Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CRITICAL JOURNAL REVIEW


(Penerapan Algoritma Genetik Untuk Optimasi Transfer Daya Pada Sistem Sensor Gas
Metana, Muthmainnah,2010)

Nama Mahasiswa : Michael Sinaga


Nim : 5193230013
Nama Mahasiswa : M Zaky Noufal
Nim : 5191230008
Nama Mahasiswa : Aldi Amanda
Nim : 5191230005

Dosen Pengampu :- Azmi Rizky Lubis, S.Pd.,M.T

Mata Kuliah : Dasar Sistem Telekomunikasi

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
April
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya ucapkan atas kehadirat Allah Yang maha kuasa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga Kami masih diberikan kesempatan menyelesaikan critical journal
review ini.

Terimakasih kepada kepada bapak dosen Azmi Rizky Lubis, S.Pd.,M.T. Yang telah
memberikan bimbingan dan arahan yang baik dalam mengerjakan critical journal ini dan juga
telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami dalam menulis critical journal
ini. Terimakasih juga kepada teman-teman yang turut membantu pembuatan makalah CJR
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan tugas ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun tugas-tugas selanjutnya. Terimakasih

Medan, 22 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR 1


B. TUJUAN CJR 1
C. MANFAAT CJR 1
D. IDENTITAS JURNAL YANG DIREVIEW 2

BAB II : RINGKASAN JURNAL 3

A. JURNAL UTAMA 3
B. JURNAL PEMBANDING 4

BAB III : PEMBAHASAN 7

A. JURNAL UTAMA 7
B. JURNAL PEMBANDING 7

BAB III : PENUTUP 8

A. KESIMPULAN 8
B. REKOMENDASI 8

DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CJR

Critical Journal Review (CJR) sangat penting untuk kalangan


pendidikan terutama buat mahasiswa maupun mahasiswi karena karena dengan
mengkritik jurnal mahasiswa/I ataupun sipengkritik dapat membandingkan dua jurnal
dengan tema yang sama, dapat melihat jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal
yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis jurnal tersebut. Setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan
mahasiswa/idapat membuat suatu jurnal karna sudah mengetahui bagaimana kriteria
jurnal yang baik dan benar untuk digunakan, dan sudah mengetahui cara menulis atau
langkah apa yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.

B. TUJUAN PENULISAN CJR


 Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali informasi dan menganalisis gagasan
dalam sebuah penelitian;
 Meningkatkan kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam mencari informasi yang
terdapat dalam sebuah penelitian;
 Menguatkan teori yang berhubungan dengan psikologi komunikasi sehingga dapat
disintesis menjadi gagasan utama dalam tulisan dan/atau penelitian baru.

C. MANFAAT CJR
 Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan.
 Menemukan kelebihan dan kekurangan dari yang penelitian dilaporkan dengan
melakukan analisis secara seksama.
 Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali dalam
gagasan tertulis.

1
D. IDENTITAS JURNAL YANG DIREVIEW
 JURNAL UTAMA

Judul PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK


OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM
SENSOR GAS METANA
Jurnal Jurnal Neutrino
ISSN -
Download https://www.researchgate.net/publication/284231405
Volume dan Halaman Vol. 2, No. 2 April 2010
Tahun April 2010
Penulis Muthmainnah, Melania Suweni Muntini

 JURNAL PEMBANDING

Judul Perancangan, Pembuatan dan Karakterisasi


Tranduser Ultrasonik 3,5 MHz
untuk Pengujian Bahan Padat
Jurnal JURNAL TEKNIK POMITS
ISSN 2337-3539
Download http://journal.ui.ac.id/index.php//jbb/article/viewFile/599/584
Volume dan Halaman Vol. 2, No. 1
Tahun 2013
Penulis Fajar Apriani

2
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. JURNAL UTAMA

PENDAHULUAN
Sensor merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejalagejala
atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik,
energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. Sensor yang
sering ditemui dipasaran kebanyakan belum dapat langsung digunakan, sehingga harus
dirangkai dengan komponen-komponen elektronik lain. Komponen-komponen yang
dimaksud adalah pengkondisi sinyal, mikrokontroler dan display sebagai tampilan hasil
sensing.
Pada sistem sensor pemilihan pengkondisi sinyal sangat penting karena
menentukan efektifitas transfer daya yang terjadi antara sensor dan pengkondisi sinyal.
Transfer daya optimum akan terjadi pada saat resistansi sensor (RS) sama dengan
resistansi beban (RL). Pemilihan nilai resistansi beban (RL) harus dilakukan secara
cermat karena disamping dayanya harus maksimum, tegangan yang keluar dari
pengkondisi sinyal juga harus dapat dibaca oleh mikrokontroler. Upaya untuk
mengoptimalkan transfer daya perlu dilakukan dengan batasan resistansi beban (RL) yang terdapat
pada sistem sensor.
Penelitian optimasi transfer daya pada sensor gas telah dilakukan oleh
Muwahidah Hasanah (2009). Metode yang digunakan adalah metode pendekatan linear.

KAJIAN TEORI
A. Sensor Gas
Sensor gas merupakan tranduser yang mampu mendeteksi perubahan kondisi
lingkungan dan kemudian menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional
dengan konsentrasi gas.
B. Pengkondisi Sinyal Sistem Sensor
Pengkondisi sinyal adalah rangkaian elektronik yang dapat digunakan untuk
mendapatkan parameter fisik dan kemudian diubah menjadi sinyal keluaran yang
diperlukan (Muwahidah, 2009).
C. Algoritma Genetik
Algoritma genetik muncul diinspirasi oleh teori-teori dalam ilmu biologi,
sehingga banyak istilah dan konsep biologi yang digunakan dalam Algoritma genetik.
Komponen-komponen dalam algoritma genetik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengkodean
b. Fungsi Fitness
c. Seleksi
d. Pindah silang (crossover)
e. Mutasi
f. Elitisme

PEMBAHASAN
A. Sensor Gas Metana
Sensor gas metana yang digunakan adalah TGS 2611 keluaran Figaro. Sensor
ini mempunyai sensitivitas dan selektifitas yang sangat baik terhadap gas metana.
Material sensor gas terbuat dari bahan semikonduktor sehingga perlu dipanaskan agar
dapat bekerja dengan optimal. Sensor gas berbahan metal oksida mempunyai fungsi
kerja pada 2500C-4000C .Ketika sensor didekatkan dengan gas metana, maka gas
metana akan mereduksi muatan negatif oksigen, sehingga resistansi sensor menurun.

3
B. Pengkondisi Sinyal Sistem Sensor
Pengkondisi sinyal yang digunakan pada sensor gas adalah penguat non
inverting. Penguat non inverting adalah penguat sinyal dengan tegangan keluaran yang
sefase dengan sinyal masukan. Sinyal masukan disambungkan ke kaki tak membalik (+)
dan masukan membalik (-) dibumikan. Tanda (+) dan (-) pada masukan bukan
menunjukkan orientasi tegangan tetapi untuk menunjukkan adanya ketertinggalan fase.

C. Algoritma Genetik
Optimasi transfer daya dilakukan dengan mempertimbangan batasan rangkaian
pengkondisi sinyal sistem sensor yang berupa resistansi beban selama proses sensing
berlangsung. Algoritma genetik merupakan salah satu metode optimasi probabilistik
heuristik yang dididasarkan pada evolusi genetik alami untuk menyelesaikan berbagai
macam masalah optimasi melalui pelacakan.

D. Implementasi
Pengujian dilakukan pada jumlah populasi 1000, PC 0,8, PM 0,2 dan dengan

generasi maksimal adalah 200 generasi. Fitness yang dicapai adalah 0,9840 dan mulai
konvergen pada generasi ke 46 dengan parameter V adalah 4,724 Volt dan R adalah
450,6556 Ohm. Pada kondisi ini daya yang ditransfer adalah 0,1981 Watt.

KESIMPULAN
Algoritma genetik yang dijalankan untuk melakukan optimasi transfer daya
memberikan simpulan bahwa:
1. Kondisi optimum terjadi pada generasi ke 46 dari 200 generasi.
2. Transfer daya optimum terjadi pada nilai tegangan (VRS) 4,724 Volt dan resistansi
(RL) adalah 450,6556 Ohm.
3. Daya yang ditransfer pada kondisi optimum adalah 0,1981 Watt.

B. JURNAL PEMBANDING

I. PENDAHULUAN
Pengujian bahan padat merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang karakteristik dan kualitas dari suatu bahan, seperti menguji ada tidaknya
cacat di dalam bahan padat. Untuk melakukan pengujian bahan tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik. Karena,jika ditinjau darikarakteristiknya,
gelombang ultrasonik mampu menembussuatu medium baik padat, cair maupun gas dan
memilikikecepatan yang cukup rendah sehingga lebih mudah dalammelakukan pengukuran
[1].

