Anda di halaman 1dari 27

i

HALAMAN SAMPUL

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

MBAH SAMTAH (Limbah Sayuran dan Ampas Tahu) Sebagai Pakan


Alternatif Usaha Budidaya Cacing Lumbricus rubellus

BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:
Aderia Puspita Ningrum 154010042 : 2015
Dessriana Eka Widi Astuti 164010028 : 2016
Muhamad Muntaha 164010037 : 2016
Muhammad Masdar Isbulloh 164010032 : 2016
Muhammad Najib Anshori 174010011 : 2017

UNIVERSITAS WAHID HASYIM


SEMARANG
2017

i
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
1.4 Luaran Yang Diharapkan ....................................................................... 2
1.5 Kegunaan dan Manfaat .......................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ....................................... 5
BAB III METODE PELAKSANAAN .............................................................. 6
3.1 Persiapan Sarana dan Prasarana............................................................. 6
3.2 Pembibitan ............................................................................................. 7
3.3 Pemeliharaan.......................................................................................... 8
3.4 Panen dan Penjualan .............................................................................. 9
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................... 10
4.1 Anggaran Biaya ..................................................................................... 10
4.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Dan Dosen Pembimbing................ 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .............................................. 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ..... 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Penelitian ........................................ 19

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diantara lebih dari 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para ilmuwan ada
dua jenis cacing yang biasadipakai di dalam budidaya cacing dan proses
pembuatan pupuk organik, yaitu jenis cacing Lumbricus rubellus dan Eisenia
fetida (cacing tiger/harimau).Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus adalah cacing
tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang
belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah
salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic.
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai
tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili
terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah
hewan yang asing bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun
hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan
kesejahteraan manusia. Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan
organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi
subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Selain itu juga cacing
tanah dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak, bahan baku obat dan bahan
ramuan untuk penyembuhan penyakit serta bahan baku kosmetik.
Cacing tanah merupakan komoditi ekspor yang belakangan ini mendapat
respon yang besar dari para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena
besarnya permintaan pasar internasional dan masih kurangnya produksi cacing
tanah. Saat ini pasokan pasar berasal dari pengumpul yang berasal dari para
pembudidaya yang jumlahnya sedikit. Hal ini mengakibatkan jumlah pasokan
cacing yang ada dipasar sangat terbatas. Cacing tanah memiliki pasar yang
potensial untuk dikembangkan karena tidak banyak membutuhkan modal dan juga
tidak menggunakan tingkat teknologi yang tinggi. Hanya dengan memanfaatkan
lahan yang kurang produktif di sekitar rumah, kegiatan yang dilakukan tidak
banyak menyita waktu yang bisa dilakukan dirumah dengan mudah. Pemanfaatan
lahan yang sempit yang nantinya menjadikan sumber menambah pendapatan.
Potensi sumberdaya peternakan tidak harus tertuju pada ternak ruminansia
saja, ada beberapa potensi sumberdaya peternakan juga mampu dihasilkan dari
hasil budidaya. Salah satunya budidaya cacing tanah yang saat ini masih belum
menjadi perhatian masyarakat untuk memperoleh keuntungan. Disamping itu,
cacing tanah menyimpan banyak khasiat. Kenyataannya, banyak orang yang
mengonsumsinya untuk menyembuhkan beberapa penyakit, tanpa efek samping.
Menurut para ahli, cacing lumbricus rubellus mengandung kadar protein
sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia
2

