Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN PERTANIAN

SARANA PRODUKSI
KELOMPOK 4

Tri Anggi Priyansyah Alindia Diva Prasasti


2104010045 2104010073

Moh. Hendri Setiawan Deri Riswanto


2204010075 2204010102
LATAR BELAKANG
Kebijakan pemerintah dalam pengembangan pertanian bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sehingga dapat mengurangi
kemiskinan di sektor pertanian. Untuk mengatasi permasalahan yang timbul di
sektor pertanian, pemerintah lewat kementrian pertanian telah meluncurkan
berbagai program bantuan. Salah satu program yang telah di luncurkan oleh
pemerintah di bidang hortikultura kepada petani adalah program bantuan sarana
produksi pertanian. Sarana produksi pertanian adalah segala jenis peralatan,
perlengkapan dan fasilitas pertanian yang berfungsi sebagai alat utama atau
pembantu dalam pelaksanaan produksi pertanian. Sarana produksi berperan
penting di dalam usaha mencapai produksi sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Sarana produksi pertanian atau saprotan terdiri atas bahan yang meliputi benih,
pupuk, pestisida dan zat pengatur tumbuh. Sarana –sarana tersebut sudah harus
tersedia sebelum memulai kegiatan budidaya tanaman.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kebijakan mengenai sarana produksi pertanian di Indonesia?
KEBIJAKAN BIBIT DAN BENIH
Dalam Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 46/Permentan/RC.110/12/2017 tanggal 18
Desember 2017 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Bantuan Bantuan pemerintah lingkup
kementerian pertanian adalah suatu upaya untuk mendukung peningkatan produktivitas dan
produksi padi, jagung dan kedelai dalam mendukung ketahanan pangan.
Pada pelaksanaan peningkatan produktivitas dan produksi padi, jagung dan kedelai melalui
Program Bantuan Langsung. Benih Unggul disebutkan beberapa pengertian sebagai berikut:

Bantuan Langsung Benih Calon Petani dan Calon Kelompok tani penerima Pembinaan adalah kegiatan
Unggul yang selanjutnya Lokasi yang selanjutnya bantuan adalah kelompok dalam rangka pelaksanaan
disebut BLBU adalah disebut CPCL adalah calon tani yang memenuhi sosialisasi, penyiapan calon
sejumlah tertentu benih kelompok tani penerima persyaratan dan ditetapkan petani dan calon lokasi,
varietas unggul bermutu padi bantuan benih dan lokasi dengan surat keputusan oleh koordinasi dengan instansi
non hibrida, padi hibrida, lahan yang akan ditanami kepala dinas pertanian terkait.
jagung hibrida dan kedelai kelompok tani dengan provinsi dengan
bantuan pemerintah yang menggunakan benih bantuan memperhatikan saran dan
diberikan secara gratis BLBU. pertimbangan dari kepala
kepada petani melalui dinas pertanian
kelompok tani yang telah kabupaten/kota.
ditetapkan.
KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK
Pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden No. 15 tahun 2011
perubahan atas No. 77 tahun 2005 tentang Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian sebagai Barang Dalam
Pengawasan, di mana pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip 6 tepat, yaitu tepat jenis, jumlah,
waktu, tempat, harga dan mutu.
Melalui program jangka panjang, pemerintah sudah membangun industri pupuk yang tersebar di berbagai
wilayah dengan kapasitas produksi jauh melebihi kebutuhan pupuk domestik yang didukung oleh sektor
minyak dan gas bumi yang cukup besar, sehingga mestinya memiliki keunggulan komparatif dan sepenuhnya
dikuasai oleh lima pabrik pupuk BUMN sehingga, mampu dan dapat diarahkan untuk mengemban misi
sebesar-besarnya untuk mendukung pembangunan pertanian nasional;
Kementrian Perindustrian dan Perdagangan meminta produsen pupuk senantiasa mendahulukan pemenuhan
kebutuhan domestik;
Melalui SK Kementrian Perindustrian dan Perdagangan distribusi pupuk domestik diatur dengan sistem
rayonisasi pasar, dimana setiap pabrik pupuk wajib menjamin kecukupan pasokan pupuk sesuai Harga Eceran
Tertinggi (HET) di kios pengecer resmi di rayon pasar yang menjadi tanggung jawabnya;
HET dan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi menurut waktu dan wilayah pemasaran sudah ditetapkan oleh
Kementrian Pertanian, sehingga sudah cukup jelas jumlah dan kapan pupuk itu harus didistribusikan ke pasar
bersubsidi;
Besarnya subsidi yang dibayarkan ke pabrikan pupuk sesuai dengan besaran volume pupuk bersubsidi yang
disalurkan; dan
Pelaksanaan distribusi pupuk bersubsidi tersebut dimonitor, dievaluasi dan diawasi terus menerus oleh suatu
tim pemerintah antardepartemen bersama DPR.
KEBIJAKAN IRIGASI
KEBIJAKAN IRIGASI
KEBIJAKAN PESTISIDA
UU Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

Sejalan dengan pengelolaan hutan lestari, maka salah satu aspek yang penting adalah Unit
Manajemen (UM) hutan tidak diperbolehkan menggunakan dan menyimpan jenis-jenis
pestisida dilarang menurut peraturan pemerintah dan standar sertifikasi (PEFC/IFCC dan
lain-lain), terkait hal tersebut, maka:
1. Tidak boleh melakukan pembelian jenis-jenis pestisida kategori dilarang menurut
peraturan pemerintah dan standar sertifikasi (PEFC/IFCC, dan lain-lain),
2. Tidak boleh menggunakan dan menyimpan jenis-jenis pestisida kategori dilarang
menurut peraturan pemerintah dan standar sertifikasi (PEFC/IFCC, dan lain-lain),
3. Melakukan monitoring untuk memastikan penggunaan dan penyimpanan pestisida
sesuai dengan prosedur.
4. Menerapkan pengendalian hama dan penyakit terpadu (Integrated pest and diseases
management).
KESIMPULAN SARAN
Pengadaan sarana produksi yang Pemerintah lebih memperhatikan
tepat haruslah sesuai dengan petani dengan menyediakan
keperluan usaha tani dari jenis- sarana peoduksi pertanian yang
jenis komoditi tertentu yang akan lebih baik untuk meningkatkan
dikembangkan di wilayah tertentu. kuantitas dan kualitas produksi
Pengadaan sarana produksi pertanian.
berkaitan erat dengan kegiatan
penelitian dan pengembangan. Hal
ini karena pengadaan sarana
produksi tersebut harus disesuaikan
dengan usaha tani.
DAFTAR PUSTAKA
Dunggio, T. & Darman, S., 2020. Analsis Implementasi Kebijakan Program Bantuan Benih
Jagung Hibrida di Kabupaten Gorontalo. Journal of Economics, Bussiness and
Administration (JEBA), Volume Vol. 1, p. 21.

Siwu, A. A. R., Mandei, J. R. & Ruauw, E., 2018. Dampak Program Bantuan Sarana Produksi
Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Cabai di Desa Kauneran Kecamatan Sonder.
Jurnal Transdisiplin Pertanian , Volume Vol. 14, p. 348.

https://riauabadilestari.com/kebijakan-pemakaian-pestisida-dan-bahan-kimia/

Anda mungkin juga menyukai