Disusun Oleh :
1
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim,
Puji syukur kehadirat ALLAH Subhanahu Wataala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Magang
ini dengan lancar sesuai jangka waktu yang telah di tentukan. Sholawat serta
salam tidak pernah penulis lupa ke pada junjungan Nabi Muhammad
Shallallahualaihi Wa Sallam, yang Inshaallah kelak akan memberi syafaat di
hari akhir. Aamiin.
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa dalam menempuh studi akhir untuk mengikuti ujian akhir pada
Jurusan Teknik Elektro Progam Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Semarang
dan sebagai laporan pertanggung jawaban atas Magang yang dilaksanakan di PT
PLN (Persero) Area Semarang pada tanggal 2 Februari sampai dengan 2 Mei
2015.
Magang dan penulisan laporan ini dapat terlaksana dengan baik tak lepas dari
bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Denny Hendri Wijaya selaku Manager PT PLN (Persero) Area
Semarang
2. Bapak Ir.Supriyadi S.T , M.T selaku Direktur Politeknik Negeri Semarang.
3. Bapak Adi Wasono, B.Eng, M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang.
4. Bapak Joni Susanto selaku Supervisor Pemeliharaan PT PLN (Persero) Area
Semarang. Sekaligus pembimbing yang selalu memberikan arahan, ilmu dan
wejangan kepada penulis.
5. Bapak Triyono, S.T, M.Eng selaku Ketua Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Semarang. Sekaligus pembimbing magang yang selalu
memberikan arahan dan masukan kepada penulis.
6. Keluarga tercinta selalu berdoa dalam harapnya, anaknya selalu mendapatkan
jalan yang terbaik menyelesaikan laporan ini.
7. Seluruh pegawai PT PLN (Persero) Area Semarang atas ilmu, pengalaman
dan wejangan yang tidak akan didapatkan di bangku perkuliahan.
3
8. Teman teman magang di Area Semarang atas semua teguran, senyuman dan
dorongan semangat pada saat pelaksanaan magang ataupun dalam penulisan
laporan.
9. LT 3D yang tak lepas dari bahagia, senang, tertawa dan rasa cinta untuk
mengejar wisuda.
10. Saudaraku Kabinet SATU yang tak lepas atas sindiran, candaan dan semangat
kepada penulis untuk selalu tegar melaksanakan magang dan menghadapi
laporan ini.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak, dan tak ada laporan yang sempurna. Maka dari
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca laporan ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
5
2.8 Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Area Semarang...........................15
2.9 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Area Semarang...................18
2.10.........................................................................................................Da
ta Penyulang PT PLN (Persero) Area Semarang..............................19
2.11.........................................................................................................Da
ta Aset dan Pelanggan......................................................................21
2.12.........................................................................................................Di
siplin Kerja.......................................................................................22
6
4.4 Pekerjaan penggeseran tiang............................................................50
BAB V PENUTUP..........................................................................................55
5.1 Kesimpulan......................................................................................55
5.2 Saran.................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
7
17. Gambar 3.3 Sertifikasi Pada Keselamatan Ketenagalistrikan.........27
18. Gambar 3.4 Kisi kisi Keselamatan Ketenagalistrikan..................27
19. Gambar 3.5 Batas Lingkup Keselamatan Ketenagalistrikan di PLN
............................................................................................................28
20. Gambar 3.6 Empat Pilar Keselamatan Ketenagalistrikan...............29
21. Gambar 3.7 Live Line Connector....................................................34
22. Gambar 3.8 Alur SOP PFK Geser Tiang..........................................36
23. Gambar 3.9 Berbagai macam Alat Pelindung Diri...........................37
24. Gambar 3.10 Radio Komunikasi.......................................................38
25. Gambar 3.11 Tangga Isolasi..............................................................38
26. Gambar 3.12 Toolkit..........................................................................38
27. Gambar 3.13 Grounding Cluster.......................................................39
28. Gambar 3.14 Come Along.................................................................39
29. Gambar 3.15 Telescope Stick.............................................................39
30. Gambar 3.16 Katrol...........................................................................40
31. Gambar 3.17 Truck Crane.................................................................40
32. Gambar 3.18 Manual Hydraulic Clamp............................................40
33. Gambar 4.1 Hotel Jelita Semarang...................................................41
34. Gambar 4.2 Garmin Montana...........................................................42
35. Gambar 4.3 Meter roda berjalan.......................................................43
36. Gambar 4.4 Hasil survei Geser Tiang Hotel Jelita...........................43
37. Gambar 4.5 Kontruksi awal tiang pertama.......................................44
38. Gambar 4.6 Kontruksi awal tiang kedua..........................................45
39. Gambar 4.7 Apel INFANTERI SPL 10............................................50
40. Gambar 4.8 Alat Pelindung Diri (APD) dan salah satu perlengkapan
pekerjaan ............................................................................................51
41. Gambar 4.9 Pemasangan grounding untuk membuang sisa muatan
............................................................................................................51
42. Gambar 4.10 Tiang besi lama.............................................................52
43. Gambar 4.11 Tiang besi lama dan tiang beton baru...........................52
44. Gambar 4.12 Tiang beton baru...........................................................52
45. Gambar 4.13 Pemasangan tiang beton baru.......................................52
46. Gambar 4.14 Pembongkaran kontruksi lama.....................................53
47. Gambar 4.15 Cross arm kayu yang diganti........................................53
48. Gambar 4.16 Pemasangan Cross Arm................................................53
49. Gambar 4.17 Pemasangan Isolator tumpu..........................................53
50. Gambar 4.18 Pemasangan Trafo 1 fasa..............................................53
51. Gambar 4.19 Pemasangan Cross Arm................................................53
52. Gambar 4.20 Hasil pekerjaan geser tiang pertama dan kedua di Hotel
Jelita....................................................................................................54
8
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Meningkatkan kualitas SDM bagi calon tenaga kerja yang mandiri dan
profesional.
a. Metode Literatur
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh baik
dari buku-buku referensi yang relevan, catatan selama proses perkuliahan,
referensi PUIL dan SPLN, browsing melalui internet, maupun dokumen-dokumen
lainnya.
b. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap pegawai
pemeliharaan dalam melakukan survei dan perkerjaan penggeseran tiang.
2
Metode ini dilakukan dengan mengadakan diskusi maupun tanya jawab
dengan pihak-pihak terkait baik dosen pembimbing maupun pihak yang dianggap
berkompeten untuk mengumpulkan dan memperkaya data serta informasi.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan,
metodologi pengumpulan data, serta sistematika penulisan tentang Magang yang
telah dilakukan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran setelah selesai melaksanakan
kegiatan Magang di PT PLN (Persero) Area Semarang.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4
dan kemudian dengan penetapan Pemerintah tahun 1945 No. I/SD tanggal 27
Oktober 1945 maka dibentuklah jawatan listrik dan gas dibawah Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-
perusahaan listrik Negara dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda. Kemudian
terjadi penggabungan antara pegawai-pegawai yang tidak mau bekerjasama pada
kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-daerah Republik Indonesia yang bukan
daerah pendudukan Belanda. Para pemuda kemudian mengajukan MOSI yang
kemudian dikenal dengan MOSI Kobarsyih tentang nasionalisasi perusahaan
listrik dan swasta kepada Parlemen Republik Indonesia. Selanjutnya dikeluarkan
keputusan Presiden Republik Indonesia No. 163, tanggal 3 Oktober 1953 tentang
nasionalisasi Perusahaaan Listrik milik Bangsa Asing di Indonesia apabila waktu
konsesinya habis.
Sejalan dengan peningkatan perjuangan Indonesia untuk pembebasan Irian
Jaya dari cengkraman Penjajah Belanda maka dikeluarkan Undang-Undang No.86
tahun 1958 yang disahkan tanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi
perusahan Listrik dan Gas milik Belanda. Dengan UU tersebut maka seluruh
Perusahaan Listrik dan Gas berada di tangan Bangsa Indonesia.
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia terjadi pasang surut,sejalan dengan
pasang surutnya perjuangan Bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal
dengan Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kalinya
pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite
Nasional Pusat (BPKNIP), Yogyakarta. Penetapan secara resmi tanggal 28
Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan keputusan menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga No.20 tahun 1960. Namun, kemudian berdasarkan
keputusan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.235/KPTS/1975
tanggal 30 September 1975 Peringatan Hari Listrik dan Gas digabungkan dengan
Hari kebangkitan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3
Desember. Maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No.1134.K/43/PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992. Oleh karena itu ditetapkan
tanggal 27 Oktober 1992 sebagai Hari Listrik Nasional.
5
2.2 Maksud dan Tujuan PT PLN (Persero)
Tujuan dari PT PLN (Persero) untuk dimilikinya usaha dalam bidang
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam arti yang seluas-luasnya
dan sekaligus didapatkannya keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan. Anggaran dasar PT PLN (Persero) pada pasal 3 terdapat pernyataan
bahwa maksud dan tujuan perseroan adalah berusaha dalam bidang penyediaan
listrik bagi kepentingan umum dalam arti seluas-luasnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. 12 Tahun 1975 ditetapkan
Kebijaksanaan Umum mengenai tujuan Perusahaan Umum Listrik Negara adalah
turut dilaksanakan program pembangunan nasional dalam rangka pembangunan
ekonomi dan ketahanan nasional sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah melalui
tenaga listrik dalam rangka peningkatan derajat masyarakat.
6
d. Pembelajar.
7
Berwarna Kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang
diharapkan PLN bahwa Listrik mampu menciptakan pencerahan bagi
kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-
nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
3) Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang sering sejalan dngan kerja keras para insan PT PLN (Persero)
guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
8
dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi
para pelanggannya.
b. Konfigurasi Vertikal
Pada Logo atau saat berdiri sendiri, standar warna tulisan nama perusahaan
di atas bidang putih maupun warna terang lainnya adalah hitam. Bila berada pada
dasar berwarna gelap, tulisan nama perusahaan menjadi berwarna putih.
2.4.3 Ukuran Out Line
9
a.Pada saat lambang perusahaan ditampilkan hitam putih, maupun pada
kondisi tertentu saat logo tampil berwarna, elemen persegi panjang
lambang dibuat bergaris luar hitam (outline).
b. Agar garis luar tersebut proporsional terhadap besar logo, terutama pada
saat membuat logo dalam ukuran besar, maka dibuat rumusan sebagai
berikut.
Catatan :
- Satuan L adalah cm.
- 1 poin = 0,353 mm
2.4.4 Ukuran In Line
10
2.5 Organisasi PT PLN (Persero) Area Semarang
Pada awal mulanya di wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Semarang
mempunyai 10 (sepuluh) Kantor Unit Pelayanan (UP). Selanjutnya pada tahun
2003, terjadi perubahan struktur organisasi PT PLN (Persero) Area Jaringan I
Region direstrukturisasi dan seluruh assetnya digabungkan ke PT PLN (Persero)
AP Semarang dengan nama baru PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan
Semarang, dimana unitnya terdiri dari 1 (satu) Unit Jaringan (UJ), 4 (empat) Unit
Pelayanan (UP), dan 6 (enam) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ). Sejak tanggal
03 Juni 2005 struktur organisasi berubah menjadi 10 (sepuluh) Unit Pelayanan
dan Jaringan. Kemudian berdasarkan surat nomor 042/060/BIKHA/2012 tanggal
11 Januari 2012 yang didalamnya disebutkan Surat Direksi nomor
1235.K/DIR/20122 tentang Formasi Jabatan Unit Pelaksana Area dan Sub Unit
Pelaksana pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
yang menyatakan perubahan nama PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan
Jaringan Semarang menjadi PT PLN (Persero) Area Semarang dengan struktur
organisasi yang terdiri dari 10 (sepuluh) Rayon.
Adapun 10 (sepuluh) Rayon kerja dari PT PLN (Persero) Area Semarang
adalah :
1. Rayon Semarang Tengah berada di Pemerintahan Kota Semarang
2. Rayon Semarang Timur berada di Pemerintahan Kota Semarang
3. Rayon Semarang Selatan berada di Pemerintahan Kota Semarang
4. Rayon Semarang Barat berada di Pemerintahan Kota Semarang
5. Rayon Demak berada di Kabupaten Demak
6. Rayon Boja berada di Kabupaten Kendal dan Pemkot Semarang
7. Rayon Purwodadi berada di Kabupaten Grobogan
8. Rayon Tegowanu berada di Kabupaten Demak dan Grobogan
11
9. Rayon Weleri berada di Kabupaten Kendal
12
Gambar 2.11 Gedung Rayon Area Semarang
13
Tabel 2.1 Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Area Semarang
Luas Kapasitas Total
Area / Unit Kabupaten Kecamatan Jumlah GI Nama Trafo Daya
No Kecamatan
Layanan / Kota Eksisting Eksisting
Km2 MVA MVA
PLN Area Kota Trafo 1 -
1 Semarang Semarang Kalisari 60 MVA
1 120
(GIS) Trafo 1 -
Semarang 60 MVA
60.00
Tengah Trafo 1 -
Simpang
60 MVA
1 lima 120
Trafo 1 -
(GIS)
60 MVA
Trafo 1 -
16 MVA
Pandean Trafo 2 -
Semarang Timur 77.40 1 92
Lamper 16 MVA
Trafo 3 -
60 MVA
Trafo 1 -
60 MVA
Trafo 2 -
1 Krapyak 110
30 MVA
Trafo 3 -
Semarang Barat 17.48
20 MVA
Trafo 1 -
Randuga 60 MVA
1 120
rut (GIS) Trafo 2 -
60 MVA
Trafo 1 -
Tambak 56 MVA
Semarang Utara 113.52 1 86
Lorok Trafo 2 -
30 MVA
Semarang
84.80
Selatan
Gayamsari 97.61
Genuk 27.98
Pedurungan 60.00
Candisari 12.44
Gunungpati 76.50
Trafo 1 -
30 MVA
Tembalang 24.37 1 Srondol 61,5
Trafo 2 -
31,5 MVA
Gajahmungkur 13.90
Pudak
Trafo 1 -
60.78 1 Payung 60
60 MVA
Banyumanik (GIS)
Candisari 49.02
Trafo 1 - 80
57.54 1 BSB
Mijen 20 MVA
Trafo 2 -
14
60 MVA
Ngaliyan 37.99
Tugu 45.24
Kab. 48.82
Plantungan
Kendal
Pageruyung 51.34
Sukorejo 76.04
Patean 92.94
Singorojo 119.32
Limbangan 71.72
Boja 64.09
Kaliwun Trafo 1 -
47.73 1
Kaliwungu gu 60 MVA
80
Trafo 2 -
20 MVA
Brangsong 34.54
Pegandon 31.12
Gemuh 38.17
Trafo 1 -
30.28 1 Weleri 46
Weleri 16 MVA
Trafo 2 -
30 MVA
Cepiring 30.08
Patebon 44.30
Kendal 27.49
Rowosari 32.64
Kangkung 30.98
Ringinarum 25.50
Ngampel 33.88
Kaliwungu
65.19
Selatan
Kab. Mrangge Trafo 1 -
72.22 1 60
Demak Mranggen n 60 MVA
Karangawen 66.95
Guntur 57.53
Trafo 1 -
78.69 1 Sayung 150
Sayung 30 MVA
Trafo 2 -
60 MVA
Trafo 3 -
60 MVA
Karangtengah 51.55
Wonosalam 41.99
Dempet 61.61
Gajah 47.83
Karanganyar 67.76
Mijen 50.29
Demak 61.13
Bonang 83.24
15
Wedung 93.88
Kebonagung 41.99
Kab.
Kedungjati 130.34
Grobogan
Karangrayung 140.60
Penawangan 74.18
Toroh 119.32
Kedungo Trafo 1 -
Geyer 196.19 1 16
mbo 16 MVA
Pulokulon 133.64
Kradenan 107.75
Gabus 165.37
Ngaringan 116.72
Wirosari 154.30
Tawangharjo 82.60
Grobogan 104.56
Purwoda Trafo 1 -
Purwodadi 77.66 1 110
di 20 MVA
Trafo 2 -
60 MVA
Trafo 3 -
30 MVA
Brati 54.89
Klambu 46.56
Godong 86.78
Gubung 71.12
Tegowanu 51.67
Tanggungharjo 60.63
Luas Total Area Semarang 3.021.45 Total Daya 1,311.50
16
MANAJER
ASMAN
ASMAN
ASMAN PELAYANAN
PERENCANA ASMAN ASMAN
TRANSAKSI DAN
AN DAN JARINGAN KONTRUKSI
ENERGI ADMINISTRA
EVALUASI
SI
MANAJER
SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR
TRANSAKSI
TEKNIK ADMINISTRASI
ENERGI
17
Jumlah total penyulang yang ada di daerah pengusahaan PT PLN (Persero)
Area Semarang sebanyak 117 penyulang, tetapi daerah pengusahaan PT PLN
(Persero) Area Semarang hanya dipasok dari 110 penyulang. Sebanyak
tujuhpenyulang berfungsi sebagai cadangan untuk pertumbuhan beban sesuai
rincian yang terdapat pada Tabel 2.2 Data Penyulang PT PLN (Persero) Area
Semarang. Penyulang yang berfungsi sebagai penyulang cadangan terdiri dari
KLU 02, SYG 02, SYG 06, SYG 13, TBL 09, PDL 08 dan TBL 10.
18
2.11 Data Aset dan Pelanggan
Pada PT PLN (Persero) Area Semarang terus dilakukan pengembangan
dan penambahan jaringan. Penambahan beban merupakan pendorong
bertambahnya aset-aset peralatan dan pertumbuhan pelanggan.Data aset peralatan
dan pelanggan yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) Area Semarang per Januari
2015 ditampilkan pada tabel-tabel berikut:
19
Tabel 2.3 Aset dan jumlah pelanggan setiap Rayon di Area Semarang
2.12 DisiplinKerja
Sesuai dengan kegiatan disiplin kerja, maka semua pegawai PT PLN
(Persero) Area Semarang diwajibkan mentaati semua peraturan yang berlaku.
Adapun disiplin kerja yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Area Semarang
adalah:
a. WaktuKerja
Senin Kamis : Pukul 07.30 16.30 WIB
Jumat : Pukul 07.30 15.00 WIB
b. Patuh pada perintahatasan.
c. Bekerja dengan dedikasi tinggi dan semangat kerja yang tulus dan
ikhlas.
d. Saling bekerjasama antar pegawai
e. Mentaati peraturan yang berlaku.
f. Bersikap jujur dan tidak iri hati
g. Cekatan terhadap masalah yang timbul.
Selain itu juga diadakan pembagian piket selama 24 jam setiap hari dalam
pemantauan serta penyelesaian gangguan yang terjadi dalam jaringan.
20
BAB III
DASAR TEORI
21
4. Junior Officer Administration Teknik
Junior Officer Administration Teknik adalah seorang pegawai secar tertulis
ditunjuk sebagai pelaksana administrasi sebagai kebutuhan perkerjaan
pemeliharaan yang dilakukan oleh bagian pemeliharaan Area Semarang dan juga
permintaan dari rayon rayon di Area Semarang. Dalam hal ini, officer
administration membuat dokumen dokumen yang dibutuhkan dalam
pengambilan barang, pelaksanaan pemeliharaan, dll.
Supervisor
Pemeliharaa
n
Assistant
Engineer
Pemeliharaa
n Distribusi
Junior
Junior Officer
Engineer
Administrasi
Pemeliharaa
Teknik
n Distribusi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pemeliharaan Area Semarang
22
3.2. Keselamatan Ketenagalistrikan
3.2.1 Hubungan Antara K2 dan K3
a. Standarisasi
b. Penerapan 4 pilar K2
c. Sertifikasi
d. Penerapan SOP / IK
23
e. Adanya pengawas pekerjaan
3.2.3 Landasan Hukum / Dasar Hukum
Landasan hukum sebagai patokan dalam hal pekerjaan ketenagalistrikan.
Maka dari itu ada beberapa landasan hokum yang harus di perhatikan, antara lain :
a. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No.30 / 2009 tentang ketenagalistrikan
c. Keppres No.22 / 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja
d. Kep Menaker No.5/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3)
e. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
f. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
g. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
Berdasarkan Undang-undang NO 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan,
Keselamatan Ketenagalistrikan dapat dijelakan sebagai barikut :
24
Gambar 3.3 Sertifikasi Pada Keselamatan Ketenagalistrikan
25
Gambar 3.5 Batas Lingkup Keselamatan Ketenagalistrikan di PLN
Pegangan awal dalam melaksanakan kegiatan yang mempunyai potensi
bahaya :
1. Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb )
2. Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning dsb)
3. Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)
Beberapa pengertian / definisi :
26
Keselamatan lingkungan adalah upaya untuk mewujudkan kondisi akrab
lingkungan dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan terhadap terjadinya
pencemaran dan / atau pencegahan terhadap terjadinya kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi.
Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan
aman bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan
pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan
Instalasi tidak dapat berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.
3.2.5 4 (Empat) Pilar K2
Empat Pilar K2 terdiri dari :
Pilar 1 : Keselammatan Kerja
Pilar 2 : Keselamatan Umum
Pilar 3 : Keselamatan Lingkungan
Pilar 4 : Keselamatan Instalasi
Keempat pilar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
27
3. Adanya komitmen yang jelas dari Top Manajemmen dari setiap unit unit
kerja PLN.
4. Pengorganisasian K2 / K3 ditangani dengan jelas oleh :
a. Pejabat yang bertanggung jawab terhadap program K2 / K3
b. Ahli K3
c. P2K3 (Panitia Pembina K3)
d. Disusunnya rencana kerja K2 / K3 yang meliputi kegiatan / program
program sebagai berikut :
(1) Program teknis Operasional, meliputi ;
a) Perlindungan dan pencegahan kecelakaan
b) Pendidikan dan Pelatihan
c) Pencegahan dan penaggullangan bahaya kebakaran
d) Kesehatan kerja
e) Investigasi, pelaporan dan tindak lanjut kecelakaan
f) Pemeliharaan dan peningkatan K2 / K3
(2) Program Manajemen meliputi :
a) Zero Accident ( Kecelakaan Nihil )
b) SMK3 (Sistem Manajemen K3)
Hasil penerapan program K2 / K3 dapat dilihat pada statistik dan kinerja
unit unit PLN khusunya dalam kinerja K2 / K3 serta adanya penghargaan
prestasi K2 / K3 dari pihak / institusi yang berwenang.
3.2.7 Pengaruh K2 Terhadap Penilaian Tingkat Kinerja Unit unit PT
PLN (Persero)
Dituangkan dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) yang mengatur
tentang. Sistem penilaian tingkat kinerja PT PLN (Persero) Pembangkit, Wilayah,
Distribusi, Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban serta Jasa Penunjang.
Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi Salah satu faktor
pengurang penilaian tingkat kinerja unit unit PLN.
28
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap
benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan terhadap
bangunan lain dapat dilihat pada tabel 3.1.
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m
baik vertikal atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR, jarak minimal
antara JTM dengan kabel JTR dibawahnya minimal 120 cm.
Tabel 3.1 Jarak aman SUTM
N
Uraian Jarak Aman
o
Jarak
Terhadap permukaan
1
jalan raya 6 meter
2 Balkon rumah 2,5 meter
3 Atap rumah 2 meter
4 Dinding Bangunan 2 meter
5 Antena TV/radio, menara 2,5 meter
6 Pohon 2,5 meter
2,5 meter dari atap
7
Lintasan kereta api kereta
8 Underbult TM - TM 1 meter
9 Underbult TM - TR 1 meter
gawang pemasangan penghantar udara :
1. Untuk daerah diluar pemukiman (JTM murni, atau dengan JTR Semi
Underbuild, atau SKUTM ), berjarak 60 80 m, andongan maksimum
1.00 m
2. Untuk daerah pemukiman (JTM murni, atau dengan JTR Underbuilad,
atau SKUTM), berjarak antara 35 50 m, andongan maksimum 1.00 m.
29
3.4.2 Spesifikasi Kontruksi Tiang
Spesifikasi tiang kayu yang dapat digunakan pada jaringan distribusi harus
memenuhi SPLN 115:1995 tentang Tiang kayu untuk jaringan distribusi.
Spesifikasi Tiang besi yang dapat dipergunakan pada Saluran Udara Tegangan
Menengah , sesuai SPLN 54 : 1983 tentang Standar Tiang Besi Baja dapat dilihat
pada tabel 3.2.
Sedang untuk tiang beton, tipe tubular sesuai SPLN 93 : 1991 tentang
Tiang Beton Pratekan untuk jaringan distribusi, spesifikasi konstruksi tiang beton
penampang bulat dapat dilihat pada tabel 3.3.
30
22 1200
11 1,9 19 200
19 350
19 500
22 800
22 1200
12 2,0 19 200
19 350
19 500
22 800
22 1200
13 2,2 19 200
19 350
19 500
22 800
22 1200
14 2,4 19 200
19 350
19 500
22 800
22 1200
Tabel 3.3 Spesifikasi Tiang Beton Bulat untuk SUTM
31
Konektor adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyambung kawat
penghantar. Jenis konektor yang digunakan ada beberapa macam yaitu :
1. Joint Sleeve Connector (Sambungan Lurus)
2. Paralel Groove Connector (Sambungan Percabangan)
3. Live Line Connector (Sambungan sementara yang bias dibuka pasang)
Joint sleeve adalah jenis konektor yang digunakan untuk sambungan
penghantar pada posisi lurus. Tap connector adalah jenis konektor yang digunakan
untuk sambungan penghantar pada titik pencabangan.
Live Line connector adalah jenis konektor yang digunakan untuk
pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB).
32
dan DIY. Pedoman juga penting untuk kelancaran pekerjaan yang disini diajukan
oleh pihak ketiga. Pedoman ini berpatokan dengan beberapa keputusan Direksi
PT. PLN (Persero) yang selalu dikaji ulang serta disempurnakan yang terdapat
pada lampiran 4.
33
3) Cetak dan kirim bukti bayar ke Area.
4) Pembuatan SPK pekerjaan geser tiang.
5) Pelaksanaan pekerjaan geser tiang oleh Area dan Rayon.
6) Evaluasi hasil pekerjaan dan pengembalian material yang tidak digunakan ke
gudang.
7) Proses pelunasan ke vendor yang telah melaksanakan pekerjaan.
34
(c) Sarung tangan (b) Helmet (a) Sabuk pengaman
2. Radio Komunikasi
Radio komunikasi adalah salah satu alat wajib dibawa oleh pegawai karena
untuk sarana komunikasi pegawai pada saat maneuver jaringan, salah satunya
untuk memastikan jaringan sudah bebas dari tegangan atau memastika pekerjaan
sudah selesai.
3. Tangga Isolasi
Tangga isolasi berguna untuk menjangkau jaringan pada tiang yang tinggi dan
isolasi berguna untuk mengamankan pada jaringan yang masih bertegangan atau
masih terdapat muatan listrik.
35
Gambar 3.11 Tangga Isolasi
4. Toolkit
Kotak yang berisi peralatan sebagai penunjang saat pekerjaan penggeseran
tiang.
5. Grounding cluster
Grounding cluster berfungsi untuk membuang muatan listrik / tegangan sisa
setelah jaringan di matikan.
Gambar 3.13 Grounding cluster
6. Come Along
Come along berfungsi untuk menarik penghantar agar sesuai dengan sagging
yang sesuai.
36
Berbentuk galah isolasi berfungsi antara lain untuk membuka atau menutup
LBS (Load Break Switch) ataupun DS (Disconnecting Switch).
8. Katrol
Katrol berfungsi untuk mengangkat material material yang massanya terlalu
besar.
9. Truck Crane
Truck Crane berguna untuk mengangkat material yang berat dan juga
membantu untuk menegakkan tiang.
37
Gambar 3.17 Truck Crane
38
BAB IV
PENGGESERAN TIANG TUMPU JARINGAN DISTRIBUSI GUNA
PENGAMANAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN HOTEL JELITA PADA
PENYULANG SPL 10 DI AREA SEMARANG
Pekerjaan penggeseran tiang diajukan oleh pihak ketiga yang disini Hotel
Jelita untuk mengamankan pekerjaan pembangunan hotel jelita dari kecelakaan
kerja. Suatu keamanan dalam hal ini pembangunan Hotel Jelita harus diperhtikan,
karena bukan hanya terhadap pekerja, tetapi juga terhadap lingkungan sekitar.
Apabila terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan karena terkena jaringan listrik,
dapat berpengaruh dengan penilaian kinerja Area Semarang.
Bagian pemeliharaan sebagai penanggung jawab atau Supervisi pekerjaan
penggeseran tiang. Pekerjaan dilakukan oleh vendor yang dipilih oleh Bagian
Pemeliharaan dalam proses lelang atau penunjukan langsung. Semua biaya
pekerjaan ditanggunkan kepada pihak yang mengajukan pekerjaan geser tiang
yang disini Hotel Jelita.
Semua pekerjaan penggeseran tiang atau yang disini PFK harus sesuai
dengan prosedur pekerjaan. Maksud dari sesuai prosedur yaitu mulai dari survei
pekerjaan, pembuatan RAB, sampai pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
dengan tahapan tahapan atau urutan yang terdapat SOP baku yang telah
disahkan.
39
Hotel Jelita adalah salah satu hotel baru yang ada di Kota Semarang, yang
masih dalam proses pembangunan. Hotel berlantai 9 ini berada di jalan MT.
Haryono di depan Bundaran Bubakan Semarang. Pembangunan hotel ini dimulai
tahun 2014, yang dimana pada pembangunan hotel ini membahayakan karena
adanya Jaringan Tegangan Menengah dekat dengan bangunan. Maka dari itu, pada
bulan November 2014 pihak hotel mengajukan penggeseran tiang.
40
2. Meter roda berjalan
41
Pada Gambar 4.4 penggeseran tiang pada tiang pertama terjadi dengan
menggeser 2 meter ke arah timur dan tiang kedua di geser 2 meter kea rah barat
dekat dengan gapura Kampung Batik Sawangan.
42
Bukan hanya tiang pertama yang dirubah kontruksinya, tetapi terdapat
tiang kedua yang menunjang untuk keamanan pekerjaan dari jaringan listrik.
Dapat dilihat pada Gambar 4.6 adalah kontruksi awal tiang kedua.
43
dan jasa yang harus dimasukan ke RAB untuk di ajukan ke pihak pemohon.
Berikut tabel RAB (Rencana Anggaran Biaya) penggeseran tiang JTM dan trafo 1
fasa kampong batik dan hotel jelita.
Tabel 4.1 RAB Penggeseran tiang JTM Hotel Jelita
Dapat dilihat di atas untuk tabel jasa dengan material dipisahkan karena
untuk jasa pembongkaran dan harga material harganya berbeda, untuk segala
material dan jasa di bebankan kepada pihak pemohon pekerjaan. Harga yang
dicantumkan dalam RAB sudah disesuaikan dengan HPS (Harga Perkiraan
44
Sendiri) yang telah disepakati oleh perusahaan. Berikut beberapa hal yang di
sesuaikan dengan HPS :
45
Tabel 4.5 Uraian HPS J5-T
46
Tabel 4.8 Uraian HPS CM5-3
47
Tabel 4.11 Uraian HPS CM5-12
48
(a) Petugas menggunakan APD lengkap (b) Mobil Crane salah satu perlengkapan
pekerjaan
Gambar 4.8 Alat Pelindung Diri (APD) dan salah satu perlengkapan
pekerjaan
Apabila semua peralatan sudah siap pekerjaan siap untuk dimulai.
Supervisor pekerjaan berkoordinasi kepada Dispatcher untuk melakukan
maneuver jaringan guna pekerjaan INFANTERI di SPL 10. Setelah dinyatakan
aman dan jaringan sudah padam, petugas segera memasang Ground Cluster untuk
meembuang sisa muatan pada jaringan.
49
Pekerjaan pemasangan Tiang baru
Gambar 4.10 Tiang besi lama Gambar 4.11 Tiang besi lama
dan tiang beton baru
Gambar 4.12 Tiang beton baru Gambar 4.13 Pemasangan tiang beton
baru
50
Gambar 4.14 Pembongkaran Gambar 4.15 Cross arm kayu yang
kontruksi lama diganti
Hasil Pekerjaan
Gambar 4.18 Pemasangan Trafo 1 Gambar 4.19 Pemasangan Cross
fasa Arm
51
Gambar 4.20 Hasil pekerjaan geser tiang
pertama dan kedua di Hotel Jelita
BAB V
PENUTUP
52
5.1 Kesimpulan
Dari laporan Magang tentang PT PLN (Persero) Area Semarang dapat
diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. PT PLN (Persero) Area Semarang adalah salah satu area terbesar di Indonesia
dengan jumlah pelanggan 1.324.677 dengan berbagai jenis permintaan daya
pada konsumen. Wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Semarang meliputi
Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak dan Kabupaten
Purwodadi dengan total luas wilayah 3.021,45 km2 dan dipasok dari 15 Gardu
Induk.
2. Area Semarang terbagi pada 5 bidang yaitu perencanaan, kontruksi, jaringan,
pelayanan administrasi, dan transaksi energi. Sedangkan, Rayon di Area
Semarang terbagi menjadi 3 bidang yaitu teknik, transaksi energi dan
administrasi.
3. Bagian pemeliharaan bertanggung jawab atas pemeliharaan jaringan guna
memperbaiki kinerja jaringan Area Semarang. Perbaikan kinerja Area
Semarang dilihat dari jumlah PMT Trip, dan nilai SAIDI SAIFI yang kecil.
4. Keselamatan ketenagalistrikan harus diperhatikan dalam hal pemeliharaan
dan juga keselamatan untuk masyarakat umum, agar tidak ada kematian atau
kecelakaan yang akan mengurangi penilaian kinerja Area Semarang.
5. Perubahan dan perkembangan pembangunan didaerah menuntut perbaikan
standar jaringan, sekaligus perlu adanya pekerjaan penggeseran tiang pada
tempat tempat yang diperlukan.
5.2 Saran
Dari pelaksanaan kegiatan Magang di PT PLN (Persero) Area Semarang,
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
53
1. Dengan besarnya wilayah kerja dan beban tugas yang tinggi. Oleh karena itu
hendaknya perlu diadakan penambahan kuantitas SDM yang ada agar semua
pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
2. Diperlukan adanya evaluasi rutin untuk intropeksi pegawai dan penilaian
kinerja disetiap minggunya, sebagai bahan refleksi pekerjaan untuk minggu
selanjutnya agar lebih baik.
3. Beban tuga yang tinggi dengan jumlah pegawai yang terbatas harus adanya
manajemen pembagian tugas yang baik agar kualitas pekerjaan tetap terjaga
dan kondisi moral pegawai tetap baik.
54
DAFTAR
PUSTAKA
Bagian Jaringan.
2012. Makalah
Roadmap Area
Semarang : PT PLN
(Persero) Area
Semarang
Keputusan General
Manager. 2008. Pedoman Penghitungan Biaya PFK Geser Tiang : PT PLN
(Persero) Distribusi Jateng DIY
Prodi Teknik Listrik. 2007. Buku Pedoman PKL Magang : Politeknik Negeri
Semarang
Tim Penyusun. 2008. Pedoman Standar Kontruksi Jaringan Distribusi Tahun
2008. Semarang: PT PLN (Persero) Distribusi Jateng DIY.
Tim Penyusun. 2012. Handout K2 dan K3 : Jakarta : PT PLN (Persero) Pusat
Pendidikan dan Pelatihan