A. LATAR BELAKANG
Penyakit corona virus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Virus
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus – 2 (SARS-CoV2). Penyakit ini
ditularkan melalui manusia ke manusia dimana sebagian orang yang terinfesi akan
mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa perawatan
khusus. Pada penderita penyakit ini yang berusia lanjut dan memiliki masalah kesehatan
yang lainnya seperti penyakit kardiovaskuler, DM, penyakit pernapasan kronis dan
kanker dapat memperberat penyakit tersebut. Cara terbaik untuk mencegah dan
memperlambat penularan adalah dengan edukasi tentang COVID-19, pola hidup sehat
dan melakukan kebersihan tangan secara benar. WHO sejak 11 Maret 2020 telah
menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global dimana terdapat lebih dari 118.000 kasus
di 114 negara dan 4291 orang telah meninggal dunia. Indonesia sendiri menetapkan
penyakit COVID-19 sebagai bencana nasional sejak 14 maret 2020.
Berdasarkan berbagai penelitian ilmiah, COVID-19 ditularkan melalui kontak erat dan
droplet, kecuali jika ada tindakan medis yang memicu terjadinya aerosol (seperti
bronkoskopi, nebulisasi dan lain lain) dimana dapat memicu terjadinya risiko penularan
melalui airborne. Individu yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang
mengalami kontak erat dengan pasien COVID-19 atau petugas kesehatan yang merawat
pasien COVID-19. Petugas kesehatan dapat melindungi diri ketika merawat pasien
dengan mematuhi praktik pencegahan dan pengendalian infeksi, yang mencakup
pengendalian administratif, lingkungan dan engineering serta penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) yang tepat (yakni tepat dalam pemilihan jenis APD yang sesuai, cara
pemakaian, cara pelepasan dan cara pembuangan atau pencucian APD). Tenaga
kesehatan perlu diingatkan bahwa penggunaan APD hanya merupakan salah satu aspek
dari langkah –langkah pencegahan dan pengendalian infeksi. Dalam merawat pasien
COVID-19, tenaga kesehatan sangat rentan tertular maka APD yang digunakan adalah
APD standar yang berbasis asesmen risiko.
WHO Merekomendasikan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memutus rantai
penularan yaitu :
Strategi untuk mencegah / membatasi penyebaran covid-19 di fasilitas kesehatan yaitu
dengan cegah atau batasi transmisi
1. Pastikan triage, deteksi dini dan “source control”(isolasi pasien) terlaksana dengan
benar
2. Terapkan kewaspadaan-standar (“standard precaution”) untuk semua pasien.
3. Terapkan kewaspadaan tambahan “ kewaspdaan transmisi (“additional precaution”)
terhadap kasus covid-19
4. Laksanakan pengendalian administrative
5. Laksanakan pengendalian lingkungan dan rekayasa “engineering”
Selanjutnya rumah sakit harus memastikan triage, deteksi dini dan isolasi pasien
terlaksana dengan benar yaitu dengan melkasanakan :
1. Rumah sakit memastikan alur pelayanan berjalan sesuai standar (Sistim zonasi, fungsi
ruangan dan tata ruang disesuiakan kebutuhan pelayanan di masing masing unit).
2. Unit kerja melakukan skrining di pintu masuk dengan melakukan pengukuran suhu
dengan menggunakan thermogun, Self Assessment Risiko COVID-19/ triage bagi
pasien, pegunjung, dan petugas kesehatan untuk memastikan mereka dalam kondisi
yang aman untuk berobat dan bekerja.
3. Pasien, pegunjung, dan petugas kesehatanyang terdeteksi demam > 37.5 derajat
langsung ke arahkan poli demam di unit masing-masing
4. Unit menyiapkan sarana kebersihan tangan di pintu masuk masing-masing
5. Selalu menerapkan kewaspadaan isolasi yaitu kewaspadaan standar setiap saat,pada
setiap pasien tanpa memandang terinfeksi atau tidak serta kewaspadaan berbasis
transmisi
6. Menjaga jarak minimal 1 meter
1. KEWASPADAAN ISOLASI
1. Kewaspadaan Standar
Kebersihan tangan
Penggunaan Alat Pelindung Diri(APD)
Peralatan perawatan pasien
Tatalaksana limbah
Pengendalian lingkungan
Pemrosesan peralatan pasien dan tatalaksana linen
Kesehatan karyawan/ perlindungan petugas kesehatan
Penempatan pasien isolasi
Higiene respirasi/etika batuk
Praktek menyuntik yang aman
Praktek untuk lumbal fungsi
2. Kewaspadaan Transmisi
Kewaspadaan kontak
Kewaspadaan droplet
Kewaspadaan udara
Dalam pemakaan APD ada beberapa hal yang harus diperhatkan yaittu :
1. Menggunakan baju kerja (scrub suit)
2. Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD
3. Melakukan kebersihan tangan setiap melepaskan item APD
4. Mandi setelah selesai menggunakan APD
5. Selalu lepas segera setelah tugas selesai dan atau meninggalkan area perawatan pasien
lepaskan APD di ante room dan masukkan keruang tempat sampah yang tertutup
6. JANGAN PERNAH menggunakan kembali APD sekali pakai
7. Jangan sentuh wajah ketika masih memakai APD
1. REKOMENDASI
a. Tenaga kesehatan yang berada di area layanan sebaiknya menggunkan masker bedah
bukan masker kain dan wajib berganti bila masker basah, kotor ataupun rusak selain
itu setiap 4 atau pun 8 jam petugas wajib berganti masker.
b. Setiap petugas kesehatan wajib berganti pakaian ketika masuk ke rumah sakit.
2. IMPLEMENTASI
Meningkatkan kepatuhan petugas di ruangan masing – masing terhadap pencegahan dan
pengendalian infeksi antara lain dengan melakukan kebersihan tangan, etika batuk, dan
pemakaian APD. Selain itu perlu digalakkan kembali kegiatan bersih – bersih ruangan
setiap satu bulan sekali di akhir bulan agar tetap terjaga kebersihan ruangan.
Kepala ruang sepagai IPCLN sebaiknya tetap mengawasi dan mengingatkan bila ada
petugas yang tidak melaksanakan kegiatan kebersihan tangan, pemakaian APD.
KESIMPULAN
1. Triage yang tepat, penempatan pasien yang tepat, dan alur transfer yang tepat , dapat
mencegah/membatasi penyebaran covid 19 di fasilitas kesehatan
2. Penerapan kewaspadaan standar untuk semua pasien
3. Penerapan kewaspadaan bila ada pasien covid 19
4. Pelaksanaan pengendaliian administrative, lingkungan dan rekayasa engineering.
5. Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi menjadi tanggung jawab bersama dan
dilakukan oleh semua pihak yang ada di Rumah Sakit baik oleh manajemen, pegawai,
peserta didik, pasien dan pengunjung
6. Keberhasilan pelaksanaan PPI ini adalah hasil kerja sama semua pihak mulai dari
manajemen, pegawai, peserta didik, pasien dan pengunjung
7. Pahami , lakukam dan budayakan pelaksanaan PPI di unit kerja masing- masing
8. Ipcn selaku auditor ppi rumah sakit memiliki peran sentral dalam memastikan kepatuhan
cuci tangan dan penggunaan apd yang tepat oleh staf rumah sakit, dengan cara melakukan
audit guna meningkatkan kinerja dan kepatuhan staf.