Anda di halaman 1dari 3

Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenis Relay

1. Time Delay Relay


Time Delay Relay (TDR) adalah suatu piranti yang menggunakan elektromagnet
untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar. TDR banyak digunakan dalam instalasi
motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Tujuan
dari pemasangan timer itu sendiri adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari
kontaktor dalam delay waktu tertentu.

Timer Analog Timer Digital


Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer
diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer
yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik,
maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer
dengan sumber arus listrik.

2. Starter Relay
Starting merupakan komponen kelistrikan yang mempunyai peran penting pada
sistem kelistrikan. Fungsi starting relay adalah memutus arus listrik setelah dilakukan
starting pada motor.

3. Solid State Relay


Solid State Relays adalah sebuah komponen semikonduktor yang bekerja layaknya
sebuah relay elektro mekanis dan untuk otomasi serta mampu mengendalikan beban
listrik tanpa penggunaan komponen mekanis seperti halnya pada relay mekanis.
SSR mampu menggantikan kerja relay mekanis karena mampu terus menerus
dipergunakan tanpa terjadi penurunan fungsi selama pemakaian hingga jutaan kali
switching.

4. Relay Proteksi
Relay proteksi adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur
memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan
lain.
Fungsi dan peranan pemasangan relay proteksi adalah untuk mengidentifikasi
gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih
sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian
yang lebih besar, dengan cara :
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat
membahayakan peralatan atau sistem.
2. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang
terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
3. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
4. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada konsumen.
5. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

5. Relay Arus Lebih


Relay arus lebih merupakan relay pengaman yang bekerja karena adanya besaran
arus dan terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada
pengaman transformator tenaga. Relay ini berfungsi untuk mengamankan peralatan
listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa.
Jenis relay arus lebih:
1. Relay invers; waktu kerjanya tergantung kepada besarnya arus hubung singkat, makin
besar makin cepat. Pada koordinasi antara relay-relay invers berlaku koordinasi arus
dan waktu sekaligus.
2. Relay Cepat; digunakan dalam kombinasi dengan relay definit/invers apabila
diperlukan waktu kerja yang lebih cepat misalnya jika terjadi gangguan dengan arus
hubung singkat besar.
3. Relay Definit; bekerjanya tidak tergantung kepada besarnya arus hubung singkat yang
melaluinya. Waktu kerjanya disetel tertentu dan biasanya dikoordinasikan dengan
waktu kerja pengaman didepan dan dibelakangnya.

Bentuk Fisik dari Relay Arus Lebih

6. Numerical Relay
Relay numerik adalah relay di mana jumlah AC yang diukur disampel secara
berurutan dan dikonversi menjadi data numerik yang diproses secara matematis dan / atau
logis untuk membuat keputusan perjalanan.
Relay numerik sebenarnya adalah relay digital sebagai unit yang pembuatnya telah
mengembangkan perangkat keras terstandarisasi, yang dapat digunakan bersama dengan
perangkat lunak yang dikembangkan untuk memenuhi beragam persyaratan dan aplikasi
produksi.
7. Digital Relay
Relay pelindung digital adalah relay pelindung yang menggunakan Mikroprosesor
untuk menganalisis voltase, arus, atau jumlah proses daya sistem lainnya untuk keperluan
deteksi kesalahan dalam sistem tenaga listrik atau sistem proses industri.
Prinsip kerja relay tipe digital telah menggunakan Microcontroller yang merupakan
peralatan digital yang dikembangkan dari sistem digital. Penggunaan microcontroller
dengan beberapa rangkaian pendukung, meminimalkan sistem proteksi digital yang ada
saat ini dan bekerja lebih baik dari relay tipe elektromagnetik maupun tipe statik.
8. Relay Pengukuran
Relay Pengukuran merupakan relay yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Relay pengukuran dan pemantauan tersedia untuk tujuan memantau jumlah listrik. Selain
tegangan berlebih, undervoltage, frekuensi, ketidakseimbangan, urutan fase, kegagalan
fase dan pemantauan loop, solusi khusus untuk aplikasi spesifik juga dimungkinkan:
rentang suhu yang diperluas, standar khusus sektor, desain kompak, profil khusus negara.
9. Relay Arah
Relay arah merupakan pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan ke depan atau arah arus ke
belakang. Rele ini merupakan pengaman cadangan dan bila bekerja akan mengerjakan
perintah trip.
10. Relay Elektromekanik
Relay elektormekanik terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan
Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai