Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH PROTAP PEMUSNAHAN

SERANGGA & PROTAP PERAWATAN


PERALATAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah CPOB

Disusun Oleh :

Nama : Lidya Indriyani ( 1016091)

Tingkat : II B

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH


CIREBON

Jl. Cideng Indah No. 3 Kertawinangun Cirebon Telp/Fax. 0231


230984
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................ 1

A. Protap Pemusnahan serangga............................................ 1


B. Protap Perawatan Peralatan............................................... 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................... 29

A. Protap Pemusnahan Serangga........................................... 29


B. Protap Perawatan Peralatan ............................................. 33

DAFTAR PUSTAKA................................................................... 36

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Protap pemusnahan serangga


prosedur pemberantasan hama
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
General Pest Control
1. PEST CONTROL
Definisi
Program pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu yang
mengkombinasikan metode inspeksi, identifikasi, aplikasi dan evaluasi hingga
mencapai tujuan pest control.
Tujuan
A. Menekan jumlah populasi hama/serangga/organisme pengganggu hingga
mencapai jumlah minimum.
B. Menghindari kerugian moril yang diakibatkan hama/serangga/organisme
pengganggu, seperti kondisi tidak nyaman dalam melakukan kegiatan bekerja atau
kehidupan sehari-hari akibat keberadaan hama/serangga/organisme pengganggu
serta penyebaran penyakit dari vector serangga pembawa sumber penyakit
(demam berdarah, kolera, disentri dan wabah)
C. Menghindari kerugian materil yang diakibatkan hama/serangga/organisme
pengganggu (kumbang), seperti Kerusakan barang/peralatan/perlengkapan
pendukung proses pengolahan pangan seperti karton pembungkus serta kerusakan
dan tercemarnya produk/bahan mentah/bahan makanan.

1
Program Pest Control/Integrated Pest Management
A. Inspeksi Pest Control
B. Identifikasi Pest Control
C. Aplikasi Pest Control
D. Laporan/Evaluasi Pest Control

2. INSPEKSI PEST CONTROL


Definisi
Proses inspeksi atau pemantauan langsung ke lokasi/area outdoor/indoor area
yang rawan infestasi/populasi hama/serangga/organisme.
Tujuan
Untuk mengetahui atau menemukan area rawan indikasi keberadaan
hama/serangga/organisme pengganggu.
Prosedur Pelaksanaan
- Inspeksi dilakukan oleh PCO ( cv. Rumenta) dan Calon Pemberi Pekerja (PT.
XXX) ke seluruh area outdoor dan indoor.
- Setiap pekerjaan inspeksi dan hasil inspeksi di catat ke dalam laporan
pelaksanaan pekerjaan.
- Pekerjaan inspeksi dilakukan pada pagi/siang hari.
Peralatan Yang Digunakan
Laporan pelaksanaan pekerjaan, Tools, Sarung tangan.
Area/Lokasi
Seluruh lokasi indoor dan outdoor gedung atau pabrik dll.

3. IDENTIFIKASI PEST CONTROL


Definisi
Proses pengidentifikasian jenis, jumlah populasi dan perilaku
hama/serangga/organisme pengganggu.
Tujuan
- Mengidentifikasi jenis serangga (tikus/lalat/semut/nyamuk/kecoa/dan lain) yang
ditemukan.

2
- Mengidentifikasi kerusakan yang disebabkan oleh kumbang untuk menentukan
jenis kumbang.
- Mengidentifikasi usia (kumbang/lalat/semut/nyamuk/kecoa/dan lain-lain) apakah
sudah memasuki usia dewasa/ telur/nympha hingga dapat ditentukan jenis aplikasi
yang akan dilakukan.
- Menentukan tindakan aplikasi pest control apa yang perlu dilakukan yang
disesuaikan dengan hasil inspeksi dan identifikasi.
Prosedur Pelaksanaan
- Identifikasi serangga yang ditemukan (jenis serangga, jumlah serangga, perilaku
serangga)
- Setiap pekerjaan identifikasi dan hasil identifikasi di catat ke dalam laporan
pelaksanaan pekerjaan.
- Pekerjaan identifikasi dilakukan pada pagi/siang hari.
Peralatan Yang Digunakan
- Laporan pelaksanaan pekerjaan.
- Tools.
- Sarung tangan.
Lokasi/Area

4. APLIKASI PEST CONTROL


Definisi
Pelaksanaaan pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu.
Tujuan
Menekan jumlah populasi hama/serangga/organisme pengganggu.
Jenis-jenis Aplikasi Pest Control
1. Spraying
2. Fogging
3. Fly Bait
4. Perendaman Dingin

3
5. SPRAYING
Definisi
Teknis pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu dengan cara
penyemprotan larutan/campuran pestisida dan air dimana jumlah
dosis/konsentrasi pencampuran harus sesuai dengan prosedur dosis pencampuran
pestisida dan proses penyemprotannya sesuai dengan teknis pelaksanaan spraying
yang baik dan benar .
Tujuan
Mengendalikan hama/serangga/organisme pengganggu melalui kontak pestisida
langsung dengan serangga dan meninggalkan efek residu pestisida untuk
mencegah atau membunuh hama/serangga/organisme pengganggu apabila
datang/infest ke area yang telah dilakukan penyemprotan.
Peralatan yang Digunakan
- Laporan pelaksanaan pekerjaan.
- ULV, gelas ukur, corong, jirigen dan tools.
- Peralatan/perlengkapan keselamatan kerja seperti : helmet, masker, safety glases,
masker, sarung tangan, uniform, dan safety boots.
Pestisida yang Digunakan
Untuk aplikasi pest control dengan metode spraying, bahan kimia yang digunakan
dicampur dengan pelarut air yang sesuai dengan aturan dosis pemakaian.

LAMBDA CYHALOTHRIN 25 EC
Bahan Aktif : Lambda cyhalothrin 25 g/l
Pelarut : Air
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 10 – 25 mlLambda cyhalothrin 25 EC/LAir
Sasaran : Kumbang dewasa, Kecoa, Nyamuk, Lalat, Semut

4
Prosedur Pelaksanaan
- PCO harus terlebih dahulu mempersiapkan dan memakai peralatan/perlengkapan
keselamatan kerja seperti helmet, masker, safety glases, masker, sarung tangan,
uniform, dan safety boots.
- PCO mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
penyemprotan seperti : mesin penyemprotan (ULV), gelas ukur dan corong.
- Menghitung dan mencampurkan jumlah pestisida dan pelarut air yang sesuai
dengan prosedur dosis pencampuran.
- Melakukan penyemprotan terhadap area indoor yang telah dilakukan inspeksi
dan identifikasi merupakan area rawan terhadap indikasi populasi
hama/serangga/organisme pengganggu (kumbang dewasa).
- Penyemprotan tidak boleh dilakukan pada hari sedang hujan karena akan
mengakibatkan kadar pelarut air menjadi tinggi sehingga kadar toxic pestisida
menjadi berkurang atau netral.
- Pekerjaan spraying, jumlah pestisida, pelarut yang dipakai dicatat ke laporan
pelaksanaan pekerjaan.
- Rotasi pemakaian bahan kimia (mencegah kekebalan serangga terhadap
penggunaan pestisida satu jenis) pest control dilakukan per 3 (tiga) bulan.

6. FOGGING
Definisi
Teknis pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu dengan cara
pengasapan larutan/campuran pestisida dan solar dimana jumlah dosis
/konsentrasi pencampuran sudah sesuai dengan prosedur dosis pencampuran
pestisida dan proses penyemprotannya sesuai dengan teknis pelaksanaan spraying
yang baik dan benar.
Tujuan
Mengendalikan hama/serangga/organisme pengganggu melalui kontak pestisida
langsung dengan serangga dan meninggalkan efek residu pestisida untuk
mencegah atau membunuh hama/serangga/organisme pengganggu apabila
datang/infest ke area yang telah dilakukan pengasapan.

5
Peralatan yang Digunakan
- Laporan pelaksanaan pekerjaan.
- Mesin fogging, solar, gelas ukur, corong, jerigen dan tools.
- Peralatan / perlengkapan keselamatan kerja seperti : helmet, masker, safety
glases, masker, sarung tangan, uniform, dan safety boots.
Pestisida yang Digunakan
Untuk aplikasi pest control dengan metode fogging, bahan kimia yang digunakan
dicampur dengan pelarut solar yang sesuai dengan aturan dosis pemakaian.

LAMBDA CYHALOTHRIN 25 EC
Bahan Aktif : Lambda cyhalothrin 25 g/l
Pelarut : Solar
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 10 – 25 mlLambda cyhalothrin 25 EC/LSolar
Sasaran : Kumbang dewasa, Kecoa, Nyamuk, Lalat, Semut
Prosedur Pelaksanaan
- PCO harus terlebih dahulu mempersiapkan dan memakai peralatan/perlengkapan
keselamatan kerja seperti helmet, masker, safety glases, masker, sarung tangan,
uniform, dan safety boots.
- PCO mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
penyemprotan seperti : mesin fogging, gelas ukur dan corong.
- Menghitung dan mencampurkan jumlah pestisida dan pelarut air yang sesuai
dengan prosedur pencampuran.
- Melakukan penyemprotan terhadap area outdoor yang setelah dilakukan inspeksi
dan identifikasi merupakan area rawan terhadap indikasi populasi
hama/serangga/organisme pengganggu (kumbang dewasa).
- Penyemprotan tidak boleh dilakukan di area indoor karena dapat mengakibatkan
tercemarnya/ terkontaminasinya produk/manusia.

6
- Penyemprotan tidak boleh dilakukan pada hari sedang hujan karena akan
mengakibatkan kadar pelarut air menjadi tinggi sehingga kadar toxic pestisida
menjadi berkurang atau netral.
- Pekerjaan fogging dan seluruh jumlah pestisida, pelarut yang dipakai harus
dicatat ke dalam laporan pelaksanaan pekerjaan.
- Waktu ideal penyemprotan dilakukan pada pagi hari dan sore hari.
- Rotasi pemakaian bahan kimia pest control dilakukan per 3 (tiga) b
Lokasi/Area

7. FLY BAIT
Definisi
Pengendalian lalat dengan menggunakan bahan kimia berbentuk butiran/granul.
Tujuan
Menekan jumlah populasi lalat.
Peralatan yang Digunakan
Wadah seng/kaleng, stiker, sarung tangan, laporan pelaksanaan pekerjaan dan
cheklist fly bait.
Pestisida yang Digunakan
FLYGARD 1GR
Bahan Aktif : Azamethiphos 1%, (Z)-9-Tricosene 0.1%
Kemasan : 800 g per botol
Konsentrasi : 200 g/100 m2 (2 gr/m2)
Sasaran : Lalat dewasa
Prosedur Pelaksanaan
- PCO mempersiapkan Wadah seng/kaleng, label/stiker, safety device dan tools.
- Penebaran/penempatan/pemasangan FLYGARD 1 GR harus dilakukan di
outdoor area disekitar gedung/ area rawan infestasi serangga.
- PCO harus menggunakan sarung tangan setiap melakukan penebaran atau
penempatan FLYGARD 1 GR.
- Setiap lokasi penebaran diberi stiker/label dan digambarkan ke dalam bentuk
pemetaan untuk mempermudah pemantau.

7
- Perlakuan FLYGARD 1 GR dilakukan apabila setiap kunjungan atau umpan
FLYGARD 1 GR habis, terkena hujan.
- Pembersihan terhadap bangkai lalat akibat perlakuan FLYGARD 1 GR
dilakukan oleh operator pest control.
- Setiap pekerjaan ini dilakukan harus dicatat ke dalam laporan pelaksanaan
pekerjaan dan cheklist Fly bait.
Lokasi/Area
Area pabrik/gedung

8. INSECT TERMINATOR
Definisi
Pengendalian lalat, nyamuk dan serangga terbang sejenis yang menggunakan alat
yang dilengkapi dengan tabung lampu cahaya violet (pemikat serangga terbang)
yang berefesiensi tinggi serta memakai tenaga listrik yang aman dan hemat energi.
Tujuan
- Menekan jumlah populasi lalat, nyamuk dan serangga terbang sejenis pada
indoor area.
- Melindungi produk yang berada pada indoor area dari serangan serangga
terbang.
Peralatan yang Digunakan
Model : Black Hole
Lampu Violet : 26 W
Jangkauan : 35 m2
Voltage : 220V-50Hz
Net weight/ size : 1.3 Kg/ 25.5 x 21.5 x 35 cm
Laporan Pelaksanaan Pekerjaan, Stiker dan Cheklist
Prosedur Pelaksanaan
- Pemasangan alat insect terminator pada office, sesuai denah lokasi insect
terminator
- Pastikan lampu violet insect terminator menyala setiap hari.

8
- Pengecekan/maintenance/pembersihan terhadap insect terminator dilakukan satu
(1) bulan sekali.
- Mencatat jumlah serangga terbang yang terperangkap pada seluruh insect
terminator yang digunakan pada cheklist insect terminator.
- Jika minimal selama 3 (tiga) bulan tidak ditemui serangga terbang yang
terperangkap, maka lokasi pemasangan alat insect terminator tidak efektif dan
harus dipindahkan ke tempat lain.
- Jika pada insect terminator ditemui jumlah serangga yang sama (minimal 3
bulan), maka pada ruangan tersebut dipasang pengaman yang berfungsi untuk
mencegah akses serangga terbang ke dalam ruangan.
- Jika jumlah serangga terbang yang terperangkap makin menurun maka insect
terminator tersebut efektif.
Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA

9. Flytrap Glueboard Insect Killer


Definisi
Pengendalian lalat , nyamuk dan serangga terbang sejenis yang menggunakan alat
yang dilengkapi dengan tabung lampu cahaya violet (pemikat serangga terbang
dan Glue) yang berefesiensi tinggi serta memakai tenaga listrik yang aman dan
hemat energi.
Tujuan
Menekan jumlah populasi lalat, nyamuk dan serangga terbang sejenis pada indoor
area.
Peralatan yang Digunakan
1. Stiker, Laporan Pelaksanaan Pekerjaan dan Cheklist
2. PLS Flytrap Glueboard Insect Killer Models PL2-A
Dimention : 35 x 24 x 33 cm
Weight : 2.5 Kg
Light Output : 8 Watts
Power supply : 220 Volts

9
Coverage Area : 20 m2
Prosedur Pelaksanaan
- Pemasangan alat Flytrap Glueboard Insect Killer pada tempat-tempat yang telah
ditentukan.
- Pastikan lampu violet Flytrap Glueboard Insect Killer menyala setiap hari (tidak
lebih dari 10 jam).
- Penggantian perekat, pengecekan/maintenance/pembersihan terhadap Flytrap
Glueboard Insect Killer dilakukan satu bulan sekali.
- Mencatat jumlah serangga terbang yang terperangkap.
- Jika pada perekat tidak ditemui serangga terperangkap (minimal 3 bulan), maka
flytrap tidak efektif dan harus dipindahkan ke tempat lain.
- Jika pada perekat ditemui jumlah serangga yang sama (minimal 3 bulan), maka
pada ruangan tersebut dipasang pengaman yang berfungsi untuk mencegah acces
masuk serangga terbang ke dalam ruangan.
- Jika pada perekat di temui jumlah serangga terbang terperangkap makin
menurun untuk tempat yang sama maka flytrap efektif.
Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA

10. LAPORAN/EVALUASI PEST CONTROL (DOKUMENTASI)


Definisi
Proses pengamatan, pencatatan, pembuatan laporan dan evaluasi kegiatan pest
control.
Tujuan
- Untuk mengontrol/menilai/mengevaluasi kegiatan pest control sudah cukup
efektif atau tidak.
- Sebagai dokumen/catatan/record untuk masalah administrasi dan pedoman
pelaksanaan pest control yang akan dilakukan.
Jenis-jenis dokumen yang Digunakan
1. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Harian
2. Form Service/Cheklist

10
3. Laporan Pest Control setiap 1 (satu) mingguan/ Bulanan
Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA

11. LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Definisi
Laporan yang berisikan tentang informasi-informasi pekerjaan yang telah
dilakukan.
Tujuan
- Sebagai bukti bahwa pekerjaan pest control (inspeksi, identifikasi, aplikasi) telah
dilakukan.
- Tempat pencatatan informasi-informasi pelaksanaan pekerjaan pest control
seperti inspeksi, identifikasi dan aplikasi (tanggal pelaksanaan pekerjaan, area
pekerjaan, jenis aplikasi, pestisida yang digunakan, temuan, tanda tangan/nama
pco, dll)
- Sebagai dokumen pendukung untuk pembuatan laporan pest control bulanan.
Prosedur Pelaksanaan
Laporan pelaksanaan pekerjaan harus berisikan:
a. Nomor Laporan
b. Pemakai Jasa, Alamat Pemakai jasa
c. Spesifikasi pekerjaan
d. Area dan Jenis Treatment
e. Pestisida yang digunakan dan terpakai
f. Temuan
g. Keterangan/Penjelasan
h. Tanggal Pelaksanaan pekerjaan
i. Tanda tangan/nama pemakai jasa dan PCO

11
12. FORM SERVICE/CHEKLIST
Definisi
Form sebagai catatan yang dibuat sedemikian rupa untuk pelaksanaan kegiatan
perlakuan fly bait dan insect killer.
Tujuan
Sebagai catatan/laporan/pedoman untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan
kegiatan perlakuan fly bait dan insect killer.
Prosedur Pelaksanaan Fly Bait dan Insect Killer
- Form cheklist bait station harus berisikan : Jenis perlakuan, nama perusahaan
user, alamat user, tanggal aplikasi, lingkup pekerjaan, bahan yang dipakai, nomor
station, jumlah pemakaian, nama dan tanda tangan PCO dan user.
- Setiap pekerjaan yang dilakukan dicatat ke dalam form service/cheklist.
- 1 (satu) lembar cheklist pertinggal untuk pemakai jasa.
- 2 (dua) lembar pertinggal untuk perusahaan pest control.
Contoh Cheklist
Aman, Bersih, Sehat
Jl.
CHECKLIST
 FLYGARD 1 GR
 INSECT TERMINATOR
 FLYTRAP GLUEBOARD INSECT KILLER
Perusahaan
Alamat :
……………………………………………………………………………………
: ……………………………………………………………………………………
TGL LINGKUP
PEKERJAAN NOMOR
STATION BAHAN
JUMLAH
PEMAKAIAN KETERANG

12
User __________ , _____________ 20____

Tanda Tangan User Tanda Tangan PCO


Nama User Nama PCO
Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA

13. DENAH/PETA UMPAN/TRAP


Definisi
Gambar ilustrasi bangunan tampak atas yang ditambah dengan gambar
penempatan posisi/lokasi fly bait/insect killer yang disesuaikan gambar denah
tampak atas bangunan.
Tujuan
Mempermudah pencarian fly bait station dan insect killer.
Prosedur Pembuatan
1. Peta/denah harus berisikan :
a. Nama User, PIC User, Alamat User, Tanggal denah/peta, Nama PCO, tanda
tangan PCO.
b.Gambar ilustrasi denah bangunan tampak atas, Gambar setiap station
perangkapttikus/gluetrap/fly bait.
c. Nomor masing-masing station (fly bait dan insect killer)
2. Gambar peta untuk masing-masing user harus dibuat.
3. Pest control operator dan user harus mempunyai peta yang seragam/sama dan
terkini.
4. Perubahan peta/denah dapat dilakukan apabila terjadi pemindahan, penambahan
dan pengurangan Station fly bait/insect killer.
5. Setiap ada perubahan posisi letak bait station/insect killer, peta/denah pest
control harus segera diganti dan disesuaikan dengan perubahan yang dilakukan.

13
14. LABEL/STIKER
Definisi
Media kertas tempel yang bertuliskan nama bahan kimia, tanggal aplikasi, nomor,
fly bait station/insect killer, nama PCO dan inisial PCO.
Tujuan
- Sebagai identitas/alat tracking bahwa di daerah tempat stiker dipasang diberikan
perlakuan pest control fly bait dan insect killer.
- Mempermudah PCO untuk melakukan pencarian/tracking posisi fly bait/insect
killer dan melakukan perlakuan pest control yang diperlukan.
- Cara untuk melakukan pencarian/tracking fly bait/insect killer di lokasi tempat
pemasangan yaitu:
a. Melalui nomor fly bait station/insect killer yang tertulis di stiker.
b. Kemudian melihat peta/denah di mana nomor fly bait station/insect killer yang
dimaksud tersebut berada.
- Sebagai identitas tanda berbahaya untuk mencegah fly bait, insect killer untuk
dipegang/ditendang/dirusak oleh orang yang tidak berwenang.
- Mencegah terjadinya keracunan.
Prosedur Penulisan Stiker
Fly Bait, Insect Killer
- Penulisan Nama PCO, Inisial PCO, Bahan Aktif yang dipakai, Lokasi, Tanggal
aplikasi, Nomor
- Seluruh fly bait/insect killer ditempel dengan stiker.
- Setiap inspeksi/treatment dilakukan penggantian stiker.
- Stiker yang rusak/tidak dapat dibaca harus segera diganti.
Prosedur Penulisan Stiker
1. Fly Bait
- Penulisan Nama PCO, Inisial PCO, Bahan Aktif yang dipakai, Lokasi, Tanggal
aplikasi, Nomor
- Seluruh Flygard/Insect Killer ditempel dengan stiker.
- Setiap inspeksi/treatment dilakukan penggantian stiker
- Stiker yang rusak/tidak dapat dibaca harus segera diganti

14
Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA

15. LAPORAN PEST CONTROL BULANAN


Definisi
Laporan yang berisikan informasi-informasi tentang area/ gudang yang di lakukan
treatment pest control, jadwal pest control, aplikasi pest control, table/populasi
hama/serangga/organisme pengganggu, evaluasi, kesimpulan dan saran tentang
pest control.
Tujuan
Untuk mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan pest control.
Prosedur Pembuatan
- Laporan pest control harus berisikan:
A. Bukti laporan pekerjaan (Lampiran)
B. Pencatatan temuan hama/serangga/organisme pengganggu yang mati
C. Tanggal pelaksanaan, metode aplikasi yang digunakan
D. Pestisida yang dipakai, jumlah dosis pestisida yang dipakai
E. Nama dan tanda tangan operator, jadwal/schedule pest control
F. Perbaikan dokumen yang salah, dokumen pendukung lainnya
G. Pembuatan grafik/tabel populasi hama/serangga/organisme pengganggu
temuan
H. Membuat kesimpulan dari pelaksanaan program pest control yang telah
dilakukan
I. Memberikan laporan bulanan kepada pemakai jasa
J. Memberikan saran-saran/masukan-masukan yang diperlukan kepada klien yang
berguna untuk kelancaran kegiatan pest control dalam mencapai tujuannya
- Laporan harus diberikan ke masing-masing user.
- Inisial PCO yang tercantum di bukti laporan kerja dan laporan harus mempunyai
sertifikat telah mengikuti pendidikan atau training pest control.

15
- Jadwal pekerjaan pest control yang dilaporkan ke dalam laporan pest control
harus sesuai dengan daftar/kalender pest control yang telah ditentukan
sebelumnya.
- Laporan pelaksanaan pekerjaan berfungsi sebagai pendukung pembuatan laporan
pest control.
- Laporan pelaksanaan pekerjaan dan laporan pest control harus lengkap dan tidak
ada yang hilang.
- Laporan pelaksanaan pekerjaan harus dibuat setiap selesai melakukan pekerjaan
pest control dan ditandatangani oleh user dan PCO yang bersertifikat.
Lokasi/Area
PERUSAHAAN USER AREA

16. PELAKSANA PEST CONTROL


A. Perusahaan Pest Control
Definisi
Badan usaha yang mempunyai izin/sertifikasi untuk melaksanakan kegiatan
pengendalian hama/serangga/organisme pengganggu (kumbang).
Tujuan
Mengorganisir PCO dalam melaksanakan kegiatan pest control sehingga tujuan
pest control untuk menciptakan kondisi/suasana nyaman bekerja dan menghindari
kerugian materi dan moril.
Identitas Perusahaan Pest Control
Nama Perusahaan :CV. Rumenta
Alamat Perusahaan : Jl.
Telp/Fax : (021)
Jenis Usahan : Pest Control, Termite Control dan Fumigasi
Izin Pest Control :
Izin Pest Control :
Emergency Call :

16
B. Pest Control Operator
Definisi
Tenaga pelaksana lapangan yang telah dilatih/mendapat pendidikan tentang
pengetahuan teori serta teknis pelaksanaan kegiatan pest control yang sesuai
dengan standar/aturan yang benar.
Kriteria/Persyaratan PCO
- Mempunyai pengetahuan tentang jenis, usia dan perilaku
hama/serangga/organisme pengganggu serta cara pengendaliannya.
- Mempunyai pengetahuan dan mampu melakukan teknis pekerjaan pest control
dengan baik/benar.
- Mempunyai pengetahuan cara menghindari keracunan/terkontaminasinya
produk/manusia dari residu pestisida selama melaksanakan kegiatan pest control.
- Mengetahui cara pemakaian dan perawatan peralatan pest control dengan baik
dan benar.
- Mempunyai pengetahuan tentang pestisida.
- Mempunyai kemampuan untuk menghitung jumlah dosis pemakaian yang benar
sesuai dengan aturan pakai yang tercantum dalam pestisida.
- Mengetahui teknis pelaksanaan/aplikasi pest control dengan baik dan benar.
- Mengetahui cara penyimpanan pestisida dengan baik dan benar.
- Mengetahui cara pembuangan pestisida/kemasan pestisida dengan baik dan
benar.
- Mampu/mengetahui tindakan pertolongan pertama pada keracunan apabila
terjadi kecelakaan kerja/keracunan.
- Mempunyai/mengetahui fungsi peralatan/perlengkapan keselamatan kerja
sewaktu melaksanakan kegiatan pest control.
Daftar Pelaksana
NO PCO JABATAN SERTIFIKAT/SK PELATIHAN

17
17. PESTISIDA YANG DIGUNAKAN
Definisi
Bahan beracun yang digunakan untuk mengendalikan hama/serangga/organisme
pengganggu.
Tujuan
Proses pengendalian/pembasmian dengan bahan kimia cukup efektif karena
membunuh cepat, mempunyai residu dan ekonomis.
Daftar Pestisida yang Digunakan
A. LAMBDA CYHALOTHRIN 25 EC
Bahan Aktif : Lambda cyhalothrin 25 g/l
Pelarut : Air, solar
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 10 – 25 mlLambda cyhalothrin 25 EC/LAir
Sasaran : Kumbang dewasa (secara tidak langsung hama yang dikendalikan:
Kecoa, Nyamuk, Lalat, Semut)

B. CYPERMETHRIN 100 EC
Bahan Aktif : Cypermethrin 100 g/l
Pelarut : Air, Minyak tanah
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 7,5 - 10 mlCypermethrin EC/LAir
Sasaran : Telur/ Nympha, Kumbang dewasa

C. IMIDACLOPRID 200 SL
Bahan Aktif : Imidacloprid 200 g/l
Pelarut : Air
Isi bersih : 1 (satu) liter
Konsentrasi : 2,5 mlImidaclpordi 200 SL/LAir
Sasaran : Telur/ Nympha, Kumbang dewasa

18
18. DOSIS PENCAMPURAN PESTISIDA
Definisi
Aturan yang menentukan jumlah konsentrasi pestisida dan pelarut yang dipakai
yang sesuai dengan aturan pakai yang tercantum dalam label pestisida.
Tujuan
Mencegah terjadinya keracunan/kontaminasi produk/manusia terhadap pemakaian
jumlah konsentrasi pestisida dan pelarut yang tidak sesuai dengan aturan dosis
pemakaian.
Prosedur Pencampuran
1. Lambda cyhalothrin 25 EC
a. Metode Aplikasi : Spraying
10 s/d 25 ml Lambda cyhalothrin 25 EC
Larutan Lambda cyhalothrin = (Dicampur)
1 Liter a
b. Metode Aplikasi : Fogging
10 s/d 25 ml Lambda cyhalothrin 25 EC
Larutan Lambda cyhalothrin = (Dicampur)
1 Liter Solar

2. Cypermethrin 100 EC
Metode Aplikasi : Perendaman Dingin
7,5 s/d 10 ml Cypermethrin 100 EC
Larutan Cypermethrin = (Dicampur)
1 Liter air

3. Imidacloprid 200 g/L


Metode Aplikasi : Perendaman Dingin
2,5 ml Imidacloprid 200 SL
Larutan Imidacloprid = (Dicampur)
1 Liter Air

19
19. PROSEDUR PENANGANAN PESTISIDA
Definisi
Prosedur yang menjelaskan bagaimana cara penanganan terhadap pestisida baik
itu cara menyimpan pestisida dan memusnahkan/membuang wadah bekas
pestisida yang baik dan benar.
Tujuan
Mencegah keracunan/terkontaminasinya produk/manusia terhadap penanganan
pestisida yang tidak benar atau tidak mengikuti prosedur yang telah ditentukan
selama melaksanakan kegiatan pest control.
Prosedur Penyimpanan
- Ruangan penyimpanan hanya untuk orang yang berwenang
- Memiliki fasilitas sanitasi (Kamar mandi), pengaman (Safety devices, racun api)
- Ruangan penyimpanan harus jauh dari jangkauan anak-anak dan api
- Suhu ruangan penyimpanan harus sejuk
- Tata ruang yang benar (disesuaikan dengan jenis/sifat pestisida)
- Penyusunan/peletakan pestisida tidak boleh langsung ke tanah
- Setiap pestisida harus mempunyai label
- Pestisida yang digunakan mempunyai kartu persediaan dan memakai sistem
FIFO
- Botol/Wadah pestisida harus mempunyai tanda “khusus untuk pengendalian
serangga”
- Ruangan tempat penyimpanan harus diberi stiker “Tanda Bahaya”
- Ruangan penyimpanan harus mempunyai saluran sirkulasi udara

CATATAN : TEMPAT PENYIMPANAN DAN PEMUSNAHAN PESTISIDA


PCO DI LUAR LOKASI PABRIK

Prosedur Pembuangan/Pemusnahan
- Wadah pestisida yang kosong dirusak kemudian di tanam ke dalam tanah
sedalam 0,5 m.
- Lokasi penanaman harus jauh dari sumber mata air dan pemukiman penduduk

20
CATATAN : TEMPAT PENYIMPANAN DAN PEMUSNAHAN PESTISIDA
PCO DILUAR LOKASI PABRIK

20. JADWAL PEST CONTROL


Definisi
Jadwal pelaksanaan pest control yang diatur sedemikian rupa yang menunjukan
kapan dilakukan kegiatan pest control secara rutinitas.
Tujuan
Untuk mengatur waktu pelaksanaan pest control dan mempermudah bagi user
untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pest control
Prosedur Pembuatan
- Pekerjaan pest control yang dilakukan sesuai dengan program Integrated Pest
Management.
- Pekerjaan pest control meliputi INSPEKSI/IDENTIFIKASI,
APLIKASI/SERVIS.
- Jadwal pekerjaan pest control per bulan meliputi : Inspeksi/ Identifikasi/
Aplikasi/ Treatment/ Checking.
- Jadwal pekerjaan pest control dilakukan rutin setiap bulan selama masa kontrak.
- Jadwal pekerjaan diatur sedemikian rupa agar tidak jatuh pada hari libur kerja.
- Apabila terjadi perubahan jadwal pelaksanaan akan segera dikonfirmasikan ke
masing-masing user.
- PCO membuat kalender jadwal pest control tiap bulan selama masa kontrak dan
diberikan masing- masing ke setiap user.

21
B. Protap Perawatan Peralatan
PRINSIP
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan
konstruksi yang tepat, ukuran memadai serta di tempatkan dan dikualifikasi
dengan tepat ,agar mutu obat terjamin sesuai dan seragam dari bets ke bets dan
untuk memudahkan pembersihan serta perawatan.

DESAIN DAN KONSTRUKSI


Desain dan konstruksi peralatan hendaklah memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

4.1 Peralatan di desain dan di kontruksikan sesuai dengan tujuannya;

UMUMNYA
DIGUNAKAN
BAHAN UNTUK

– peralatan atau
bagian peralatan
yang tidak
(a) baja tahan karat AISI 304
bersentuhan
(American Iron and Steel Institute 304) yang mengandung
langsung dengan
antara lain krom 18-20 % dan nikel 8-12 %
bahan atau produk.

(b) baja tahan karat AISI 316 atau 316 L (L = low carbon) – pengolahan dan
mengandung antara lain krom 16 – 18 %, nikel 10 – 14 % dan pengisian produk
molibden 2 – 3 % dengan atau tanpa elektropolis steril dan non
steril;
– sistem pemipaan
untuk air murni
dan air untuk

22
injeksi.

– pengolahan
bahan baku yang
bereaksi terhadap
(c ) gelas (juga untuk pelapis) baja tahan karat

– pengolahan
bahan baku yang
bereaksi dengan
bahan di butir (a),
(b), (c) tersebut di
atas, tetapi tidak
(d) Lain-lain, misalnya bereaksi dengan
politetrafluoroetilen PTFE, PP, PVDF
(PTFE); polypropylene(PP); polyvinylidenedifluoride (PVDF) danperfluoroalkox
; danperfluoroalkoxy. y

– untuk peralatan
pengolahan air
yang belum
dimurnikan misal :
tabung penukar
kation-anion dan
(e) uPVC (unplasticized polyvinylchloride) pelunak air.

4.2 Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara
atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi atau adisi ,atau absorsi yang
dapat mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang
ditentukan

23
4.3 Bahan yang diperlukan untuk pengoprasian alat khusus , misalnya pelumas
atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang sedang diolah
sehingga tidak mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian bahan awal, produk
antara ataupun produk jadi

Bahan pelumas jenis food grade hendaklah digunakan apabila ada kemungkinan
bahan tersebut bersentuhan dengan produk, misal: pelumas untuk punch and die.
4.4 Peralatan tidak boleh merusak produk akibat katub bocor, tetesan pelumas
dan hal sejenis atau karena perbaikan, perawatan, modifikasi dan adaptasi yang
tidak tepat

4.5 Peralatan hendaklah di desain sedemikian rupa agar mudah dibersihkan.


Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang rinci serta
disimpan dalam keadaan bersih dan kering

Untuk memastikan kemudahan dan kesempurnaan pembersihan maka


rancang bangun peralatan dibuat sedemikian rupa agar:

a. sederhana tapi sesuai dengan tujuan penggunaan, mudah dibongkar dan


dipasang kembali sebelum dan setelah dibersihkan;

b. tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada pembersihan;

c. tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau larutan pencuci; dan

d. tidak berkarat dan tidak mudah tergores.

4.6 Peralatan pencucian dan pembersihan hendaklah dipilih dan digunakan agar
tidak menjadi sumber pencemaran

Untuk pencucian dan pembersihan dianjurkan menggunakan:

– lap bebas serat;

– mesin penghisap debu daripada udara bertekanan; dan

24
– sikat nylon daripada sikat ijuk.

4.7 Peralatan yang digunakan hendaklah tidak berakibat buruk pada produk.
Bagian alat yang bersentuhan dengan produk tidak boleh bersifat reaktif, adiktif,
atau absorbtif yang dapat mepengaruhi mutu dan berakibat buruk pada produk

Semua motor peralatan dan instalasi listrik yang digunakan untuk mengolah bahan
yang mudah terbakar hendaklah kedap ledakan dan dibumikan dengan benar,

4.8 Semua peralatan khusus unuk pengolahan bahan mudah terbakar atau kimia
atau dimana diletakan di area dimana digunakan bahan mudah terbakar, hendaklah
dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang bersifat kedap eksplosi serta
dibumikan dengan benar

4.9 Hendaklah tersedia alat timbang dan alat ukur dengan rentang dan ketelitian
yang digunakan untuk proses produksi dan pengawasan. Peralatan yang
digunakan untuk menimbang, mengukur, memeriksa dan mencatat hendaklah
diperiksa ketepatannya dan kalibrasi sesuai program dan prosedur
yang ditetapkan.Hasil pemeriksaan dicatat dan disimpan dengan baik

4.10 Filter cairan yang digunakan untuk proses produksi hendaklah tidak lepaskan
serat kedalam produk. Filter yang mengandung asbes tidak boleh digunakan
walalupun sesudahnya disaring kembali menggunakan filter khusus yang tidak
melepaskan serat dan

4.11 Pipa air suling air De-ionisasi dan bila perlu pipa air lain untuk produksi
hendaklah di sanitasi sesuai prosedur tertulis. Prosedur tersebut hendaklah berisi
rincian batas cemaran mikroba dan tindakan yang harus dilakukan

PEMASANGAN DAN PENEMPATAN


4.12 Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya pencemaran silang antara bahan di area yang sama.
Peralatan hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk menghindari resiko
kekeliruan atau pencemaran.

25
Di dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu set peralatan untuk
satu produk agar tidak terjadi pencemaran silang.

4.13 Peralatan satu sama lain hendaklah ditempatkan pada jarak yang cukup untuk
menghindari kesesakan serta memastikan tidak terjadi kekeliruan dan campur baur
produk.

4.14 Semua sabuk (belt) dan Pully mekanis terbuka hendaklah dilengkapi dengan
pengaman.

4.15 Air uap dan udara bertekanan atau vakum serta saluran lain hendaklah
dipasang sedemikian rupa agar mudah diakses pada tiap tahapan proses. pipa
hendaklah diberi penandaan yang jelas untuk menunjukan isi dan arah aliran.

Pemipaan adalah seluruh jenis pipa termasuk sambungan, katup dan insulator
pipa. Semua pemipaan kecuali yang ditanam di bawah tanah dan pipa listrik
hendaklah diberi tanda jelas.

 Penandaan terdiri dari :

– Tulisan atau singkatan yang menunjukkan nama bahan yang terdapat dalam
saluran;

– Tanda panah yang menunjukkan arah aliran bahan dalam pipa, terutama pada
percabangan dan pada persilangan pipa; dan

– Warna yang spesifik untuk mengidentifikasikan bahan yang terdapat dalam


saluran, lihat contoh Penandaan Pipa, Lampiran 4.15.

 Penandaan hendaklah ditempatkan:

– dekat keran atau sambungan;

– bersebelahan dengan perubahan arah;

– pada percabangan;

26
– bila pipa menembus dinding atau lantai; dan

– pada jarak yang teratur pada saluran yang panjang.

4.16 Tiap peralatan utama hendaklah diberikan tanda dengan nomor identitas yang
jelas . Nomor ini dicantumkan didalam semua perintah dan catatan bets untuk
menunjukan unit atau peralatan yang digunakan pada pembuataan bets tersebut
kecuali bila peralatan tersebut hanya digunakan untuk satu jenis produk saja

Pemberian nomor pada peralatan diperlukan bila terdapat lebih dari satu
mesin dari merk dan tipe yang sama. Peralatan utama yang perlu diberi nomor
pengenal yang jelas antara lain:

– mesin pengaduk;

– alat pengering;

– mesin pencetak tablet;

– mesin penyalut; dan

– mesin pengemas strip.

4.27 Peralatan yang rusak, jika memungkinkan, hendaklah dikeluarkan dari area
produksi dan pengawasan mutu, atau setidaknya, diberi penandaan yang jelas.

PERAWATAN
4.18 Peralatan hendaklah dirawat sesuai dengan jadwal untuk
mencegah malfungsi atau pencemaran yang dapat mempengaruhi identitas, mutu
atau kemurnian produk.

4.19 Kegiatan perbaikan dan perawatan hendaklah tidak menimbulkan resiko


terhadap mutu produk.

Waktu pelaksanaan perbaikan dan perawatan hendaklah disesuaikan dengan


jadwal kegiatan produksi.

27
4.20 Bahan pendingin, pelumas dan bahan kimia lainya seperti cairan alat penguji
suhu hendaklah dievaluasi dan disetujui dengan proses formal

Hendaklah ditetapkan spesifikasi internal untuk bahan pendingin, pelumas dan


bahan kimia lain yang digunakan untuk keperluan produksi.

4.21 Prosedur tertulis untuk perawatan peralatan hendaklah dibuat dan dipatuhi.

4.22 Pelaksanaan perawatan dan pemakaian suatu peralatan utama hendaklah


dicatat dalam buku log alat yang menunjukan tanggal, waktu, produk, kekuatanya
dan nomor setiap bets atau lot yang di olah dengan alat tersebut. Catatan untuk
peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat ditulis dalam
catatan bets.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

28
A. Protap Pemusnahan Serangga
1. Tujuan
Memusnahkan dan mencegah hama serangga yaitu nyamuk,lalat dan kecoa
diluar gedung sarana pembuatan obat tersebut gudang agar sarana tersebut
mempunyai lingkungan luar yang bersih dari hama serangga.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk bagian luar gedung sarana pembuatan obat termasuk
gudang.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab ketersediaan program
Pemberantasan hama dan efektifitas pelaksanaan protap ini.
3.2 Kepala Bagian Urusan Umum bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji
dan Melatihkan protap ini.
3.3 Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian GudangKepala Bagian
Pengawasan mutu, Kepala Bagian Penelitian & Pengembangan dan
Teknik bertanggung jawab atas pemantauan ada / tidak adanya hama
serangga di sarana masing – masing bagian.
3.4 Petugas yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan Protap ini
secara benar dan konsisten.
4. Bahan dan alat
4.1 Bahan
4.1.1 Cairan Zeta Cypermetrin
4.1.2 Cairan Campuran Permethrin dan S-Bioletrin
4.1.3 City Water

4.2 Alat
4.2.1 Ember Plastik 5 L

29
4.2.2 Pengaduk Plastik
4.2.3 Pelindung pernapasan,respirator merek...... tipe....dan cartridge
berisi karbon aktif merek ...... tipe.......
4.2.4 Sarung tangan merek......tipe......
4.2.5 Kaca mata pelindung merek...tipe....
4.2.6 Compressed Air Hand Sprayer merek.....kapasitas.....L
4.2.7 Alat ULV ( Ultra Low Volume) Fogge rmerek...tipe...kapasitaas....L
4.2.8 Masker Full Faced Respirator merek...tipe...dilengkapi dengan
Cartridge berisi karbon aktif merek...tip
4.2.9 kain lap majun
4.2.10 wadah untuk menyimpan kain lap majun kotor

5. Prosedur

5.1 Pengamatan
inpeksi dengan seksama tempat-tempat berpotensi sebagai tempat perindukan
( Breeding Site ) dan peristirahatan ( Resting Site ) hama nyamuk atau lalat.

5.2 Pembuatan Larutan Pemusnah Serangga

5.2.1 kenakan kaca mata pelindung merek......, tipe.........; pelindung pernapasan


( Respiratory ) merek......., tipe....... dan cartridge berisi karbon aktif merek.......,
tipe......; dan sarung tangan karet merek....., tipe....
5.2.2 siapkan bahan yang diperlukan di Ruang Persiapan Pest Control

5.2.2.1 Tuangkan 8 ml cairan Zeta Cypermetrin kedalam ember plastik 5 L


berisi 1 L air PAM, aduk sampai homogen dengan pengaduk dari plastik.
5.2.2.2 Beri penandaan LRT Zeta Cypermetrin 0,8 % atau
5.2.2.3 Tuangkan 5 ml cairan campuran permethrin dan S-Bioletrin ke
dalam ember plastik 5 L berisi 1 L air PAM, aduk sampai homogen dengan
pengaduk dari plastik. 5.2.2.4 Beri penandaan LRT campuran Permethrin
dan S-Bioletrin 0,5 %

5.3 Persiapan Peralatan sebelum Melakukan Penyemprotan

30
5.3.1 Tuangkan LRT Zeta Cypermetrin 0,8% atau LRT Campuran
Pemethrin dan S-Bioletrin 0,5% kedalam wadah compressed air.
Kencangkan wadah pada bagian utama compressed air sprayer dan pompakan
udara dengan tekanan sesuai Protap . Menyiapkan Compressed Air Sprayer.
No............tgl.............. tekanan udara sesuai pembacaan pada meteran jangan
melebihi 50 psi, atau

5.3.2 Tuangkan LRT Zetacypermethrin 0,8 % atau LRT Campuran


Permethrin dan S – Bioletrin 0,5 % ke dalam wadah di alat ULV.

5.4 Pemilihan Alat Penyemprotan Bahan Pemusnah Serangga

5.4.1 Pilih

5.4.1.1 Hand Sprayer kalau jarang terlihat hama

5.4.1.2 ULV Fogger kalau terlihat banyak hama diberbagai tempat

5.4.2 Penyemprotan
pakai masker full faced respirator dan sarung tangan karet

Arah Penyemprotan dengan compressed air Hand Sprayer atau ULV .


Fogger ke area sasaran diluar bangunan antara lain :
5.4.2.1 Permukaan area dinding
5.4.2.2 Tempat pembuangan sampah
5.4.2.3 Semak/ Tumbuhan di Taman
5.4.2.4 Loading dock
5.4.2.5 Saluran pembuangan air

5.5 Serap hingga bersih dengan menggunakan kain lap majun, apabila ada
tumpahan / cacaran LRT Pemusnahan Serangga pada saat melakukan
penyemprotan .Simpan kain lap tersebut dalam wadah yang khusus disediakan
untuk penanganan selanjutnya sesuai Protap penanganan Bahan Pemusnah
Serangga Tercecer No......

31
6. Pelaporan
Selesai melaksanakan penyemprotan, isi Log book pelaksanaan pemusnahan
serangga.

7. Lampiran
Log Book

* Dalam contoh ini, tidak dilengkapi

8. Dokumen Rujukan
Protap dari Kontraktor Penyediaan Layanan di Bidang pemberantasan Serangga.

9. Riwayat

Versi No. Tanggal Alasan


1. xxxx ............................ Baru
diterbitkan
2. yyyy ............................ Tambahan

10. Distribusi

Asli : Kepala Bagian Mutu

Kopi no 1. : Kepala Pabrik

2. : Kepala Bagian Produksi

3. : Kepala Bagian Umum

4. : Kepala Bagian teknik

5. : Supervisior Program Pemberantasan Serangga

6. : Operator Pelaksana Pemberantasan Serangga

B. PROGRAM PERAWATAN PERALATAN

32
A L A T PENGERING FBD

A. Lubrikasi
1. Setiap minggu
- Beri pelumas pada bagian masuk dan keluar lager pengocok
2. Setiap bulan
- Beri pelumas nipel as pengocok
3. Setiap 3 bulan
- Beri oli atau pelumas
a). Lager katup; dan
b). Sambungan filter udara
4. Setiap 6 bulan
- Beri oli :
a). Fork joint saringan
silinder pengocok; dan
b). Lager pneumatic jade
menggunakan :
- pelumas multi guna
- oli mesin HD50 atau 90

B. Layanan

1. Tiap hari :
a. Periksa dan bersihkan kontak pembumian elektrostatik (baut kontak dan
sambungan pembumian).
b. Periksa sistem pneumatik
- Manometer :
tekanan pada manometer 5 - 6 bar. ketinggian oli dalam gelas oli, bila perlu
ditambah oli; Buang air yang terkumpul dalam gelas penyaring udara

- Katup pengurangan tekanan


Manometer :
Tekanan 1,2 bar. Buang air yang tertampung dalam gelas penyaring udara

33
- Katup pengurangan tekanan
Manometer :
Tekanan manometer 6 bar
c. Periksa secara visual gasket pada
alat penekan semprotan :
bersihkan tutupnya;
d. Periksa pemanas air, tak ada kondensat yang terperangkap
e. Periksa tekanan uap
f. Kosongkan pipa kondensasi
2. Tiap minggu :
a. Periksa terhadap sumbatan filter udara keluar bila perlu
bersihkan filter sesuai Protap……………………..No…………………………
b. Bersihkan filter udara keluar sesuai
Protap……………..No………………………..
c. Bersihkan filter pada sistem pipa uap : sebelum katup pengendali
3. Tiap bulan:
(a) Periksa kebocoran udara pada seluruh sistem pneumatik
(b) Periksa penyumbatan pada katup pengurangan tekanan filter. Ganti dengan
yang baru bila filter telah tersumbat
(c) Periksa suhu dan kebisingan motor
4. Tiap kuartal :
(a) Periksa seluruh sistem pembumian termasuk sambungan
(b) Bersihkan saluran udara keluar
(c) Getaran Kipas angin : Periksa getaran menggunakan alat ukur berskala 1/100,
bila getaran melebihi 0,5 mm, bersihkan daun kipas
(d) Periksa bagian bawah silinder hingga bagian katupnya yang dikendalikan
secara pneumatik.
5. Tiap tahun :
(a) Periksa seluruh instalasi listrik
(b) Periksa secara visual seluruh sistem dan lakukan uji fungsi motor tingkat

34
kebisingan, dari bearing, sambungan, alat pengukur dan penunjuk, katup, katup
solenoid, alarm, pengendali suhu pneumatik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, BPOM, Jakarta.

35
Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
Baik 2012 Jilid I Jakarta:Badan POM RI,2013.

36

Anda mungkin juga menyukai