Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
kami temui dalam penulisan proposal ini dapat teratasi dengan adanya dukungan
dan bantuan dari pembimbing. Maka dari itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin
Muhammadiyah Makassar.
4. Terima Kasih juga buat seluruh karyawan (wati) PT.PLN (Persero) Unit
kami berlangsung.
5. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan
6. Para sahabat yang telah membantu kami dalam penyelesaian proposal ini.
Pada dasarnya kami sadar dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan di dalamnya dan jauh dari sempurna. Maka dengan
penuh kerendahan hati kami selaku penulis memohon agar diberikan saran dan
kritik yang membangun guna perbaikan dari tulisan ini. Semoga proposal ini
dapat memberikan manfaat kepada kami pada khususnya dan kepada pembaca
pada umumnya.
Billahifisabilhaq fastabikulkhaerat.
WasalamualaikumWr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ............................................................................................... 56
b. Saran.......................................................................................................... 57
Lampiram ............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.14 Contoh Letak Pemasangan Fused Cut Out (FCO) dan Load Break
Gambar 2.18 Contoh gangguan yang disebabkan oleh pihak ke-3 ..................... 28
Gambar 2.22 Contoh gangguan yang disebabkan oleh tiang (valdi:2015) .......... 30
Gambar 4.2 Peta tata letak PT.PLN (Persero) ULP Malino ............................... 40
Tabel 2.4. Fungsi Sub-menu yang terdapat pada variable view ........................... 32
Tabel 4.1 Penyebab dan akibat gangguan SUTM di wilayah kerja PT.PLN
Tabel 4.2 Tampilan Hasil Output Data Faktor Korelasi Olah SPSS22 ................ 50
E_mail : hasanteknik085@gmail.com
ABSTRAK
dikerenakan wilayah kerja berada di dataran tinggi yang membuat petugas PLN
kawat terbuka merupakan saluran yang paling rawan terhadap gangguan eksternal,
yaitu gangguan yang diakibatkan dari luar sistem. Gangguan karena sentuhan
paling banyak dilaporkan diseluruh unit pelayanan PLN sebagai akibat dari
Layanan Pelanggan Malino yang daerah distribusi tenaga listriknya sangat rawan
akan gangguan, khususnya gangguan SUTM pada sistim distribusi tenaga listrik.
Muhammadiyah Makassar
E_mail : hasanteknik085@gmail.com
ABSTRACT
PT. PLN (Persero) Malino Customer Service Unit requires the existence
can facilitate officers to find disturbances that occur in the field because the work
area is in the highlands which makes PLN officials difficult to check. Medium-
voltage air channels (SUTM) with open wires are the channels that are most
system. Disruption due to tree touch is the cause of the disruption of electricity
distribution services that are most widely reported throughout the PLN service
units as a result of the number of trees that grow around the SUTM network,
because by looking at the PT PLN distribution work area, especially at PT. PLN
Customer Service Unit Malino whose electricity distribution area is very prone to
system.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi listrik sebagai salah satu faktor pendukung penting bagi kehidupan
manusia dan juga infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak maka
penyaluran energi listrik harus dapat menjamin dalam jumlah yang cukup, harga
yang wajar dan mutu yang baik. Disamping pertumbuhan ekonomi, perkembangan
energi listrik juga dipengaruhi oleh faktor perkembangan penduduk dan industri–
industry baru yang akan dilistriki. Pengembangan system distribusi energi listrik
listrik yang cukup pesat. Perencanaan yang matang diperlukan sebab berkaitan
gangguan yang diakibatkan dari luar sistem. Gangguan karena sentuhan pohon
banyak dilaporkan diseluruh unit pelayanan PLN sebagai akibat dari banyaknya
pohon-pohon yang tumbuh disekitar jaringan SUTM, baik itu milik masyarakat
Dibeberapa tempat ada juga benang layangan dilaporkan sebagai salah satu
dapat hilang dengan sendirinya pada saat beroperasinya alat pengaman distribusi
seperti penutup balik otomatis (Recloser) atau Sectionalizer atau bahkan dapat
pula gangguan ini hilang sendiri karena dahan pohon yang terangkat kembali
tantangan yang serius bagi PT.PLN (Persero) untuk diminimalisir pada saat
sekarang ini. Karena dengan melihat kondisi daerah kerja distribusi PT.PLN
tenaga listriknya sangat rawan akan gangguan, khususnya gangguan SUTM pada
berpengaruh nantinya pada mutu kualitas kerja PT.PLN (Persero) Unit Layanan
Pelanggan Malino.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
Dalam pembuatan tugas akhir ini diharapkan bias member manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui ganguan SUTM mana yang memiliki dampak yang paling
besar terhadap ke dua belak pihak (PT.PLN (Persero) dan Konsumen) Dapat
penulisan yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti. Sistematika yang
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Bab ini berisikan tentang teori–teori yang penulis gunakan sebagai dasar
pemikiran pada penulisan tugas akhir ini, seperti jaringan distribusi tenaga listrik,
Dalam bagian ini akan dibahas waktu dan tempat pelaksanaan, proses
Bab ini menjelaskan tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran terkaitjudul
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum sistem tenaga listrik terdiri atas komponen tenaga listrik yaitu
pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi dan sistem distribusi. Ketiga bagian ini
merupakan bagian utama pada suatu rangkaian sistem tenaga listrik yang bekerja
Rangkaian sistem tenaga listrik dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah berikut :
2. Sistem Distribusi
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV atau 500
pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding
2
dengan kuadrat arus yang mengalir (I .R). Dengan daya yang sama bila nilai
konsumen. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan
yang sangat tinggi ini menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya
juga tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka,
pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan
Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan
tiga kawat atau empat kawat untuk tiga fasa. Jaringan yang kedua adalah jaringan
tegangan rendah (JTR), yang menyalurkan daya listrik dari gardu distribusi ke
dengan sistem tiga fasa empat kawat (tiga kawat fasa dan satu kawat netral). Dapat
kita lihat gambar dibawah proses penyedian tenaga listrik bagi para konsumen.
gardu induk distribusi ke pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran
udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang
direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplay tenaga listrik sampai ke pusat
peralatan lainnya
mengubah tegangan.
tegangan rendah.
penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel dan Sistem
1. Jaringan Radial
ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa
Kurangnya keandalan disebabkan kareana hanya terdapat satu jalur utama yang
gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu
tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 2.3 digunakan untuk pelanggan
penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lain-lain.)
3. Jaringan Loop
Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe
jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan normal
tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT dapat
dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir. Tipe ini lebih handal dalam
penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe radial namun biaya investasi lebih
mahal.
Gambar 2.7 Skema Saluran Sistem Loop
4. Jaringan Spindel
langsung terhubung dari gardu induk ke gardu hubung, sehingga sistem ini
tergolong sistem yang handal. Sistem jaringan ini merupakan kombinasi antara
jaringan radial dengan jaringan rangkaian terbuka (open loop). Titik beban
terganggu, maka dengan segera dapat digantikan oleh penyulang lain. Dengan
penyulang biasanya dipasang gardu tengah yang berfungsi sebagai titik manufer
5. Sistem Cluster
Sistem ini mirip dengan sistem spindle. bedanya pada sistem cluster tidak
digunakan gardu hubung atau gardu switching, sehingga express feeder dari gardu
hubung ke tiap jaringan. Express feeder ini dapat berguna sebagai titik manufer
Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.2 merupakan salah satu
bagian dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai
dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi
sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem
ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.
berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini berfungsi menerima daya listrik
dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan
adalah kabel telanjang (tanpa isolasi) seperti kabel AAAC, kabel ACSR.
dipakai adalah kabel berisolasi seperti kabel LVTC (Low Voltage Twisted
2 2 2
Cable).ukuran kabel LVTC adalah : 2x10mm , 2x16mm , 4x25mm , 3x
2 2 2
35mm , 3x50mm , 3x70mm .
kepusat-pusat beban (trafo TR) untuk menyalurkan tenaga listrik dengan tegangan
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini
factor yang terkait dengan keselamatan ketenaga listrikan seperti jarak aman
atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia.
penghantar berisolasi setengah AAAC-S (hal finsu lated single core). Penggunaan
a. Penghantar
Konduktor dengan bahan utama tembaga (Cu) atau alluminium (Al) yang
atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum
baik.
XLPE (cros link poly etilene langsung), dengan batas tegangan 6 Kv dan harus
memenuhi SPLNNo43-5-6tahun1995
tegangan Pengenal 12/20 (24) kV. Penghantar jenis ini khusus digunakan untuk
b. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan dengan
2) Isolator Tarik
d. Tiang
1) Tiang Kayu
pengusahaan PT.PLN Persero bila suplai kayu memungkin kan, dapat digunakan
2) Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga
pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya
bila mana total biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan dengan
tiang beton akibat di wilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton.
3) Tiang Beton
profil.
a. Spesifikasi Penghantar
mm2. Kawat ACSR digunakan untuk kondisi geografis tertentu (antara lain
memerlukan bentangan melebihi jarak standar untuk memper kecilan dongan dan
Spesifikasi tiang kayu yang dapat digunakan pada jaringan distribusi harus
Spesifikasi Tiang besi yang dapat dipergunakan pada Saluran Udara Tegangan
Menengah, sesuai SPLN54:1983 tentang Standar Tiang Besi Baja dapat dilihat
Sedangkan untuk tiang beton, tipe tubular sesuai SPLN 93:1991 tentang
Tiang Beton Pratekan untuk jaringan distribusi, spesifikasi konstruksi tiang beton
15,7 100
19 200
15,7 200
19 350
19 350
9 1,5 19 500
19 500
13 2,2 22 800
22 800
22 1200
22 1200
19 200 19 200
19 350 19 350
11 1,9 19 500 19 500
22 800 14 2,4 22 800
22 1200 22 1200
19 200
19 350
12 2,0 19 500
22 800
22 1200
c. Jenis Konektor
penghantar pada posisi lurus. Tap connector adalah jenis konektor yang digunakan
untuk sambungan penghantar pada titik pencabangan. Life line connector adalah
(PDKB).
Konstruksi SUTM
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jarringan terhadap
benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektro magnetis yang tidak
baik vertical atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR, jarak minimal antara
gangguan aliran arus yang normal disebut gangguan. Gangguan yang terjadi pada
Suatu bagian esensial dalam desain jaringan supply daya memerlukan pemikiran
Bagian dari sitem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan adalah
kawat transmisinya. Hal tersebut wajar terjadi karena luas dan panjangnya saluran
dari pembangkit hingga distribusi pada umumnya lewat diudara (diatas tanah)
lebih rentan terhadap gangguan dari pada yang dikonstruksikan didalam tanah
peralatan proteksi yang tidak memadai, akan sering menimbulkan gangguan pada
peralatannya atau kesalahan mekanis, thermis, dan tegangan lebih atau karena
material yang cacat atau rusak, misalnya hubung singkat, gangguan ketanah atau
konduktor yang putus. Busur tanah yang menetap merupakan gangguan yang
sangat ditakuti sebab busur tanah yang padam dan menyala merupakan sumber
membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi walaupun letaknya jauh dari titik
gangguan. Gangguan yang sering terjadi adalah gangguan hubung singkat. Besar
dari hubung singkat itu tergantung dari jenis dan sifat gangguan hubung singkat
itu, kapasitas dari sumber daya, konfigurasi dari sistem, metode hubungan netral
dari trafo, jarak gangguan dari unit pembangkit, angka pengenal dari peralatan-
peralatan utama dan alat-alat pembatas arus, lamanya hubung singkat itu dan
Gangguan hubung singkat itu tidak hanya dapat merusak peralatan atau
elemen-elemen sirkuit, tetapi juga dapat menyebabkan jatuhnya tegangan dan
a. Pohon
b. Layang-Layang
c. Sesaat
d. Pihak ke-3/Binatang
e. Komponen JTM
f. Gardu
g. Tiang
a. Pohon
Gangguan yang disebabkan oleh adanya bagian dari pohon yang mengenai
hubung singkat antar fasa pada penghantar SUTM. Sehingga dapat menimbulkan
gangguan yang dapat berakibat padamnya aliran listrik pada jaringan tersebut.
Gambar 2.16 Contoh gangguan yang disebabkan oleh pohon
b. Layang-layang
1) Ketika Pemutus Tenaga (PMT) pada suatu penyulang Gardu Induk (GI)
diketahui.
2) Ketika Pemutus Tenaga (PMT) pada suatu penyulang di Gardu Induk (GI)
penyulang tersebut, tetapi proses ini gagal. Setelah itu petugas PT.PLN
terganggu tadi untuk ke-2 kalinya dan berhasil. Hal seperti ini mengakibatkan
d. Pihak ke-3
e. Binatang
penghantar yang bertegangan pada jaringan SUTM seperti kelelawar atau musang.
f. Komponen JTM
listrik yang digunakan pada jaringan tegangan menengah, seperti putusnya kawat
d. Gardu
Gambar 2.21 Contoh gangguan yang disebabkan oleh gardu (valdi: 2015)
e. Tiang
Kondisi Tiang yang telah bergeser dari tempat yang sebenarnya ini dapat
penghantar yang disebabkan oleh tarikan dari tiang yang miring. Bahkan bias
listrik dan merintangi kerja normal dan peralatan listrik baik PLN maupun
konsumen.
Solution atau biasa dikenal dengan SPSS merupakan program pengolah data
statistic mulai dari model aplikasi statistic deskriptif (mean, median, modus,
kuartil, persentil, range, distribusi, varians, standar deviasi, standar error, nilai
kemiringan, dan lain-lain), statistik parametrik (ujit, korelasi, regresi, anova, dan
Dari data penyebab dan akibat yang ditimbulkan oleh gangguan yang
Pelanggan Malino yang telah penulis kumpulkan, penulis mengolah data tersebut
berikut:
1. Untuk memulai menggunakan SPSS ini dapat dilakukan dengan memilih (klik
Kolom Fungsi
Memasukkan semua variable yang telah dibuat untuk diolah pada bivariate
correlation. Lalu klik OK, sehingga akan diberikan hasil output dari data tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu
2018 sampai dengan januari 2019, dan jenis kegiatan yang dilakukan yaitu,
2. Tempat Pelaksanaan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Leptop
Mulai
Studi Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Proses Data
Output Data
Analisis Data
Selesai
1. Mengidentifikasi Masalah
SPSS?
2. Tinjauan Pustaka
Dalam studi pustaka ini kami mengumpulkan data dengan cara, mencari
buku, jurnal, dan modul yang berkaitan dengan judul penelitian sebagai referensi.
4. Pengolahan data
5. Analisa data
Dengan melihat hasil output dari pengolahan data pada Statistical product
and service solution (SPSS) tersebut didapatkan faktor korelasi, sehingga kita
dapat menentukan faktor penyebab mana yang memiliki akibat yang lebih besar
Dari data hasil penelitian yang didapatkan kita dapat menarik kesimpulan
rayon yang tergabung dalam Area UP3 Makassar Selatan. Pembentukan PT.PLN
(Persero) Unit Layanan Pelanggan Malino ini dikarenakan lingkup wilayah kerja
pelanggan prabayar sebanyak 12.056 pelanggan. PT. PLN (Persero) Unit Layanan
1. Up. Lanna
2. Up. Parigi
3. Up. Majannang
1. Penyulang Lanna
3. Penyulang paccelekkang
4. Penyulang pakkatto
Tata letakyang terdapat pada PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan
yang terjadi pada SUTM sebagai variable bebas (independent variabel/X) dan
akibat yang ditimbulkan oleh gangguan SUTM sebagai variable terikat (dependent
a. Pohon/X1
b. Layang-Layang/X2
c. Tidak Jelas/X3
d. Pihak ke-3/Binatang/X4
e. Komponen JTM/X5
f. Gardu/X6
g. Tiang/X7
a. Lama Padam/Y1
Lama padam adalah lama waktu yang tercatat pada saat terjadi gangguan
Energi tak tersalurkan adalah jumlah energy yang tidak tersalurkan pada
Pelanggan Malino disebabkan oleh beberapa factor seperti komponen JTM (kabel
putus, loss kontak pada sambungan terminal, dan lain lain), tiang, pohon, pihak
PT.PLN (Persero) sebagai penyedia energi listrik dan juga pihak pelanggan
secara kuantitatif dalam bentuk jumlah lama padam (menit) dan energy tidak
tersalurkan (kWh). Pemadaman yang terjadi akibat gangguan akan mengganggu
Malino, harus terbuang sia-sia seiring lamanya waktu pemadaman. Apabila akibat
dari gangguan-gangguan tersebut tidak diatasi dengan cepat, maka kerugian yang
meningkat.
43
1. Data Gangguan PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Malino
Berikut ini adalah rekapitulasi data gangguan perbulan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) di wilayah kerja PT.PLN
(Persero) Unit Layanan Pelanggan Malino untuk Periode November 2018 sampai April 2019:
Tabel 4.1 Penyebab dan akibat gangguan SUTM di wilayah kerja PT.PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Malino
PIHAK KE LAMA
BULAN POHON TIDAK KOMPONEN GARDU TIANG KWH
3/ PADAM
JELAS JTM
BINATANG (MENIT)
NOV - 2018 15 5 10 4 1 2 140 7564.6
a. Pohon = X1
b. Tidak Jelas = X2
d. Komponen JTM = X4
e. Gardu = X5
f. Tiang = X6
a. Lama Padam = Y1
Menggunakan SPSS
berikut:
a. Untuk memulai menggunakan SPSS ini dapat dilakukan dengan memilih (klik
tampilan editor data dari SPSS pada gambar 4.4 sebagai berikut:
47
Gambar 4.5 Tampilan Awal Variable View
e. Untuk mengetahui bagaimana hubungan yang dibentuk oleh variabel penyebab dengan masing-masing akibat gangguan langkah
48
yang dilakukan adalah klik analyze correlatebivariate seperti yang terlihat pada gambar 4.6 dibawah ini:
sebagai berikut:
g. Memasukkan semua variable yang telah dibuat untuk diolah pada bivariate
correlation seperti dibawah ini.Lalu klik OK, sehingga akan diberikan hasil
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (bivariate
correlation) atau lebih dari dua variabel (multivariate correlation). Untuk menentukan seberapa
besar hubungan antar variabel, dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi, atau
ada juga yang menyebut indeks korelasi. Besarnya koefisien korelasi bergerak dari 0,000 sampai
+/- 1,000. Tanda +/- bukan operasi matematis, tetapi merupakan tanda. Sehingga diketahui
Pada output korelasi yang kita pakai adalah pearson, kemudian dapat kita baca korelasi
kedua variabel tersebut sebesar 0,943 dengan tanda bintan 2. Ini berarti nilai koefisien
korelasinya sebesar 0,943. Pada Sig.(2-tailed) sebesar 0,005. ini berarti jika kita menggunakan
taraf signifikansi 5%, maka korelasi signifikan jika nilai Sig(2-tailed) lebih kecil dari 0,05. dan
tidak signifikan jika lebih dari 0,05. Dari hasil out put maka kesimpulannya ada korelasi yang
signifikan.
0.01 level. ini artinya korelasi ini signifikan pada level/taraf 1%. Jika korelasi signifikan pada
1% maka sudah pasti juga signifikan pada 5%, tetapi jika signifikan pada 5% belum tentu
E. Analisis Data
Berdasarkan rekap data gangguan di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Unit Layanan
Pelanggan Malino. Dari pengolahan Statistical product and service solution (SPSS) data tersebut
didapatkan faktor korelasi antara penyebab gangguan dan akibat gangguan yang nantinya bisa
yang dilihat dari lama padam dan energi tak tersalurkan yaitu dari pearson correlation yang ada
di SPSS. Jadi setelah didapatkan output dari SPSS (Faktor Korelasi) tersebut kita menentukan
factor penyebab mana yang memiliki akibat yaitu dari lama padam dan energi tak tersalurkan
1. Lama padam
Nilai koefisien korelasi lama padam ditunjukkan pada table dibawah ini:
Berdasarkan dari tabel 4.3 diatas, didapatkan koefisien korelasi lama padam yang
diurutkan menjadi 3 faktor penyebab gangguan yang ada di wilayah kerja PT.PLN (Persero) Unit
Layanan Pelanggan Malino yang memiliki koefisien korelasi akibat lama padam yang paling
b. Gardu = - 0,522
Dari tabel 4.4 dan diatas, didapatkan koefisien korelasi energi tak tersalurkan yang diurutkan
menjadi 3 faktor penyebab gangguan yang ada di wilayah kerja PT.PLN (Persero) Unit Layanan
a. Pohon = 0,618
F. Analisis Tindakan
gangguanyang memiliki akibat yang paling besar dilihat dari segi lama padam dan energi tak
Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir akibat gangguan SUTM di wilayah
1. Tidak jelas/sesaat
Gangguan sesaat merupakan gangguan yang umum terjadi pada jaringan SUTM.
