Anda di halaman 1dari 25

TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura
Dosen Pengampu: RAISA BAHARUDDIN, SP., M.Si

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023

1
KATA PENGANTAR
‫س ِم هّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي‬
ْ ‫ِب‬
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, serta kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul : “TANAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA)”
Ucapan terima kasih kepada Ibu RAISA BAHARUDDIN, SP., M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura yang banyak
memberikan arahan dan bimbingan sehingga selesai dalam penulisan laporan ini. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pertanian khususnya bidang agroteknologi.

Pekanbaru, Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB 1..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
1.2 TUJUAN.............................................................................................................................6
BAB 2..............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................7
2.1 Definisi atau Pengertian.....................................................................................................7
2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TANAMAN TOGA...............................................8
2.2.1 KELEBIHAN TANAMAN TOGA....................................................................................................8
2.2.2 KEKURANGAN TANAMAN TOGA..............................................................................................9
JENIS-JENIS TANAMA TOGA............................................................................................10
2.3.1 Persiapan dan Pengolahan Tanah.....................................................................................................16
2.3.2 Persiapan Bibit.................................................................................................................................17
2.3.3 Perbanyakan Generatif.....................................................................................................................18
2.3.4 Perbanyakan Vegetatif....................................................................................................................20

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanaman merupakan tumbuhan yang hidup dimana saja baik itu dikebun atau
halaman rumah yang memiliki sebidang tanah. Banyaknya tanaman yang tumbuh disekitar
rumah membuat kurang terperhatikan bahwa tanaman yang tumbuh itu diantaranya
merupakan tanaman yang bermanfaat dan berfungsi sebagai obat. Ada kalanya sebuah
tanaman yang memiliki manfaat khasiat obat itu tumbuh liar dan tidak terawat. Perilaku
masyarakat umumnya lebih bersifat instan dan tidak peduli terhadap adanya manfaat dari
tanaman-tanaman yang bisa menjadi obat. Keberadaan tanaman obat dilingkungan rumah
sangat penting terutama bagi keluarga yang tidak mempunyai akses mudah ke pelayanan
medis. Dengan memahami manfaat dan khasiat jenis tanaman tertentu, tanaman obat dapat
menjadi pilihan keluarga dalam memilih obat alami yang aman. Tanaman obat keluarga
sendiri sebelumnya dikenal dengan nama apotek hidup. Tanaman obat keluarga dikalangan
masyarakat dapat ditanam serta dibudidayakan oleh siapapun dalam menjalani kehidupan
yang sehat alami. (Fitri, 2015, h.1).

Tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk
ditamam dilahan perkarangan dengan pertimbangan karena dapat dimanfaatkan untuk
kesehatan. Tanaman obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia,
murah, dan mudah didapat. (Mindarti S, 2015). Tanaman toga memiliki fungsi ganda
selain sebagai dekorasi halaman, tanaman obat berfungsi sebagai ramuan alami untuk
mengobati berbagai penyakit yang seringkali timbul. Salah satu fungsi toga adalah sebagai
sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya- upaya kesehatan masyarakat
meliputi: 1) upaya preventif (Pencegahan) 2). Upaya promotif (meningkatkan atau menjaga
kesehatan) dan yang ke 3). Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) (Mindarti S, 2015).

4
Obat tradisional merupakan obat yang digunakan sebagian besar masyarakat
sebagai bahan baku obat secara turun menurun. Penggunaan tumbuh- tumbuhan dalam
penyembuhan adalah pengobatan tertua didunia. Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia
merupakam program alternatifuntuk memenuhi kebutuhan dasar dalam pelayanan
kesehatan. Menurut Karyadi Bhakti, et al., (2016) sampai saat ini penggunaan tanaman obat
dapat mencakup masyarakat lebih luas dan merata, baik masyarakat pedesaan maupun
perkotaan.Penggunaan obat tradisional dinilai relatif lebih aman dibandingkan dengan obat
konvensional, sehingga saat ini semakin banyak peminatnya. Kelebihan lainnya adalah obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif

rendah dan juga obat tradisional mudah diperoleh karena bahan bakunya dapat
ditemukan di lingkunagan sekitar. Masyarakat luas beranggapan bahwa penggunaan obat
tradisional lebih aman dibandingkan dengan obat kimia sehingga mereka lebih menyukai
penggunaan obat tradisional sebagai penyembuhan penyakit. lebih dari 70% tanaman obat
yang ada di Asia tumbuh di Indonesia, tetapi masih belum banyak dimanfaatkan secara
maksimal. Oleh karena itu perlu upaya yang sungguh-sungguh dengan melibatkan berbagai
pihak untuk mengangkat citra tanaman obat Indonesia yang telah lama dikenal agar bias
disejajarkan dengan obat modern, dan dapat memberi nilai ekonomis dan nilai sosial bagi
masyarakat Indonesia.

Banyak masyarakat yang masih belum paham akan pemanfaatan tanaman obat
keluarga. Masyarakat sering salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat
tradisional dan tidak mengerti cara untuk mengolah bahan tersebut. Ini dapat menyebabkan
efek samping yang berbeda bagi tiap orang jika dosis obat diberikan secara berlebihan.
Semakin banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap penggunaan obat yang
rasional kepentingan keluarga.

Seiring dengan perkembangan zaman, tanaman obat keluarga sudah mulai


tergantikan dengan obat-obatan kimia yang jauh lebih praktis dan cepat menyembuhkan
penyakit. Sekarang ini tanaman obat sendiri hampir jarang dipergunakan oleh masyarakat.
Upaya dalam menyampaikan dan pendistribusian informasi tentang tanaman obatpun

5
sangat kurang yang beredar dimasyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih obat-obatan
kimia atau resep dokter. Selain itu terdapat beberapa faktor perkembangan zaman yang
membuat tanaman obat tergantikan yaitu lahan pekarangan rumah yang sempit ataupun
tidak ada sama sekali karena pembangunan yang tidak menyisakan lahan kosong,
kesibukan masyarakat yang semakin tinggi akan aktivitas diluar daripada dirumah,
pengetahuan dan pemahaman tentang tanaman obat yang kurang, serta kurangnya
kepedulian terhadap diri sendiri walaupun kesadaran hidup sehat telah disadari.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui definisi atau pengertian TOGA
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tanaman TOGA
3. Mengetahui jenis-jenis tanaman TOGA
4. Mengetahui metode atau cara tanaman TOGA

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi atau Pengertian


Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman berkhasiat yang
ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Ditanam dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan tradisional yang dapat dibuat sendiri
(Mindarti dan Nurbaeti, 2015).

Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan tanaman budidaya di rumahan yang


berkhasiat sebagai obat. Masih banyak orang yang menggunakan obat tradisional untuk
menyembuhkan beberapa penyakit dengan cara menanam tanaman obat keluarga ini.
Namun, lebih banyak juga orang yang menggunakan obat kimiawi untuk efek yang cepat,
padahal, banyak kandungan kimia yang tidak kita ketahui di dalamnya. Kalau tanaman
obat keluarga, sudah jelas semuanya natural serta dapat dikonsumsi dengan aman. Di
Indonesia sendiri berbagai macam tanaman obat dapat dengan mudah ditemukan dan
dibudidaya. Seperti Orthosiphon aristatus (kumis kucing), Zingiber officinale (jahe),
Curcuma longa (kunyit), Piper betle (sirih), Cymbopogon nardus (serai), dan masih banyak
lainnya. Selain dapat dimanfaatkan sebagai obat, banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur. Sehingga tidak heran jika tanaman tersebut menjadi bahan yang
sangat bermanfaat bagi masyarakat. TOGA merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan
yang dapat ditanam di pekarangan rumah. Keberadaan TOGA di lingkungan rumah sangat
penting, terutama bagi keluarga yang tidak memiliki akses untuk pelayanan kesehatan.
(sari, 2019)