(65%) atau ikan (50%). Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya
antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri negatif Escherichia. Dari berbagai sumber para ahli dan
pakar cacing mengatakan bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing
tanah ini. Diantaranya untuk sembuhkan tipes, menurunkan kadar kolesterol,
meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, dan
meningkatkan nafsu makan.
Budidaya cacing tanah dengan optimalisasilimbah sayuran dan ampas tahu
ini sangat berpotensi untuk memperoleh keuntungan. Limbah sayuran bisa
didapatkan dari pasar yang berada tidak jauh dari lokasi usaha budidaya cacing
tanah. Dalam sehari, limbah sayur yang ada di pasar mencapai satu truk besar.
Oleh pengelola pasar, limbah sayuran tersebut tidak dimanfaatkan lagi dan
langsung dibuang ke TPA. Sedangkan limbah ampas tahuyang ada dilokasi usaha
pembuatan tahu, oleh pengusaha hanya dijual dengan harga yang murah. Satu
karung yang berbobot ±30kg, hanya dijual dengan harga Rp.10.000. Budidaya
cacing dengan optimalisasi limbah sayuran dan ampas tahu bisa menghemat
pengeluaran biaya pakan.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa potensi budidaya cacing
sangat menjanjikan. Di Kota Semarang khususnya, pengembangan dari usaha
budidaya cacing tanah belum banyak yang berminat. Dari segi lokasi dan
pemasaran sangat strategis, karena lokasi budidaya cacing tanah dekat dengan
peternakayam, peternak bebek, pembudidaya ikan, penjual pakan ikan dan burung,
menjadikan nilai tambah tersendiri dari usaha ini.

1.2. Permasalahan

 Limbah sayuran dan ampas tahu yang kurangtermanfaatkan menjadi pakan


untuk budidaya cacing tanah.
 Belum ada usaha budidaya cacing tanah di Kota Semarang.
 Terdapat banyakpasardan 2 industri tahu yang menghasilkan limbah.
Dalam satu bulan, limbah yang dihasilkan ±1 ton.
3

1.3. Peluang usaha

Sebagaimana yang telah diketahui, cacing tanah jenis Lumbricus rubellus


akan menghasilkan 2 produk, yaitu cacing itu sendiri dan kascing (bekas cacing)
yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Cacing tanah sendiri memiliki area
pemasaran yang cukup luas. Hasil dari kegiatan budidaya cacing dapat dijual
kepada industri pakan ternak, kosmetik dan farmasi. Selain itu, hasil budidaya
cacing juga bisa langsung dijual kepada peternak unggas, burung kicauan, ikan,
dan udang. Sebab, cacing tanah mempunyai kandungan protein dan mineral yang
tinggi untuk hewan ternak dan perikanan. Cacing tanah juga dapat dipasarkan
kepada ahli pengobatan alternatif atau produsen obat jamu, sebab cacing tanah
biasa digunakan dalam pembuatan jamu untuk sakit tipes, hipertensi, bronchitis
dan reumatik sendi. Sementara itu, kascing (bekas cacing) yang dihasilkan dapat
dijual kepada penjual pupuk organik ataupun kepada petani terdekat yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik.
Sejalan dengan itu, Kota Semarang yang nantinya menjadi lokasi budidaya
sangat didukung dengan potensi-potensi tersebut. Dimana di Kota Semarang
banyak terdapat peternak unggas, pembudidaya ikan, udang, burung kicauan,
industri farmasi, dan toko-toko pertanian yang menjual pupuk organik. Sehingga
nantinya hasil dari kegiatan budidaya cacing tanah ini mampu diserap oleh pasar.

1.4. Manfaat

Disamping memperoleh keuntungan dari hasil budidaya, usaha ini


nantinya mampu mengoptimalkan potensi limbah pertanian terutama sayuran dan
limbah industri tahu yang menghasilkan ampas tahu.Selain itu, kegiatan usaha
budidaya cacing tanah ini dapat menciptakan lapangan pekerjaaan baru jika
nantinya berkembang menjadi besar.

1.5. Luaran Yang Diharapkan

Diharapkan dari usaha budidaya cacing tanah jenis Lumbricus rubellus ini
bisa menjadikan penghasilan serta mampu melatih mahasiswa untuk
mengembangkan jiwa wirausaha. Selain itu, usaha ini diharapkan nantinya
mampu mengoptimalkan potensi limbah yang ada sebagai upaya untuk
mengurangi pencemaran lingkungan.
4

BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umun Masyarakat

Usaha budidaya cacing Lumbricus rubellus ini belum ada yang


mengembangkan untuk Kota Semarang. Ketersediaan sumberdaya alam yang
cukup melimpah dan cuaca yang bersuhu hangat sangatlah berpotensi dalam usaha
budidaya cacing Lumbricus rubellus. Terlebih lagi, di lokasi budidaya terdapat
beberapa pasar tradisional yang mana tiap hari menghasilkan limbah sayuran yang
tidak termanfaatkan. Selain itu, terdapat juga industri pembuatan tahu yang tiap
harinya menghasilkan limbah ampas tahu yang masih kurang termanfaatkan. Hal
inilah yang mendorong untuk membuat suatu usaha yang bersinergi dengan
adanya potensi-potensi tersebut.

2.2 Lokasi Usaha

Lokasi usaha terletak di Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajahmungkur


Kota Semarang. Budidaya cacing tanah dengan optimalisasi limbah sayuran dan
ampas tahu ini sangat berpotensi untuk memperoleh keuntungan. Limbah sayuran
bisa didapatkan dari pasar yang berada tidak jauh dari lokasi usaha budidaya
cacing tanah. Dalam sehari, limbah sayur yang ada di pasar mencapai satu truk
besar. Oleh pengelola pasar, limbah sayuran tersebut tidak dimanfaatkan lagi dan
langsung dibuang ke TPA. Sedangkan limbah ampas tahu yang ada dilokasi usaha
pembuatan tahu, oleh pengusaha hanya dijual dengan harga yang murah. Satu
karung yang berbobot ±30kg, hanya dijual dengan harga Rp.10.000. Budidaya
cacing dengan optimalisasi limbah sayuran dan ampas tahu bisa menghemat
pengeluaran biaya pakan.
Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajahmungkur sendiri pada umumnya
memiliki suhu udara yang hangat, cacing Lumbricus rubellus mampu berkembang
cepat apabila kondisi area budidaya memiliki suhu yang hangat. Dengan adanya
potensi area seperti itu, maka pemilihan lokasi ini sangatlah tepat untuk dijadikan
usaha budidaya cacing Lumbricus rubellus. Dilihat dari segi pemasaran, lokasi
budidaya sangat didukung dengan banyak potensi. Dimana di Kota Semarang
banyak terdapat peternak unggas, pembudidaya ikan, udang, burung kicauan,
industri farmasi, dan toko-toko pertanian yang menjual pupuk organik. Sehingga
nantinya hasil dari kegiatan budidaya cacing tanah ini mampu diserap oleh pasar.

2.3 Strategi Pemasaran

Sebuah kegiatan usaha budidaya, tidak lepas dari yang namanya penjualan
atau pemasaran. Pemasaran akan dilakukan dalam beberapa metode yang tepat
5

untuk menarik minat pembeli dari daerah terdekat maupun daerah yang jauh.
Adapun metode pemasaran sebagai berikut:
 Kerja sama dengan peternak unggas
Sebelum merintis usaha budidaya cacing Lumbricus rubellus, telah
dilakukan kerja sama dengan peternak unggas.Peternak unggas inilah yang
nantinya akan membeli cacing Lumbricus rubellus yang sudah panen.
 Kerja sama dengan pembudidaya ikan, udang dan burung kicauan
Banyaknya pembudidaya ikan, udang dan burung kicauan, bisa diajak
kerja sama dalam pemasokan cacing untuk dijadikan sebagai pakan.
 Kerja sama dengan industri farmasi
Beberapa industri farmasi, terutama yang memproduksi obat herbal
tentunya membutuhkan pasokan cacing sebagai bahan utama pembuatan
obat tipes, kolestrol, tekanan darah tinggi, dan penambah nafsu makan.
 Kerja sama dengan toko-toko pertanian
Banyak dari toko-toko pertanian yang menjual pupuk organik. Toko inilah
yang nantinya bekerja sama dan menerima pasokan pupuk organik dari
kascing (bekas cacing) dalam usaha budidaya cacing ini.
 Internet kreatif
Banyaknya pengguna akun facebook,blackberry massanger, whatsApp,
instagram dan lain sebagainya menjadikan peluang usaha ini menjadi lebih
bagus. Pemanfaatan media sosial tersebut untuk menarik perhatian dalam
transaksi jual cacing Lumbricus rubellus. Nantinya hasil budidaya cacing
ini tidak hanya dijual di beberapa daerah terdekat, melainkan bisa dijual di
berbagai daerah yang telah memesan lewat akun sosial media tersebut

2.4. Analisis usaha


• Biaya penyusutan

No Harga tetap Nilai awal Nilai sisa Umur Depr


(Rp/thn)
(Rp) (Rp) (th)
1 Cangkul 150.000 0 15.000
2 Sabit 100.000 0 10.000

3 Meteran 30.000 0 3.000


4 Ember 150.000 0 15.000
5 Palu 50.000 0 5.000
6 Cetok 45.000 0 4.500
7 Gergaji 90.000 0 9.000
8 Sprayer 300.000 0 30.000
9 Terpal 1.500.000 0 150.000
10 Esbes fiber 500.000 0 50.000
6

11 Siller 250.000 0 25.000


12 Blender 500.000 0 50.000
13 Bambu 450.000 0 45.000
14 Kayu reng 300.000 0 30.000
15 Paranet 400.000 0 40.000
16 Paku 30.000 0 3.000
17 Kawat ram 40.000 0 4.000
Jumlah 3.665.000 488.500

a. Biaya tetap (FC) = biaya usaha + biaya penyus

= Rp 3.665.000 – Rp 488.500

= Rp 3.176.500

• Biaya tidak tetap (VC)

No Uraian Rp/bln
1 Serbuk gergaji bekas 700.000
2 Ampas tahu 100.000
3 Dedak 600.000
4 Probiotik 100.000
5 Bibit cacing 3.000.000
6 Pemasaran 450.000
7 Transport ke toko bangunan 25.000
8 Transport ke petani 100.000
9 Sewa kendaraan 400.000
10 Publikasi 970.000
11 Servis kendaraan 150.000
12 Materai 35.000
13 ATK 100.000
14 Proposal 37.500
15 Laporan 45.000
Jumlah 6.812.500

• Biaya produksi (TC) = biaya tetap (FC) + biaya tidak tetap ( VC)

= Rp 3.176.500 + Rp 6.812.500

= Rp 9.989.000
7

Adapun gambaran besaran pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya


cacing Lumbricus rubellus sebagai berikut :

Penerimaan Cacing = Jumlah bibit dihasilkan × Periode panen × Harga jual


= 120 × 3 ×Rp 60.000
= Rp 21.600.000

Penerimaan Kascing = 600 pack ( @2Kg ) × Rp 15.000


= Rp 9.000.000

Total Penerimaan = Penerimaan hasil panen cacing + Penerimaan kascing


= Rp 21.600.000 + Rp 9.000.000
= Rp 30.600.000

Adapun keuntungan yang diperoleh dari usaha budidayacacing Lumbricus


rubellus sebagai berikut :

Keuntungan = Total penerimaan - Total biaya produksi


= Rp 30.600.000 - Rp 9.989.000
= Rp 20.611.000

Analisis kelayakan usaha budidaya cacing Lumbricus rubellus sebagai berikut :

1. ⁄ = = Rp 2,6
Artinya setiap biaya yang dikeluarkan untuk budidaya cacing
Lumbricus rubellus sebesar Rp 1,00, akan menghasilkan Rp 2,6

2. PBP (Pay Back Period)


PBP merupakan total investasi (penanaman modal)/laba per bulan
atau jangka waktu pengembalian modal dalam usaha.

PBP

= 0,56
Artinya dalam waktu kurang dari satu tahun usaha ini telah
kembali modal.

3. BEP (Break Even Point)


Jumlah produk yang harus dijual untuk memenuhi penutupan modal.
8

BEP Harga =

= Rp 32.500/Kg Cacing

BEP Produksi =

= 195 Kg Cacing

Dari hasil BEP tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya cacing
Lumbricus rubellus tawarakan berada pada titik impas atau tidak untung ataupun
rugi jika cacing Lumbricus rubellus dijual dengan harga Rp. 32.500/Kg atau
jumlah produksi yang dijual 195 Kg cacing.

2.5. Keberlanjutan Usaha

Kegiatan ini selanjutnya akan mengarah pada keberlanjutan usaha


peternakan. Peluang usaha yang berhubungan dengan budidaya cacing Lumbricus
rubellus berupa produksi kascing (bekas cacing) untuk pupuk tanaman yang
mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi.
9

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1.Persiapan Sarana dan Prasarana

Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah


dan mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk, dan genteng tanah.
Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang
berukuran 1.5 x 1.8 m. Di dalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat
wadah-wadah pemeliharaan.

3.2. Pembibitan

Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah


meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang
cacing dan kandang pelindung.
1 Pemilihan Bibit Calon Induk
Dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang
sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar.
2 Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah
ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan.
Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media,
tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah
diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke
dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain
dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di
atas media atau ada yang meninggalkan media (wadah). Apabila dalam
waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu
betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing
akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus
segera diganti dengan yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara
disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat
berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
3 Reproduksi, Perkawinan
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat
kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk
pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang
cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-
telur. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan
10

menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing


dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun.

3.3.Pemeliharaan

1. Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak
berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 kg, maka pakan
yang harus diberikan juga harus 1 kg. Secara umum pakan cacing tanah
adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai
sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada
cacing tanah, antara lain :
 Pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara
diblender.
 Bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh
permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
 Pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus
cahaya.
 Pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu,
harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
 Bubur pakan yang akan diberikan pada cacing mempunyai perbandingan
air 1:1.
2. Penggantian Media
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak
telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur,
anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata-rata
penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

3.4. Panen Dan Penjualan

Kegiatan beternak cacing tanah ada dua hasil utama yang dapat
diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing).
Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan
membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul,
kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada
saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang
dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam
jangka waktu itu, telur akan menetas. Penjualan cacing dapat dilakukan di tempat
pembudidaya-pembudidaya ikan, penjual ikan hias, penjual pakan burung, penjual
peralatan pancing dan para peternak ayam. Selain cacing, kascing (bekas cacing)
yang dihasilkan dapat dijual ke para penjual tanaman hias, penjual pupuk organik
ataupun kepada masyarakat yang yang memelihara tanaman.
11

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan 3.665.000
2 Bahan habis pakai 5.720.000
3 Perjalanan 975.000
4 Lain lain 1.337.500
Jumlah 11.697.500

4.2.Jadwal Kegiatan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pelaksanaa
bersifat
administratif
2. Pembersihan
dan
pembuatan
rak budidaya
3. Pemeliharaan
cacing
4. Pemasaran
5. Penyusunan
laporan
6. Evaluasi hasil
17

Identitas Diri Dosen Pembibing

1. Nama lengkap : Shofia Nur Awami, S.P.,M.Sc


2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4. NPP : 06.07.1.0137
5. NIDN : 0626018002
6. Tempat dan Tanggal : Kedungjati, 26Januari 1980
Lahir
7. E-mail : nurawami80@yahoo.com
8. Nomor HP : 081390660203
9. Alamat Kantor : Jl. Menoreh Tengah X/22 Sampangan
Semarang
10. Lulusan yang dihasilkan : S-1 =
11. Mata Kuliah yang : 1. Ekonomi Sumber Daya Manusia
Diampu 2. Dasar Manajemen
3. Kewirausahaan
4. Matematika Ekonomi
5. Ekonomi Mikro

A. Riwayat Pendidikan

S1 S2
Nama PT Universitas Gadjah Mada
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Yogyakarta
Bidang Ilmu Agribisnis Ekonomi Pertanian
Tahun Masuk- 2001 – 2005 2010 – 2012
Lulus
Judul Analisis Faktor-faktor yang Analisis Nilai Tambah dan
Skripsi/Tesis Mempengaruhi Pendapatan Petani Strategi Pengembangan Industri
Padi Sawah (Studi Kasus di Desa Rumah Tangga Olahan Jagung di
Kramat Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan
Kabupaten Grobogan)
Nama Prof. Dr. Ir. Hj. Suprapti Supardi., Prof. Dr. Ir. Masyhuri
Pembimbing M.P Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati,
Sri Wahyuningsih, S.P., M.P M.P
18

B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2010 Pengaruh Perlakuan Teknologi DIKTI/Kopertis 9
Amofer (Amoniasi Fermentasi) Wilayah VI
Pada Limbah Tongkol Jagung
Sebagai alternatif Pakan
Berkualitas Ternak Ruminansia
(Anggota)
2 2012 Analisis Nilai Tambah dan Mandiri 5
Strategi Pengembangan Industri
Rumah Tangga Olahan Jagung
Di Kabupaten Grobogan (Ketua)
3 2013 Analisis Nilai Tambah Usaha DIKTI/ Kopertis 13.5
Olahan Gula Merah Aren dan Wilayah VI
Strategi Pengembangannya di
Kabupaten Kendal (Anggota)
4 2014 Analisis Ketahanan Pangan Dikti/ Kopertis 13.5
Tingkat Rumah Tangga Wilayah VI
Pengolah Gula Merah Aren di
Kabupaten Kendal (Ketua)

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun


Terakhir
Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada
No Tahun Sumber Jml (Juta
Masyarakat
Rp)
1. 2008 Program Kuliah Kerja Nyata DIKTI Jakarta 75
Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat
di Kelurahan Pudak Payung Banyumanik
Kota Semarang
2. 2012 Penguatan Desa Vokasi Melalui Diknas Jawa 25
Pengembangan Kewirausahaan Makanan Tengah
Olahan Berbahan Dasar Ubi Kayu Di
Desa Kandeman Kecamatan Kandeman
Kabupaten Batang
3. 2013 Program Pembuatan Model Kementerian 300
Pengembangan Sumber Daya Terpadu Pembangunan
berbasis Sumber Daya Hayati di Daerah
19

Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan Tertinggal RI

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Volume/Nom


. Jurnal or/Tahun
1. Pengemasan Produk Sayuran Dengan Bahan Kemas Mediagro Vol 7 No. 1,
Plastik Pada Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu April 2011
Dingin. ISSN :0216-
7387
http://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/M
ediagro/article/view/530/652
2. Pengaruh Perlakuan Teknologi Amofer (Amoniasi Mediagro Vol. 7. No. 1,
Fermentasi) Pada Limbah Tongkol Jagung Sebagai April 2011
Alternatif Pakan Berkualitas Ternak Ruminansia ISSN :0216-
7387
http://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/M
ediagro/article/view/568/689
3. Pengawetan Ikan Bawal Dengan Pengasapan dan Mediagro Vol. 7 No.2,
Pemanggangan Oktober 2011
ISSN :0216-
http://www.unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/M 7387
ediagro/article/view/532/654
4 Analisis Usaha dan Nilai Tambah dari Usaha Mediagro Vol. 9. No. 1,
Pengolahan Marning dan Emping Jagung di Kabupaten April 2013
Grobogan ISSN :0216-
7387
http://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagr
o/article/view/1322
5 Analisis Nilai Tambah Pengolahan Gula Merah Aren ESAI Vol. 9 No. 1
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Kasus Januari 2015
Pengrajin Gula Merah Aren di Kabupaten Kendal ISSN : 1978-
6034

6 Karakteristik Buruh Wanita Penyadap Karet serta Mediagro Vol. 11. No.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah 1, April 2015
Tangganya (Studi Kasus di PTPN IX Kebun ISSN :0216-
Balong/Beji-Kalitelo Afdeling Ngandong Kabupaten 7387
Jepara)
21

Lampiran 2 : Justifikasi Anggaran Kegiatan

4.1. Peralatan

No Uraian Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)


Pemakaian Satuan (Rp)
1 Cangkul Pembuatan media 2 buah 75.000 150.000
2 Sabit Pembuatan 2 buah
50.000 100.000
kandang
3 Meteran Pembuatan 1 buah
30.000 30.000
kandang
4 Ember Pemanenan 5 buah 30.000 150.000
5 Palu Pembuatan 2 buah 25.000
50.000
kandang
6 Cetok Pemanenan 3 buah 15.000 45.000
7 Gergaji Pembuatan 2 buah 45.000
90.000
kandang
8 Sprayer Sarana produksi 3 buah 100.000 300.000
9 Terpal Pembuatan 10 buah 150.000
1.500.000
kandang
10 Esbes fiber Pembuatan 5 buah 100.000
500.000
kandang
11 Siller Packing kascing 1 buah 250.000 250.000
12 Blender Pembuatan pakan 2 buah 250.000 500.000
Sub Total (Rp) 3.665.000

4.2. Bahan Habis Pakai

No Uraian Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)


Pemakaian Satuan (Rp)
1 Bambu Pembuatan 30 biji 15.000
450.000
kandang
2 Kayu Reng Pembuatan 15 biji 20.000
300.000
kandang
3 Paranet Pembuatan 20 meter 20.000
400.000
kandang
4 Paku Pembuatan 2 kg 15.000
30.000
kandang
5 Kawat ram Pembuatan 2 kg 20.000
40.000
kandang
6 Serbuk Gergaji Media budidaya 2 pick up 350.000 700.000
22

Bekas
7 Ampas Tahu Pakan 200 kg 500 100.000
8 Dedak Media budidaya 200 kg 3.000 600.000
9 Probiotik Media budidaya 2 liter 50.000 100.000
10 Bibit Cacing Sarana produksi 30 kg 100.000 3.000.000
Sub Total (Rp) 5.720.000

4.3. Perjalanan

No Uraian Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
1 Pemasaran Penjualan bibit 3 bulan 150.000 450.000
2 Transport ke Pembelian 1 kali 25.000
25.000
toko bangunan saprokan
2 Transport ke Pembelian bibit 2 kali 50.000
100.000
petani cacing
3 Sewa pick up Pembelian baglog 2 kali 200.000
ke jamur
400.000
pembudidaya
jamur
Sub Total (Rp) 975.000

4.4. Lain Lain

No Uraian Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)


Pemakaian Satuan (Rp)
1 Publikasi Printout gambar 10 lembar 2.000 20.000
MMT 2 buah 100.000 200.000
Jurnal 1 buah 750.000 750.000
2 Servis Sarana pemasaran 2 kali 75.000
150.000
kendaraan
3 Materai Lembar pernyataan 5 buah 7.000 35.000
4 ATK Administrasi 1 set 100.000 100.000
5 Proposal Printout proposal 5 kali 7.500 37.500
6 Laporan Printout laporan 5 kali 9.000 45.000
Sub Total (Rp) 1.337.500
Total (Rp) 11.697.500
23

Lampiran 3 : Susunan Organisasi Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama Program Bidang Alokasi waktu Uraian Tugas


Study Ilmu (jam/minggu)

1 Aderia Pertanian Agribisnis 14 Jam/Minggu  Melaksanakan koordinasi


Puspita terkait persiapan
Ningrum pelaksanakan dan kesiapan
(154010042) kegiatan
 Evaluasi setiap kegiatan
 Menyiapkan laporan
2 Dessriana Pertanian Agribisnis 12 Jam/Minggu  Bekerjasama dan
Eka Widi berkoordinasi dalam
Astuti pemeliharaan.
(164010028)  Membantu menyiapkan
laporan.
 Membantu menyiapkan
evaluasi setiap kegiatan.
3 Muhamad Pertanian Agribisnis 12 Jam/Minggu
Muntaha  Mempersiapkan alat dan
(164010037) bahan untuk kegiatan.
 Mempersiapkan bahan
untuk seminar.
 Membantu menyiapkan
evaluasi setiap kegiatan

4 Muhammad Pertanian Agribisnis 12 Jam/Minggu  Membantu mempersiapkan


Masdar alat dan bahan untuk
Isbulloh kegiatan.
(164010032)  Bekerjasama dan
berkoordinasi dalam
pemeliharaan.

5 Mohammad Pertanian Agribisnis 12 Jam/Minggu  Membantu mempersiapkan


Najib bahan untuk seminar.
Anshori  Bekerjasama dan
(174010011) berkoordinasi dalam
pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai