HALAMAN SAMPUL
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
Aderia Puspita Ningrum 154010042 : 2015
Dessriana Eka Widi Astuti 164010028 : 2016
Muhamad Muntaha 164010037 : 2016
Muhammad Masdar Isbulloh 164010032 : 2016
Muhammad Najib Anshori 174010011 : 2017
i
iii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Diantara lebih dari 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para ilmuwan ada
dua jenis cacing yang biasadipakai di dalam budidaya cacing dan proses
pembuatan pupuk organik, yaitu jenis cacing Lumbricus rubellus dan Eisenia
fetida (cacing tiger/harimau).Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus adalah cacing
tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang
belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah
salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic.
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai
tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili
terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah
hewan yang asing bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun
hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan
kesejahteraan manusia. Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan
organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi
subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Selain itu juga cacing
tanah dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak, bahan baku obat dan bahan
ramuan untuk penyembuhan penyakit serta bahan baku kosmetik.
Cacing tanah merupakan komoditi ekspor yang belakangan ini mendapat
respon yang besar dari para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena
besarnya permintaan pasar internasional dan masih kurangnya produksi cacing
tanah. Saat ini pasokan pasar berasal dari pengumpul yang berasal dari para
pembudidaya yang jumlahnya sedikit. Hal ini mengakibatkan jumlah pasokan
cacing yang ada dipasar sangat terbatas. Cacing tanah memiliki pasar yang
potensial untuk dikembangkan karena tidak banyak membutuhkan modal dan juga
tidak menggunakan tingkat teknologi yang tinggi. Hanya dengan memanfaatkan
lahan yang kurang produktif di sekitar rumah, kegiatan yang dilakukan tidak
banyak menyita waktu yang bisa dilakukan dirumah dengan mudah. Pemanfaatan
lahan yang sempit yang nantinya menjadikan sumber menambah pendapatan.
Potensi sumberdaya peternakan tidak harus tertuju pada ternak ruminansia
saja, ada beberapa potensi sumberdaya peternakan juga mampu dihasilkan dari
hasil budidaya. Salah satunya budidaya cacing tanah yang saat ini masih belum
menjadi perhatian masyarakat untuk memperoleh keuntungan. Disamping itu,
cacing tanah menyimpan banyak khasiat. Kenyataannya, banyak orang yang
mengonsumsinya untuk menyembuhkan beberapa penyakit, tanpa efek samping.
Menurut para ahli, cacing lumbricus rubellus mengandung kadar protein
sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia
2
(65%) atau ikan (50%). Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya
antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri negatif Escherichia. Dari berbagai sumber para ahli dan
pakar cacing mengatakan bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing
tanah ini. Diantaranya untuk sembuhkan tipes, menurunkan kadar kolesterol,
meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, dan
meningkatkan nafsu makan.
Budidaya cacing tanah dengan optimalisasilimbah sayuran dan ampas tahu
ini sangat berpotensi untuk memperoleh keuntungan. Limbah sayuran bisa
didapatkan dari pasar yang berada tidak jauh dari lokasi usaha budidaya cacing
tanah. Dalam sehari, limbah sayur yang ada di pasar mencapai satu truk besar.
Oleh pengelola pasar, limbah sayuran tersebut tidak dimanfaatkan lagi dan
langsung dibuang ke TPA. Sedangkan limbah ampas tahuyang ada dilokasi usaha
pembuatan tahu, oleh pengusaha hanya dijual dengan harga yang murah. Satu
karung yang berbobot ±30kg, hanya dijual dengan harga Rp.10.000. Budidaya
cacing dengan optimalisasi limbah sayuran dan ampas tahu bisa menghemat
pengeluaran biaya pakan.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa potensi budidaya cacing
sangat menjanjikan. Di Kota Semarang khususnya, pengembangan dari usaha
budidaya cacing tanah belum banyak yang berminat. Dari segi lokasi dan
pemasaran sangat strategis, karena lokasi budidaya cacing tanah dekat dengan
peternakayam, peternak bebek, pembudidaya ikan, penjual pakan ikan dan burung,
menjadikan nilai tambah tersendiri dari usaha ini.
1.2. Permasalahan
1.4. Manfaat
Diharapkan dari usaha budidaya cacing tanah jenis Lumbricus rubellus ini
bisa menjadikan penghasilan serta mampu melatih mahasiswa untuk
mengembangkan jiwa wirausaha. Selain itu, usaha ini diharapkan nantinya
mampu mengoptimalkan potensi limbah yang ada sebagai upaya untuk
mengurangi pencemaran lingkungan.
4
Sebuah kegiatan usaha budidaya, tidak lepas dari yang namanya penjualan
atau pemasaran. Pemasaran akan dilakukan dalam beberapa metode yang tepat
5
untuk menarik minat pembeli dari daerah terdekat maupun daerah yang jauh.
Adapun metode pemasaran sebagai berikut:
Kerja sama dengan peternak unggas
Sebelum merintis usaha budidaya cacing Lumbricus rubellus, telah
dilakukan kerja sama dengan peternak unggas.Peternak unggas inilah yang
nantinya akan membeli cacing Lumbricus rubellus yang sudah panen.
Kerja sama dengan pembudidaya ikan, udang dan burung kicauan
Banyaknya pembudidaya ikan, udang dan burung kicauan, bisa diajak
kerja sama dalam pemasokan cacing untuk dijadikan sebagai pakan.
Kerja sama dengan industri farmasi
Beberapa industri farmasi, terutama yang memproduksi obat herbal
tentunya membutuhkan pasokan cacing sebagai bahan utama pembuatan
obat tipes, kolestrol, tekanan darah tinggi, dan penambah nafsu makan.
Kerja sama dengan toko-toko pertanian
Banyak dari toko-toko pertanian yang menjual pupuk organik. Toko inilah
yang nantinya bekerja sama dan menerima pasokan pupuk organik dari
kascing (bekas cacing) dalam usaha budidaya cacing ini.
Internet kreatif
Banyaknya pengguna akun facebook,blackberry massanger, whatsApp,
instagram dan lain sebagainya menjadikan peluang usaha ini menjadi lebih
bagus. Pemanfaatan media sosial tersebut untuk menarik perhatian dalam
transaksi jual cacing Lumbricus rubellus. Nantinya hasil budidaya cacing
ini tidak hanya dijual di beberapa daerah terdekat, melainkan bisa dijual di
berbagai daerah yang telah memesan lewat akun sosial media tersebut
= Rp 3.665.000 – Rp 488.500
= Rp 3.176.500
No Uraian Rp/bln
1 Serbuk gergaji bekas 700.000
2 Ampas tahu 100.000
3 Dedak 600.000
4 Probiotik 100.000
5 Bibit cacing 3.000.000
6 Pemasaran 450.000
7 Transport ke toko bangunan 25.000
8 Transport ke petani 100.000
9 Sewa kendaraan 400.000
10 Publikasi 970.000
11 Servis kendaraan 150.000
12 Materai 35.000
13 ATK 100.000
14 Proposal 37.500
15 Laporan 45.000
Jumlah 6.812.500
• Biaya produksi (TC) = biaya tetap (FC) + biaya tidak tetap ( VC)
= Rp 3.176.500 + Rp 6.812.500
= Rp 9.989.000
7
1. ⁄ = = Rp 2,6
Artinya setiap biaya yang dikeluarkan untuk budidaya cacing
Lumbricus rubellus sebesar Rp 1,00, akan menghasilkan Rp 2,6
PBP
= 0,56
Artinya dalam waktu kurang dari satu tahun usaha ini telah
kembali modal.
BEP Harga =
= Rp 32.500/Kg Cacing
BEP Produksi =
= 195 Kg Cacing
Dari hasil BEP tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya cacing
Lumbricus rubellus tawarakan berada pada titik impas atau tidak untung ataupun
rugi jika cacing Lumbricus rubellus dijual dengan harga Rp. 32.500/Kg atau
jumlah produksi yang dijual 195 Kg cacing.
3.2. Pembibitan
3.3.Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak
berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 kg, maka pakan
yang harus diberikan juga harus 1 kg. Secara umum pakan cacing tanah
adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai
sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada
cacing tanah, antara lain :
Pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara
diblender.
Bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh
permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
Pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus
cahaya.
Pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu,
harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
Bubur pakan yang akan diberikan pada cacing mempunyai perbandingan
air 1:1.
2. Penggantian Media
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak
telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur,
anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata-rata
penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
Kegiatan beternak cacing tanah ada dua hasil utama yang dapat
diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing).
Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan
membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul,
kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada
saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang
dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam
jangka waktu itu, telur akan menetas. Penjualan cacing dapat dilakukan di tempat
pembudidaya-pembudidaya ikan, penjual ikan hias, penjual pakan burung, penjual
peralatan pancing dan para peternak ayam. Selain cacing, kascing (bekas cacing)
yang dihasilkan dapat dijual ke para penjual tanaman hias, penjual pupuk organik
ataupun kepada masyarakat yang yang memelihara tanaman.
11
4.1. Biaya
4.2.Jadwal Kegiatan
A. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama PT Universitas Gadjah Mada
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Yogyakarta
Bidang Ilmu Agribisnis Ekonomi Pertanian
Tahun Masuk- 2001 – 2005 2010 – 2012
Lulus
Judul Analisis Faktor-faktor yang Analisis Nilai Tambah dan
Skripsi/Tesis Mempengaruhi Pendapatan Petani Strategi Pengembangan Industri
Padi Sawah (Studi Kasus di Desa Rumah Tangga Olahan Jagung di
Kramat Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan
Kabupaten Grobogan)
Nama Prof. Dr. Ir. Hj. Suprapti Supardi., Prof. Dr. Ir. Masyhuri
Pembimbing M.P Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati,
Sri Wahyuningsih, S.P., M.P M.P
18
6 Karakteristik Buruh Wanita Penyadap Karet serta Mediagro Vol. 11. No.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah 1, April 2015
Tangganya (Studi Kasus di PTPN IX Kebun ISSN :0216-
Balong/Beji-Kalitelo Afdeling Ngandong Kabupaten 7387
Jepara)
21
4.1. Peralatan
Bekas
7 Ampas Tahu Pakan 200 kg 500 100.000
8 Dedak Media budidaya 200 kg 3.000 600.000
9 Probiotik Media budidaya 2 liter 50.000 100.000
10 Bibit Cacing Sarana produksi 30 kg 100.000 3.000.000
Sub Total (Rp) 5.720.000
4.3. Perjalanan