Anda di halaman 1dari 13

MEKANISME AGEN

ANTAGONIS
KELOMPOK 8

Evi NURHAYATI AZRI MUHAMMAD


NAINGGOLAN

THEODDORA DIAN CHANDRA


ELCHRIST

SHINTA FITRIA BUDI AJI PERSADA


Agen antagonis adalah cendawan yang dapat
menekana/mengurangi kepadatan inokulum atau aktivitas
patogen dalam menimbulkan penyakit baik dalam bentuk
aktif maupun fase dorman ( istirahat ).
Cendawan Trichoderma sp dan Glicaladium sp yang
terbukti efektif menyuburkan tanaman dan mampu
mengendalikan beberapa penyakit tumbuhan yang
disebabkan oleh cendawan Fusarium sp, Phytium sp,
Rhizoctonia solani, dll.
Glicaladium sp Trichoderma sp
Mekanisme antagonis patogen tumbuhan

1. antibiosis/lisis = terjadinya penghambatan atau


penghancuran suatu organisme oleh senyawa metabolik
beracun
2. Kompetisi = persaingan terhadap inang dan hara
3. Hiperparasitisme = mekanisme dimana suatu agens
antagonis ini dapat terjadi melalui satu atau lebih
mekanisme antagonisme.
Beberapa jenis organisme antagonis dari cendawan tular
tanah umumnya dari genus Trichoderma, Gliocladium,
Streptomyces, Bacillus, dan Actiomycetes
Contoh mekanisme
agen antagonis
Interaksi antagonis antara Trichoderma dengan fungi lain
(Ganoderma spp., Rigidoporus microporus, Rhizoctonia spp.,
Fusarium sp. dan Sclerotium rolfsii.), secara tradisional
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu antibiosis, mikoparasitisme
dan kompetisi, namun kemampuan antagonistik Trichoderma
bersifat mikoparasit hiperparasit. Mekanisme pengendaliannya
terjadi dengan cara membelit atau tumbuh di sepanjang hifa
inang (fungi patogen) dan membentuk struktur semacam kait
yang membantu penetrasi ke dalam dinding sel inang. Penetrasi
dinding sel inang oleh Trichoderma dilakukan dengan bantuan
enzim pendegradasi dinding sel fungi yang dimilikinya seperti
kitinase, glukanase, dan protease, selanjutnya fungi ini
menggunakan isi hifa inang sebagai sumber makanan
Jamur Fusarium oxysporum merupakan patogen yang dapat
menyebabkan penyakit busuk batang pada tanaman vanili.
Adanya pembusukan pada jaringan batang tersebut merupakan
ciri khas dari penyakit busuk batang. Gejala khas dari serangan
patogen pada pangkal batang mengakibatkan pangkal batang
menjadi berwarna hitam. Salah satu cara untuk mengendalikannya
yaitu menggunakan agen pengendali hayati berupa bakteri
antagonis yaitu isolat bakteri AKT7.
Bakteri antagonis merupakan salah satu agen pengendali hayati
yang menghasilkan suatu senyawa yang dapat digunakan untuk
mengendalikan jamur-jamur patogen yang menyebabkan penyakit
pada tumbuhan. Penggunaan agen hayati menjadi alternatif yang
tepat untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit pada
tanaman.
Rigidoporus microporus merupakan patogen penyebab penyakit
jamur akar putih (JAP) pada karet yang sangat sulit untuk
dikendalikan. Penggunaan jamur antagonis diharapkan mampu
mengendalikan patogen tersebut karena memiliki kemampuan
penghambatan melalui mekanisme kompetisi, antibiosis, atau
parasitisme dengan menghasilkan antibiotik tertentu berupa
senyawa kimia yang mudah menguap (volatile) dan tidak
menguap (non volatile) atau lytic enzyme (kitinase, protease,
dan glukanase), parasitisme dengan melilit hifa patogen, dan
induksi ketahanan tanaman . Jamur antagonis yang digunakan
adalah Trichoderma virens, T. hamatum, T. amazonicum,
Eupenicillium javanicum, Penicillium simplicissimum, P. citrinum,
P. pinophilum, Paecilomyces lilacinus, Aspergillus fijiensis, dan
Hypocrea atroviridis
Penyakit busuk batang tanaman buah naga memiliki pengaruh pada
produktivitas buah naga tersebut. Penyakit ini disebabkan oleh fungi
patogen yang menginfeksi tanaman sehingga yang menyebabkan
bercak kuning hingga mengalami pembusukan. Fungsi endofit memiliki
potensi sebagai agen hayati yang efektif untuk mengendalikan patogen.
Mekanisme penghambat oleh isolat Fusarium sp. Terjadi secara
antibiotis yang didifusikan kedalam media agar sehingga terbentuk
zona bening. Sedangkan Mucor sp menghambat fungi patogen dengan
mekanisme petisi mikoparasit. Fungi endofit dapat melindungi
tumbuhan inang dari serangan patogen dengan senyawa yang
dikeluarkan berupa senyawa metabolit sekunder sebagai pembunuh
patogen.
Salah satu kendala dalam produksi tanaman kentang yaitu penyakit
layu yang diakibatkan oleh patogen Ralstonia solanacearum.
Serangan R. Solanacearum menyebabkan daun-daun muda layu
yang diikuti dengan layu pada seluruh bagian tanaman. Rhizobakteri
merupakan bakteri yang
berkolonisasi di daerah perakaran dan membentuk hubungan
simbiotik terhadap tanaman. Rhizobakteri seringkali disebut sebagai
plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) untuk memicu
pertumbuhan tanaman. Rhizobakteri dapat dimanfaatkan sebagai
agens hayati. Penggunaan PGPR sebagai agens hayati patogen tular
tanah merupakan strategi alternatif dari pengendalian penyakit
Pseudomonas kelompok fluorescens merupakan bakteri antagonis yang
banyak dimanfaatkan sebagai agensia hayati baik untuk jamur maupun
bakteri patogen. tanaman. Pseudomonas fluorescens P60 merupakan
salah satu strain bakteri antagonis yang telah menunjukkan
kemampuannya di dalam mengendalian beberapa patogen tanaman,
khususnya patogen tulartanah, baik in vitro, in planta, maupun in vivo. P.
fluorescens P60 mempunyai sifat “Plant Growth Promoting
Rhizobacteria” (PGPR). Pseudomonas fluorescens P60, baik dalam
bentuk supernatan maupun suspensi, mampu meningkatkan senyawa
fenol (tanin, saponin, dan glikosida) di dalam jaringan tanaman,
menurunkan intensitas penyakit layu Fusarium, menekan laju infeksi,
menurunkan kepadatan akhir patogen, meningkatkan kepadatan
antagonis akhir dan meningkatkan tinggi tanaman, bobot kering akar,
dan bobot buah per tanaman

Anda mungkin juga menyukai