Kegiatan
Pengendalian
Organisme
Pengganggu
Tumbuhan 202
(OPT)
Tanaman 1
Pangan,
Hortikultura
dan
Perkebunan
- Pembinaan Posko OPT KOTA
- Gerakan Pengendalian OPT Padi PARIAMAN
BAB I
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
PENDAHULUAN
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
perkebunan. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara terpadu
serta menerapkan ilmu dan teknologi yang berkembang.
Pengendalian dilakukan secara bersama-sama dengan petani,
PPL dan masyarakat melalui suatu gerakan pengendalian OPT
dengan cara penyemprotan, pengumpanan, berburu dan
lainnya. Kegiatan ini juga sejalan dengan tugas dan fungsi
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman sebagai
salah satu instansi di lingkup pemerintahan Kota Pariaman
yang berperan mewujudkan misi walikota Pariaman dalam hal
memperkuat ekonomi kerakyatan (kreatif) yang berbasis lokal
dan budaya masyarakat.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5360);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5433);
9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008);
10. Undang-Undang, Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan;
11. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5613);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman ( Lembaran Negara RI Tahun 1995
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3586);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang
Ketahanan Pangan ( Lembaran Negara RI Nomor 142,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4254;
14. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1986
Tentang Peningkatan Pengendalian Hama Wereng Coklat Pada
Tanaman Padi;
15. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011
Tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam
Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim;
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
273/Kpts/OT/160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan
Kelembagaan Petani;
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi
dan Peredaran Benih Bina sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
08/Permentan/SR.120/3/2015;
19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2015 tentang
Pendaftaran Pestisida;
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang Fasilitasi Asuransi
Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1063);
21. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan;
22. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
01/Kpts/SR.230/B/01/2021, tanggal 04 Januari 2021
tentang Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usaha Tani Padi;
23. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019; sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Nomor.86/HK.310/C/9/2018 tentang Perubahan
atas Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019;
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
24. Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
S587/MBU/09/2015 tanggal 21 September 2015 tentang
Penugasan BUMN sebagai pelaksana AUTP;
25. Surat Menteri Pertanian ke Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor 193/SR.230/M/8/2015, tanggal 28 Agustus
2015, tentang Pelaksana Asuransi Usahatani Padi;
26. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 10 Tahun 2008
tentang Urusan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota
Pariaman;
27. Peraturan Walikota Pariaman nomor 60 Tahun 2020 tentang
Standar Biaya APBD Pemerintah Kota Pariaman Tahun 2021
b. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petani/masyarakat di dalam melaksanakan
pengendalian serangan OPT Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan;
b. Melaksanakan Gerakan Pengendalian OPT Tanaman
Pangan;
c. Meningkatkan hasil dan mutu produk Pertanian yaitu
tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan yang
diusahakan di Kota Pariaman.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
b. Tahapan Pelaksanaan
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
Pelaksanaan kegiatan melakukan pembinaan terhadap
Posko OPT dan Gerakan Pengendalian OPT padi di Kota
Pariaman yang dibantu oleh koordinator penyuluh dan
penyuluh penanggung jawab wilayah binaan dilapangan
serta POPT Kota Pariaman.
c. Tahapan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi kegiatan dilakukan untuk
mengetahui hasil dari kegiatan yang telah dilakukan
sehingga dari hasil yang diperoleh dapat ditentukan
kesimpulan dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
1 Persiapan Kegiatan
- Persiapan
dokumen
penunjang
- Survey
Lokasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan
- Pembinaan Posko
OPT
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
- Gerdal OPT Padi
2 - Penyesuaia
n anggaran
revocusing dan
anggaran
perubahan
3 Monitoring dan
Evaluasi
4 Pelaporan
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
BAB II
PERSIAPAN KEGIATAN
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
puluh ribu rupiah) sebelum perubahan dan sebanyak Rp
57.560.000,- (Lima puluh tujuh juta lima ratus enam puluh
ribu rupiah) Setelah perubahan Anggaran. Perubahan dan
pengurangan anggaran merupakan untuk alokasi anggaran
penannggulangan covid 19.
Tolak ukur untuk keberhasilan kegiatan ini
berdasarkan keluaran adalah pembinaan 4 posko OPT dan
terlaksananya Gerakan Pengendalian OPT padi. Panduan
kegiatan ini berdasarkan kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun
Anggaran 2021. KAK dapat dilihat pada lampiran 2.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
- Ocky Prahara Pertiwi,
A.Md
- M. Reza Fahlefi, SP
- Ratih Delfani, A.Md
- Nova Rezki Firdaus, SP
Surat Keputusan (SK) Kepala dinas Pertanian, Pangan
dan Perikanan Kota Pariaman Tentang penetapan Tim teknis
apat dilihat pada lampiran 3.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
2. Petani/poktan/gapoktan penerima bantuan bersedia
menerima bantuan dan tidak memperjualbelikan bantuan
yang diterima.
