi bebera pajenis
berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya
terhadap jangkar (anker ), jenis generator DCyaitu:

1.Generator penguat terpisah

2.Generator shunt

3.Generator kompon

Generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent


dengan 4-kutubrotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban
lebih, starter eksitasi,penyearah, bearing dan rumah generator atau casis,
serta bagian rotor.

b.Generator AC

Generator AC bekerja berdasarkanprinsip induksi elektromagnetik.


Teganganbolak-balik akan dibangkitkan oleh putaran medan magnetik
dalam kumparan jangkar yang diam. Dalam hal ini kumparan medan
terletak pada bagian yang samadengan rotor dari generator. Nilai dari
tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :

1.Jumlah dari lilitan dalam kumparan.

2.Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan


yangdiinduksikan.

3.Kecepatan putar dari generator itu sendiri.

Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa


tegangan akandiinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut
bergerak pada medanmagnet sehingga memotong garis-garis gaya.
Hukum tangan kanan berlaku padagenerator dimana menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara penghantarbergerak, arah medan magnet,
danarah resultan dari aliran arus yang terinduksi.Apabila ibu jari
menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arahfluks,
jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi. Hukum ini
jugaberlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang
digerakkan.Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis medan
diam atau medan magnet dibuat diamdan medan magnet berputar.

A. JENIS-JENIS DAN FUNGSI PENGAMAN TERHADAP


GANGGUAN GENERATOR
Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam
mengisolir gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada
generator unit genset ada dua macam yaitu :

1. Pengaman alarm

Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu


yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator
segera bertindak.

2. Pengaman trip

Berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan


kerusakan karena ada sistem yang berfungsi tidak normal maka mesin
akan stop secara otomatis.

Jenis-jenis pengaman trip antara lain adalah :

a. Putaran lebih (over speed)

b. Temperatur air pendingin tinggi

c. Tekanan minyak pelumas rendah

d. Emergency stop

e. Reverse power

f. Pentanahan (grounding)

1) Pentanahan sistem, pentanahan untuk suatu titik pada


penghantar arus dari sistem. Pada umumnya titik tersebut adalah titik
netral dari suatu mesin, transformator, atau untuk rangkaian listrik tertentu.

2) Pentanahan peralatan sistem, pentanahan untuk suatu bagian


yang tidak membawa arus dari sistem, misalnya : Semua logam seperti
saluran tempat kabel, kerangka mesin, batang pemegang sakelar,
penutup kotak sakelar.

g. Relay pengaman
1) Relay arus lebih

Thermal Over Load Relay (TOLR) digunakan untuk melindungi


motor dan perlengkapan kendali motor dari kerusakan akibat beban lebih
atau terjadinya hubungan singkat antar hantaran yang menuju jaring atau
antar fasa.

2) Relay tegangan lebih

Bekerja bila tegangan yang dihasilkan generator melebihi batas


nominalnya.

3) Relay diferensial

Bekerja atas dasar perbandingan tegangan atau perbandingan


arus, yaitu besarnya arus sebelum lilitan stator dengan arus yang mengalir
pada hantaran yang menuju jaring-jaring.

4) Relay daya balik

Berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah


generator.

h. Sekering

Berfungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari


gangguan hubung singkat. Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus
kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut akan lebur (putus).
Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu sekering dalam waktu 4 jam
dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5.

