Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Astrindah Dwi Utami

NIM : 4519091044

Kelas : B

RIVIEW FILM

“sherlock holmes 2009”

Judul : sherlock holmes 2009

Genre : Neo-noir & Misteri

Produser : Joel Silver, Lionel Wigram, Susan Downey, dan Dan Lin.

Penulis : Sir Arthur Conan Doyle

Durasi : 129 menit

Tahun : 2009
Film Sherlock Holmes berdasarkan karakter detektif swasta cerdik Sherlock Holmes yang
diciptakan Sir Arthut Conan Doyle. Sherlock Holmes yang ditemani rekannya dokter John
Watson berhasil mengungkap kejahatan Lord Henry Blackwood.

Sherlock Holmes adalah sebuah film laga misteri tahun 2009 yang didasarkan pada karakter
dengan nama yang sama yang dibuat oleh Sir Arthur Conan Doyle. Film ini disutradarai oleh
Guy Ritchie dan diproduseri oleh Joel Silver, Lionel Wigram, Susan Downey, dan Dan Lin.

Namun, setelah Lord Henry dieksekusi dia diketahui masih hidup dan kembali melakukan
kejahatan. Holmes kembali beraksi menghentikan tindakan kejahatan Lord Henry.

Pada tahun 1890, detektif eksentrik Holmes dan rekannya Watson disewa oleh sebuah
masyarakat rahasia untuk menggagalkan rencana seorang mistis untuk mendapatkan kendali
atas Inggris dengan cara-cara yang tampaknya supernatural. Rachel McAdams berperan
sebagai mantan musuh mereka Irene Adler dan Mark Strong menggambarkan penjahat Lord
Henry Blackwood.

Sherlock Holmes dan rekannya Dr Watson telah berhasil memenjarakan Lord Blackwood,
seorang pembunuh berantai ditakuti yang kemudian dieksekusi. Namun, Blackwood
tampaknya telah kembali dari kematian.

Di London pada 1890, Sherlock Holmes dan Dr John Watson berlomba untuk mencegah


pembunuhan ritual seorang gadis oleh Lord Blackwood, yang telah membunuh lima orang
lainnya dengan cara yang sama.
Mereka dapat menghentikan pembunuhan tepat pada waktunya sebelum Inspektur Lestrade
dan polisi tiba untuk melakukan penangkapan.
Tiga bulan kemudian, Blackwood dijatuhi hukuman mati dan meminta untuk bertemu
Holmes, yang mengunjunginya di penjara.
Blackwood digantung dan dinyatakan mati oleh Dr Watson.

Holmes menerima kunjungan kejutan di 221B Baker Street dari Irene Adler, seorang pencuri
profesional dan mantan kekasihnya, yang memintanya untuk menemukan seorang pria yang
hilang bernama Reordan.
Setelah kepergiannya, Holmes diam-diam mengikutinya ketika dia bertemu dengan seorang
pria, majikan rahasianya, tersembunyi di bawah bayang-bayang kereta.
Pria yang disembunyikan itu menyatakan bahwa Reordan adalah kunci rencana Blackwood.

Tiga hari kemudian, makam Blackwood dihancurkan dari dalam ke luar.


Reordan ditemukan tewas di dalam peti mati Blackwood.
Seorang penjaga kebun mengklaim telah melihat Blackwood berjalan dari kubur.
Mengikuti serangkaian petunjuk, Holmes dan Watson menemukan rumah Reordan dan
menemukan eksperimen yang mencoba menggabungkan ilmu pengetahuan dengan sihir. 

Sherlock Holmes adalah seorang detektif yang sangat pawai dalam memecahkan sebuah
kasus, ia adalah seorang ahli “detektif konsultan”, yang di pakai jasanya saat kasus tersebut
tidak dapat di pecahkan oleh polisi atau detektif lain.

Sementara dari sebagian aksinya Sherlock Holmes selalu di temani rekan setianya yaitu Dr.
John H. Watson yang menceritakan dan menulis tentang penyelesaian masalah kriminal,
walaupun terkadang Dr. Watson mendapat kritikan dari Sherlock Holmes bahwa tulisannya
tidak di dasarkan atas pendekatan ilmiah.

Dari kisah imajinatif ini kembali di produksi Warner Bros. Picture dalam layar lebar dan di
surtadarai oleh Guy Ritchie, seolah menjawab kerinduan masyarakat penggemar.

Jika ada satu orang yang harus disalahkan atas kefanatikan saya terhadap kegiatan membaca
berbagai jenis buku ketika saya berada di usia sekolah, maka orang tersebut adalah Ayah
saya. Beliau adalah orang yang selalu menanamkan ide bahwa pergi ke perpustakaan daerah
adalah ide terbaik untuk menghabiskan waktu selama masa liburan. And it works, actually.
Perpustakaan menjadi tempat favorit saya setiap kali masa liburan sekolah datang. Disana,
saya menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku mengenai astronomi, mitologi Yunani
dan buku-buku bertema detektif, seperti buku Lima Sekawan karya Enid Blyton, The Baby-
sitters Club karya Ann M Martin, sampai akhirnya saya berkenalan dengan Sherlock
Holmes karya Arthur Conan Doyle.

Menonton Sherlock Holmes, sebuah film yang disutradarai oleh Guy Ritchie, membuat saya
teringat kembali akan masa-masa yang saya habiskan untuk membaca karya Doyle tersebut di
perpustakaan. Dalam menceritakan Sherlock Holmes, Ritchie sepertinya tidak ingin terlalu
jauh melangkah dari sebuah pakem bahwa film ini merupakan adaptasi dari sebuah karya
tulisan terkenal. Hal ini dilakukannya dengan tetap menggambarkan detail pemikiran dari
seorang Sherlock Holmes ketika ia sedang dalam tugasnya untuk memecahkan suatu misteri.
Dalam cerita kali ini sendiri, Sherlock Holmes (Downey Jr) digambarkan sedang menghadapi
misteri bangkitnya kembali Lord Blackwood (Strong) dari alam kubur.
Bersama partner  setianya, John Watson (Law), yang sebenarnya ingin menjauhkan diri dari
berbagai masalah yang sering ditimbulkan Holmes menjelang pernikahannya dengan Mary
Morstan (Reilly), mereka mencari pemecahan misteri yang tepat untuk mencegah Lord
Blackwood mewujudkan idenya untuk menjadikan London sebagai langkah awalnya dalam
menguasai dunia. Tentu saja, dalam perjalanan pemecahan misteri tersebut, Holmes harus
berhadapan dengan misteri lainnya, misteri hati dari seorang wanita bernama Irena Adler
(McAdams).

Bagi sebagian orang, menonton penggambaran Guy Ritchie atas Sherlock Holmes mungkin


akan sedikit terasa sulit. Bukan apa-apa, Ritchie sepertinya ingin berusaha agar menonton
film ini terasa seperti sedang membaca bukunya, yakni dengan tetap menggambarkan
bagamana jalan pikiran seorang Sherlock Holmes ketika ia sedang berusaha memecahkan
masalahnya. Bukan hal yang buruk sebenarnya, namun mungkin sedikit terkesan
membosankan.
Dari departemen akting, para pemeran Sherlock Holmes memberikan penampilan yang sangat
memuaskan. Robert Downey Jr, yang pada awalnya banyak diragukan bagaimana cara ia
untuk menggambarkan peran detektif legendaris ini, ternyata mampu menjawab semua
keraguan yang ada. Downey Jr bermain dengan totalitas dan menunjukkan tingkat kegilaan
yang sama seperti tingkat kegilaan dan kerumitan pemikiran seorang Sherlock Holmes.
Walau begitu, ada kalanya chemistry yang dihasilkan oleh owney Jr bersama dua rekannya,
Jude Law dan Rachel McAdams, kurang begitu terasa. Hal ini tentu saja akan sedikit
mengganggu, khususnya pada hubungan Holmes dan Watson yang seharusnya digambarkan
sebagai dua sahabat yang sangat erat.

Pujian patut diberikan pada komposer Hans Zimmer, yang di sepanjang film mampu
memberikan tambahan nyawa dengan karya music score yang ia hasilkan. Score yang
dihasilkan Zimmer begitu mendebarkan, hal ini dapat sangat dirasakan pada score pembuka
yang ia berikan di awal film, yang sepertinya akan memompa adrenalin para penontonnya
untuk terus menonton Sherlock Holmes. Begitu pula dari sinematografi yang sangat indah
dalam menggambarkan suasana kota London di abad 18.
Secara keseluruhan, Guy Ritchie dapat dikatakan lumayan berhasil dalam
menghidupkan Sherlock Holmes. Beberapa keluhan yang dirasakan pada pace cerita yang
turun naik sepertinya akan sirna ketika Ritchie mampu menghasilkan scene terakhir
sepanjang 20 menit yang sangat mendebarkan itu.

Anda mungkin juga menyukai