3. Petani/poktan/gapoktan dibantu petugas lapangan
bersedia membuat dan menandatangnani dokumen terkait
(BAST dan Lain sebagainya) sesuai persyaratan
administrasi yang diperlukan.
Jika survey telah dilakukan maka dapat dilakukan
serah terima bantuan pestisida pada saat pelaksanaan
gerakan pengendalian OPT padi dilokasi sawah yang terjadi
serangan hama. Gerakan pengendalian ini melibatkan
perangkat desa, koodinator BPP dan penyuluh wilayah binaan,
POPT Kota Pariaman dan kelompok tani pemilik hamparan
sawah.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan
kerusakan lingkungan yang minimal. Kebijakan perlindungan
tanaman pangan yang dapat dilakukan yaitu 1). Pengendalian
OPT dilakukan dengan sistem PHT, 2). Memprioritaskan
teknologi ramah lingkungan melalui pendekatan pengelolaan
agroekositem dan spesifik lokasi, 3). Pestisida kimia sintesis
merupakan cara terakhir untuk pengendalian OPT dan
digunakan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan
OPT dan 4). Sasaran pengamanan produksi : produksi tinggi,
OPT/DPI terkendali, produk berkualitas, pendapatan petani
meningkat, lingkungan lestari.
Terkait dengan serangan OPT di Kota Pariaman, pada
tahun 2021 ini Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota
Pariaman melalui seksi perkebunan dibantu penyuluh telah
melaksanakan kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan. Kegiatan Pengendalian yang dilakukan lebih
kepada serangan OPT padi. Lingkup upaya pengendalian
dimulai dari pembinaan posko OPT di 4 (empat) kecamatan
yang ada di Kota Pariaman. Bersama dengan koordinator BPP
dan penyuluh wilayah binaan maka diadakanlah rapat Posko
OPT di BPP setiap kecamatan yang tujuannya untuk
mengaktifkan kembali Posko OPT melalui revitalisasi
kelembagaan/pengurus OPT yang dibuktikan dengan SK
pengurus Posko OPT.
Berdasarkan hasil rapat dapat diketahui permasalahan
yang dialami oleh masing-masing posko dan dapat
direncanakan usaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan peran posko OPT ke depannya. Setelah
pembinaan Posko, upaya berikutnya yang dilakukan yaitu
melaksanakan Gerakan Pengendalian OPT padi berdasarkan
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
surat permohonan dari kelompok tani. Kemudian POPT Kota
Pariaman pun melakukan survey lokasi serangan dan dari
hasil survey maka dapat dilakukan Gerdal (Gerakan
Pengendalian).
Gerakan pengendalian hama ini dilakukan secara
bersama-sama yang diikuti oleh Dinas Pertanian Pangan dan
Perikanan Kota Pariaman, koordinator BPP, penyuluh wilayah
binaan, POPT Kota Pariaman, dan Kelompok tani pemilik
hamparan sawah yang terkena serangan. Gerakan
pengendalian diawali dengan penyerahan bantuan pestisida ke
kelompok tani. Gerakan dilaksanakan pada pagi hari sebelum
jam 10.00 WIB dan sore hari mulai pukul 16.00 WIB.
3.2. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai dengan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kota Pariaman melalui DPA Dinas
Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman tahun 2021.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
Pada pertemuan ini dilakukan revitalisasi kepengurusan
Posko OPT mengingat belum di lantik dan disahkannya
pengurus lama. SK Posko OPT di terbitkan dan disahkan
oleh Camat Pariaman Tengah. Setelah terpilihnya
kepengurusan posko, diberikan arahan bagaimana Tugas
dan fungsi masing-masing jabatan yang telah ditetapkan
sesuai dengan aturan yang berlaku dimana pengarahan
langsung dari Petugas POPT dari Provinsi Sumbar yang
memiliki wilayah tugas di Kota Pariaman.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
Pertemuan dilakukan pada hari Senin tanggal 12 Juli
2021 di Kantor BPP Kecamatan Pariaman Utara.
Kegiatan ini dihadiri oleh : Perwakilan Camat Pariaman
Utara, Kepala Bidang TPHP dan seksi Perkebunan,
Kelompok Jabatan Fungsional, Koordinator BPP
Kecamatan, Penyuluh WKPP Kecamatan Pariaman Utara
dan pengurus Posko OPT serta Petani yang tergabung
dalam kelembangaan Posko OPT Kecamatan Pariaman
Utara.
Pada pertemuan di posko kecamatan Pariaman Utara
tidak dilakukan revitalisasi kepengurusan Posko OPT
mengingat belum di lantik dan disahkannya pengurus
lama. SK Posko OPT di terbitkan dan disahkan oleh
Camat Pariaman Utara. Setelah terpilihnya
kepengurusan posko, diberikan arahan bagaimana tugas
dan fungsi masing-masing jabatan yang telah ditetapkan
sesuai dengan aturan yang berlaku dimana pengarahan
langsung dari Petugas POPT dari Provinsi Sumbar yang
memiliki wilayah tugas di Kota Pariaman.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
pengurus lama. SK Posko OPT di terbitkan dan disahkan
oleh Camat Pariaman Selatan. Setelah terpilihnya
kepengurusan posko, diberikan arahan bagaimana Tugas
dan fungsi masing-masing jabatan yang telah ditetapkan
sesuai dengan aturan yang berlaku dimana pengarahan
langsung dari Petugas POPT dari Provinsi Sumbar yang
memiliki wilayah tugas di Kota Pariaman.
Dokumentasi kegiatan pertemuan OPT 2021 disajikan
pada Lampiran 4.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
serangan hama wereng adalah padi dengan varietas
cisokan dan PB 42 dengan luasan serangan 3,5 Ha serta
luas tanaman terancam 59 Ha. Pengamatan dilakukan
pada tanggal 19 Februari 2021 dengan rekomendasi
pengendalian dari POPT adalah eradikasi tanaman yang
terserang dan aplikasi dengan insektisida yang diizinkan
serta efektif. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 orang petani
yang terdiri dari petani pemilik sawah yang terserang
hama, pengurus kelompok tani dan pemilik sawah
sekitar yang terancam terkena serangan hama wereng
batang coklat. Pestisida yang diaplikasikan adalah toram
sebanyak 40 bungkus dan trizin 100 bungkus yang
diserahkan kepada koordinator kecamatan Pariaman
Utara.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
sawah kelompok tani Ombak Badabua esa Ampalu seluas
kurang lebih 2 Ha. Pestisida yang disgunakan adalah
trizin sebanyak 20 buah dilakukan dengan cara
penyemprotan ke batang padi yang terserang hama
wereng batang coklat. Kegiatan pengendalian dilakukan
pada sore hari pukul 16.00 WIB dan untuk melihat
efektifitas pengendalian yang telah dilaksanakan
dilakukan pengamatan berkala setiap tiga hari sekalli
sebanyak tiga kali pengamatan. Pengamatan dilakukan
oleh penyuluh pertanian wilayah binaan desa Ampalu
bersama Petuga POPT (Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan) Kota Pariaman yang selanjutnya
akan dilaporkan ke dinas Pertanian Pangan dan
Perikanan Kota Pariaman melalui Bidang Tanaman
Pangan dan Hortikultura .
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
dilakukan pengumpanan dengan petrocum yang biasa di
sebut kipang yang merupakan makanan beracun untuk
tikus. Apabila kondisi sawah telah panen atau sebelum
dilakukan pengolahan tanah dan penyemaian
pengendalian hama tikus dilaksanakan dengan berburu
tikus. Berburu tikus dengan cara mencari tikus di area
sawah.
Dokumentasi aktifitas Gerakan pengendalian OPT
tahun 2021 disajikan pada Lampiran 5.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
Gerakan Pengendalian Hama Kepinding Tanah di Desa
Batang Tajongkek Kecamatan Pariaman Selatan.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
- Kelompok Tani Ombak Badabua Kecamatan Pariaman
Utara (Jamaris), 20 bungkus trizin 100 gram.
- Koordinator BPP Kecamatan Pariaman Selatan
(Mulyadi, SPKP), 10 bungkus trizin 100 gram.
Pestisida yang diserahkan dipergunakan untuk kegiatan
pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)
di masing-masing lokasi tersebut.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
Berdasarkan surat dari asuransi Jasindo nomor. SD.Kami:
0015/304-1/I/2021 tanggal 21 Januari 2021 perihal profil
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk Kota Pariaman,
dijelaskan bahwa klaim yang telah diterima oleh kota
Pariaman dari tahun 2016 s/d tahun 2020 lebih besar dari
perolehan premi (realisasi) dengan profil kerugian (lost
profile) Jasindo selama 5 tahun sebanyak Rp. 381.777.400,-
dapat dirinci sebagai berikut:
- Tahun 2016 premi dari Kota Pariaman Rp 23.072.760,-
(20 %) dan premi pemerintah pusat ditambah Kota
Pariaman (100%) Rp. 115.363.800,- dengan klaim Rp.
120.655.200,- dengan profil kerugian Jasindo Rp.
5.291.400,-.
- Tahun 2017 premi dari Kota Pariaman Rp 36.840.240,-
(20 %) dan premi pemerintah pusat ditambah Kota
Pariaman (100%) Rp. 184.201.240,- dengan klaim Rp.
82.573.400,- dengan profil keuntungan Jasindo Rp.
101.627.400,-.
- Tahun 2018 premi dari Kota Pariaman Rp 29.499.840,-
(20 %) dan premi pemerintah pusat ditambah Kota
Pariaman (100%) Rp. 147.499.200,- dengan klaim Rp.
208.115.200,- dengan profil kerugian Jasindo Rp.
60.616.000,-.
- Tahun 2019 premi dari Kota Pariaman Rp 21.303.000,-
(20 %) dan premi pemerintah pusat ditambah Kota
Pariaman (100%) Rp. 106.515.000,- dengan klaim Rp.
244.440.000,- dengan profil kerugian Jasindo Rp.
137.925.000,-.
- Tahun 2020 premi dari Kota Pariaman Rp 27.109.440,-
(20 %) dan premi pemerintah pusat ditambah Kota
Pariaman (100%) Rp. 135.547.200,- dengan klaim Rp.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
415.119.600,- dengan profil kerugian Jasindo Rp. 279.
572.400,-.
Dilihat dari rincian tersebut pihak asuransi Jasindo
menyatakan AUTP di Kota Pariaman untuk tahun 2021
belum dapat diterima. Oleh sebab itu kegiatan pelaksanaan
pembayaran AUTP tidak dapat dilaksanakan dan
anggarannya direcofusing untuk penanggulangan covid 19 di
Kota Pariaman. Surat perihal penyampaian Profil AUTP Kota
Pariaman tahun 2021 disajikan pada Lampiran 7.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
Perkebunan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota
Pariaman untuk mewujudkan Visi Kota Pariaman.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
3 Pariaman Timur
Wereng
Sungai Pasak 27 Jan 2021 Cisokan 2 15 Batang 55,50%
Coklat
Wereng
Kp Gadang Cisokan
28 Mei 2021 2 10 Batang < 30
Pdsn (PB.42)
Coklat
Wereng
Cisokan
Bato 22 Juni 2021 0,5 5 Batang 16,60%
(PB.42)
Coklat
16 Agus
Bato Cisokan 0.5 5 Tikus 18,80%
2021
19 Agus
Kp. Tangah Cisokan 0,5 4 Tikus 21,20%
2021
19 Agus
Sungai Pasak Cisokan 0,5 2 Tikus 23,50%
2021
Kampung 26 Agus
Cisokan 1 8 Tikus 33,30%
Tangah 2021
Bungo
4 Nov 2021 PB. 42 1 Tikus 18,75%
Tanjung
4 Pariaman Utara
Manggung 17 Feb 2021 PB 42 0,75 12 Tikus 14,80%
Wereng
Sikapak Cisokan
19 Feb 2021 2 45 Batang 11,10% < 30
Barat (PB.42)
Coklat
Wereng
Cisokan
Sintuk 19 Feb 2021 0,75 14 Batang 18,50% < 30
(PB.42)
Coklat
14 Sept
Cubadak Air Cisokan 1 14 Tikus 16%
2021
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
tetap membersihkan lahan), secara biologis
(penanggulangan menggunakan bahan dan agen hayati)
serta ssecara kimia (saran pengguna pestisida yang tetap
dan sesuai dengan serangan).
3) Pemberian pestisida baik dari anggaran APBD Kota
Pariaman maupun bantuan APBN melalui BPTHP Provinsi
Sumatera Barat.
4) Melakukan Gerakan Pengendalian serentak dilokasi
terserang OPT baik yang dilakukan melalui ana APBD
Kota Pariaman maupun bantuan APBN melalui BPTHP
Provinsi Sumatera Barat.
5) Pelatihan singkat petani/ SLPHT dengan tema
penanggulangan OPT Tanaman Padi Sawah yang
dilakukan di Kecamatan Pariman Timur oleh BPTPH
Provinsi Sumatera Barat.
6) Pembinaan posko OPT dengan tujuan aktif kembali posko
OPT dalam penanggulangan OPT yang terjadi.
7) Pemberian bening unggul tahan hama dengan varietas
Bujang Marantau baik dari dana APBD maupun APBN.
8) Pelatihan dan pengendalian hama penyakit dari dana
Desa.
Berdasarkan kegiatan pengendalian yang telah
diupayakan dan dilakukan, terjadi penurunan serangan OPT
di lahan sawah petani. Yang dapat dijelaskan pada tabel
berikut :
Tabel 3. Luasan Serangan OPT Kota Pariaman Tahun 2021
Luas Serangan OPT (Ha)
Jenis
No Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
serangan OPT
I II III IV
1 Wereng 1,75 1 20 1
Batang Coklat
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
2 Tikus 8,25 6,50 0 0
3 Kepinding 0 1 0 0
Tanah
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
ANGGARAN Kegiatan (SP2D) Anggaran
O (Rp)
Perubahan UP/GU/TU LS
Belanja Bahan-
1 5.1.02.01.01.0002 40.000.000 1.706.000 -
Bahan Kimia -
Belanja Bahan – Isi
2 5.1.02.01.01.0010 - - - -
Tabung Gas
Belanja Bahan –
3 5.1.02.01.01.0012 - - - -
Bahan Lainnya
Belanja Alat/Bahan
Untuk Kegiatan
4 5.1.02.01.01.0024 1.300.000 1.300.000 - -
Kantor – Alat Tulis
Kantor
Belanja Alat/Bahan
5 5.1.02.01.01.0026 Untuk Kegiatan 2.400.000 2.400.000 - -
Kantor-Bahan Cetak
Belanja Makanan
6 5.1.02.01.01.0052 5.760.000 5.760.000 - -
dan Minuman Rapat
Belanja Makanan
7 5.1.02.01.01.0058 dan Minuman 3.200.000 3.200.000 - -
Aktivitas Lapangan
Belanja Pakaian
8 5.1.02.01.01.0076 - - - -
Olahraga
Honorarium
Narasumber atau
9 5.1.02.02.01.0003 Pembahas, - - - -
Moderator, Pembawa
Acara dan Panitia
Belanja Jasa Tenaga
10 5.1.02.02.01.0023 Teknis Pertanian dan - - - -
Pangan
11 5.1.02.02.12.0002 Belanja Sosialisasi 5.000.000 5.000.000 - -
Belanja Hadiah Yang
12 5.1.02.05.01.0001 - - - -
Bersifat Perlombaan
Belanja Jasa Yang
Diberikan Kepada
13 5.1.02.05.02.0001 - - - -
Pihak Kettiga/Pihak
Lain
Belanja Modal Alat
14 5.2.02.05.01.0005 - - - -
Kantor Lainnya
JUMLAH 57.660.000 57.660.000 - -
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan dapat disimpulkan hal sebagai
berikut :
1. Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
dilakukan pembinaan Posko OPT di 4 (empat) kecamatan
dan gerakan pengendalian secara serentak maupun petani
sendiri dengan pengaplikasian pestisida ke area sawah
yang mengalami serangan OPT.
2. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab seksi Perkebunan
Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman
dengan Alokasi Dana APBD sebesar 57.660.000,- (Lima
Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)
dengan realisasi anggaran sebesar 100% dengan
pencapaian realisasi fisik sebanyak 100%.
3. Kegiatan ini bertujuan untuk penanggulangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan guna peningkatan produksi
tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan di Kota
Pariaman .
4. Berdasarkan kegiatan pengendalian yang telah diupayakan
dan dilakukan, terjadi penurunan serangan OPT di lahan
sawah petani
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
b. Saran
Dari kesimpulan yang telah di jabarkan, dapat
disarankan beberapa hal melalui kegiatan Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan yaitu sebagai berikut :
1. Pelaksana Kegiatan Selanjutnya
Bagi pelaksana kegiatan selanjutnya disarankan hal-hal
sebagai berikut :
a) Tetap melaksanakan pembinaan terhadap Posko OPT di
masing - masing kecamatan.
b) Diharapkan dilakukan pelatihan Pengendalian Hama
Terpadu bagi petani terutama pengurus posko OPT.
c) Tetap perlu dilakukan peningkatan koordinasi dengan
pemerintahan provinsi terkait pengendalian OPT di Kota
Pariaman.
35
Laporan Sub Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu 202
Tumbuhan (OPT) Tanamana Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
1
b) Mengganti varietas padi dan Menggunakan benih/bibit
unggul yang direkomendasikan dan ramah lingkungan
dan telah melalui uji tahan hama penyakit,
c) Mengusahan pelakanakan penanaman padi sawah
secara serentak,
d) Tidak berlebihan menggunakan bahan kimia,
e) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengendalian
serentak dihamparan lahan pertanian.
35