Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Azril Nurjaman

NIM : 5009210087
SEMESTER/KELAS : 2D
MATA KULIAH : Dasar Budidaya Tanaman
DOSEN PENGAMPU : Anisa Puspitasari S.P. M.P.

JAWABAN UJIAN :
1. Dalam pembangunan pertanian terdapat tiga tahap, yaitu: pertanian tradisional (pertanian
subsisten), penganekaragaman produk pertanian, dan pertanian modern.
2. Dari segi ekonomi menguntungkan, Dari segi sosial tidak bertentangan, secara teknis
dimungkinkan, Tidak merusak sumber daya alam lingkungan
3. Adanya informasi dan pengembangan sistem database distribusi pangan. Sehingga menghasilkan
pangan dalam kondisi tepat jumlah dan tepat waktu sesuai dengan pola kebutuhan masyarakat.
Menggunakan metode tanam polikultur, sehingga jika satu komoditas harganya rendah, maka
masih ada komoditas lain yang menjadi andalan. Misalnya, ketika harga cabai hari ini anjlok.
Masih ada kentang dengan harga yang stabil. Terdapat fasilitas gudang yang dapat membantu
petani menyimpan hasil panen agar bertahan lama. Dengan ini dapat mengatasi penurunan harga
di pasar akibat melimpahnya hasil panen. Hasil panen dapat disimpan di gudang dan dijual dengan
harga yang tinggi untuk petani. Adanya manajemen pemasaran yang terpusat. Distribusi yang
dilakukan terpusat bertujuan untuk mengontrol dan menghindari kelangkaan produk pertanian.
Mengolah hasil panen menjadi produk yang siap konsumsi. Penanganan yang tidak tidak baik
dapat menyebabkan kerusakan sehingga akan menurunkan nilai jual. Oleh karena itu, perlunya
teknik pengolahan produk pertanian. Dan diharapkan dapat mengurangi kerusakan hasil pertanian
dan dapat memperoleh nilai jual yang jauh lebih tinggi. Seperti yang telah dilakukan oleh salah
satu petani milenial asal Bandung Barat, bernama Rici Solihin yang mengolah paprika menjadi
bubuk paprika. Dengan teknik pengolahan tersebut produk pertanian bisa bertahan lama. Serta
dapat memanfaatkan produk berkualitas rendah menjadi produk bernilai tinggi. Selain itu, Kang
Rici menggunakan Encomotion untuk membantu proses produksi paprika menjadi lebih
menguntungkan.
4. klasifikasi sejarah perkembangan pertanian:
a) Pemburu dan Pengumpul, Suatu masyarakat yang metode bertahan hidup utamanya ialah
memburu atau mengumpulkan secara langsung binatang dan tumbuh-tumbuhan liar yang
dapat dimakan, tanpa usaha-usaha yang nyata untuk membudidayakannya (domestikasi)
terlebih dahulu. Umumnya para pemburu-pengumpul memperoleh sebagian besar
pencahariannya dari hasil pengumpulan dibandingkan dengan berburu, yaitu sekitar 80%
dari makanan yang diperoleh, dimana garis batas antara masyarakat pemburu-pengumpul
dengan jenis masyarakat lainnya yang lebih mengandalkan makanannya pada kegiatan
domestikasi (pertanian dan peternakan).
b) Pertanian Primitif, Pertanian primitf adalah pertanian yang sifatnya masih sangat
sederhana. Kesederhanaan ini nampak dalam tujuan, peralatan, cara, dan hasil pertanian.
Tujuan pertanian primitif dikatakan sangat sederhana karena para petani bercocok tanam
hanya untuk memenuhi kebutuhan mempertahankan hidup (pangan), berorientasi
memenuhi kebutuhan sesaat, atau tidak berfikir untuk kebutuhan jangka panjang. Cara
bertani pertanian primitif dilaksanakan dengan membakar lahan liar untuk dibuat ladang.
Lahan tersebut kemudian diolah dengan cangkul dan ditanami bibit tanaman seperti ubi
kayu, talas, jagung, dan lain-lain. Pengolahan tanah pada pertanian promitif dikerjakan
dengan langsung membuat lubang-lubang tanam atau dengan membalikkan tanah dan baru
membuat lubang-lubang tanam.Alat yang digunakan pada pertanian primitif berupa
pacul,tajak, parang, sabit, dan tombak.
c) Pertanian Tradisional, Pada pertanian tradisional orang menerima keadaan tanah, curah
hujan, dan varietas tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam.
Bantuan terhadap pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu seperti
pengairan, penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara
yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Pertanian tradisional merupakan sistem pertanian
yang masih bersifat ekstensif dan tidak memaksimalkan input yang ada. Pertanian
tradisional bersifat tak menentu, keadaan ini bisa dibuktikan dengan kenyataan bahwa
manusia seolah-olah hidup di atas tonggak. Pada Pertanian tradisional biasanya lebih
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup para petani dan tidak untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi petani, sehingga hasil keuntungan petani dari hasil pertanian
tradisional tidak tinggi , bahkan ada yang sama sekali tidak ada dalam hasil produksi
pertanian.
d) Pertanian Progresif (Modern), Manusia mengguanakan otaknya untuk meningkatkan
penguasaannya terhadap semua yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan.
Usaha pertanian merupakan usaha yang efisien, dimana masalah-masalah pertanian
dihadapi secara ilmiah melalui penelitian-penelitian, fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase
dibangun dan dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimum, pemuliaan
tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul yang berproduksi tinggi, respon
terhadap pemupukan, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta masak lebih
cepat.Sistem pertanian modern diawali olehprogram revolusi hijau yang mengusahakan
pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas baru yang melampaui daerah adaptasi dari
varietas yang ada. Varietas tanaman yang dihasilkan merupakan varietas yang responsif
terhadap pengairan dan pemupukan, adaptasi geografis yang luas, dan resisten terhadap
hamadan penyakit.
5. Faktor internal : Gen, Hormon.
Faktor eksternal : nutrisi, cahaya matahari, air dan kelembapan, suhu, tanah.
6. Penghasil oksigen, sumber pangan, sebagai obat, bahan sandang, material membuat bangunan,
bahan kosmetik, bahan baku industri, memelihara kestabilan iklim, mengatur siklus air, mengatasi
polusi udara.
7. Klorofil menyebabkan warna hijau pada tanaman. klorofil ini akan menyerap energi dari matahari
untuk memfasilitasi berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan. Zat ini juga sangat berperan
dalam fungsi metabolisme seperti pertumbuhan dan pernapasan tumbuhan.
8. Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap efisiensi fotosintesis suatu tanaman. Penyesuaian
tanaman naungan dan tanaman tahan panas terhadap intensitas cahaya menghasilkan proses
fotosintesis yang efisien sehingga kedua jenis tumbuhan dapat tetap hidup dan mempunyai
produktivitas yang tinggi.
9. Fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri, sedangkan respirasi seluler
dilakukan oleh semua makhluk hidup. Fotosintesis mengkonversi energi cahaya menjadi energi
potensial, sedangkan respirasi mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.
10. Tanaman c3 biasanya adalah tanaman yang umumnya berada di wilayah dingin, bisa
berfotosintesis lebih baik dari tanaman c4 di bawah 25 derajat celcius. Pada tanaman c3, fiksasi
CO2 terjadi secara langsung oleh siklus Calvin. Contohnya adalah gandum, beras.
Tanaman c4 hampir sama semua cara kerjanya dengan tanaman c3, tetapi tanaman c4 perlu
membentuk molekul c4 dahulu sebelum bisa memfiksasi CO2. Contohnya jagung, tebu.
CAM (Crassulacean-Acid-Metabolism) dilakukan oleh tanaman sukulen, biasanya hidup di tempat
yang kering. Bedanya dengan tanaman c4 mereka membuka stomata mereka pada malam hari.
Contohnya paku-pakuan, kaktus, Teratai.

Anda mungkin juga menyukai