SKOR NILAI :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan critical jurnal review mata kuliah
Sistem Proteksi Dan Rele ini.
Critical jurnal review ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatannya. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan critical jurnal review ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
critical jurnal review ini.
Semoga critical jurnal review sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun pembacanya.
Sekiranya critical jurnal review ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang
yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR.....................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CJR.................................................................................................1
C. Manfaat CJR................................................................................................................1
D. Identitas Journal yang Direview..................................................................................2
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL................................................................................3
A. Pendahuluan................................................................................................................3
B. Landasan Teori............................................................................................................4
C. Metode Penelitian........................................................................................................7
D. Hasil Penelitian & Pembahasan..................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS...............................................................................10
A. Pembahasan Isi Journal.............................................................................................10
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Journal.........................................................10
BAB IV PENUTUP............................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CJR
1. Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi Sistem
Proteksi Dan Rele.
2. Penulis dapat lebih berpikir kritis lebih dari yang ia tahu.
3. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari
jurnal/artikel yang di kritisi oleh penulis
4. Untuk memenuhi tugas critical jurnal review mata kuliah Sistem Proteksi
Dan Rele.
1
D. Identitas Journal yang Direview
1. Judul Jurnal : Koordinasi Relai Proteksi Arus Lebih
Terarah Untuk Jaringan Distribusi Dengan DG
tertanam
Mashhad, Iran.
2
BAB II
1. Pendahuluan
Generasi terdistribusi telah menjadi salah satu topik terhangat saat ini.
Ruang lingkup untuk menyimpang dari tanaman generasi tradisional untuk
jangka panjang, manfaat ekonomi dan lingkungan telah meningkatkan minat
besar-besaran dalam teknologi DG. Selain itu, Ditjen dapat berkontribusi pada
aspek penting seperti keandalan jaringan, pengurangan kemacetan jalur,
pengurangan kerugian secara keseluruhan, dan pengurangan biaya
pembangkitan dalam jaringan listrik modern.
Secara umum, integrasi Ditjen memiliki dampak yang berbeda pada sistem
distribusi, dan salah satu tantangan utama adalah pengaruhnya terhadap sistem
proteksi.
3
2. Landasan Teori
DOR dapat diatur lebih sensitif daripada relai arus lebih non-arah ketika sistem
daya memberi makan tempat yang berbeda. Pengaturan DOR dibagi menjadi dua bagian:
arus berlebih dan elemen arah. Koordinasi relai arus lebih didasarkan pada pengoperasian
relai dan kurva karakteristik arus-waktu. Dengan kata lain, koordinasi waktu
disederhanakan karena elemen arah membatasi respons relai ke gangguan dalam satu
arah.
Prinsip dasar gangguan simpatis dapat dijelaskan pada Gambar (1), dimana terjadi
gangguan pada feeder yang berdekatan dan unit DG yang terhubung ke feeder utama
mengalami hubung singkat melalui bus gardu induk. Jika kontribusi DG sangat besar,
relai R1 dapat beroperasi sebelum relai R2 mengambil tindakan dan mengatasi masalah.
Hal ini dimungkinkan ketika relai arus lebih non-arah digunakan untuk perlindungan
feeder, yang tidak dapat membedakan perubahan arah arus gangguan (reverse fault) Itu.
pemanfaatan relai arus lebih non-arah adalah praktik perlindungan lama untuk
sebagian besar utilitas distribusi karena jaringan radial single-fed mereka, tidak seperti
sistem distribusi multi-sumber modern dengan aliran arus dua arah.
Relai arus lebih terarah mengacu pada relai yang dapat menggunakan hubungan fasa
tegangan dan arus untuk menentukan arah ke gangguan.
4
Gambar : Proteksi Arus Lebih Terarah
Dalam koordinasi relai arus lebih, beberapa fungsi dapat digunakan untuk
mensimulasikan kurva waktu-arus mereka. Karena waktu operasi relai atas adalah fungsi
non-linier dari Pengaturan Pengganda Waktu (TMS) dan arus pengambilan relai (Ip),
karakteristik waktu relai arus lebih umumnya non-linier. Ketika dimungkinkan untuk
menghubungkan variabel t dan TMS dalam ekspresi linier (1), karakteristik waktu
menjadi linier untuk nilai Ip yang telah ditentukan, dengan a dan n menjadi konstanta
yang bergantung pada karakteristik relai.
Pemilihan sudut torsi maksimum menjadi lebih sensitif terhadap operasi arus lebih
terarah. Menurut Gambar (3), sudut torsi maksimum adalah perbedaan sudut antara arus
fasa dan tegangan polarisasi tergeser (V'BC) pada faktor daya persatuan.
5
Gambar : Koneksi relai 40o
Untuk gangguan fasa, tegangan fasa tunggal digunakan sebagai besaran referensi.
Tegangan referensi disebut sebagai tegangan 'polarisasi'. Alasan untuk menggunakan
tegangan fasa sebagai pengganti arus fasa sebagai referensi adalah karena selama kondisi
gangguan tegangan tidak berubah posisi fasa dibandingkan dengan arus. Representasi
fasor dari perubahan saat ini dan terutama dipengaruhi oleh lokasi gangguan.
Sensitivitas maksimum relai tercapai ketika arus fase tertinggal dari tegangan fase-
netral (Ven) sebesar 45 °.
6
3. Metode Penelitian
7
Gbr : Urutan operasi relai- tanpa gangguan DG- di pengumpan utama
Seperti yang terlihat pada tabel (2), ketika DG ditambahkan ke studi kasus pada
sistem tenaga, maka arus pendek akan meningkat (sekitar 0,5KA). Untuk
mengkoordinasikan proteksi relai dengan aman, perlu untuk menghitung pengaturan
relai DG. Seperti disebutkan di atas, DOR terdiri dari dua bagian, yaitu relai arus lebih
dan elemen arah. Karakteristik relai arus lebih ADALAH Biasanya Terbalik.
Berdasarkan Tabel (1) persamaan karakteristik relai normal terbalik adalah:
Bagian lain dari pengaturan DOR terkait dengan elemen arah yang terdiri dari
gangguan arah (arah maju dan mundur), sudut torsi maksimum dan besaran polarisasi
(tegangan dan arus). Gambar (7) menunjukkan elemen arah relai DOR.
8
Gambar : DELEMEN IRECTIONAL SETTINGS
Gambar (8) menunjukkan urutan operasi relai arus lebih dengan kesalahan pada
pengumpan utama dalam perangkat lunak. Seperti yang terlihat, waktu operasi relai
pengumpan utama lebih cepat dari relai DG.
BAB III
PEMBAHASAN
9
peran penting untuk melindungi sistem tenaga dari gangguan yang berbeda. Koordinasi
perlindungan relai meminimalkan waktu pengoperasian relai dan mencegah kegagalan
pengoperasian.
Studi kasus didasarkan pada jaringan distribusi nyata yang terdiri dari dua
pembangkit CHP dengan kapasitas 3 MW, dan simulasi dilakukan dalam software ETAP.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian Koordinasi Relai Proteksi Arus Lebih Terarah Untuk Jaringan
Distribusi Dengan DG tertanam :
10
Menggunakan beberapa komponen seperti pembangkitan terdistribusi dapat
mengurangi hilangnya koordinasi. Dalam penelitian ini, directional overcurrent relay
pada jaringan distribusi nyata dengan DG tertanam dipelajari dengan menggunakan
software ETAP. Pengaturan DOR dibagi menjadi dua bagian: arus berlebih dan elemen
arah. Tentu saja, relai arus lebih dihitung menggunakan arus pick up dan TMS.
SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah saya membaca dan memahami serta
mencoba menemukan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dari jurnal ini yaitu,
sebaiknya jurnal ini lebih mendapat penyempurnaan dari segi panduan, hasil penelitian
agar pembaca maupun yang lain dapat lebih mudah dalam dalam pengerjaannya dan
otomatis cepat memahami materi materi yang berkaitan Koordinasi Relai Proteksi Arus
Lebih Terarah Untuk Jaringan Distribusi Dengan DG tertanam.
DAFTAR PUSTAKA
11
[2] A. Kumar sahoo, 'Perlindungan microgrid melalui relai arus lebih terarah terkoordinasi',
konferensi teknologi kemanusiaan global, IEEE 2014.
[3] M. Yen Shih, A. Conde Enríquez, 'Mengurangi Dampak Generasi Terdistribusi pada
Koordinasi Relai Arus Lebih Terarah oleh Skema Perlindungan Adaptif',
Lingkungan dan Teknik Listrik (EEEIC), Konferensi Internasional ke-16, 2016 IEEE.
12