B. Sistem Proteksi Generator


Proteksi Generator yaitu sebagai berikut :

1.Gangguan di luar GeneratorAdanya hubung pendek, mechanical stress


pada gulungan stator. Jikamechanical stress sudah terdapat pada
gulungan stator maka operasi selanjutnya akan memperparah kondisi
gulungan, kenaikan temperature walaupun perlahan-lahan selama 10
detik akan menaikkan temperature kekondisi yang
membahayakan.Gangguan ini dapat menimbulkan asimetri,vibrasi besar
dan rotor menjadi over heating.Untuk proteksi generator akibat gangguan
ini di gunakan Over current dan Earth Fault Protection sebagai back up
protection. Relay differensial digunakan untuk mendeteksi perbedaan arus
pada gulungan generator atau trafo.
2.Thermal LoadingPembebanan yang berlebih pada generator akan
mengakibatkan kenaikan temperatur gulungan stator (overheating) sampai
isolasi menjadirusak, sehingga usia pemakaiannya menjadi lebih pendek.
Temperatur naik juga disebabkan oleh adanya kegagalan sistem
pendingin. Pada generato rbesar biasanya di pasang thermocouple pada
slot stator dan sistem pendingin. Overcurrent Protection dipasang untuk
mengamankan generator dan di setel pada harga tertinggi beban lebih
yang masih dapat di tanggung.
3.Beban Tak Seimbang (Unbalanced Loading) = Negative Phase
SequenceJika generator memikul beban tak seimbang terus menerus,atau
arus yang di terimanya melebihi 10% dari rating arus, ini dapat
menimbulkan bahaya pada rotor silinder dari generator.Arus tiga fase
yang tidak seimbangakan mempunyai komponen-komponen dengan
urutan positif, negatif danzero pada gulungan statornya.Komponen urutan
positif searah dengan putaran rotor. Pada kondisi seimbang hanya ada
arus urutan positif padastator.

1.9 Gangguan Pada Pengaman Transformator


1.Gangguan Dalam
Gangguan dalam (internal faults) adalah gangguan yang
disebabkan karena adanya gangguan yang terjadi di dalam
transformator, gangguan itu antara lain:
A. terjadi busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang
dapat disebabkan oleh:
 Cara penyambungan konduktor yang tidakbaik
 Kontak-kontak listrik yang tidak baik
 Kerusakan isolasi antara inti baut
B. Gangguan pada sistem pendingin Sebagaimana diketahui,
banyak transformator daya mempergunakan minyak
transformator sebagai isolasi yang sekaligus merupakan
bahan pendingin. Suatu kenyataan adalah bahwa
terjadinya suatu gangguan atau kerusakan di dalam
transformator, maka dalam minyak itu akan terbentuk
sejumlah gas.
C. Arus sirkulasi pada transformator yang bekerja parallel
D. Gangguan hubung singkat
Pada umumnya gangguan ini dapat dideteksi
karena akan selalu timbul arusmaupun tegangan yang
tidak normal/tidak seimbang. Jenis gangguan ini antara
lain, hubung singkat antar belitan, yaitu, 
 Hubungsingkatantarakumparandengan tanah
 Hubung singkat dua fasa,dan 
 Kerusakan pada isolatortransformator

2.Gangguan Luar
Jenis gangguan luar (external faults) ini dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu :

 Hubung singkatluar

Hubung singkat jenis ini terjadi di luar transformator


daya, misalnya: hubung singkat di bus, hubung singkat di
feeder dan gangguan hubung singkat di sistem yang
merupakan sumber bagi transformator daya tersebut.
Gangguan ini dapat dideteksikarena timbulnya arus yang
sangat besar, mencapai beberapa ratus kali arusnominalnya.

 Beban luar (overload)


Transformator daya dapat beroperasi secara terus
menerus pada beban nominalnya. Apabila beban yang
dilayani lebih besar 100%, transformator daya akan
mendapat pemanasan lebih. Kondisi ini memungkinkan tidak
segera menimbulkan kerusakan pada transformator daya,
tetapi apabila berlangsung secara terus-menerus akan
mengakibatkan umur isolasi bertambah pendek.

2 Sistem Proteksi PadaTransformator 

Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi abnormal dalam suatu


rangkaian listrik dengan mengukur besaran-besaran listrik yang
berbeda antara kondisi normal dengan kondisi abnormal. Ada
beberapa kriteria yang perlu diketahui pada pemasangan suatu
sistem proteksi dalam suatu rangkaian sistem tenaga listrik yaitu :

A. Sensitifitas (kepekaan)

Sensitifitas adalah kepekaan rele proteksi terhadap segala


macam gangguan dengan tepat yakni gangguan yang
terjadi di daerah perlindungannya.Sensitifitas suatu sistem
proteksi ditentukan oleh nilai terkecil dari besaran
penggerak saatperalatan proteksi mulai beroperasi.Nilai
terkecil besaran penggerak berhubungan dengan nilai
minimum arus gangguan dalam daerah yang dilindunginya.

B. Selektifitas dandiskriminatif

Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih


bagian sistem yang harus diisolir apabila rele proteksi
mendeteksi gangguan.Bagian yang dipisahkan darisistem
yang sehat sebisanya adalah bagian yang terganggu
saja.Diskriminatif berarti suatu sistem proteksi harus
mampu membedakan antara kondisi normal dan kondisi
abnormal.Ataupun membedakan apakah kondisi
abnormal tersebut terjadi di dalam atau di luar daerah
proteksinya.

C. Kecapatan

Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan


sebagaimana ditentukan sehingga meningkatkan mutu
pelayanan, keamanan manusia, peralatan dan stabilitas
operasi.

D. Keandalan

Suatu system proteksi dapat dikatakan andal jika selalu


berfungsi sebagaimana yang diharapkan.Sistem proteksi
disebut tidak andal bila gagal bekerja pada saat
dibutuhkan dan bekerja pada saat proteksi itu tidak
seharusnyabekerja.

E. Ekonomis

Suatu perencanaan teknik yang baik tidak terlepas


tentunya dari pertimbangan nilai ekonomisnya.Suatu rele
proteksi yang digunakan hendaknya ekonomis mungkin
dengan tidak mengesampingkan fungsi dan
keandalannya.

Maksud dan tujuan pemasangan relai proteksi pada


transformator daya adalah untuk mengamankan
peralatan/system sehingga kerugian akibat gangguan dapat
dihindariatau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara :

 Mencegah kerusakan transformator akibat adanya


gangguan/ ketidak normalan yang terjadi pada transformator
atau gangguan pada bay transformator.
 Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal
lainnya yang dapat membahayakan peralatan atausistem.
 Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu
atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat
mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau
yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi
seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat
beroperasi.
 Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasilainnya.
 Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang
terbaik kepadakonsumen.
 Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan
olehlistrik.

A. Tipe Proteksi

Ada dua kategori proteksi yang dikenal yaitu proteksi


utama (main protection) dan proteksi pembantu (back up
protection). Proteksi utama dalah pertahanan utama dan akan
membebaskan gangguan pada bagian yang akan diproteksi
secepat mungkin. Mengingat keandalan 100 % tidak hanya dari
perlindungan tetapi juga dari trafo arus, trafo tegangan dan
pemutus rangkaian yang tidak dapat dijamin, untuk itu
diperlukan perlindungan pembantu (auxiliary protection) pada
alat proteksi tersebut. Proteksi pembantubekerja bila rele utama
gagal dan tidak hanya melindungi daerah berikutnya dengan
perlambatan waktu yang lebih lama dari pada relay utamanya.

B. Jenis-Jenis Proteksi TrafoDaya 

Relai yang biasa digunakan pada sebuah transformator


daya sebagai pengaman pada saat terjadi gangguan adalah:

A. RelaiBuchollz 

Relai bucholz dipasang pada pipa dari maintank ke


konservatorataupun dari OLTC ke konservator tergantung
design trafonya apakah dikedua pipa tersebut dipasang
relai bucholz.Relai bucholz berfungsi untuk mendeteksi dan
mengamankan gangguan di dalam transformator yang
menimbulkan gas. Selama transformator beroperasi normal,
relai akan terisi penuh dengan minyak. Pelampung
akanberadapadaposisi awal.

Bila terjadi gangguan yang kecil didalam tangki


transformator, misalnya hubung singkat dalam kumparan,
maka akan menimbulkan gas. Gas yangterbentuk akan
berkumpul dalam relai pada saat perjalanan menuju tangki
konservator, sehingga levelminyak dalam relai turun dan
akan mengerjakan kontak alarm (kontak pelampung atas).
Bila level minyak transformator turun secara perlahan-lahan
akibat dari suatu kebocoran, maka pelampung atas akan
memberikan sinyal alarm dan bila penurunan minyak tersebut
terus berlanjut, maka pelampung bawah akan memberikan
sinyal trip. Bilaterjadi busur api yang besar, kerusakan
minyak akan terjadi dengan cepat pada minyak yang
bergerak melalui pipa menuju ke relai Bucholz.

Cara kerja adalah gas yang timbul di dalam trafo akan


mengalir melaluipipa dan tekanan gas ini akan mengerjakan
relay dalam 2 tahap, yaitu:

 Mengerjakanalarmpadakontakbagianatas(1)

 MengerjakanperintahtripkePMTpadakontakbagi
anbawah(2).

B. Relai Jansen

Tapchanger adalah alat yang terpasang pada


transformator yang berfungsi untuk mengatur
tegangan keluaran (sekunder)akibatbeban maupun
variasi tegangan pada sistem masukannya (input). Tap
changer umumnya dipasang pada ruang terpisah
denganruang untuk tempat kumparan, dimaksudkan
agar minyak tap changer tidakbercampur dengan
minyak tangki utama. Untuk mengamankan ruang
diverter switch apabila terjadi gangguan pada sistem
tap changer, digunakan pengaman yang biasa disebut
rele jansen (buchholtnya tap changer). Rele jansen
dipasang antara tangki tap changer dengan
konservator minyak tap changer.
Prinsip kerja rele jansen, yaitu :
 Rele buchholz tap changer (jansen) untuk
mengamankan ruangan beserta isinya dari
diverterswitch.
 Rele jansen akan bekerja apabila ada desakan
tekanan yang terjadi akibat flash over antar
bagian bertegangan atau bagian bertegangan
dengan body atau ada desakan aliran minyak
karena gangguaneksternal.
 Prinsipnya ada aliran minyak yang deras, ada
tekanan minyak sehinggaada minyak mengalir
ke konservator, goncangan minyak yang cukup
besar, dan semua itu menyebabkan katup akan
berayun dan megerjakan kontak triping, akhirnya
melepas gangguan.

C. Relai Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)

Tekanan lebih berfungsi hampir sama seperti


relai buchollz yaitu mengamankan transformator dari
gangguan internal. Bedanya relai ini hanya bekerja
apabila terjadi kenaikan tekanan gas tiba-tiba
yangdisebabkan oleh hubung singkat.

 Tipe Membran

Plat tipis yag didesain sedemikian rupa yang


akan pecah bila menerima tekanan melebihi
disainnya. Membran ini hanya sekali pakai
sehingga bilapecah harus diganti baru.

 Pressure ReliefValve 

Suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas


yang didesain sedemikian rupa sehingga apabila
terjadi tekanan di dalam transformator melebihi
tekanan pegas maka akanmembuka dan
membuang tekanan keluar bersama-sama
sebagian minyak. Katup akan menutup kembali
apabila tekanan didalam transformator turun atau
lebih kecil dari tekananpegas.

D. Relay HV/ LV WindingTemperature 

Relay HV/LV Winding Temperature bekerja apabila


suhu kumparan trafo melebihi setting dari pada relai HV/LV
Winding, besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan
faktor pembebanan dan suhu udara luar trafo.Urutan kerja
relai suhu kumparan/ winding ini dibagi 2tahap:

 Mengerjakan alarm (winding temperature


alarm)

 Mengerjakan perintah trip ke PMT (winding


temperature trip)

Relai HV/LV Oil temperature bekerja apabila suhu


minyak trafo melebihi setting dari pada relai HV/LV
oil.Besarnya kenaikan suhu adalahsebanding dengan faktor
pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan kerja relai
suhu minyak/ oil ini dibagi 2tahap:

 Mengerjakan alarm (oil temperatur alarm)

 Mengerjakan perintah trip ke PMT (oil


temperature trip)

E. Relai Arus Lebih (Over Current Relay) 


Relai arus lebih bekerja berdasarkan adanya kenaikan
arus yang melebihi suatu nilai pengaman yang telah
ditentukan dan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Relai arus lebih akan pick up jika besar arus melebihi nilai
setting. Pada proteksi transformator daya, relai arus lebih
digunakan sebagai tambahan bagi relai differensial untuk
memberikan tanggapan terhadap gangguan luar.Relai ini
digunakan untuk mengamankan peralatan terhadap
gangguan hubung singkat antar fasa, hubung singkat satu
fasa ke tanah dan beberapa hal dapat digunakan sebagai
pengaman beban lebih.

F. Relai TangkiTanah

Berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap hubung


singkat antara fasa dengan tangki trafo dan titik netral trafo
yang ditanahkan. Relai 51G yang terpasang, mendeteksi
arus gangguan daritangki trafo ketanah, kalau terjadi
kebocoran isolasi dari belitan trafo ke tangki, arus yang
mengalir ketanah akan dideteksi relai arus lebih melalui CT.
Relai akan mentripkan PMT di kedua sisi (TT dan TM). Jadi
arus gangguan kembali kesistem melalui pembumian trafo.

G. Relai Diferensial (Differential Relay) 

Relai diferensial berfungsi untuk mengamankan


transformator terhadap gangguan hubung singkat yang
terjadi di dalam daerah pengaman transformator.Relai ini
merupakan pengaman utama (main protection) yang sangat
selektif dan cepat sehingga tidak perlu dikoordinir
denganrelai lain dan tidak memerlukan time delay. Prinsip
dari relai ini yaitu membandingkan arus yang masuk
keperalatan dengan arus yang keluardari peralatan tersebut.

 Gambar relai deferensi al dalam keadaannormal 

 Diferensial sebagai pengaman trafo

 Dalam keadaan normal arah Ip dan Is seperti pada gambar

 Disisi sekunder masing-masingCT, arus keluar dari terminal


DOT

 Karena Ip samabesar Is tapi arah berlawanan maka


diferensial relai tidak dialiriarus.

 Gambar relai deferensi al dalam keadaan gangguan 

 Dalam keadaan gangguan arah Ip seperti pada dan hanya


Ip.Disisi sekunder CTp, arus Ip keluar dari terminal DOT, dan
mengerjakan DIFF RY (Differensial Relai).

BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Relay proteksi yang baik adalah relay yang telah memenuhi
beberapa syarat relay proteksi, adapun syarat itu diantaranya adalah,
sesnsitif, selektif, handal, cepat, lebih ekonomis, sederhana.
Sederhana disini maksudnya adalah sederhana dari segi teknik
pemasangan dan pengoperasiannya. Adapaun jenis-jenis dari relay
proteksi ini diantaranya adalah Relai elekromagnetis,relai elektronik,
relai thermis, relai arus, relai tegangan, relai impedansi, relai frekuensi,
relai direct acting dan relai indirect acting.
Relai arus lebih bekerja dengan membaca input berupa besaran
arus kemudian membandingankan dengan nilai setting, apabila nilai
arus yang terbaca oleh relai melebihi nilai setting, maka relai akan
mengirim perintah trip (lepas) kepada Pemutus Tenaga (PMT) atau
Circuit Breaker (CB) setelah tunda waktu yang diterapkan pada
setting.Relai arus lebih – OCR memproteksi instalasi listrik terhadap
gangguan antar fasa. Sedangkan untuk memproteki terhadap
gangguan fasa tanah digunakan relai Relai Arus Gangguan tanah atau
Ground Fault Relay (GFR). Prinsip kerja GFR sama dengan OCR, yang
membedakan hanyalah pada fungsi dan elemen sensor arus. OCR
biasanya memiliki 2 atau 3 sensor arus (untuk 2 atau 3 fasa)
sedangkan GFR ahnya memiliki satu sensor arus (satu fasa).

Relai jarak (distance relay) adalah sebuah alat pada sistem


tenaga listrik yang berfungsi sebagai proteksi sistem tenaga listrik yang
mampua dalam menghilangkan gangguan (fault clearance) dengan
cepat dan penyetelannya yang relatif mudah. Relai jarak bekerja
dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur
dengan impedansi setting. Apabila harga impedansi gangguan lebih
kecil dari pada impedansi setting relai maka relai akan trip. Namun
apabila harga impedansi gangguan lebih besar dari pada impedansi
setting relai maka relai tidak akan trip. Nilai impedansi kabel penghantar
SUTT akan semakin besar ketika penghantar yang digunakan semakin
panjang. Suatu rele jarak minimal harus melindungi saluran transmisi
dalam 3 zona, yaitu zona 1, zona 2, dan zona 3. Relay jarak perlu
digunakan untuk sistem tenaga listrik untuk melindungi sistem tenaga
listrik.

Prinsip kerja relai diferensial ini secara umum seperti Hukum


Kircoff yang mana arus yang masuk pada suatu titik sama dengan arus
yang keluar dari titik tersebut. Yang dimaksud titik pada proteksi
differensial adalah daerah pengamanan, dalam hal ini dibatasi oleh dua
buah trafo arus.Namun jika di kategorikan secara spesifik maka ada
dua jenis prinsip relai diferensial yaitu prinsip kerja relai dengan
gangguan internal maksudnya ialah gangguan yang timbul berada
disekitar daerah pengaman relai dan prinsip kerja dengan gangguan
eksternal maksudnya ialah gangguan yang timbul berada diluar daerah
pengaman relai.Sistem pengaman relai diferensial ini maksudnya

sebuah relai differensial didefinisikan sebagai relay yang bekerja ketika


perbedaan fasor dari dua atau lebih listrik melebihi jumlah yang
ditentukan. Hampir seluruh tipe relay, ketika dihubungkan dengan cara
tertentu dapat bekerja menjadi relay differensial. Relai differensial
bekerja dengan membandingkan nilai arus pada CT sisi kumparan
primer dan CT sisi kumparan sekunder. Apabila selisih antara kedua
CT tersebut melebihi nilai setelan maka relay akan trip. Relai diferensial
ini punya sifat khusus dan syarat yang harus dipenuhi.