Masyarakat Indonesia masih memegang teguh kebudayaan leluhur berupa


dominannya unsur tradisional dalam menjalankan hidup. Hal ini disebabkan karena
melimpahnya kekayaan alam yang di anugrahkan Allah SWT di negri ini yang berfluktuasi
menjadi sebuah kebudayaan (Raodah, 2019). Misalnya, sampai sekarang obat tradisional
masih eksis digunakan walaupun begitu banyaknya obat moderen yang berkembang

7
ditengah masyarakat. Hasil Riskesdas tahun 2010 menyatakan dari 55,3% masyarakat
Indonesia memanfaatkan obat tradisional sebagai alternatif kesehatan dan 95,6% pengguna
obat tradisional puas akan khasiat yang yang terkandung dalam tanaman obat tersebut yang
mampu menyembuhkan. Dari penelitian WHO tahun 2008 menyatakan 68% penduduk
dunia masih tergantung dengan sistem pengobatan tradisional untuk menunjang kesehatan.
(Emilda, Hidayah and Heriyati, 2017).

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budi daya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat, dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kesehatan baik dalam
upaya preventif, promotif maupun kuratif. Bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat adalah bagian daun, kulit batang, buah, biji dan akarnya. Umumnya TOGA
dimanfaatkan sebagai minuman kebugaran, ramuan untuk gangguan kesehatan ringan
berdasarkan gejala, ramuan khusus untuk lansia, memelihara kesehatan ibu, meningkatkan
gizi anak. (yusmaini, 2017)

2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TANAMAN TOGA


2.2.1 KELEBIHAN TANAMAN TOGA

Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan tanaman yang memili kelebihan yang
begitu banyak dalam penggunaanya, hal ini dikarenakan tanaman TOGA menjadi salah satu
pilihan masyarakat untuk ditamam dilahan perkarangan dengan pertimbangan karena dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak
mengandung bahan kimia, murah, mudah didapat dan dapat digunakan dalam kebutuhan
sehari-hari, beberapa pemanfaatan tamanan TOGA dalam kehidupan sehari-hari antara
lain :

1. Sebagai tanaman obat yang herbal

Tanaman ini dapat dikatakan obat herbal dikarenakanTidak memiliki efek


samping dan bebas dari racunPenggunaan tanaman obat sebagai obat dapat
dikonsumsi oleh siapa saja tanpa menimbulkan reaksi serta dalam penggunaan

8
jangka panjang dapat meningkatkan fungsi organ tubuh. Sedangkan penggunaan
obat kimia secara berlebihan ataupun pemakaian dalam jangka panjang dapat
menimbulkan ketergantungan dan kerusakan organ.

2. Pengolahan mudah
Peracikan obat yang terbuat dari tanaman obat tidak membutuhkan teknologi
canggih bermodal besar dan peracikan tanaman obat masih tergolong mudah. Hal
ini dikarenakan dalam peracikan obat dari tanaman TOGA sangat menjaga khasiat
yang terkandung
3. Mudah diperoleh
Tanaman obat memiliki harga yang murah serta mudah didapatkan bila
tumbuh di pekarangan rumah atau di sekitar lingkungan rumah. Sedangkan obat
kimia biasanya memerlukan resep dokter dengan harga mahal.pada dasarnya hal ini
dikarenakan tanaman TOGA sangat mudah di perbanyak dan tidak perlu memiliki
lahan ataupu biaya yang sangat besar,mpleh karena itu tanaman toga sangat mudah
di dapat
4. Memiliki nilai Estetika

Tanaman Toga memiliki nilai keindahan atau estetika apa bila di susun dan di
lakukan perawatan sebaik mumngkin hal ini dapat menjadi nilai leboh dalam
pemanfaatan ataupun kelebihan dari tanama TOGA, dalam hal ini tanaman TOGA
yang memili nilai estetika atau keindahan adalah tanaman lavender.