II. METODE PENELITIAN


Transduser ultrasonik adalah sebuah device yang mampu mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik dan juga sebaliknya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Jenis transduser ultrasonik untuk uji tak merusak terdiri dari empat macam yaitu kontak
langsung, kontak tunda, pemancar – penerima dan bersudut [2]. Dasar konstruksi transduser
ultrasonik ini memiliki tiga komponen utama yaitu backing material, active element dan
matching layers

III. HASIL DAN DISKUSI

4
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hasil karakterisasi transduser ultrasonik yang telah
didapatkan berdasarkan pengujian- pengujian yang telah dilakukan. Untuk bentuk fisik
transduser yang telah dibuat ditunjukkan pada Gambar

A. Karakterisasi Transduser Ultrasonik


Transduser ultrasonik yang ditunjukkan pada gambar 9 merupakan transduser ultrasonik yang
diimplementasikan
pada pengujian bahan padat dalam tugas akhir ini. Transduserultrasonik tersebut
menggunakan bahan holder akrilik danbacking material styrofoam. Pemilihan transduser
inidilakukan berdasarkan pengujian bahan holder dan bahanbacking material yang telah
dilakukan. Hasil pengujian bahanditunjukkan pada Tabel 2.Bahan holder akrilik dan backing
material styrofoam dipilihuntuk transduser ultrasonik ini karena memiliki responimpulse
paling kecil dengan siklus sebesar 10. Semakin kecilrespon impulse maka semakin bagus
resolusi yang dihasilkan.Namun, tingkat peredaman yang dihasilkan masih
kurangmemuaskan karena belum mampu menghasilkan responimpulse terbaik untuk
pengujian tak merusak (NDT)yaitu dibawah 6 siklus.Setelah dilakukan karakterisasi bahan,
selanjutnyadilakukan pengujian respon frekuensi untuk mendapatkanparameter bandwith dan
Q. Hasil pengujian ditunjukkan padagambar.
Pada hasil pengujian respon frekuensi dari transduserultrasonik, sebenarnya besarnya
frekuensi resonasi memilikinilai amplitudo tertinggi berada pada range 3.1-3.5 MHzsehingga
penggunaan nilai frekuensi dengan range tersebutmasih memungkinkan untuk melakukan
pengujian bahanpadat. Hasil keseluruhan dari karakterissi transduser ultrasonik
ditunjukkan pada Tabel.3.Dari hasil pengujian tersebut terdapat parameter delay yangmuncul
akibat penambahan wear plate menggunakan akrilikpada bagian muka transduser. Kemudian
parameter impedansididapatkan dengan melakukan pengukuran menggunakan alatspectrum
analyzer.
B. Pengujian Cacat Bahan
Pada bagian ini akan dijelaskan pengujian retak pada bahanpadat menggunakan transduser
ultrasonik. Bahan uji yangdigunakan adalah alumunium. Balok alumunium yangdigunakan
berdimensi p=15 cm, l=5cm,t=1cm denganpanjangcacat 3 cm. dengan ukuran dan posisi
retak yang telahditentukan. Gambar balok alumunium ditunjukkan padaGambar. Pengujian
ini menggunakan metoda transmisi. Proses pengujian cacat ini dilakukan dengan cara
scanning secara manual dengan perubahan jarak setiap 0.5 cm. Cara scanning yang
dilakukan, sepertiyangditunjukkan pada gambar. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan
menunjukan bahwa transduser ultrasonik dapat mendeteksi adanya cacat dan dapat mengikuti
pola cacat yang muncul meskipun hasilnya belummemuaskan. Jika dibandingkan dengan
kondisi cacat sebenarnya didapatkan error hasil pengukuran sebesar 0.5cm. Dalam pengujian
ini couplinggel yang digunakan selama pengukuran sangat berpengaruh. Karena,
banyaknyagelyang digunakan akan mempengaruhi ampltudo yang dihasilkan oleh transduser
receiver. Kekurangan pengujian cacat bahan menggunakan metode transmisi ini adalah
kedalaman cacat tidak bisa ditentukan.Karena identifikasi dengan metode transmisi ini
berdasarkan amplitudo. Dengan identifikasi cacat menggunakan amplitudo maka hanya bisa
untuk mendeteksi ada tidaknya cacat saja.
Sehingga membutuhkan metode sistem echo untuk mengidentifikasi adanya cacat dan
kedalaman cacat pada suatu bahan padat.

IV. KESIMPULAN
Dalam perancangan dan pembuatan transduser ultrasonik ini didapatkan karakteristik
transduser yang memiliki holderberbahan akrilik, backing material berbahan
styrofoam,frekuensi resonansi sebesar 3.5 MHz, bandwith sebesar 2.04MHz, respon impulse

5
>10 siklus, delay sebesar 1,6 us ,Q(faktor kualitas mekanis getaran harmonis) sebesar 1,667
dan impedansi sebesar 78,6 ohm. Untuk bahan backing materialdan holder yang digunakan
dipilih bahan holder berbahanakrilik dengan backing material styrofoam. Karena setelah
diuji dan dibandingkan dengan bahan yang lain kedua bahan tersebut menghasilkan performa
terbaik dengan 10 siklus danamplitudo 0.14 Vpp. Namun, hasil redaman tersebut masih
kurang sempurna karena belum bisa menghasilkan responimpulse yang sedikit berkisar < 5
siklus. Sedangkan untuk pengujian cacat bahan transduser ultrasonik dapat mendeteksiadanya
cacat dan mengestimasi panjang ukuran cacat dengan error pengukuran sebesar 0.5 cm.
Namun, kedalaman cacattidak bisa ditentukan sehingga dibutuhkan pengukuran sistem echo
untuk memperbaiki pengukuran tersebut

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. JURNAL UTAMA

KEUNGGULAN KELEMAHAN
 Pembahasannya mudah dimengerti  Terdapat beberapa istilah asing
 Sebagian besar bahasa yang mudah di sehingga pembaca yang baru melihat
pahami kalimat tersebut akan sulit untuk
 Disajikan dengan rapi memahaminya
 Identitas Jurnal kurang lengkap

B. JURNAL PEMBANDING

KEUNGGULAN KELEMAHAN
 Identitas Jurnal lengkap  Abstrak yang digunakan berbahasa
 Pembuatan penelitian dilakukan scara inggris sehingga pembaca harus
berurutan memahami arti terlebih dahulu
 Terdapat kesimpulan
 Terdapat daftar pustaka

7
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil review yang telah penulis lakukan maka penulis menyimpulkan bahwa
kedua jurnal membahas tentang Telekomunikasi. Kedua jurnal memiliki kelemahan dan
kelebihan dalam setiap bentuk,isi maupun materi penelitian yang dilakukan.Namun,secara
keseluruhan jurnal ini sudah baik dan cocok untuk para pembaca yang menyukai materi
telekomunikas dan juga dapat digunakan sebagai pembantu dalam proses belajar mengajar
mata kuliah dasar Telekounikasi di perkuliahan

B. REKOMENDASI
Dari hasil yang telah penulis lakukan maka penulis memberikan rekomendasi untuk
pembaca bahwa jurnal inisangat baik untuk di baca untuk menambah wawasan.

8
DAFTAR PUSTAKA

D. Quagliarella, S. Pe’riaux, C. Poloni, 1998. Genetic Algorithm and Evolution


Strategies in Engineering and Computer Science, British Library, England.

Fadlisyah, Arnawan, Faisal, 2009, Algoritma Genetik, Graha Ilmu, Yogyakarta.


Hasanah. Muwahidah, 2009, Optimasi Sistem Pengukuran Melalui Modifikasi
Pengkondisi Sinyal pada Sensor Gas, ITS, Surabaya.

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 2 April 2010 116


Kusumadewi. Sri, Purnomo. Hadi, 2005. Penyelesaian Masalah Optimasi dengan
Teknik-Teknik Heuristik, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Michalewicz, Zbigniew, 1997, Genetic Algorithm + Data Stuctures = Evolution


Program, Springer.

Suweni Muntini. Melania, 2000, Teknik Identifikasi Sistem dan Penentuan Orde Model
dengan Algoritma Genetik, ITB, Bandung.

Suyanto, 2005, Algoritma Genetik dalam Matlab, Andi, Yogyakarta.


Putro, Triswantoro, 2007, Implementasi Algoritma Genetik pada Akuisisi Data
Penilaian Warna Secara Online, ITS, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai