Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Manfaat Bagi Mitra .................................................................................. 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 1
1.4. Luaran ....................................................................................................... 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT ................................................. 3
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .................................................................... 7
3.1. Sosialisasi Sampah Organik Pada Pengelola Sampah .............................. 7
3.2. Pengelolaan Sampah Organik Oleh Maggot BSF .................................... 7
3.3. Pemanfaatan Kasgot(Bekas Maggot) dan Maggot Sebagai Pakan Ternak.
8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 9
4.1. Anggaran Biaya ........................................................................................ 9
4.2. Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Dan Dosen Pembimbing ....................... 11
Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan.......................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................ 20
Lampiran 5. Formulir Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama Dari Mitra ...... 21
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra............................................................ 22

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pemilahan smapah di TPS Universitas Darussalam Gontor ................. 3


Gambar 2. Penumpukan dan pembakaran sampah ................................................. 4
Gambar 3. Penumpukan sampah organik................................................................ 4
Gambar 4. pengolahan sampah menggunakan maggot BSF ................................... 5
Gambar 5. Siklus hidup BSF ................................................................................... 6

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan gizi pada maggot BSF ........................................................... 8

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sampah organik yang menumpuk dapat mengganggu penduduk sekitar
dikarenakan bau yang sangat menyengat, bahkan dapat menimbulkan penyakit
bagi masyarakat sekitar.Namun, apabila dikelola dengan benar memiliki dampak
positif pada masyarakat. Pengelolaan sampah organik yang selama ini dilakukan
di berbagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) antara lain sanitary landfill,
incinerasi dan pengomposan(Wahyono 2001).Pola pengelolaan sampah di
Universitas Darussalam Gontor selama ini hanyalah memisahkan sampah yang
layak di daurlang dan tidak. Sampah yang dapat di daur ulang akan dikupulkan
menurut jenisnya lalu di kirim ke pusat daur ulang sampah. Sampah yang tidak
dapat didaur ulang akan dibakar Saat ini terdapat alternatif lain untuk pengolahan
sampah organik yaitu menggunakan agen biokonversi.
Biokonversi merupakan proses perombakan limbah organik menjadi
sumber energi metan melaluiprosesfermentasi yang melibatkan mikro organisme
hidup seperti bakteri, jamur dan larva serangga (Mujahid, Amin, and A. Hariyadi
2017). Larva BSF(Black Soldier Fly)atau yang biasa disebut dengan maggot,
merupakan jenis serangga dari genus hermetia yang mampu mengurangi limbah
organik hingga 56% (Putra and Ariesmayana 2020). Manggot BSF dapat
membantu mengurangi sampah organik dengan cepat. Sekitar 750 larva BSF
dapat menguraikan 2 ton sampah organik dalam waktu 2-3 minggu. Penguraian
sampah organik oleh maggot BSF tidak menimbulkan bau yang menyengat dan
bukan sebagai vektor pembawa penyakit. Hasil samping dari pengelolaan sampah
menggunakan maggot BSF adalah kasgot dan pakan ternak.
Bekas maggot (Kasgot) merupakan hasil dari proses penguraian sampah
organik yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan.
Selain kasgot, hasil samping pengelolaan sampah organik mengguanakan maggot
BSF yaitu maggot itu sendiri. Maggot BSF (Black Soldier Fly) dapat dijadikan
pakan ternak alternatif berprotein tinggi.
Penanganan sampah yang ada di Universitas Darussalam Gontor dengan
memanfaatkan maggot BSF merupakan solusi dalam menyelesaikan dua dari 17
sustainable development goals. SDGs pertama yaitu Good Health yaitu melalui
pemisahan sampah sejak dari lingkungan rumah tangga, yang ke dua yaitu
Inovation and Infrastructure yaitu pembangunan pengolahan sampah terpadu.

1.2.Manfaat Bagi Mitra


1. Pengolahan sampah organik dengan sangat efisien.
2. Mendapatkan media tanam dan pakan ternak dan perikanan

1.3.Tujuan
1. Guna mengetahui penerapan sistem pengelolaan sampah organik
mengguanakan maggot BSF.
2

2. Mengetahui dampak dari penerapan pengelolaan sampah menggunakan


maggot BSF.

1.4.Luaran
Luaran dari program ini adalah yaitu sebagai berikut ;

1. Laporan kemajuan pengolahan sampah mengunakan magot BSF.


2. Laporan akhir pengolahan sampah mengunakan magot BSF.
3. Produk program berupa buku pedoman pelaksanaan program.
4. Artikel ilmiah tentang efisiensi pengolahan sampah mengunakan magot
BSF.
3

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

Sumber sampah dapat didefinisikan sebagai tempat timbulnya sampah.


Sumber sampah Universitas Darussalam Gontor umumnya didominasi oleh
sampah yang berasal dapur mahasiswa yang merupakan sampah basah, selain itu
juga berasal dari kegiatan lain seperti kafe, rumah tangga dosen dan lain-lain.
Sampah yang dihasilkan dari dapur mahasiswa sehari-hari sangat besar.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sistem pengelolahan sampah di
Universitas Darussalam Gontorselama ini belum optimal, yakni sampah yang ada
di berbagai tempat di Universitas Darussalam Gontor akan dikumpulkan di TPS,
lalu dilakukan pemilahan sampah anorganik yang layak untuk di daur
ulang,sampah yang tidak layak didaur ulang akan dibakar bersamaan dengan
sampah organik dan sebagian hanya ditumpuk di area terbuka.
Penumpukan sampah di area terbuka akan dapat meyebabkan
tergganggunya masyarakat Universitas Darussalam Gontor dikarenakan bau yang
sangat menyengat. Bahkan penumpukan sampah diarea terbuka juga dapat
menimbulkan penyakit bagi civitas kampus. Namun, apabila dilakukan
pengelolaan dengan benar akan memiliki dampak positif bagi civitas kampus dan
juga kampus itu sendiri.

Gambar 1. Pemilahan smapah di TPS Universitas Darussalam Gontor


4

Gambar 2. Penumpukan dan pembakaran sampah

Gambar 3. Penumpukan sampah organik

Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa pengelolaan sampah di Universitas


Darussalam Gontor kurang optimal. Sehingga pengelolaan sampah yang optimal
dan efisien sangatlah diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini terutama pada
sampah organik yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat
mendatangkan lalat pembawa penyakit.
5

Pengelolaan sampah organik dapat dilakukan dengan cara pengomposan.


Kompos dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman sebagai penunjang unsur
hara yang ada di tanah. Pengomposan memerlukan waktu yang lama sehingga
pengelolaan sampah organik kuran efisien. Guna meningkatkan efisiensi
pengelolaan sampah organik dapat dilakukan dengan cara penggunaan
biokonversi maggot BSF.

Gambar 4. pengolahan sampah menggunakan maggot BSF

Manggot BSF dapat membantu mengurangi sampah organik dengan cepat.


Sekitar 750 larva BSF dapat menguraikan 2 ton sampah organik dalam waktu 2-3
minggu. Penguraian sampah organik oleh maggot BSF tidak menimbulkan bau
yang menyengat dan bukan sebagai vektor pembawa penyakit. Hasil samping dari
pengelolaan sampah menggunakan maggot BSF adalah kasgot dan pakan ternak.
Memahami siklus hidup alami BSF
Pemahaman terhadap siklus hidup BSF dapat membantu untuk mengetahui
mengapa BSF dinilai sebagai jenis serangga yang tepat untuk pengelolaansampah
organik. Selain itu pemahaman ini juga dapat memudahkan dalam mempelajari
bagaimana siklus ini dapat “direkayasa” untuk meningkatkan manfat yang didapat
dari efisiensi konversi sampah dan panen produk, baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Dalam siklus hidup BSF, telur merupakanawal dari siklus hidup BSF,
lalat BSF menghasilkan telursekitar 400 hingga 800 telur, lalu telurakan menetas
menjadi baby maggot yang berukuran sangat kecil, dari umur 0 sampai 18/21 hari,
pada fase ini larva BSF akan memakan sampah organik dengan rakus, lalu
menjadi pre-pupa dan mencari tempat yang kering untuk melanjutkan proses
menjadi pupa selama kurang lebih 7 hari dan akan berubah menjadi lalat BSF.
Daya hidup lalat BSF sangatlah singkat antara 7-14 hari. Lalat BSF betinamati
6

tidak lama setelah bertelur dan llat BSF jantan mati setelah kawin. Tahap-tahap
siklus hidup tersebut dapat dilihat padagambar dibawah ini.

Gambar 5. Siklus hidup BSF

Pengetahuan siklus hidupBSF di alam merupakan dasar dari proses


pengolahan sampah yang efisien dan dapat diandalkan dengan menggunakan larva
BSF. Namun, untuk mengolah sampah organik secara teratur, seluruh siklus hidup
BSF harus dikontrol sehingga dapat terbentuk suatu biosistem yang terancang
dengan baik. Untuk membuat lingkungan yang hampir sama dengan habitat asli
BSF sekaligus menjamin keberlanjutan pengolahan sampah(Dortmans et al. 2017).
7

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


Program pegabdian masyarakat ini memiliki alur dalam pelaksanaan
program pengolahan sampah organik menggunakan maggot BSF, berikut adalah
bagan alur metode pelaksanaan;

Pemanfaatan
Pegelolaan
Kasgot dan
sosialisasi sampah organik Evaluasi
maggot untuk
oleh maggot BSF
pakan ternak

3.1.Sosialisasi Sampah Organik Pada Pengelola Sampah


Sosialisasi dilakukan dengan memenuhi standart portokol COVID-19
meskipun dilakukan secara langsung. Sosialisasi ditujukan untuk civitas di
Unversitas Darussalam Gontor dan dikhususkan untuk para tenaga kebersihan
dikarenakan peran para pekerja sangat dibutuhkan pada bidang pengelolan
sampah . Pengadaan sosialisasi ini untuk meningkatkan kesadaran civitas kampus
dalam memilah sampah organik dan anorganik. Selama ini sampah organik jarang
sekali diperhatikan dikarenakan hampir tidak memiliki nilai rupiah.

Sosialisasi yang perlu dilaksanakan tentang beberapa hal sebagai berikut:


1. Sosialisasi tentang pilah sampah.
Sosialisasi ini ditujukan untuk menimbulkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemilahan sampah. Meskipun sepele tapi hal ini sangatlah
penting.
2. Penambahan tempat sampah dengan pembedaan jenis sampah
Tempat sampah harus tersedia diberbagai tempat terutama yang paling
banyak terdapat masyarakat. Tempat sampah yang tersedia harus terdapat
bermacam bak sampah untuk pemisahan sampah.
3. Mengajak civitas dengan poster
Poster tentang pentingnya pemilahan sampah ditempelkan diberbagai
tempat. Penempelan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar
sadar pentingnya memilah sampah.

3.2.Pengelolaan Sampah Organik Oleh Maggot BSF


1. Langkah-langkah Pengelolaan Sampah Organik Menggunakan Larva BSF:

Penerimaan Pemindahan Baby


Pemilahan sapah
sampah dan pra- Lava umur 5 hari ke
organik
pengelolaan biopon pebesaran

Pengambilan
Pengambilan telur Pemberian sampah
prepupa/pupa dan
BSF dan penetasan organik kepada
dipindahkan ke
. aggot bsf
kandang lalat.
8

Dalam 1 m2 biopond dengan populasi maggot BSF 8-10 kg, dapat


menghabiskan sampah 7-10 Kg perhari

3.3.Pemanfaatan Kasgot(Bekas Maggot) dan Maggot Sebagai Pakan Ternak.


Produk dari pengolahan sampah dengan menggunakan maggot BSF ada
dua macam yaitu kasgot dan maggot itu sendiri. Kasgot digunakan untuk media
tanam sedangkan maggot itu sendiri digunakan untuk pakan alternatif hewan
ternak.
Kasgot memiliki kandungan N total sebesar 0,56% , P2O5 sebesar 0,89%
dan K2O sebesar1,02%. Maggot BSF dapat digunakan sebagai pakan alternatif
yang kaya dengan protein untuk beberapa macam ternak. Kandungan protein yang
terkandung dalam maggot mencapai 40-50%

Tabel 1. Kandungan gizi pada maggot BSF

Sumber : (Rachmawati et al. 2010)


Maggot dapat di berikan kepada unggas atau ikan dengan beberapa macam
cara yaitu secara langsung, dengan dikeringkan terlebih dahulu atau dengan cara
ditepungkan dan dicampur dengan bahan pakan yang lain.

3.4.Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengumpulakan data-data yang telah didapat
selama sebulan sekali guna mengetahui perkembangan program yang telah
dijalankan dan mengetahui tingkat pemahaman mitra dalam pengolahan sampa
menggunakan maggot BSF
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1.Anggaran Biaya
No JenisPengeluaran Biaya (Rp)
1 PeralatanPenunjang Rp2.295.000
2 BahanHabisPakai Rp6.833.000
3 Perjalanan Rp200.000
4 Lain-lain Rp650.000
Jumlah Rp9.978.000

4.2.Jadwal Kegiatan

N Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Penanggung


Jenis Kegiatan
o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 jawab
Muhammad
1 Sosialisasi Lanjar
sambudi
Abdullah
Pembuatan instalasi
2 Syafiq
pengelolaan BSF
jauhary
Ziki
3 Pengolahan sampah
Sudrajat
Abdullah
4 Produksi Maggot BSF Syafiq
jauhary
Yoga Dwi
5 Pemasaran
Prananda
Laporan akhir, monitoring Yoga Dwi
6
dan evaluasi Prananda
10

DAFTAR PUSTAKA

Dortmans, Bram, Stefan Diener, Bart Verstappen, and Christian Zurbrugg. 2017.
Proses Pengolahan Sampah Organik Dengan Black Soldier Fly (BSF).
Mujahid, M. R. F., A. Amin, and A. Hariyadi. 2017. “Biokonversi Tandan
Kosong Kelapa Sawit Menggunakan Trichoderma Sp . Dan Larva Black
Soldier Fly Menjadi Bahan PakanUnggas.” J. Ilmu Produksi Dan Teknol.
Has. Peternak. 5(1):5–10.
Nursaid, Aulia Arief, Yebi Yuriandala, and Fina Binazir Maziya. 2019.
“PENGOLAHAN SAMPAH BUAH DENGAN LARVA BLACK SOLDIER
FLY ( Hermetia Illucens ).” (2004):1–9.
Putra, Yongki, and Ade Ariesmayana. 2020. “EFEKTIFITAS PENGURAIAN
SAMPAH ORGANIK MAGGOT (BSF).” Jurnalis 3(1):11–24.
Rachmawati, Damayanti Buchori, Purnama Hidayat, Saurin Hem, and Melta R.
Fahmi. 2010. “Perkembangan Dan Kandungan Nutrisi Larva Hermetia
Illucens (Linnaecus)(Diptera:Stratiomyidae) Pada Bungkil Kepala Sawit.” J.
Entomol. Indon 7(1):28–41.
Wahyono, Sri. 2001. “Pengolahan Sampah Organik Dan Aspek Sanitasi.” Jurnal
Teknologi Lingkungan 2(2):113–18.
Widowati, Hari. 2019. “Komposisi Sampah Di Indonesia Didominasi Sampah
Organik.” Retrieved February 12, 2021
(https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-sampah-
di-indonesia-didominasi-sampah-organik).
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Dan Dosen Pembimbing


12

1. Biodata Anggota Tim 1


13

2. Biodata Anggota Tim 2


14

3. Biodata Anggota Tim 3


15

4. Biodata Dosen Pendamping


16
17

Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan
No Jenis Pengeluaran Kuantitas Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
Penunjang
1 Perlengkapan
Palu 2 Buah Rp30.000 Rp60.000
Gergaji 2 Buah Rp60.000 Rp120.000
sekop 2 Buah Rp90.000 Rp180.000
Baskom Kotak 10 Buah Rp15.000 Rp150.000
Timba 5 Buah Rp15.000 Rp75.000
Tong Plastik 3 Buah Rp100.000 Rp300.000
Lampu sorot 3 Buah Rp100.000 Rp300.000
Lampu 12 watt 10 Buah Rp30.000 Rp300.000
Kabel 20 Meter Rp10.000 Rp200.000
Fitting Lampu
10 Buah Rp12.000 Rp120.000
Plafon
MCB 4 Buah Rp65.000 Rp260.000
Kotak MCB 1 Buah Rp30.000 Rp30.000
Terminal 5 lubang 1 Buah Rp20.000 Rp20.000
Steker 4 Buah Rp10.000 Rp40.000
Cangkul 2 buah Rp70.000 Rp140.000
SUB TOTAL Rp2.295.000
2. Bahan Habis Pakai
Kayu Balok 10 Balok Rp120.000 Rp1.200.000
Kayu Usuk 10 Ikat Rp150.000 Rp1.500.000
Baut Baja 50 Buah Rp15.000 Rp750.000
Paku Payung 3 Kg Rp25.000 Rp75.000
Paku 2,5 cm 3 Kg Rp18.000 Rp54.000
Paku 10 cm 3 Kg Rp18.000 Rp54.000
Plastik UV 1 Rol Rp200.000 Rp200.000
Asbes Gelobang 10 Lembar Rp100.000 Rp1.000.000
Multiplek 10 Lembar Rp120.000 Rp1.200.000
Telur BSF 100 gram Rp5.000 Rp500.000
Insect Net 1 Rol Rp300.000 Rp300.000
SUB TOTAL Rp6.833.000
3 Transportasi
pulang
Pembelian Bahan 4 Rp50.000 Rp200.000
pergi
SUB TOTAL Rp200.000
4 Lain-lain
18

Dokumentasi 1 paket Rp650.000 Rp650.000


SUB TOTAL Rp650.000
TOTAL Rp9.978.000
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

N Program Bidang Alokasi


Nama Uraian Tugas
o Studi Ilmu Waktu
14
Abdullah Syafiq Penanggungjawab
1 Agro Saintek jam/min
Jauhary Pengelola sampah
ggu
8
Muhammad Human Penanggungjawab
2 HI jam/min
Lanjar Sambudi iora Sosialisas
ggu
6
Yoga Dwi Human Penanggungjawab
3 Ilkom jam/min
Prananda iora Publikasi & dokumentasi
ggu
6
Penanggungjawab
4 Zikki Sudrajat Agro Saintek jam/min
Instalasi BSF
ggu
20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


21

Lampiran 5. Formulir Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama Dari Mitra


22

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra

Anda mungkin juga menyukai