2.2.2 KEKURANGAN TANAMAN TOGA

Disamping memiliki kelebihan yang begitu banyak ada juga beberapa


kekurangan dalam tanaman TOGA, baik itu dari segi pemanfaatannya, percepatan
reaksinya maupun dll, Adapun beberapa kekurangan tanaman toga dalam kehidupan
sehari-hari adalah :

1. Efek farmakologisnya yang lemah

9
Yaitu kurangnya respon langsung terhadap suatu penyakit,hal ini di karenakan
kecepatan reaksi dari kandungan tanaman TOGA yang begitu banyak dan
menyebabkan butuk sedikit waktu ekstra pada proses penyembuhan

2. Kurangnya wawasan mengenai tanaman TOGA sebagai obat herbal

Hal ini di sebabkan pada masyarakt sekarang kurang mengetahui adanya obat
alternatif atau obat yang dapat di buat dari tanaman TOGA yang dapat
dikonsums, hal ini dikarenakan mmasyarakt secara umum leboh banyak
mampercayai ataupun mengetahui obat-obattan secara kimia yang sudah di
konsumsi sehari-hari.

JENIS-JENIS TANAMA TOGA

Pada pembagian jenis tanaman TOGA ada beberapa pembagian jenis


tanaman didasarkan pada bagian tumbuhan tersebut yang dimanfaatkan, diantaranya
bagian daun, batang, buah, biji, akar, umbi

10
Berikut beberapa tanaman obat keluarag (TOGA) berdasarkan
klasifikasi bagian tanaman:

11
1. Daun pegangan

Daun pegangan atau Centella asiactica atau daun kaki kuda merupakan tanaman
gulma. Namun tanaman ini memiliki efek farmakologis, yaitu stimulant, anti alergi, anti
flamasi, dan insektisida. Selain itu daun pegangan memiliki fungsi untuk melancarkan
peredaran darah, zat tonik, meluruhkan kencing, menurunkan panas, dan dapat
meningkatkan syaraf memori otak.

2. Batang brotowali

12
Brotowali atau Tinosporacrispa merupakan jenis tanaman perdu yang menjalar dan
melilit. Batang brotowali memiliki rasa pahit. Khasiat rasa pahit pada batang brotowali
dapat mematikan kuman pada luka, menyembuhkan gatal, menurunkan kadar gula dalam
darah, mengobati rematik, mengobati luka luar seperti memar, malaria, dan menambah
nafsu makan.

3. Buah mengkudu

Morinda citrifolia merupakan nama latin dari mengkudu atau biasa disebut pace.
Mengkudu memiliki buah yang mengeluarkan bau yang tidak enak. Tanaman ini dibawa ke
Indonesia oleh bangsa Polinesia. Buah mengkudu mengandung banyak zat penting yang
dapat bermanfaat bagi tubuh. Manfaat dari buah mengkudu antara lain dapat, menghambat
kerja sel kanker, menetralkan tekanan darah, antinyeri, mengatasi peradangan dan aleri,
serta meningkatkan daya tahan tubuh.

4. Biji pinang

13
Tanaman pinang atau Areca catechi merupakan tanaman yang berasal dari India.
Masyarakat pedesaan yang masih mengenal tradisi kunyah sirih sangat akrab dengan buah
pinang karena biasanya dikunyah bersamaan dengan daun sirih untuk menguatkan gigi dan
gusi. Selain itu biji pinang dapat mengobati diare, cacingan, disentri, dan penyakit kulit
kudis. Senyawa arekolina yang terdapat pada biji pinang berkhasiat untuk meningkatkan
gairah seksual pria.

5. Akar pepaya

Tanaman pepaya tumbuh hampir di seluruh Indonesia. Tanaman pepaya dapat


tumbuh di daerah tropis, subtropis, pegunungan, daerah basah, maupun kering. Akar
pepaya memiliki efek farmakologi sebagai obat ginjal, peningkat volume urin, mengobati
gigitan ular berbisa, obat cacing, dan obat rematik. Penggunaan akar pepaya sebaiknya

14
menggunakan akar pepaya yang sudah dikeringkan karena konsumsi akar pepaya segar
dapat menyebabkan keracunan.

6. Umbi kunyit

Kunyit atau disebut Curcuma dalam bahasa Belanda dalam memiliki kandungan
kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antioksidan, mengatasi gangguan
pencernaan, mengobati radang amandel, serta memiliki manfaat lainnya. Kunyit merupakan
tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan merupakan salah satu tanaman rempah yang
banyak di konsumsi oleh masyarakat di Indonesia sebagai bumbu masakan, kecantikan, dan
jamu.

2.3 METODE PENANAMAN ATAU PERBANYAKAN TANAMAN


TOGA

Pada budidaya tanaman obat keluarga (TOGA) ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam proses budidaya tanaman TOGA yaitu diantara lain Lingkungan
pertumbuhan yang dimaksud meliputi iklim dan tanah. Beberapa unsur iklim seperti suhu,
curah hujan dan penyinaran matahari secara langsung berpengaruh bagi pertumbuhan
tanaman. Setiap tanaman obat membutuhkan suhu udara yang sesuai agar proses
metabolisme dapat berjalan baik, sedangkan suhu tanah akan mempengaruhi proses
perkecambahan benih. Suhu tanah yang terlalu rendah dapat merusak perkecambahan,
sedangkan suhu tanah yang terlalu tinggi dapat mematikan embrio yang terdapat pada biji.

15
Kesuburan tanah tempat bercocok tanam tanaman obat juga merupakan penentu
keberhasilan budidaya tanaman obat tersebut. Kesuburan tanah yang harus diperhatikan
meliputi kesuburan fisik, kimia dan biologi. Tanah sebaiknya memiliki perbandingan fraksi
liat, lempung dan pasir yang seimbang, gembur, kandungan bahan organik tinggi, aerase
dan drainase baik, memiliki kandungan hara yang tinggi, pH tanah cenderung netral antara
6,0-7,0.

Ada beberapa tahapan awal dalam proses budidaya tanaman obat keluarga (TOGA)
yaitu antara lain :

2.3.1 Persiapan dan Pengolahan Tanah


Tanah merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan
unsur-unsur hara yang merupakan makanan bagi tanaman. Pada budidaya tanaman obat
persiapan lahan dan pengolahan lahan harus menjadi perhatian pertama. Setiap jenis
tanaman obat membutuhkan kondisi tanah tertentu agar dapat tumbuh dan berkembang
optimal. Kondisi tanah yang harus diperhatikan meliputi kesuburan fisik tanah (struktur,
tekstur, konsistensi, porositas, suhu tanah, aerase dan drainase tanah), kesuburan kimia
(ketersediaan hara, kapasitas tukar kation, pH tanah), kesuburan biologi (aktivitas
mikroorganisme tanah dan bahan organik tanah). Kesuburan tanah harus selalu
dipertahankan. Setelah ditentukan lokasi penanaman dan jenis tanah yang sesuai untuk
budidaya tanaman obat selanjutnya dapat dilakukan kegiatan persiapan dan pengolahan
tanah. Persiapan dan pengolahan tanah bertujuan untuk :

1. Membuat kondisi fisik tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan porositas


tanah,memperbaiki aerase dan drainase tanah.

2. Membersihkan lahan dari gulma, semak, sisa-sisa tanaman, dan batu- batuan yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.

3. Pada areal penanaman yang terletak di lereng bukit atau pegunungan sebaiknya dibuat
teras untuk mencegah erosi dan mempermudah pemeliharaan tanaman.

16
Teknik persiapan dan pengolahan tanah ditentukan oleh jenis tanaman obat yang akan
dibudidayakan dan kondisi awal lahan tersebut. Secara umum tahapan pengolahan tanah
adalah :

1. Pembersihan lahan dari gulma, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan.


2. Pembajakan yaitu membalik tanah dengan menggunakan bajak atau traktor.
3. Penggaruan yaitu menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi
lebih halus dan merata. Pada partikel tanah yang lebih kecil maka hubungan antara
partikel tanah dengan akar tanaman akan lebih luas dan akar akan lebih mudah
mendapatkan zat hara yang dibutuhkan. Tanah yang lebih porous akan membuat
lingkungan perakaran yang lebih baik terutama untuk tanaman obat yang memiliki
rhizome/rimpang dan tanaman obat berakar dangkal dan kecil. Kondisi fisik tanah
yang baik juga akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat
membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman dan mempercepat
dekomposisi bahan organik.
4. Pembuatan bedengan. Beberapa jenis tanaman obat sebaiknya dibudidayakan pada
bedengan-bedengan terutama untuk jenis tanaman semusim atau tanaman berbentuk
perdu dan memiliki habitus kecil yang relatif tidak tahan air yang tergenang seperti
pegagan, meniran, daun dewa, dan temu-temuan, sedangkan untuk tanaman obat
tahunan seperti kayu manis, mahkota dewa, kina, dan pala tidak membutuhkan
bedengan untuk tempat tumbuhnya. Bedengan dibentuk dengan cara menimbun
tanah atau meninggikan permukaan tanah dari hasil galian parit sebagai batas
bedengan. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dengan arah timur-barat. Panjang
dan lebar bedengan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jarak antar bedengan yang
merupakan saluran air juga dapat digunakan untuk berjalan pada saat pemeliharaan.
Saluran air berfungsi untuk menghindarkan tergenangnya air pada saat musim hujan

2.3.2 Persiapan Bibit


Persiapan bahan tanam dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan persiapan
dan pengolahan lahan. Bahkan pada beberapa jenis tanaman obat-obatan dibutuhkan
waktu lebih lama untuk mempersiapkan bahan tanam karena pembibitan harus melalu

17
beberapa tahapan. Tujuan pembibitan adalah untuk memperoleh bahan tanaman yang
pertumbuhannya baik, seragam, dan untuk mempersiapkan bahan tanam untuk
penyisipan. Bila bibit tanaman yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang telah
terseleksi maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada masa
vegetatif dan generatif akan lebih baik.

Pada Perbanyakan tanaman (TOGA) dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan biji
dan secara vegetatif yaitu dengan cara stek, cangkok, okulasi, runduk, dan kultur jaringan.
Sistem perbanyakan tanaman yang akan digunakan tergantung dari jenis tanaman,
keterampilan pekerja, waktu yang dibutuhkan, dan biaya.

2.3.3 Perbanyakan Generatif


Beberapa jenis tanaman obat yang perbanyakannya dilakukan dengan menggunakan biji
antara lain meniran, sambiloto, mahkota dewa, dan pala. Pembibitan tanaman obat ini
dilakukan dengan beberapa tahapan sebelum bibit siap untuk dipindahkan ke lahan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembibitan tanaman obat keluarga meliputi:

a. Bibit

Dalam persiapan bibit, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Jumlah bibit yang harus disiapkan dihitung berdasarkan jumlah populasi tanaman
yang akan ditanam di lahan ditambah bahan tanaman untuk penyisipan gunak
mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik.
2. Biji tanaman sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang pertumbuhannya sehat.
Biji tersebut berasal dari buah yang benar-benar matang fisiologis, tidak cacat, tidak
terdapat bekas serangan hama dan penyakit.
3. Pada beberapa jenis tanaman obat biji perlu dipisahkan dari daging buah dengan
cara tertentu sepertai pengupasan, pengeringan, dan perendaman.
4. Sebaiknya biji segera dikecambahkan agar daya kecambahnya tidak menurun.

18
b. Media

1. Media pembibitan berupa campuran tanah topsoil yang subur dan pupuk kandang
yang matang dengan perbandingan 1 : 1.
2. Sebaiknya media tanam ini diayak agar diperoleh agregat yang halus.
3. Campuran media kemudian dimasukkan dalam polybag atau bak persemaian,
bagian dasar wadah persemaian sebaiknya dibuat lubang agar sisa air penyiraman
dapat keluar.
4. Biji tanaman dapat disemaikan pada media tanam tersebut. Tempat persemaian biji
terdiri dari bedengan persemaian dan sungkup persemaian.

c. Bedengan

Bedengan persemaian berfungsi untuk tempat meletakkan media semai. Adapun syarat-
syarat dalam pembuatan bedengan yaitu:

1. Bedengan persemaian dapat dibuat dengan lebar 1,5 m, panjang bedengan


disesuaikan dengan kondisi lahan dan populasi bibit, tinggi bedengan 30 cm, arah
bedengan timur- barat.
2. Drainase pada bedengan pembibitan harus baik untuk menghindari tergenangnya
air.
3. Permukaan bedengan harus gembur untuk menampung air sisa resapan dari media
pembibitan.
4. Polybag-polybag yang telah berisi benih tanaman dapat disusun pada bedengan
dengan rapi.

d. Sungkup

Sungkup berfungsi untuk melindungi bibit dari pengaruh lingkungan yang kurang baik
dan gangguan hama.

1. Sungkup dapat dibuat dengan menggunakan kerangka dari bambu atau plat besi
yang dibentuk setengah lingkaran.

19
2. Tinggi sungkup sekitar 80 cm.
3. Kerangka sungkup ditutup dengan plastik transparan, bagian pinggir sungkup dapat
dibuka agar memudahkan penyiraman dan pemeliharaan bibit.

e. Pemeliharaan

Adapun kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan dalam kegiatan pemeliharaan yaitu:

1. Penyiraman, media tanam pada persemaian harus selalu dijaga kelembaban,


penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari dengan
menggunakan gembor.
2. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun atau pupuk cair
dengan cara menyemprot bibit atau menyiramkan pupuk pada media tanam.
3. Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara intensif untuk menjaga agar tidak
terjadi kompetisi antara gulma dan tanaman utama. Gulma juga dapat menjadi
tanaman inang bagi hama.
4. Pengendalian hama dan penyakit sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
pestisida dan fungisida nabati.

Tetapi beberapa jenis tanaman obat tidak perlu melalui tahapan pembibitan,
biji yang telah dipilih dapat ditanam langsung pada bedengan yang telah disiapkan
di areal penanaman.

2.3.4 Perbanyakan Vegetatif

Perbanyakan vegetatif bertujuan untuk mendapatkan bahan tanaman yang memiliki sifat-
sifat yang sama dengan induknya dan mempercepat masa produksi tanaman. Perbanyakan
vegetatif juga memiliki beberapa kelemahan yaitu perakarannya lebih lemah sehingga
tanaman kurang kokoh dan umur tanaman relatif lebih pendek dibandingkan tanaman yang
diperbanyak dengan biji.

Beberapa contoh cara perbanyakan tanaman obat secara vegetatif antara lain:

20
a. Stek

Stek merupakan perlakuan pemisahan atau pemotongan bagian tertentu dari tanaman (akar,
batang, daun dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar. Dengan
dasar itu maka muncul istilah stek akar, stek cabang, stek daun, stek umbi, dan sebagainya.

1. Stek batang diambil dengan cara memotong batang atau bagian pucuk tanaman
induk dan selanjutnya ditanam di pembibitan. Tanaman obat yang diperbanyak
dengan stek batang antara lain sirih, brotowali, dan lada. Batang dipotong miring
atau datar sepanjang 10-30 cm, kemudian dicelupkan pada ZPT seperti AIA atau
Rootone F untuk mempercepat pertumbuhan akar. Stek batang ditanam pada
polybag yang telah berisi media tanam, disiram air secukup dan diletakkan pada
bedengan persemaian.
2. Stek rimpang (rhizome) dan stek akar juga cara perbanyakan yang sering dilakukan
pada tanaman obat-obatan. Tanaman obat yang umumnya diperbanyak dengan stek
rimpang adalah jenis temu- temuan (Zingirberaceae) seperti kunyit, jahe,
temulawak, dan kencur, sedangkan tanaman daun dewa sering diperbanyak dengan
stek akar. Rimpang atau akar dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Potongan
rimpang ini dapat ditunaskan di persemaian dengan media jerami yang selalu dijaga
kelembabannya selama 2-6 minggu. Rimpang yang telah bertunas dapat ditanam di
lapangan.

b. Cangkok

Beberapa jenis tanaman obat terutama jenis tanaman tahunan yang memiliki batang
berkayu dapat diperbanyak dengan cara mencangkok seperti mahkota dewa, mawar, melati,
dan kenanga. Adapun langkah-langkah dalam mencangkok yaitu:

1. Sebelum mencangkok harus dipilih pohon induk yang telah pernah berbuah, tidak
terlalu muda dan tidak terlalu tua, kemudian dipilih salah satu cabang yang
ukurannya sebesar kelingking atau pensil, berkulit mulus dan berwarna coklat
muda.

21
2. Kemudian sekeliling kulit cabang disayat dengan pisau okulasi yang telah
disterilkan sepanjang 2-3 cm.
3. Bersihkan kambium sampai tidak terasa licin dan dikeringanginkan selama 2-4 hari.
4. Luka sayatan kemudian dibungkus dengan plastik yang diikat pada bagian atas dan
bawah sayatan.
5. Masukkan media berupa campuran tanah topsoil dan kompos dengan perbandingan
1 : 1 kedalam plastik pembungkus, kemudian cangkokan disiram air secukupnya,
kelembaban media harus dijaga.
6. Akar akan tumbuh setelah 1-3 bulan. Sebelum dipindah ke lapangan batang
dipotong tepat di bawah pembungkus cangkokan untuk memisahkannya dari pohon
induk.

c. Okulasi

Cara perbanyakan tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibanding dengan
stek dan cangkok karena bibit okulasi mempunyai mutu lebih baik dari induknya yaitu
dengan memadukan sifat baik dari batang bawah dan mata entres. Cara okulasi biasanya
dilakukan untuk memperbanyak tanaman obat tahunan seperti pala, kayu manis dan mawar.
Adapun langkah-langkah dalam mencangkok yaitu:

1. Sediakan batang bawah yaitu pohon pangkal tempat menempelkan mata tunas. Batang
bawah dapat diperoleh dari biji yang disemaikan.
2. Sediakan juga mata entres yang dapat diambil dari pohon yang telah dipilih.
3. Kulit batang bawah diiris bentuk huruf T dengan menggunakan pisau okulasi.
4. Mata tunas yang akan diokulasi diambil dengan cara mengiris secara horizontal 1,5 cm
di atas dan bawah mata, kemudian diiris sehingga membentuk segiempat.
5. Kemudian mata tunas disisipkan pada irisan batang bawah, lalu tempelan diikat dengan
pita plastik dari bawah ke arah atas.
6. Setelah 2 minggu, okulasi dapat dibuka, jika mata tempelan masih hijau segar dan sudah
melekat dengan batang berarti okulasi berhasil.
7. Sebelum dipindahkan ke lapangan batang bawah dipotong kira- kira 1 cm dari pertautan
okulasi.

22
d. Tunas

Perbanyakan dengan tunas banyak dilakukan untuk tanaman berumpun seperti kapulaga.
Dari tunas yang ditanam kemudian akan tumbuh menjadi rumpun besar. Selanjutnya
rumpun tersebut akan berkembangbiak dan menghasilkan tunas-tunas baru.

23
(Ardiwirsah, 2017)BAB 3

DAFTAR PUSTAKA

sari, s. m. (2019). PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA


(TOGA) PADA MASYARAKAT. 1-7.
yusmaini, h. (2017). Penyuluhan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan
Penanaman Tanaman Obat Keluarga di Kampung Mekar Bakti 01/01,
Desa Mekar Bakti Kabupaten Tangerang. 1-10.
Ardiwirsah. (2017). BUDIDAYA TANAMAN OBAT . SUMATERA UTARA:
UMSU.
shidiq, R. f. (2014). PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TEMATIK BERBASIS TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA). 1-8.
fauziah, n. b. (2023). Penanaman dan Manfaat Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) di Desa Karya Bhakti Kabupaten Kampar. 1-5.
sari, n. (2023). Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk
Mewujudkan Masyarakat Sehat. 1-5.

24
25

Anda mungkin juga menyukai