Gangguan ini tidak diketahui penyebabnya secara detail, oleh karena itu tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan inspeksi jaringan oleh petugas PLN. Tindakan ini dapat
dilakukan dengan pemeriksaan atau pengamatan secara langsung, dengan mengirim petugas
2. Komponen JTM
Gangguan Komponen JTM merupakan gangguan yang sering terjadi pada jaringan
SUTM. Maka dari itu, tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyebab gangguan
berupa komponen JTM ini adalah dengan memaksimalkan pengecekan pada waktu pekerjaan
inspeksi jaringan, khususnya pada peralatan atau material yang terpasang pada jaringan SUTM.
Sehingga komponen JTM yang belum terlalu mengalami kerusakan dapat dilakukan perbaikan
maupun mengganti komponen tersenut. Selain itu, penggunaan material yang sesuai standar juga
3. Pohon
Gangguan ini biasanya terjadi karena adanya rating pohon yang menyentuh kawat
penghantar dan kondisi pohon yang sudah tua dan lapuk yang berpotensi untuk tumbang dan
menimpa jaringan SUTM. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inspeksi
jaringan oleh petugas PLN. Inspeksi jaringan ini akan menghasilkan suatu petapohon yaitu
sebuah gambaran yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan kondisi pohon yang berada didekat
JTM, sehingga kegiatan P3T yang dilakukan oleh PLN dapat dilakukan dengan tepat,
dikerenakan letak PT.PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Malino berada di dataran tinggi
yang dominan pepohonan dan dapat mengganggu jaringan SUTM bila tejadi perubahan iklim.
4. Gardu
Setelah dilakukan analisa, ternyata penyebab gangguan berupa gardu memberikan
pengaruh yang besar terhadap akibat gangguan. Untuk itu, kegiatan inspeksi gardu di PT.PLN
(Persero) Unit Layanan Pelanghgan Malino dapat dioptimalkan lagi jadwalnya. Misalnya dalam
PENUTUP
A. Kesimpulan
productand service solution (SPSS), maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor dominan penyebab gangguan berupa lama padam di wilayah kerja PT. PLN (Persero)
b. Gardu (-522)
2. Faktor dominan penyebab gangguan berupa energi tak tersalurkan di wilayah kerjaPT. PLN
a. Pohon (618)
1. Pemeliharaan pada jaringan distribusi hendaknya dilakukan dengan cara inpeksi jaringan dan
pemeriksaan secara berkala dan menyeluruh guna meminimalisir ganguan jaringan SUTM
dan kerusakan peralatan yang disebabkan oleh pemakaian peralatan yang tidak sesuai dengan
kapasitas dan kemampuan peralatan terhadap tegangan lebih dan usia pakainya maupun
2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk mengurangi penyebab terjadinya gangguan di
wilayah kerja PT.PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Malino diprioritaskan untuk
PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Malino dibutuhkan adanya sistem proteksi
atau scada untuk mengidentifikasi adanya gangguan sehingga dapat memudahkan petugas untuk
menemukan gangguan yang terjadi dilapangan dikerenakan wilayah kerja berada di dataran
Ardiansyah, A. (2010). Analisis Kendala Sistem Jaringan Distribusi Udara 20 KV. Jakarta: CV.
Multimedia.
Nurjanah, T. (2015, April 09). Retrieved Juni 6, 2019, from www. purnawanata.com: 5
http://www.purwanata.com/2014/04/laporan-ts-ojt-pemasangan-trafo-sisipan.html
Suhadi, d. (2008). Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sumardjati, d. P. (2008). Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 3. Surabaya: Serba Jaya
Penerbit.
Thamrin, F. (2003). Studi Infrensi Fuzzy Tsukamoto Untuk Penentuan Faktor Pembebanan Trafo
TIM PLN, P. (2010). Buku 4 Stabndar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubungan