Anda di halaman 1dari 69

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR MENGGUNAKAN

SENSOR PH DAN SENSOR TDS BERBASIS ANDROID

TUGAS AKHIR

RAHEL M BARINGBING
172408051

PROGRAM STUDI D3 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

1
SISTEM MONITORING KUALITAS AIR MENGGUNAKAN
SENSOR PH DAN SENSOR TDS BERBASIS ANDROID

TUGAS AKHIR

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT


MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA

RAHEL M BARINGBING
172408051

PROGRAM STUDI D3 FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
i
PERNYATAAN

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR MENGGUNAKAN


SENSOR PH DAN SENSOR TDS BERBASIS ANDROID

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut sumbernya.

Medan, 19 Agustus 2020

Rahel M Baringbing
NIM: 172408051

ii
PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Laporan tugas akhir ini berjudul SISTEM MONITORING KUALITAS AIR
MENGGUNAKAN SENSOR pH DAN KADAR TDS BERBASIS ANDROID.
Meskipun dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan namun
dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya tugas akhir ini dapat selesai. Atas bantuan dan motivasi yang diberikan,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Awan Maghfirah, S.Si., M.Si. selaku pembimbing
2. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc selaku ketua jurusan program studi
D3 Fisika
3. Bapak Drs. Aditia Warman, M.Si selaku sekretaris Jurusan D3 Fisika
4. Kepada ayah penulis P. Baringbing dan ibu penulis N. SIbatuara begitu
juga dengan saudara-saudara penulis: Eva Maria Baringbing, Saut Raja
Baringbing, Jonatan DH Baringbing, dan Hendrik Plantino Baringbing
yang memberikan dukungan moral dan materil
5. Kepada teman-teman yang memberikan semangat
6. Beberapa pihak yang secara tidak langsung membantu dan memberikan
semangat
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
terbuka terhadap saran maupun kritikan dalam sebuah diskusi yang membangun dari
pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Medan, 19 Agustus 2020

Rahel M Baringbing
SISTEM MONITORING KUALITAS AIR MENGGUNAKAN SENSOR pH
DAN SENSOR TDS BERBASIS ANDROID

ABSTRAK

Air merupakan salah satu faktor siklus kehidupan. Air harus dilindungi dan
dilestarikan dari semua jenis polutan. Air merupakan salah satu kebutuhan esensial
manusia yang kedua setelah udara untuk keperluan hidupnya seperti untuk konsumsi,
memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah.
Minimnya akses air bersih untuk konsumsi di Indonesia menjadi hal yang mematikan
secara diam-diam karena banyak orang yang meninggal dari berbagai penyakit yang
timbul buruknya kualitas air yang tidak diketahui oleh masyarakat. Alat monitoring
kualitas air memiliki sensor yang mendeteksi parameter seperti pH dan TDS dalam
air. Dalam pembuatan tugas akhir ini dilakukan perancangan dan pembuatan sistem
monitoring air dengan sensor pH dan sensor tds air. pH, TDS ( Total Disolved Solid )
adalah salah satu parameter dalam menentukan kualitas suatu air minum dengan
memanfaatkan daya hantar listrik yang terdapat pada air yang kemudian diolah
dalam arduino uno dan ditampilkan hasilnya pada android. Sensor pH adalah alat
elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman) dari air. Sistem kendali
pembuatan tugas akhir ini dirancang mengunakan Arduino UNO dengan
mikrokontroler ATMega328 sebagai pusat kendali dari sistem, serta modul wifi
ESP8266 guna untuk komunikasi kontroler ke internet melalui media wifi.

Kata Kunci:Air, Sensor pH, Sensor TDS, Mikrokontroler ATMega328, dan ESP8266

iv
WATER QUALITY MONITORING SYSTEM USING ANDROID-BASED pH
SENSORS AND TDS SENSORS.

ABSTRACT

Water is a factor in the life cycle. Water must be protected and preserved from all
types of pollutants. Water is one of the second essential human needs after the air for
the necessities of life such as for consumption, cooking, washing, bathing, and
cleaning the dirt around the house. The lack of access to clean water for
consumption in Indonesia is a deadly thing secretly because many people die from
various diseases that arise poor water quality that is not known by the public. Water
quality monitoring tools have sensors that detect parameters such as pH and TDS in
water. In making this final project design and manufacture of a water monitoring
system with a pH sensor, and tds sensor. pH, TDS (Total Disolved Solid) is one of the
parameters in determining the quality of a drinking water by utilizing the electrical
conductivity contained in water which is then processed in Arduino Uno and
displayed the results on Android. A pH sensor is an electronic device used to
measure the pH (acidity) of water. This final project manufacturing control system is
designed using the Arduino UNO with the ATMega328 microcontroller as the
control center of the system, as well as the ESP8266 wifi module for communication
controller to the internet via wifi media.

Keywords: Water, pH Sensor, TDS Sensor, Microcontroller ATMega328, and


ESP8266

v
DAFTAR ISI

PENGESAHAN TUGAS AKHIR i


PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Batasan Masalah 2
1.5. Sistematika Penulisan 3
BAB II LANDASAN TEORI 4
2.1. Air 4
2.1.1. Sifat Fisik Air 5
2.1.2. Sifat Kimia Air 5
2.2. Standar Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
Air 6
2.2.1 Standar Mutu Kesehatan Air 7
2.2.2 Persyaratan Kesehatan Air 9
2.3. Mikrokontroler 9
2.3.1 Mikrokontroler ATMega328 10
2.4. Sensor 14
2.4.1 Sensor PH 16
2.4.2 Sensor TDS 18
2.5. Total Dissolved Solids (TDS) 19
2.6. pH Air (Derajat Keasaman) 19
2.7. Power Supply 20
2.8 LCD 22
2.9 Arduino Uno 24
2.10 ESP8266 25
BAB 3 Perancangan Dan Pembuatan Proyek 27
3.1 Metodologi Perancangan 27
3.1.1 Tahap Persiapan 27
3.1.2 Tahap Pembuatan Sistem 27
3.1.3 Tahap Pengukuran, Analisis dan Kesimpulan 27
3.2. Diagram Blok Sistem 28
3.3. Perancangan Rangkaian 29
3.3.1. Rangkaian Mikrokontroler ATMega328 29
3.3.2. Rangkian LCD 30
3.3.3. Rangkian Sensor pH 31
3.3.4. Rangkian Sensor TDS 32
3.3.5 Rangkain Power Supply 33
3.3.6 Rangkaian ESP8266-01 33

vi
3.4 Perancangan Perangkat Lunak 34
3.4.1 Arduino AVR 34
3.5 Pengujian Rangkaian dan Pengukuran Hasil Sistem 36
BAB IV Pembahasan Hasil Pengukuran 38
4.1 Analisis Hasil Pengukuran dan Pembandingan dengan Hasil
Alat Standar 38
4.2 Pengkuran Ralat Kalibrasi 39
BAB V Penutup 43
4.1 Kesimpulan 43
4.2 Saran 44
Daftar Pustaka 45

vii
Daftar Tabel

Nomor Judul Halaman


Tabel
2.1 Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi 7
2.2 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi 8
2.3 Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi 8
3.1 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor pH pada air PDAM 36
3.2 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor TDS pada air PDAM 36
3.3 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor pH pada air sumur bor 36
3.4 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor TDS pada air sumur bor 37
4.1 Pembandingan Hasil Pengukuran pH air PDAM Dengan Alat
Standar 38
4.2 Pembandingan Hasil Pengukuran TDS air PDAM Dengan Alat
Standar 38
4.3 Pembandingan Hasil Pengukuran pH air sumur bor Dengan Alat
Standar 39
4.4 Pembandingan Hasil Pengukuran TDS air sumur bor Dengan
Alat Standar 39
4.5 Pengukuran Ralat Sensor pH pada air PDAM 39
4.6 Pengukuran Ralat Sensor TDS pada air PDAM 40
4.7 Pengukuran Ralat Sensor pH pada air sumur bor 41
4.8 Pengukuran Ralat Sensor TDS pada air sumur bor 41

viii
Daftar Gambar

Nomor Judul Halaman


Gambar
2.1. Konfigurasi Pin ATMega328 11
2.2 Block Diagram Architecture ATMega328 14
2.3 Modul Sensor pH SEN0161 dan Probe 17
2.4 Konfigurasi Pin Modul Sensor pH SEN0161 17
2.5 Sensor TDS 18
2.6 Modul Sensor TDS 18
2.7 LCD 23
3.1. Diagram Blok 28
3.2. Skematik Rangkaian mikrokontroler ATMega328 29
3.3. Skematik Rangkaian LCD 30
3.4 Skematik Rangkaian Sensor pH 31
3.5 Skematik Rangkaian Sensor TDS 32
3.6 Skematik Rangkaian Power Supply 33
3.7 Skematik Rangkaian ESP8266-01 34
3.8 Tampilan Jendela Arduino IDE 35

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu kebutuhan esensial yang diperlukan manusia untuk
hidup seperti untuk konsumsi, memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan
kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi. Air dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu air bersih dan air kotor yang keduanya memiliki karakteristik masing-
masing. Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari. Untuk konsumsi air minum menurut peraturan menteri
kesehatan Republik Indonesia nomor 32 tahun 2017 tentang standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi,
kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum sifat fisik air minum adalah
tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat, dan
TDS.(Kemenkes, 2017)
Sedangkan sifat kimianya dapat dilihat dari pH dan besi, mangan, dan lain-lain.
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa
air ini telah tercemar oleh bakteri. Mengingat betapa pentingnya air bagi kehidupan
manusia maka kualitas air harus tetap terjaga. Monitoring kualitas air sangat penting
dilakukan untuk mengetahui baik buruknya kualiatas air. Penyediaan air bersih
dengan kualitas yang buruk dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi kesehatan
manusia yaitu timbulnya berbagai penyakit. Perubahan kadar keasaman juga dapat
menyebabkan perubahnya bau, rasa dan warna pada air. Penyebaran air bersih di
Sumatera Utara belum merata sebagin penduduk masih menggunakan air sumur bor
yang kita tidak tahu apakah air sumur bor tersebut layak untuk digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah (2016) tentang sistem monitoring air
layak konsumsi berbasis arduino. Sistem tersebut mendeteksi kadar pH. Sistem
tersebut dapat memonitoring air yang layak untuk dikonsumsi dengan mengukur
kadar pH air PDAM sebelum dialirkan ke masyarakat dan hasil pengukuran tersebut
ditampilakan di laptop/komputer menggunakan kabel USB. Hasil dari pengukuran

1
sensornya terbaca pH 7.0 sesuai KEMENKES no.32 tahun 2017 pH air yang diukur
sudah layak untuk konsumsi.
Zamora, dkk (2015) juga melakukan penelitian tentang perancangan alat ukur
TDS (total dissolved solid) air dengan sensor konduktivitas secara real time. Sistem
tersebut mendeteksi TDS (Total Dissolved Solid) hasil pengukuran yang dilakukan
akan ditampilakan di laptop/PC menggunakan kabel USB. Hasil dari pengukuran
sensornya terbaca TDS 140 sesuai KEMENKES no.32 tahun 2017 TDS air yang
diukur sudah layak untuk konsumsi.
Berdasarkan latar belakang tersebut untuk membantu monitoring kualitas air di
Sumatera Utara diperlukan alat yang mampu untuk mengukur pH dan TDS air. Maka
dari itu saya membuat judul dari tugas akhir ini adalah“Sistem Monitoring Kualitas
Air Menggunakan Sensor pH Dan Sensor TDS Berbasis Android”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat dan merancang
sebuah sistem monitoring kualitas air menggunakan sensor pH dan TDS. Dimana
pada perancangan ini akan dirumuskan masalah:
1. Bagaimana alat sisem monitoring kualitas air ini bekerja?
2. Program apa yang diberikan untuk alat sistem monitoring kualitas air
menggunakan sensor pH dan TDS?
3. Bagaimana proses kerja dari sensor pH dan sensor TDS?

1.3 Tujuan
1. Megetahui standar mutu air dan juga persyaratan kesehatan air.
2. Mengetahui dan memahami mikrokontroler ATMega328P
3. Mengetahui dan memahami cara kerja sensor pH SEN0161 dan sensor TDS
V1.0.
1.4 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan untuk menghindari topik yang tidak perlu
maka penulis membatasi pembahasan pembuatan alat ini. Adapun permasalahan ini
adalah :
1. Parameter yang diukur yaitu keasaman dengan menggunakan sensor pH
SEN0161 dan kadar mineral dengan menggunakan sensor TDS V1.0.
2. Tugas Akhir ini menggunakan mikrokontroler ATMega328P yang bertugas
untuk mengatur seluruh kegiatan sistem yang dibuat.
3. Hasil pembacaan pengkuran akan ditampilkan di android yang dihubungkan
melalui modul wifi

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan tugas akhir ini, penulis membuat suatu
sistematika penulisan yang terdiri dari :
1. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas latar belakang tugas akhir, identifikasi masalah,
batasan masalah, tujuan, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika
penulisan.
2. BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini akan menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan.
3. BAB III: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUGAS AKHIR
Bab ini membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara
keseluruhan.
4. BAB IV: PEMBAHASAN HASIL PENGUKURAN
Bab ini membahas tentang hasil pengukuran alat dan pembandingan dengan
alat standar
5. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai bab terakhir penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari
uraian bab-bab sebelumnya, dan penulis akan berusaha memberikan saran
yang mungkin bermanfaat.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Air
Air adalah salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang sangat
dibutuhkan bagi kehidupan mahkluk hidup. Air membantu aktivitas kehidupan bagi
semua mahluk hidup terutama manusia. Tidak hanya manusia saja yang
membutuhkan air tetapi dari unsur tumbuhan, hewan maupun tanah itu sangat
membutuhkan air dalam kehidupannya. Misalnya tumbuhan memerlukan air untuk
tetap tumbuh, seperti halnya manusia, hewan pun memerlukan air untuk tetap
tumbuh. Fungsi air dalam kehidupan kita tidak hanya memenuhi kebutuhan secara
fisik (yang dibutuhkan tubuh manusia), tetapi juga berperan sebagai pemenuh
kegiatan manusia sehari- hari. Baik digunakan untuk mencuci pakaian, mandi, dan
memenuhi kebutuhan manusia lainnya. Bahkan makhluk hidup lain yang berupa
binatang, dan tumbuhan mengkonsumsi air sebagai pemenuh kebutuhannya. air
bersih/segar. Beberapa fungsi air meliputi: Penyediaan air minum, untuk keperluan
pertanian dalam arti luas, untuk keperluan industri sebagai bahan baku, untuk sarana
transportasi.(Susanto, dkk. 2012)
Proses siklus hidrologi atau siklus air yang meliputi evaporasi, kondensasi,
presipitasi, dan infiltrasi yang menyebabkan terjadinya pergerakan aliran air.
Tumbuhan dan tanaman memegang peranan penting dalam proses transpirasi
demikian juga energi matahari memegang peranan dalam proses evaporasi. Air dapat
terpengaruh oleh wilayah dan aktivitas yang ada yang dilaluinya. Air dapat berwarna
jernih di sekitar pegunungan atau berwarna hitam atau pekat di daerah rawa maupun
wilayah industri. Air dapat digunakan untuk berbagai kepentingan mulai untuk
kebutuhan irigasi, pertanian, kehutanan, industri, pariwisata, air minum dan masih
banyak lagi kegiatan yang dapat memanfaatkan air untuk berbagai keperluan.
Di balik keindahannya, air juga merupakan sumber konflik, terutama untuk
masalah pembagian air di daerah-daerah maupun negara-negara yang tidak
mempunyai cukup sumber air, khususnya untuk pertanian dan air minum. Air juga
dapat berlebih di sebagian daerah, sehingga terjadi banjir dan sebagian lainnya dapat

4
mengalami kekeringan karena kekurangan air. Salah satu sebab terjadinya kejadian
tersebut adalah adanya aktivitas manusia yang berlebihan, misalnya penggundulan
hutan. Untuk keperluan air minum, maka sumber air baku yang dapat digunakan
untuk kebutuhan air minum dapat terdiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau,
waduk, dll.), air tanah (sumur gali, sumur bor) maupun air hujan. Dari segi kualitas
air, kualitas mata air relatif jernih.(Nadi, dkk. 2019)
2.1.1 Sifat Fisik Air
Air merupakan salah satu media lingkungan yang harus ditetapkan Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan. Isu yang muncul
akibat perkembangan lingkungan yaitu perubahan iklim salah satunya menyangkut
media lingkungan berupa air antara lain pola curah hujan yang berubah-ubah. Hal ini
menyebabkan berkurangnya ketersediaan air bersih untuk keperluan higiene sanitasi.
Curah hujan yang lebat dan terjadinya banjir memperburuk sistem sanitasi yang
belum memadai, sehingga masyarakat rawan terkena penyakit menular melalui air
seperti diare dan lainlain. Air sebagai zat, air tidak berbau, tak berwarna tanpa rasa.
Bau yang berasal dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan-bahan buangan
atau air limbah dari kegiatan industri atau dapat pula berasal dari hasil degradasi
bahan buangan oleh mikroba yang hidup di dalam air. Mikroba di dalam air akan
mengubah bahan buangan organik terutama gugus protein secara degradasi menjadi
bahan yang mudah menguap dan berbau.
2.1.2 Sifat Kimia Air
Sebuah melekul air terdiri atas satu atom oksigen yang berikatan kovalen
dengan dua atom hidrogen, gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
yang membentuk air ( ) ini merupakan melekul yang sangat kokoh dan untuk
menguraikan air diperlukan jumlah energi yang besar, jumlah yang sama juga
dilepaskan dalam pembentuknya. Salinitas merupakan gambaran jumlah kelarutan
garam dan kosentrasi ion-ion dalam air, salinitas juga berpengaruh terhadap derajat
kelarutan senyawa-senyawa tertentu.
Organisme perairan harus mengeluarkan energi yang besar untuk
menyesuaikan diri dengan salinitas yang jauh di bawah atau di atas normal bagi
kehidupan hewan. Secara langsung organisme perairan membutuhkan kondisi air
dengan tingkat kemasaman tertentu. Air dengan pH yang terlalu tinggi atau
terlampau rendah dapat mematikan organisme, demikian pula halnya dengan
perubahanya, umumnya organisme perairan dapat hidup pada kisaran pH antara 6,7
dan 8,5. Penambahan suatu senyawa ke perairan kendalanya telah menyebabkan
perubahan pH menjadi lebih kecil dari 6,7 atau lebih besar dari 8,5.(Irwanto, dan
Ketut. 2015)
2.2 Standar Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
Air merupakan salah satu media lingkungan yang harus ditetapkan Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan. Isu yang muncul akibat
perkembangan lingkungan yaitu perubahan iklim salah satunya menyangkut media
lingkungan berupa air antara lain pola curah hujan yang berubah-ubah. Hal ini
menyebabkan berkurangnya ketersediaan air bersih untuk keperluan higiene sanitasi.
Curah hujan yang lebat dan terjadinya banjir memperburuk sistem sanitasi yang
belum memadai, sehingga masyarakat rawan terkena penyakit menular melalui air
seperti diare dan lain-lain.
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan media air untuk keperluan higiene
sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter
wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan parameter yang harus
diperiksa secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
sedangkan parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi
geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan dengan
parameter tambahan. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk
pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk
keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat, kebutuhan Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi harus memenuhi syarat kualitas agar kesehatan masyarakat
terjamin. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,
standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. Hasil studi epidemiologi dan asesmen
risiko yang dihimpun oleh WHO menunjukkan perkembangan penentuan standar dan
pedoman dalam rangka peningkatan kualitas air dan dampak kesehatannya.
Disebutkan bahwa selain air minum, air untuk keperluan rekreasi seperti kolam
renang, SPA, dan pemandian umum juga menjadi potensi risiko penyebab penyakit
berbasis air. Oleh karena itu, perlu peraturan perundang-undangan yang
mengakomodasi upaya mewujudkan kesehatan lingkungan pada media lingkungan
berupa air. (KEMENKES, 2017)
2.2.1 Standar Mutu Kesehatan Air
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa
parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan parameter
yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, sedangkan parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika
kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan dengan
parameter tambahan. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk
pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk
keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu Air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Tabel 2.1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(Kadar maksimum)
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 50
3 Zat padat terlarut ppm 1000
(Total Dissolved Solid)
4 Suhu ˚C Suhu udara ± 3
5 Rasa Tidak berasa
6 Bau Tidak berbau
(Sumber: KEMENKES , 2017)
Tabel 2.2 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(Kadar maksimum)
1 Total coliform CFU/100mL 50
2 E. coli CfU/100mL 0
(Sumber: KEMENKES , 2017)
Tabel 2.3. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk
Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No Parameter Unit Standar Baku Mutu
(Kadar maksimum)
Wajib
1 Ph 6,5-8,5
2 Besi mg/L 1
3 Fluorida mg/L 1,5
4 CaCO3 mg/L 500
5. Mangan mg/L 0,5
6 Nitrat, sebagai N mg/L 10
7 Nitrit, sebagai N mg/L 1
8 Sianida mg/L 0,1
9 Deterjen mg/L 0,05
10 Pestisida total mg/L 0,1
Tambahan
1 Air raksa mg/L 0,001
2 Arsen mg/L 0,05
3 Kadmium mg/L 0,005
4 Kromium (valensi 6) mg/L 0,05
5 Selenium mg/L 0,01
6 Seng mg/L 15
7 Sulfat mg/L 400
8 Timbal mg/L 0,05
(Sumber: KEMENKES , 2017)
2.2.2 Persyaratan Kesehatan Air
1. Air dalam keadaan terlindung dari sumber pencemaran, binatang pembawa
penyakit, dan tempat perkembangbiakan vektor:
a. Tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan binatang pembawa
penyakit.
b. Jika menggunakan kontainer sebagai penampung air harus dibersihkan secara
berkala minimum 1 kali dalam seminggu.
2. Aman dari kemungkinan kontaminasi :
a. Jika air bersumber dari sarana air perpipaan, tidak boleh ada koneksi silang
dengan pipa air limbah di bawah permukaan tanah.
b. Jika sumber air tanah non perpipaan, sarananya terlindung dari sumber
kontaminasi baik limbah domestik maupun industri.
c. Jika melakukan pengolahan air secara kimia, maka jenis dan dosis bahan
kimia harus tepat.
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler (pengendali mikro) pada suatu rangkaian elektroni berfungsi
sebagai pengendali yang mengatur jalannya proses kerja dari rangkaian
elektronik.didalam IC mikrokontroler terdapat CPU, memori, timer, saluran
komunikasi serial dam paralel, port input/output, ADC, dan lain-lain. Mikrokontroler
sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir
memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Kelebihan dari
mikrokontroller adalah sebagai berikut :
1. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemrograman assembly
dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem
menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem.
2. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O
terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem.
3. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer
Sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah
instruksi atau program.
4. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori
dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
5. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.
Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan
transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta
dapat diproduksi secara masal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi
lebih murah dibandingkan mikroprosesor.(Laumal. 2017)
2.3.1 Mikrokontroler ATMega328P
ATMega328P adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses
eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set
Computer). Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :
 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
 32 x 8-bit register serba guna.
 Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
 32 kB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 kB dari flash memori sebagai bootloader.
 Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) sebesar 1kB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent
karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya
dimatikan.
 Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
 Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
 Master / Slave SPI Serial interface.
Mikrokontroller ATMega328P memiliki arsitektur Harvard, yaitu
memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat
memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi – instruksi dalam memori program
dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan
instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang
memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock.
32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (
Arithmatic Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register
serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode
pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data.Hampir
semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri
dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register
lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa
register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/
Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register –
register ini menempati memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh.

Gambar 2.1 Konfigurasi Pin ATMega328P


(Sumber:http://k-sience.blogspot.com/apa-itu-mikrokontroller-avr-atmega328p)
ATMega328P memiliki 28 Pin, yang masing-masing pinnya memiliki fungsi
yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan
dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATMega328P yaitu sebagai berikut :
 VCC
Merupakan supply tegangan digital.
 GND
Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding.
 Port B (PB7...PB0)
Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B
adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan
sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi- directional I/O
dengan internal pull-up resistor.Sebagai input, pin-pinyang terdapat pada port B yang
secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor
diaktifkan. Khusus PB6 dapat8 digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator
amplifier) dan input ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse
bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat
digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung pada
pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock
yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau
jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan
TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.
 Port C (PC5…PC0)
Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masing-
masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0
sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki karakteristik yang
sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
 RESET/PC6
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Pin
ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapatpada port C
lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi
sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa
yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi
reset meskipun clock-nya tidak bekerja.
 Port D (PD7…PD0)
Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.
Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak
terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai
masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.
 AVCC
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus
dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog
saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja9 disarankan untuk
menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc
harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
 AREF
Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC
Alamat instruksi yang akan dieksekusi senantiasa disimpan program Counter.
Ketika terjadi intrupsi atau pemanggilan rutin biasa, alamat diprogram rutin counter
disimpan terlebih dahulu di stack. Alamat intrupsi atau rutin kemudian ditulis
kedalam program Counter, instruksi kemudian di jemput dan dieksekusi. Ketika CPU
telah selesai mengeksekusi rutin intrupsi atau rutin biasa, alamat yang ada distack
dibaca dan ditulis kembali ke program counter. Berikut beberapa ciri mikrokontroler:
1. Kemampuan CPU Yang Tidak Terlalu Tinggi
Berbeda dengan CPU, umumnya mikrokontroler sederhana hanya dapat
melakukan atau memproses beberapa perintah saja, meskipun saat ini telah banyak
dibuat mikrokontroler dengan spesifikasi yang lebih canggih tapi tentunya belum
dapat menyamai kemmapuan CPU dalam memproses data dari perangkat lunak.
2. Mikrokontroler Memiliki Memori Internal Yang Kecil
Tentu bagi Anda yang sering melihat mikrokontroler, maka dapat melihat
jumlah memori internal dari mikrokontroler terbilang kecil. Umumnya sebuah
mikrokontroler hanya berisikan ukuran Bit, Byte atau Kilobyte.
3. Mikrokontroler dibekali Memori Non-Volatile
Dengan adanya memori non-volatile pada mikrokontroler maka perintah yang
telah dibuat dapat dihapus ataupun dibuat ulang, selain itu dengan penggunaan
memori non-volatile maka memngkinkan data yang telah disimpan dalam
mikrokontroler tidak akan hilang meskipun tidak disuplai oleh power supply (Catu
daya).
4. Perintah Relatif Sederhana
Dengan kemampuan CPU yang tidak terlalu tinggi maka berimbas pada
kemampuan dalam melakukan pemrosesan data yang tidak tingi pula. Meskipun
begitu, mikrokontroler terus dikembangkan menjadi canggih contohnya
mikrokontroler yangdigunakan untuk melakukan pengolahan sinyal dan sebagainya.
5. Program/Perintah Berhubungan Langsung Dengan Port I/O
Salah satu komponen utama mikrokotroler adalah Port I/O, Port input
maupun output I/O memiliki fungsi utama sebagai jalan komunikasi. Sederhanya
Port I/O membangun komunikasi antara piranti masukan dan piranti keluaran.
Gambar 2.2 Block Diagram Architecture ATMega328P
(Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66836/)
2.4 Sensor
Sensor adalah detektor yang memiliki kemampuan untuk mengukur beberapa
jenis kualitas fisik yang terjadi, seperti tekanan atau cahaya. Sensor kemudian akan
dapat mengkonversi pengukuran menjadi sinyal bahwa seseorang akan dapat
membaca. Sebagian besar sensor yang digunakan saat ini benar-benar akan dapat
berkomunikasi dengan perangkat elektronik yang akan melakukan pengukuran dan
perekaman. Sensor adalah elemen sistem yang secara efektif berhubungan dengan
proses dimana suatu variabel sedang diukur dan menghasilkan suatu keluaran dalam
bentuk tertentu tergantung pada variabel masukannya, dan dapat digunakan oleh
bagian sistem pengukuran yang lain untuk mengenali nilai variabel tersebut.
Sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran memiliki
masukan berupa nilai sebenarnya dari variabel yang sedang diukur, dan keluaran
berupa nilai variabel yang terukur. Sebagai contoh adalah sensor termokopel yang
memiliki masukan berupa temperatur serta keluaran berupa gaya gerak listrik (GGL)
yang kecil. GGL yang kecil ini oleh bagian sistem pengukuran yang lain dapat
diperkuat sehingga diperoleh pembacaan pada alat ukur. Sebagai contoh, termometer
dapat digunakan untuk memberikan nilai numerik dari temperatur pada sebuah
cairan.
Namun harus dipahami karena berbagai alasan, nilai numerik ini mungkin tidak
merepresentasikan nilai variael yang sebenarnya. Jadi dalam kasus ini sangat
mungkin terjadi eror dalam pengukuran misalnya disebabkan oleh keterbatasan
akurasi dalam kalibrasi skala, eror pembacaan karena pembacaannya jatuh diantara
dua tanda skala, atau mungkin juga eror yang muncul karena pencelupan termometer
dari cairan dingin ke cairan panas, yang menyebabkan terjadinya penurunan
temperatur cairan pada cairan panas, sehingga temperatur yang sedang diukur pun
berubah. Sensor adalah detektor yang memiliki kemampuan untuk mengukur
beberapa jenis kualitas fisik yang terjadi, seperti tekanan atau cahaya. Sensor
kemudian akan dapat mengkonversi pengukuran menjadi sinyal bahwa seseorang
akan dapat membaca. Sebagian besar sensor yang digunakan saat ini benar-benar
akan dapat berkomunikasi dengan perangkat elektronik yang akan melakukan
pengukuran dan perekaman. Dari fenomena-fenomena seperti ini lah, maka muncul
istilah-istilah atau terminologi yang menggambarkan unjuk kerja (performansi) pada
suatu sistem pengukuran dan elemen-elemen fungsionalnya seperti akurasi, eror,
jangkauan (range), presisi, repeatibility, reproduksibilitas, sensitivitas, dan stabilitas
yang nantinya akan mempengaruhi karakteristik dinamik suatu sistem pengukuran
sehingga dapat dilihat ferformansinya secara menyeluruh.
Pembahasan mengenai istilah-istilah unjuk kerja ini, akan dibahas pada tulisan
berikutnya.Sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran
terdiri dari beberapa elemen-elemen yang digunakan untuk menjalankan beberapa
fungsi tertentu. Elemen-elemen fungsional ini adalah sensor, prosesor sinyal, dan
penampil data. Elemen sistem instrumentasi yang akan mengambil keluaran dari
sensor dan mengubahnya menjadi suatu bentuk besaran yang cocok untuk tampilan
dan transmisi selanjutnya dalam beberapa sistem kontrol.
Seperti pengondisi sinyal (signal conditioner) merupakan salah satu bentuk
prosesor sinyal. Elemen terakhir pada sebuah sistem instrumentasi pengukuran
adalah penampil data. Elemen ini menampilkan nilai-nilai yang terukur dalam bentuk
yang isa dikenali oleh pengamat, seperti melalui sebuah alat penampil (display),
misalnya sebuah jarum penunjuk (pointer) yang bergerak disepanjang skala suatu
alat ukur. Selain ditampilkan, sinyal tersebut juga dapat direkam, misalnya pada
kertas perekam diagram atau pada piringan magnetik, ataupun ditransmisikan ke
beberapa sistem yang lain seperti system kontrol/kendali.
2.4.1 Sensor PH
PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen ( ) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional. Bila pH < 7 larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa.
Sensor pH adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH
(keasaman atau alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan
untuk mengukur pH zat semi-padat). Sebuah sensor pH meter khasnya terdiri dari
probe pengukuran khusus atau elektroda yang terhubung ke meteranelektronik yang
mengukur dan menampilkan pembacaan pH. Probe atau Elektroda merupakan bagian
penting dari sensor pH meter, Elektroda adalah batang seperti struktur biasanya
terbuat dari kaca. Pada bagian bawah elektroda ada bohlam, bohlam merupakan
bagian sensitif dari probe yang berisi sensor. (Ihsanto dan Hidayat. 2014)
Pada prinsipnya sistem sensor pH terdiri dari elektroda pH yang digunakan
untuk mendeteksi banyaknya ion dari suatu cairan, dan didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda
gelas yang tidak diketahui Elektroda pH yang paling modern terdiri dari kombinasi
tunggal elektroda referensi (reference electrode) dan elektroda sensor (sensing
electrode). Elektroda ini memonitor perubahan voltase yang disebabkan oleh
perubahan aktivitas ion hidrogen ( ) dalam larutan sehingga pH larutan dapat
diketahui. Pengukuran pH suatu cairan atau larutan sangat dipengaruhi oleh suhu,
dan suhu yang ideal untuk pengukuran pH adalah pada suhu 25º C. Pada umumnya
elektroda pH akan menghasilkan tegangan output yang relatif kecil yaitu 59 mV/pH
dan berbanding terbalik terhadap nilai pH. Pada pH 7 (netral) elektroda akan
menghasilkan tegangan 0 volt, semakin asam suatu larutan (pH < 7) semakin besar
nilai tegangan yang dihasilkan dan semakin basa suatu larutan (pH > 7) semakin
kecil tegangan yang dihasilkan. Modul sensor ini merupakan module yang berfungsi
untuk mendeteksi tingkat ph air yang dimana outputnya berupa tegangan analog.
Sehingga untuk mengkonversi nilai pembacaan harus dimasukan ke dalam rumus di
kode program yang dibuat.
Sebuah sensor pH meter khasnya terdiri dari probe pengukuran khusus atau
elektroda yang terhubung ke meteranelektronik yang mengukur dan menampilkan
pembacaan pH. Pada gambar 2.3 merupakan sensor pH SEN0161. Sensor pH ini
akan digunakan untuk pengukuran derajat keasaman cairan yang diuji untuk
menentukan apakah cairan dalam kondisi normal, basa, atau asam.

Gambar 2.3 Modul Sensor pH SEN0161 dan Probe


(Sumber: https://www.pinterest.com/pin/388083692882846362/)

Gambar 2.4 Konfigurasi Pin Modul Sensor pH SEN0161


(Sumber: https://www.botshop.co.za/how-to-use-a-ph-probe-and-sensor/)
2.4.2 Sensor TDS
Sensor TDS adalah alat elektronika yang digunkana untuk mengukur jumlah
zat terlarut dalam air. Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah
kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium, raksa, timbal dan klorida. Bahan kimia dapat
berupakation, anion dan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida
yang timbul dari aliran permukaan. TDS (Total Dissolved Solids) atau jumlah total
larutan padat yang terkandung di dalam air. Setiap air selalu mengandung partikel
yang terlarut yang tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan. Beberapa
padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah.
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah
rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat,
nitrat, natrium, kalium, Raksa, Timbal dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation,
anion dan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul
dari aliran permukaan.

Gambar 2.5 Sensor TDS


(Sumber: https://www.robotshop.com/en/gravity-analog-tds-sensor---meter-arduino)

Gambar 2.6 Modul Sensor TDS


(Sumber: https://www.robotshop.com/en/gravity-analog-tds-sensor---meter-arduino)
2.5 Total Dissolved Solids (TDS)
TDS (Total Dissolved Solids) atau jumlah total larutan padat yang terkandung di
dalam air. Setiap air selalu mengandung partikel yang terlarut yang tidak tampak
oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti kandungan logam misal: Besi,
Aluminium, Tembaga, Mangan dan lain-lain), maupun partikel non padatan seperti
mikroorganisme. Zat padat merupakan materi residu setelah pemanasan dan
pengeringan pada suhu 103°C-105°C. Residu atau zat padat yang tertinggal selama
proses pemanasan pada temperatur tersebut adalah materi yang ada dalam contoh air
dan tidak hilang atau menguap pada 105°C. Jumlah dan sumber materi terlarut dan
tidak terlarut yang terdapat dalam air sangat bervariasi. Jumlah dan sumber materi
terlarut dan tidak terlarut yang terdapat dalam air sangat bervariasi. Kandungan TDS
yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa
padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah.
Pada air minum, kebanyakan merupakan materi terlarut yang terdiri dari garam
anorganik, sedikit materi organik dan gas terlarut. Total zat padat terlarut dalam air
minum berada pada kisaran 20-1000 ppm.
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian,
limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium,
fosfat, nitrat, natrium, kalium, raksa, timbal dan klorida. Bahan kimia dapat
berupakation, anion dan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida
yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari
pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. TDS termasuk dalam parameter fisik di
mana konsentrasi atau jumlahnya dalam air bersih telah ditetapkan dalam Permenkes
RI No. 416/Menkes/Per/IX/ 1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Bersih. Tingginya TDS merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai
atau tidaknya air untuk penggunaan rumah tangga.(Maulana. 2017)
2.6 pH Air (Derajat Keasaman)
pH adalah derajat keasaman yang di gunakan untuk menyatakan keasaman atau
kebebasan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ph di defenisikan sebagai kologaritma
aktivitas ion hydrogen yang terlarut.
Beberapa referensi mensugestikan bahwa p berasal dari “Power” (daya), yang
lainnya merujuk pada bahasa Jerman “Potenz” (yang juga berarti daya dalam bahasa
Jerman). Pada dasarnya , nilai ph menunjukkan apakah air memiliki kandungan
padatan rendah atau tinggi. Ph dari air murni adalah 7. Secara umum, air dengan nilai
ph lebih rendah dari 7 di anggap asam dan nilai ph lebih dari 7 di anggap basa. Nilai
ph normal untuk air biasanya antara 6,5 sampai dengan 8,5. Tinggi atau rendah ph air
dipengaruhi oleh senyawa atau kandungan dalam air tersebut.

2.7 Power Supply


Power Supply merupakan sirkuit yang dikhususkan untuk mengubah arus listrik
bolak-balik menjadi arus searah. Dalam teknik elektronika, hal ini sangat banyak
digunakan untuk menghidupkan perlengkapan yang memerlukan arus searah, bukan
arus bolak-balik. Penyearahan arus dari AC ke DC ini digunakan 4 dioda sebagai
jembatan penyearahnya dan bahan-bahan lain sebagai pendukung seperti IC
regulator tegangan, kapasitor, resistor, transistor dan potensiometer. Fungsi power
supply yakni mengaliri arus listrik untuk komponen-komponen atau hardware pada
komputer dengan arus DC atau (arus searah), arus listrik yang masuk kedalam power
supply berupa arus AC (arus bolak-balik) kemudian dikonverter (dirubah) menjadi
arus DC (arus searah) kemudian disupply kedalam komponen-komponen elektronika.
Power Supply adalah perangkat elektronika yang berguna sebagai sumber
daya untuk perangkat lain. Secara umum istilah catu daya berarti suatu sistem
penyearah-filter yang mengubah ac menjadi dc murni. Sumber DC seringkali dapat
menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin
diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap
meskipun beban berubah-ubah. Energi yang paling mudah tersedia adalah arus
bolak-balik, harus diubah atau disearahkan menjadi dc berpulsa (pulsating DC), yang
selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah.
Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik, harus diubah atau
disearahkan menjadi dc berpulsa (pulsating DC), yang selanjutnya harus diratakan
atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah. Tegangan dc juga
memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian dengan sebaiknya.
Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu
pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya distabilkan. Pencatu daya tak
distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhana. Pada pencatu daya
jenis ini, tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan,
sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran.
Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika sederhana yang
tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak digunakan
pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada
penguat.
Power Supply adalah perangkat elektronika yang berguna sebagai sumber
daya untuk perangkat lain. Secara umum istilah catu daya berarti suatu sistem
penyearah-filter yang mengubah ac menjadi dc murni. Sumber DC seringkali dapat
menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin
diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap
meskipun beban berubah-ubah. Energi yang paling mudah tersedia adalah arus
bolak-balik, harus diubah atau disearahkan menjadi dc berpulsa (pulsating DC), yang
selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah.
Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme lolos balik
untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan,
beban keluaran, maupun dengung.
Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum digunakan.
Cara kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan
AC lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian
disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan di bagian
akhir ditambahkan kondensator sebagai penghalus tegangan sehingga tegangan DC
yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini tidak terlalu bergelombang. Selain
menggunakan diode sebagai penyearah, rangkaian lain dari jenis ini dapat
menggunakan regulator tegangan linier sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik
daripada rangkaian yang menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya dapat
menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 - 60 volt dengan arus antara 0 -
10 Ampere.
Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode yang
berbeda dengan pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke
dalam rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa
menggunakan bantuan transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut adalah
dengan menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz, dimana
frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang sekitar 50Hz.Pada pencatu
daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar tegangan dan arus yang
keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik. (Cholish, 2017)
2.8 LCD
LCD merupakan singkatan dari Liquid Crystal Display yang dapat digunakan
untuk menampilkan berbagai hal berkaitan dengan aktivitas mikrokontroller, salah
satunya adalah menampilkan teks yang terdiri dari berbagai karakter. LCD banyak
digunakan karena fungsinya yang bervariasi, dan juga pemrogramannya yang
mudah. Untuk dapat menghubungkan LCD dengan mikrokontroler, PORT pada
LCD perlu dihubungkan dengan PORT yang sesuai dengan PORT pada
mikrokontroler. PORT pada mikrokontroler ini tidak dapat digunakan untuk fungsi
yang lain (e.g. fungsi I/O), tetapi didekasikan khusus untuk fungsi LCD. LCD
memiliki 14 pin.
LCD (Liquid Crystal Display) atau display elektronik adalah salah satu
komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter,
huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display
elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap
front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD merupakan lapisan dari
campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium
oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca
belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul
organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen.
Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertical depan dan polarizer cahaya
horizontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan
tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen
yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin
ditampilkan. (Sarmidi, dan Rahmat, 2019)
Fungsi dari masing-masing pin pada LCD adalah pin pertama dan kedua
merupakan pin untuk tegangan supply sebesar 5 volt, untuk pin ketiga harus
ditambahkan resistor variabel 4K7 atau 5K ke pin ini sebagai pengatur kontras
tampilan yang diinginkan. Pin keempat berfungsi untuk memasukkan input command
atau input data, jika ingin memasukkan input command maka pin 4 diberikan logic
low (0), dan jika ingin memasukkan input data maka pin 4 diberikan logic high (1).
Fungsi pin ke lima untuk read atau write, jika diinginkan untuk membaca karakter
data atau status informasi dari register (read) maka harus diberi masukan high (1),
begitu pula sebaliknya untuk menuliskan karakter data (write) maka harus diberi
masukkan low.
Pada pin ini dapat dihubungkan ke ground bila tidak diinginkan pembacaan
dari LCD dan hanya dapat digunakan untuk mentransfer data ke LCD. Pin keenam
berfungsi sebagai enable, yaitu aebagai pengatur transfer command atau karakter
data kedalam LCD. Untuk menulis kedalam LCD data ditransfer waktu terjadi
perubahan dari high ke low, untuk membaca dari LCD dapat dilakukan ketika terjadi
transisis perubahan dari low ke high. Pin-pin dari nomor 7 sampai 14 merupakan data
8 bit yang dapat ditransfer dalam 2 waktu yaitu 1 kali 8 bit atau 2 kali 4 bit, pin-pin
ini akan langsung terhubung ke pin mikrokontroler sebagai input/output. Untuk pin
nomor 15-16 berfungsi sebagai backlight.

Gambar 2.7 LCD


(Sumber: https://cncstorebandung.com/lcd/)
Konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD antara lain:
1. Pin 1 dihubungkan ke Gnd
2. Pin 2 dihubungkan ke Vcc +5V
3. Pin 3 dihubungkan ke bagian tegangan potensiometer 10KOhm sebagai
pengatur kontras.
4. Pin 4 untuk membritahukan LCD bahwa sinyal yang dikirim adalah data, jika
Pin 4 ini diset ke logika 1 (high, +5V), atau memberitahukan bahwa sinyal
yang dikirim adalah perintah jika pin ini di set ke logika 0 (low, 0V).
5. Pin 5 digunakan untuk mengatur fungsi LCD. Jika di set ke logika 1 (high,
+5V) maka LCD berfungsi untuk menerima data (membaca data). Dan fungsi
untuk mengeluarkan data, jika pin ini di set ke logika 0 (low, 0V). Namun
kebanyakan aplikasi hanya digunakan untuk menerima data, sehingga pin 5
ini selalu dihubungkan ke Gnd.
6. Pin 6 adalah terminal enable. Berlogika 1 setiap kali pengiriman atau
pembaca data.
7. Pin 7 – Pin 14 adalah data 8 bit data bus (Aplikasi ini menggunakan 4 bit
MSB saja, sehingga pin data yang digunkan hanya Pin 11 – Pin 14).
8. Pin 15 dan Pin 16 adalah tegangan untuk menyalakan lampu LCD.

2.9 Arduino Uno


Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Memiliki 14
pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai
output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack
power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat
digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan
menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai
untuk menjalankannya. Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal
koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai
konverter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan chip
FTDI driver USB-to-serial. Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk
menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi
dari Arduino. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan
sebagai model referensi untuk platform Arduino. Arduino Uno adalah board
berbasis mikrokontroler pada ATMega328 .
Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan
sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack
listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung
mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber
tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya.
Board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru yaitu 1,0 pinout: tambah SDA dan SCL
pin yang dekat ke pin aref dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat ke pin
RESET, dengan IO REF yang memungkinkan sebagai buffer untuk beradaptasi
dengan tegangan yang disediakan dari board sistem.
Arduino UNO ini memiliki perbedaan dengan papan - papan Arduino yang lain,
dimana pada versi - versi Arduino sebelumnya digunakan chip FTDI USB-to-serial,
namun pada arduino UNO digunakan ATmega8U2 yang diprogram sebagai
converter USB-to- serial. Kata “UNO” merupakan bahasa Italia yang artinya adalah
satu, dan diberi nama demikian sebagai penanda peluncuran Arduino 1.0. Arduino
UNO merupakan versi yang paling baru hingga saat ini dari kelompok papan arduino
USB. Arduino UNO bersama dengan Arduino 1.0 selanjutnya menjadi acuan untuk
pengembangan Arduino versi selanjutnya. Pengembangannya, sistem akan lebih
kompatibel dengan Prosesor yang menggunakan AVR, yang beroperasi dengan 5V
dan dengan Arduino Karena yang beroperasi dengan 3.3V. Yang kedua adalah pin
tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan pengembangannya. Uno Arduino
dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber
listrik dipilih secara otomatis. Eksternal (nonUSB) daya dapat datang baik dari AC-
DC adaptor atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan cara
menghubungkannya plug pusat-positif 2.1mm ke dalam board colokan listrik.

2.10 ESP8266
ESP8266 adalah chip WiFi berbiaya rendah dengan kemampuan mengatur
TCP/IP dan MCU (unit mikrokontroler) yang diproduksi oleh produsen China yang
berbasis di Shanghai, Espressif Systems. Chip tersebut pertama kali mendapat
perhatian para pembuat Barat pada Agustus 2014 dengan modul ESP-01, dibuat oleh
produsen pihak ketiga, Ai-Thinker. Modul kecil ini memungkinkan mikrokontroler
untuk terhubung ke jaringan WiFi dan membuat koneksi TCP/IP sederhana
menggunakan perintah gaya Hayes. Modul ESP 8266 membutuhkan input tegangan
dengan range 3.3 volt, namun konsumsi dayanya tinggi. Jika tegangan yang masuk
kurang atau lebih dari range yang ditentukan maka modul tidak akan aktif atau
kondisi yang lebih buruk lagi yaitu menjadi rusak. Arus listrik yang dibutuhkan
cukup tinggi, sehingga kita perlu menggunakan arus 1 A. (Samsugi, dkk. 2018)
Namun, pada saat itu hampir tidak ada dokumentasi berbahasa Inggris
tentang chip dan perintah yang diterimanya. Harga yang sangat rendah dan fakta
bahwa hanya ada sedikit komponen eksternal pada modul yang memberi kesan
bahwa pada akhirnya volume bisa sangat murah, menarik banyak hacker untuk
mengeksplorasi modul, chip, dan perangkat lunak di dalamnya, dan juga untuk
menerjemahkan dokumentasi Cina. Pengaturan awal modul ESP8266 dapat
menggunakan AT Command yang dikirim dari Arduino menggunakan komunikasi
serial. Penggunaan AT Command dapat memberikan kemudahan untuk mengetahui
kekuatan sinyal dari terminal, mengirim pesan, menambahkan item, mematikan
terminal, mendapatkan IP address dan lain -lain. Fitur - fiturnya antara lain:
 Processor: L106 32-bit RISC microprocessor core based on the Tensilica Xtensa
Diamond Standard 106 Micro running at 80 MHz
 64 KiB of instruction RAM, 96 KiB of data RAM
 External QSPI flash: 512 KiB to 4 MiB* (up to 16 MiB is supported)
 IEEE 802.11 b/g/n WiFi
1.Integrated TR switch, balun, LNA, power amplifier and matching network
2. WEP or WPA/WPA2 authentication, or open networks
 16 GPIO pin
 SPI
 Software implementation
 I²S interfaces with DMA (sharing pins with GPIO)
 UART on dedicated pins, plus a transmit only UART can be enabled on GPIO2
 10 bit ADC (successive approximation ADC)
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Metodologi Perancangan


3.1.1 Tahap Persiapan
Pada sub bab ini penulis memaparkan persiapan analisis permasalahan yang
diangkat dan dirancang menjadi sebuah alat yang disajikan diawal dengan diagram
blok serta dipaparkan juga perancangan sistem yang akan dibangun,baik yang berupa
perangkat keras ataupun perangkat lunak, dan cara melakukan pengujian.

3. 1.2 Tahap Pembuatan Sistem


Pada tahap Pembuatan sistem penulis memaparkan bagaimana perancangan
pembuatan sistem,baik mulai dari peracangan rangkaian,hingga menyelesaikan
perancangan alat secara keseluruhan.Sehingga dapat melalukan pengujian nantinya.

3. 1.3 Tahap Pengukuran, Analisis dan Kesimpulan


Analisis masalah adalah mengidentifikasi sebuah masalah, guna untuk memperoleh
informasi agar dapat dipecahkan atau deselesaikan. Data-data yang telah diperoleh
dari pengujian sensor kemudian dilakukan analisa baik dari sensor pH dan sensor
TDS. Data analisa yang diperoleh adalah data saat alat digunakan pada pengujian
yang telah dibuat,dan melakukan perbandingan dengan alat standar.

27
3.2 Diagram Blok Sistem
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini, maka
sistem perancangan alat ini dibuat berdasarkan diagram blok dimana tiap blok mempunya
dungsi dan cara kerja tertentu. Dalam tugas akhir ini sistem terdiri diagram blok yang terlihat
pada gambar 3.1

PSA LCD

SENSOR
TDS MIKROKONTROLER
ATMega328
ESP8266
SENSOR
pH
Android

Gambar 3.1 Diagram Blok


Sistem yang telah dirancang mampu terkoneksi dengan android melalui
ESP8266 dengan mengambil data melalui pembacaan sensor. ESP8266 adalah modul
wifi yang berfungsi sebagai perangkat tambahan mikrokontroler seperti arduino agar
dapat terhubung langsung dengan wifi dan membuat koneksi TCP/IP. Sensor pH
adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur pH atau keasaman air. Sensor TDS
adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur tds yang terkandung didalam air. Hasil
yang diukur oleh sensor-sensor tersebut kemudian akan diproses oleh
mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan yaitu mikrokontroler ATMega328
yang berfungsi sebagapi pengolah data dimana datanya akan dikirimkan oleh sensor
untuk dapat mengendalikan seluruh system. Kemudian data yang sudah diproses
akan ditambilkan di LCD dan juga data tersebut akan dikirim diandroid melalui
modul wifi yaitu ESP8266 yang dapat kita lihat diapplikasi blink . Power supply
adalah sumber tegangan yang akan mensupply proses kinerja dari sistem.
3.3 Perancagan Rangkaian
3.3.1 Rangkaian Mikrokontroler ATMega328
Rangkaian ini merupakan otak dari alat yang dibuat. Rangkaian ini
menggunakan mikrokontroler ATMega328 sebagai pusat dari pemrosesan data.
Berikut gambar rangkaian yang digunakan pada alat ini:

Gambar 3.2 Skematik Rangkaian Mikrokontroler

Rangkaian ini terbagi atas 2 bagian utama, yaitu rangkaian minimum


mikrokontroler ATMega328 dan rangkaian komunikasi mikrokontroler. Rangkaian
minimum mikrokontroler terdiri dari rangkaian Reset yang dibentuk oleh R1, dan
kemudian rangkaian pembangkit clock yang terdiri dari kristal Q1 dan 2 buah
kapasitor C1 dan C2. Konektor J1 digunakan sebagai jalur pengisian bootloader
mikrokontroler. C3 digunakan sebagai filter tegangan yang masuk ke mikrokontroler.
LED1 diperlukan sebagai indikator ada atau tidaknya tegangan pada mikrokontroler
Ketika sudah dihubungkan ke power supply. LED2 digunakan sebagai sarana
pengujian rangkaian ketika rangkaian sudah dibuat.
Bagian lainnya adalah bagian komunikasi. Rangkaian ini digunakan sebagai
jalur untuk memasukkan program ke memori mikrokontroler. Rangkaian ini
dibangun dari IC CH340G yang merupakan konverter komunikasi USB ke UART-
TTL. Ini diperlukan agar mikrokontroler yang hanya mempunyai fasilitas
komunikasi serial UART-TTL dapat berkomunikasi dengan PC yang mempunyai
fasilitas port USB. Sebagai pembangkit clock pada rangkaian komunikasi ini,
digunakan kristal Q2, dan C4, C5. Jika led yang terhubung pada pin 4 sudah dapat
berkedip dengan jeda 1 detik ketika program tersebut dieksekusi mikrokontroler,
maka dapat dikatakan rangkaian mikrokontroler yang dibuat sudah dapat bekerja
dengan normal.
3.3.2 Rangkaian LCD
Pada alat ini, display yang digunkan adalah LCD ( Liquid Cristal Display).Pada
blok ini tidak ada tambahan komponen karena mikrokontroler dapat langsung
menerima data langsung ke LCD Berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang
digunakan pada alat yang dibuat:

Gambar 3.3 Skematik Rangkaian LCD


Rangkaian ini dibangun dari sebuah IC PCF8574T yang berperan untuk
mengkonversi perintah yang didapat melalui komunikasi I2C menjadi logika digital
di tiap pin outputnya (P0 s.d. P7). Logika – logika digital tersebut lah yang menjadi
logika untuk mengaktifkan LCD. Dengan demikian, untuk mengendalikan LCD,
mikrokontroler hanya membutuhkan 2 pin yaitu pin SDA dan SCL. Pin 1,2, dan 3
dari IC PCF8574T dihubungkan pada resistor pull-up yang mengakibatkan logikanya
selalu bernilai 1. Sesuai dengan datasheet IC ini, jika di pin-pin tersebut diberika
logika 1, maka address untuk pemrograman ic ini akan menjadi 0x27. Trimpot R4
digunakan untuk mengatur kontras dari karakter yang muncul pada saat LCD
dinyalakan.
3.3.3 Rangkaian Sensor pH
Pada prinsipnya, modul sensor PH ini akan mengukur PH dari 0 hingga 14. Pada
PH = 0, diharapkan tegangan output modul sensor ini adalah 0 V dan pada saat PH =
14, tegangan output yang diharapkan adalah 5V sesuai dengan rentang input analog
dari mikrokontroler yang digunakan. Agar hasil tersebut dapat diperoleh, maka
diperlukan kalibrasi tegangan output pada sensor ini. Untuk mengkalibrasi sensor
tersebut, dilakukan Langkah sebagai berikut:
a. Probe pada rangkaian ini dilepas terlebih dahulu dari rangkaian.
b. Rangkaian dihubungkan pada catu daya 5V.
c. Pin BNC pada probe dihubung
d. Dilakukan pengukuran tegangan pada pin P0 rangkaian Sensor PH
e. Trimpot adjust pada rangkaian diputar agar tegangan output yang diukur
menunjukkan 2,5V DC.

Gambar 3.4 Skematik Rangkaian Sensor pH


Sensor ini akan merubah pH larutan yang ada probenya menjadi tegangan analog.
Besar teganganan alog pada output dari rangkaian ini akan dideteksi oleh
mikrokontroler. Kaki 1 sensor pH dihubungkan ke GND, kaki 2 dihubungkan ke
mikrokontroler dan kaki 3 dihubungkan ke LCD. Modul sensor yang digunakan
adalah modul SEN0161. Berikut gambar modul sensor dan table koneksi modul
sensor pH SEN0161 dan mikrokontroler yang digunakan.
3.3.4 Rangkaian Sensor TDS
Agar mengukur jumlah zat padat yang terlarut dalam 1 liter larutan, maka
mikrokontroler dihubungkan kemodul sensor TDS. Modul sensor TDS ini
merupakan modul sensor TDS yang diproduksi oleh Gravity. Modul ini akan
menghitung jumlah zat padat yang terlarut pada cairan dan mengubahnya menjadi
tegangan agar dapat dibaca oleh mikrokontroler. Berikut merupakan gambar modul
yang digunakan pada alat ini, serta table koneksi antara modul sensor TDS dan
rangkaian mikrokontroler yang digunakan pada alat ini.

Gambar 3.5 Skematik Rangkaian Sensor TDS


3.3.5 Rangkaian Power Supply
Agar alat dapat digunakan, maka dibutuhkan sebuah catu daya yang memberikan
daya pada seluruh rangkaian. Sensor, display dan mikrokontroler umumnya
menggunakan tegangan 5V DC agar dapat bekerja. Untuk itu dibangun sebuah
sistem power supply yang mempunyai output 5V DC. Berikut merupakan rangkaian
power supply yang digunakan pada alat ini:

Gambar 3.6 Skematik Rangkaian PSA

Rangkaian ini dibangun dari IC LM2576 yang merupakan ic converter penurun


tegangan. Rangkaian jenis ini dipilih karena lebih efisien dibanding dengan linear
regulator biasa. LM2576 merupakan IC regulator switching yang mampu
memberikan arus 3A pada tegangan 5V. Regulator jenis ini hanya memerlukan
sedikit komponen tambahan untuk dapat dioperasikan.
3.3.6 Rangkaian ESP8266-01
Untuk menguhubungkan rangkaian mikrokontroler ke jaringan internet,
digunakan modul ESP8266-01. Modul ini dapat dikontrol menggunakan protocol
AT Command melalui port UART pada mikrokontroler yang digunakan. Modul
ESP8266-01 ini bekerja pada supply tegangan 3,3V DC. Untuk itu diperlukan
regulator tegangan supply 3,3V untuk mensupply daya pada rangkaian ini. Regulator
yang digunakan adalah AMS1117 yang akan meregulasi tegangan input 5V menjadi
3,3V untuk di supply ke modul ESP8266-01. Berikut merupakan skematik rangkaian
yang digunakan pada alat ini:

Gambar 3.7 Skematik Rangkaian ESP8266-01


Untuk jalur komunikasi modul ESP8266-01 dengan mikrokontroler juga
diperlukan sebuah rangkaian pengubah level tegangan 5V ke 3,3V. Hal ini
dikarenakan batas maksimum tegangan logika HIGH yang diperbolehkan pada
modul ini adalah 3,3V. Rangkaian pengubah level tegangan 5V ke 3,3V tersebut
dibentuk dari transistor BSS138 yang dioperasikan sebagai transistor switching.
Dengan demikian, jika inputnya diberikan logika 1 (5V DC), maka outputnya akan
menjadi logika 1 dengan tegangan 3.3V DC. Demikian pula jika logika inputnya
adalah 0 (0 V DC), maka outputnya juga bernilai 0 (0 V DC).
Sesuai gambar diatas, pin Drain Q1 (pin RX_UC) dihubungkan ke pin Rx pada
port UART mikrokontroler yang digunakan. Pin Drain Q2 (pn TX_UC) dihubungkan
ke pin Tx pada port UART mikrokontroler yang digunakan. Melalui kedua pin inilah
mikrokontroler akan berkomunikasi dengan modul ESP8266-01.
3.4 Perancangan Perangkat Lunak
3.4.1 Arduino AVR
Arduino AVR merupakan software C-cross compiler, dimana program dapa
ditulis menggunakan bahasa C.Dengan menggunakan pemrograman bahasa C
diharapkan waktu disain (developing time) akan menjadi lebih singkat. Setelah
program dalam bahasa C ditulis dan dilakukan kompilasi tidak terdapat kesalahan
(error) maka proses download dapat dilakukan. Mikrokontroler AVR mendukung
sistem download secara In Sistem Programming (ISP). Untuk selanjutnya fasilitas-
fasilitas lainnya dapat disetting sesuai kebutuhan dari pemrograman.Mikrokontroller
328P dapat diprogram dengan software Arduino (Unduh perangkat lunak Arduino).
Pilih “Arduino Diecimila, Duemilanove, atau Nano w/ ATmega168 ” or “Arduino
Duemilanove atau Nano w/ ATmega328” melalui menu Tools > Board (sesuaikan
dengan jenis mikrokontroler yang anda miliki).
ATmega168 dan ATmega328 pada Arduino Nano sudah dipaket preburned
dengan bootloader yang memungkinkan Anda untuk meng-upload kode baru tanpa
menggunakan programer hardware eksternal. Hal ini karena komunikasi yang terjadi
menggunakan protokol asli STK500. Anda juga dapat melewati (bypass) bootloader
dan program mikrokontroler melalui pin header ICSP (In-Circuit Serial
Programming) menggunakan Arduino ISP atau yang sejenis.

Gambar 3.8 Tampilan Jendela Arduino


3.5 Pengujian Rangkaian dan Pengukuran Hasil Sistem
Pengujian alat dilakukan dengan menggunakan sampel air PDAM yang
dilakukan 6 kali percobaan. Pada pengujian alat didapat data sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor pH pada Air PDAM
Waktu pH
15.00 6,89
15.30 6,89
16.00 6,90
16.30 6,91
17.00 6,95
17.30 6,98

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor TDS pada Air PDAM
Waktu TDS
15.00 76,17
15.30 75,88
16.00 75,94
16.30 76,62
17.00 75,97
17.30 76,42

Pengujian alat dilakukan dengan menggunakan sampel air sumur bor yang dilakukan
6 kali percobaan. Pada pengujian alat didapat data sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor pH pada Air Sumur Bor
Waktu pH
15.00 6,87
15.30 6,87
16.00 6,89
16.30 6,90
17.00 6,93
17.30 6,94
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Menggunakan Sensor TDS pada Air Sumur Bor
Waktu TDS
15.00 76,17
15.30 76,88
16.00 76,94
16.30 77,62
17.00 77,97
17.30 78,42
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGUKURAN

4.1 Analisis Hasil Pengukuran dan Pembandingan dengan Hasil Alat Standar
Untuk membandingkan hasil yang telah diukur dengan alat standar maka
digunkan alat pembading yaitu pH meter dan juga TDS meter. Setelah dibandingkan
maka dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pembandingan Hasil Pengukuran pH Air PDAM dengan Alat Standar
Waktu pH pH Meter
15.00 6,89 7,0
15.30 6,89 7,0
16.00 6,90 7,0
16.30 6,91 7,0
17.00 6,95 7,1
17.30 6,98 7,2

Tabel 4.2 Pembandingan Hasil Pengukuran TDS Air PDAM dengan AlatStandar
Waktu TDS TDS Meter
15.00 76,17 75
15.30 75,88 75
16.00 75,94 75
16.30 76,62 76
17.00 75,97 76
17.30 76,42 77

38
Tabel 4.3 Pembandingan Hasil Pengukuran pH Air Sumur Bor dengan Alat Standar
Waktu pH pH Meter
15.00 6,87 6,90
15.30 6,87 6,90
16.00 6,89 7,0
16.30 6,90 7,0
17.00 6,93 7,1
17.30 6,94 72

Tabel 4.4 Pembandingan Hasil Pengukuran TDS Air Sumur Bor dengan Alat Standar
Waktu TDS TDS Meter
15.00 76,17 75
15.30 76,88 76
16.00 76,94 76
16.30 77,62 77
17.00 77,97 77
17.30 78,42 78

Dari pengujian diatas maka saat alat di hidupkan maka sistem akan mengukur
sampel yang sudah ditentukan dengan sensor yang digunakan ,setelah sampel sudah
diukur atau dideteksi dengan menggunakan sensor pH dan sensor TDS kemudian
diteruskan mengirim data ke sistem. Data tersebut akan dikirim ke android melalui
modul wifi ESP8266.
4.2 Pengukuran Ralat Kalibrasi
Tabel 4.5 Pengukuran Ralat Sensor pH pada Air PDAM
Waktu pH pH Meter %Ralat
15.00 6,89 7,0 1,5
15.30 6,89 7,0 1,5
16.00 6,90 7,0 1,4
16.30 6,91 7,0 1,2
17.00 6,98 7,1 1,6
17.30 7,0 7,2 2,7
Tabel 4.6 Pengukuran Ralat Sensor TDS pada Air PDAM
Waktu TDS TDS Meter %Ralat
15.00 76,17 75 1,56
15.30 75,88 75 1,17
16.00 75,94 75 1,25
16.30 76,62 76 0,81
17.00 75,60 76 0,52
17.30 76,42 77 0,75

Persentase ralat pengukukan pH pada air PDAM dapat dihitung sebagai berikut:

| |

| |

| |

| |

| |

| |

Persentase ralat pengukukan TDS pada air PDAM dapat dihitung sebagai berikut:

| |

| |

| |

| |

| |

| |
Tabel 4.7 Pengukuran Ralat Sensor pH pada Air Sumur Bor
Waktu pH pH Meter %Ralat
15.00 6,87 6,90 0,43
15.30 6,87 6,90 0,43
16.00 6,89 7,0 1,57
16.30 6,90 7,0 1,42
17.00 6,93 7,1 2,39
17.30 6,94 7,2 3,61

Tabel 4.8 Pengukuran Ralat Sensor TDS pada Air Sumur Bor
Waktu TDS TDS Meter %Ralat
15.00 76,17 75 1,56
15.30 76,88 76 1,15
16.00 76,94 76 1,23
16.30 77,62 77 0,80
17.00 77,97 77 1,25
17.30 78,42 78 0,53

Persentase ralat pengukukan pH air sumur bor dapat dihitung sebagai berikut:

| |

| |

| |

| |

| |

| |
Persentase ralat pengukukan TDS air sumur bor dapat dihitung sebagai berikut:

| |

| |

| |

| |

| |

| |
BAB V
Penutup
4.1 Kesimpulan
Dari perancangan dan pembuatan sistem monitoring kualitas air menggunakan
sensor ph dan kadar mineral , maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari pengukuran pH yang diukur oleh alat nilai rata-rata dari 6 kali
dilakukannya percobaan yaitu 6.92. Standar pH air yang ditentukan oleh
dinas kesehatan yang dibisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yaitu
6,5-8,5. Dari pengukuran TDS yang diukur oleh alat nilai rata-rata dari 6 kali
dilakukannya percobaan yaitu 76.105. Standar TDS air yang ditentukan oleh
dinas kesehatan yang dibisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
maksimal 1000 ppm. Maka air yang di monitoring oleh alat ini bisa
digunakan oleh untuk kehidupan sehari-hari.
2. Mikrokontroler ATMega328P merupakan otak dari alat yang dibuat dan juga
sebagai pusat dari pemrosesan data yang nantinya data yang diperoleh akan
dikirim ke android melalui modul wifi ESP8266. Mikrokontroler
ATMega328P yang digunakan pada alat ini berjalan dengan baik.
3. Sensor ph yang digunakan dalam pembuatan alat ini yang berfungsi untuk
mengukur ph atau derajat keasaaman dalam air. Sedangkan sensor TDS yang
digunakan dalam alat ini berfungsi untuk mengukur kadar nineral air atau
jumlah zat padar terlarut yang terdapat didalam air. Kemudian Nilai yang
diukur oleh sensor pH dan TDS akan diproses oleh mikrokontroler yang
akan dikirim ke android melalui modul wifi ESP8266

43
5.2. Saran

1. Untuk membuat alat selanjutnya agar mengkaji lebih banyak sumber maupun
referensi
2. Untuk pembuat alat selanjutnya diharapkan agar lebih menggunakan sensor
yang kualitas yang lebih baik
3. Untuk pembuat alat selanjutnya diharapkan agar alat ini mampu sistem
monitoring kualitas air menggunakan sensor yang diperlukan
Daftar Pustaka

Ardiansyah.2016. Sistem Monitoring Air Layak Konsumsi Berbasis Arduino. Skripsi.


Makasar: Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Cholish, Rimbawati, dan Hutasuhut, A.A. 2017. Analisa Perbandingan Switch Mode
Power Supply (SMPS) dan Transformator Linear Pada Audio Amplifier. Vol:1.
No:2. Hal:92.
Ihsanto, Eko dan Hidayat, Sadri. 2014. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Ph
Meter Dengan Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno.Vol:5. No:3.
Hal:131.
Irwanto, dan Ketut. 2015. Pengolahan Air. Bali: TUVRheinland.
Laumal, F. 2017. Implementasi Mikrokontroler Atmega328 Di Bidang Pertanian
Dan Industri. Yogyakarta: Penerbit Samudera Biru.
Maulana, Inan. 2017. Perancangan Alat Pendeteksi Kualitas Air Minum
Menggunakan Elektrolisis Dan Konduktivitas Berbasis Arduino Uno. Tugas
Akhir. Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY.
Nadi, M.R.G, Ruskandi. C, dan Pamungkas, R.S. 2019. Desain Sistem Deteksi
Kualitas Air Berbasi Multi Sensor Ph, Dissolved Oxygen, Suhu Dan
Konduktivitas. Vol:5. No:1. Hal:49
KEMENKES. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No.32 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum. Jakarta: Republik Indonesia
Samsugi. S, Ardiansyah, dan Kastutara, D. 2018. Arduino Dan Modul Wifi Esp8266
Sebagai Media Kendali Jarak Jauh Dengan Antarmuka Berbasis Android.
Vol:12. No:1. Hal:24.
Sarmidi, dan Rahmat, S.I. 2019. Sistem Peringatan Dini Banjir Menggunakan Sensor
Ultrasonik Berbasis Arduino UnoI. Vol:3. No:1. Hal:33.
Susanto, B.I, Hardiansyah, Siregar. P, dan Pardede, S.O. 2012. Air Bagi
Kesehatan.Jakarta: Central Comunications.
Zamora, R, Harmadi, dan Wildian. 2015. Perancangan Alat Ukur Tds (Total
Dissolved Solid)Air Dengan Sensor KonduktivitasSecara Real Time. Vol:7.
No:1. Hal:11-15.

45
LAMPIRAN
Gambar keseluruhan Alat
PROGRAM ALAT

#define BLYNK_PRINT Serial

#include <EEPROM.h>

#include <GravityTDS.h>

#include <OneWire.h>

#include <DallasTemperature.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <SoftwareSerial.h>

#include <ESP8266_Lib.h>

#include <BlynkSimpleShieldEsp8266.h>

#define ONE_WIRE_BUS 13

#define tdsPin A1

#define pHpin A0

#define ESP8266_BAUD 9600

#define EspSerial Serial1

GravityTDS gravityTds;

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);

DallasTemperature DS18B20(&oneWire);

//LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4);


SoftwareSerial EspSerial(2,3);

ESP8266 wifi(&EspSerial);

char auth[] = "qxb9DOTpSZsmBC1tUREMS64DKBfJha5W";

char ssid[] = "rahel";

char pass[] = "baringbing";

float temperature = 0.00, tdsValue = 0.00;

float pHVal = 0.00, pHCal = 19.00, b = 0.00, pHVol = 0.00;

int pHsensVal = 0, buf[10], temp;

unsigned long int pHavgVal;

void setup(){

Serial.begin(9600);

EspSerial.begin(ESP8266_BAUD);

delay(50);

lcd.init();

lcd.backlight();

lcd.clear();

/*

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("TDS: ppm");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("pH : ");

*/
lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("TDS: ppm");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("pH : ");

lcd.setCursor(0,2);

lcd.print("Suhu: C");

Blynk.begin(auth,wifi,ssid,pass);

DS18B20.begin();

gravityTds.setPin(tdsPin);

gravityTds.setAdcRange(1024);

gravityTds.begin();

void loop(){

DS18B20.requestTemperatures();

temperature = DS18B20.getTempCByIndex(0);

gravityTds.setTemperature(temperature);

gravityTds.update();

tdsValue = gravityTds.getTdsValue();

getpH();

Blynk.virtualWrite(V1, String(pHVal,2));
Blynk.virtualWrite(V2, String(tdsValue,0));

Blynk.virtualWrite(V3, String(temperature, 2));

lcd.setCursor(5,0);

lcd.print(" ");

lcd.setCursor(5,0);

lcd.print(tdsValue);

lcd.setCursor(5,1);

lcd.print(" ");

lcd.setCursor(5,1);

lcd.print(pHVal);

lcd.setCursor(5,2);

lcd.print(" ");

lcd.setCursor(5,2);

lcd.print(temperature);

Serial.print("pH Cairan: ");

Serial.print(pHVal);

Serial.print(" ");

Serial.print("Suhu Cairan: ");

Serial.print(temperature);

Serial.print(" C ");

Serial.print("TDS: ");

Serial.print(tdsValue,0);

Serial.println(" ppm");
Blynk.run();

delay(1000);

void getpH(){

for(int i=0; i<10; i++){

buf[i] = analogRead(pHpin);

delay(30);

for(int i=0; i<9; i++){

for(int j=i+1; j<10; j++){

if(buf[i]>buf[j]){

temp = buf[i];

buf[i] = buf[j];

buf[j] = temp;

pHavgVal = 0;

for(int i=2; i<8; i++){

pHavgVal += buf[i];

pHVol = (float)pHavgVal * 5.0 / 1024 / 6;

pHVal = -5.70 * pHVol + pHCal;

}
Datasheet Sensor pH SEN0161

Contents
1 Introduction
2 Specification
3 Precautions
4 pH Electrode Characteristics
5 Usage
5.1 Connecting Diagram
5.2 Method 1. Software Calibration
5.3 Method 2. Hardware Calibration through potentiometer
6 FAQ
Introduction
Need to measure water quality and other parameters but haven't got any low cost pH
meter? Find it difficult to use with Arduino? Here comes an analog pH meter,
specially designed for Arduino controllers and has built-in simple, convenient and
practical connection and features. It has an LED which works as the Power Indicator,
a BNC connector and PH2.0 sensor interface. You can just connect the pH sensor
with BNC connector, and plug the PH2.0 interface into any analog input on Arduino
controller to read pH value easily.
Specification:

SEN0161 dimension
Module Power: 5.00V
Circuit Board Size: 43mm×32mm
pH Measuring Range: 0-14
Measuring Temperature: 0-60 celcius
Accuracy: ± 0.1pH (25 celcius)
Response Time: ≤ 1min
pH Sensor with BNC Connector
PH2.0 Interface ( 3 foot patch )
Gain Adjustment Potentiometer
Power Indicator LED
Datasheet Mikrokontroler ATMega328P
● High performance, low power AVR® 8-bit microcontroller
● Advanced RISC architecture
● 131 powerful instructions – most single clock cycle execution
● 32 x 8 general purpose working registers
● Fully static operation
● Up to 16MIPS throughput at 16MHz
● On-chip 2-cycle multiplier
● High endurance non-volatile memory segments
● 32K bytes of in-system self-programmable flash program memory
● 1Kbytes EEPROM
● 2Kbytes internal SRAM
● Write/erase cycles: 10,000 flash/100,000 EEPROM
● Optional boot code section with independent lock bits
● In-system programming by on-chip boot program
● True read-while-write operation
● Programming lock for software security
● Peripheral features
● Two 8-bit Timer/Counters with separate prescaler and compare mode
● One 16-bit Timer/Counter with separate prescaler, compare mode, and capture
mode
● Real time counter with separate oscillator
● Six PWM channels
● 8-channel 10-bit ADC in TQFP and QFN/MLF package
● Temperature measurement
● Programmable serial USART
● Master/slave SPI serial interface
● Byte-oriented 2-wire serial interface (Phillips I2C compatible)
● Programmable watchdog timer with separate on-chip oscillator
● On-chip analog comparator
● Interrupt and wake-up on pin change
● Special microcontroller features
● Power-on reset and programmable brown-out detection
● Internal calibrated oscillator
● External and internal interrupt sources
● Six sleep modes: Idle, ADC noise reduction, power-save, power-down, standby,
and extended standby
DataSheet Sensor TDS
TDS (Total Dissolved Solids) indicates how many milligrams of soluble
solids are dissolved in one liter of water. In general, the higher the TDS value, the
more soluble solids are dissolved in water, and the less clean the water is. Therefore,
the TDS value can be used as one reference point for reflecting the cleanliness of
water. A TDS pen is a widely used peice of equipment to measure TDS value. The
price is affordable, and it is easy to use, however commonly it is not able to transmit
data to a control system for online monitoring of water quality. In general
professional instruments have high accuracy and can send data to the control system,
but the price is expensive for the ordinary person. To this end, we have launched an
analog TDS sensor kit which is compatible with Arduino, plug and play, and is easy
to use. Matching with Arduino controller, you can build a TDS detector easily to
measure the TDS value of liquid without needing to purchase expensive equipment.
This product supports 3.3 ~ 5.5V wide voltage input, and 0 ~ 2.3V analog
voltage output, which makes it compatible with 5V or 3.3V control systems or
boards. The excitation source is AC signal, which can effectively prevent the probe
from polarization and prolong the life of the probe, meanwhile can help increase the
stability of the output signal. The TDS probe is waterproof, it can be immersed in
water for long time measurement.This product can be used in water quality
application, such as domestic water analysis and hydroponics. With this product, you
can easily DIY a TDS detector to reflect the cleanliness of water to protect your
health!
Attention:
1.The probe can not be used in water above 55 degrees centigrade.
2.The probe can not be left too close to the edge of the container, otherwise it will
affect the reading.
3.The head and the cable of the probe are waterproof, but the connector and the
signal transmitter board are not waterproof. Please be careful.
Specification:
 Signal Transmitter Board
 Input Voltage: 3.3 ~ 5.5V
 Output Voltage: 0 ~ 2.3V
 Working Current: 3 ~ 6mA
 TDS Measurement Range: 0 ~ 1000ppm
 TDS Measurement Accuracy: ± 10% F.S. (25 ℃)
 Module Size: 42 * 32mm
 Module Interface: PH2.0-3P
 Electrode Interface: XH2.54-2P
 TDS probe
 Number of Needle: 2
 Total Length: 83cm
 Connection Interface: XH2.54-2P
 Colour: Black
 Other: Waterproof Probe

Anda mungkin juga menyukai