Fungsi arrester adalah untuk meneruskan arus listrik petir ke


ground yang masuk melalui jalur yang dilindunginya, apabila tegangan
petir lebih dari kapasitas maksimumnya maka arrester tersebut akan
meneruskan arus tersebut ke tanah. Tujuannya agar tegangan di
system tidak naik melampaui batas yang diijinkan sehingga peralatan
listrik pelanggan maupun generator ataupun trafo tidak rusak.Lightning
Arrester pada transmisi ataupun pada Gardu Induk memiliki konstruksi
yang hampir sama, hanya lokasi penempatannya saja yang berbeda.
Komponen utama pada Lightning Arrester yaitu varistor (komponen
aktif) yang terbuat dari Zinc Oxide.Arrester bekerja pada tegangan
tertentu diatas tegangan oprasi untuk membuang muatan listrik dari
surja petir dan berhenti beroprasi pada tegangan tertentu diatas
tegangan oprasi agar tidak terjadi arus pada tegangan oprasi, dan
perbandingan dua tegangan ini disebit rasio proteksi arrester.
Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker adalah suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik,
yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada
semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan
ratingnya.
Generator merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam sistem tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi
listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga kinerja dan
kehandalannya perlu diperhatikan secara terus menerus.Suatu
generator harus memiliki sistem proteksi atau sistem pengaman yang
untuk menjaga kestabilan kinerja dari genertaor tersebut.Tujuan lainnya
adalah untuk mencegah ataupun mengurangi kerusakan-kerusakan
pada generator itu sendiri.
Adapun jenis-jenis gangguan generator yang dapat mempengaruhi
kinerja generator adalah sebagai berikut :
1) Gangguan internal
2) Gangguan listrik
3) Gangguan mekanik
4) Gangguan sistem
Generator merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga kinerja dan keandalannya adalah
suatu hal yang sangat penting.Generator mempunyai konstruksi yang
kompleks dan besar sehingga biaya yangharus dikeluarkan untuk
pemeliharaan dan perbaikan jika mengalami kerusakan sangat
besar.Pentingnya peran generator dan besarnya biaya perbaikan
generator menuntut adanya sistem proteksi yang sangat andal.Sistem
proteksi harus dapat melindungi generator dari gangguan yang terjadi.
Sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada bagian
yang memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan
utama proteksi adalah untuk mencegah terjadinya gangguan atau
memadamkan gangguan yang telah terjadi dan melokalisirnya, dan
membatasi pengaruh-pengaruhnya, biasanya dengan mengisolir
bagian-bagian yang terganggu tanpa mengganggu bagian-bagian
yang lain.

2.2 Saran
Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana
dan jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami berharap agar
pembaca dapat memakluminya dan memberikan saran kepada
penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Putu Arka, I Gusti dkk. 2015. “Analisis Pengaruh Pemasangan Sistem
Proteks Rele TerhadapProfil Tegangan Dan Keandalan Jaringan
“.Jurnallogic”. Vol.15,No.3. Politeknik Negeri Bali

Wordpress (2020).Dasar-dasar Relai Proteksi. Dikutip 25 September 2020


dari
https://ilmupraktek.wordpress.com/2014/09/14/dasar-dasar-relay-
proteksi/

Sutrisno.(2000). Sistem Proteksi Tenaga Listrik. Bandung: Institut


Teknologi Bandung Press.

http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/Susi-Irmalawati-
Panjaitan-090120201005.pdf

Antonius H, Fikriansyah. “Analisa Dan Pengaturan Ulang Relai Jarak


Pada
Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 Kv Keramasan – Bukit Asam”
Mikrotiga, Vol 1, No. 3 november 2014 diakses tanggal :28 sepetember
2020
Arfianda, M. (2019).ANALISA PENGGUNAAN RELE DIFERENSIAL
SEBAGAI PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK
PAYA PASIR (PT. PLN PERSERO). Diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/225829936.pdf

Muharam, M. R. (2018). ANALISIS PERFORMA RELAY DIFFERENSIAL


TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK CILEGO LAMA.Diakses dari
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11829

https://www.academia.edu/33497349/Pengertian_Aarrester

Sarimun, Wahyudi. 2012. Proteksi Sistem Distribusi Tenaga


Listrik.Garamond : Jakarta.

Ginanto, Novika. 2012. Electric Transient Analysis Program (ETAP) Short


Circuit Analysis.https://novikaginanto.wordpress.com/2012/03/24/etap-
electric-transient-analysis-program/Diakses pada 25 September 2020.
15:40 WIB
Hajar, Ibnu, dkk. 2017. ANALISA PROTEKSI HILANG EKSITASI PADA
GENERATOR SINKRON DI PLTGU MUARA TAWAR GT UNIT 1.3.
JURNAL SUTET. Vol 7(2): 69-132.
https://www.google.com/search?
q=sekering&tbm=isch&ved=2ahUKEwi8_OaIpZbtAhXVXnwKHUMKCXoQ
2-
Sari, Marshella. 2012. System Pengaman Tenaga Listrik. Bandung:
Garamond

http://tekniklistrikumum.blogspot.com/2013/11/sistem-proteksi-pada-
transformator.html

Anda mungkin juga menyukai