Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
س ِم هّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي
ْ ِب
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, serta kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul : “TANAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA)”
Ucapan terima kasih kepada Ibu RAISA BAHARUDDIN, SP., M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura yang banyak
memberikan arahan dan bimbingan sehingga selesai dalam penulisan laporan ini. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pertanian khususnya bidang agroteknologi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
1.2 TUJUAN.............................................................................................................................6
BAB 2..............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................7
2.1 Definisi atau Pengertian.....................................................................................................7
2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TANAMAN TOGA...............................................8
2.2.1 KELEBIHAN TANAMAN TOGA....................................................................................................8
2.2.2 KEKURANGAN TANAMAN TOGA..............................................................................................9
JENIS-JENIS TANAMA TOGA............................................................................................10
2.3.1 Persiapan dan Pengolahan Tanah.....................................................................................................16
2.3.2 Persiapan Bibit.................................................................................................................................17
2.3.3 Perbanyakan Generatif.....................................................................................................................18
2.3.4 Perbanyakan Vegetatif....................................................................................................................20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk
ditamam dilahan perkarangan dengan pertimbangan karena dapat dimanfaatkan untuk
kesehatan. Tanaman obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia,
murah, dan mudah didapat. (Mindarti S, 2015). Tanaman toga memiliki fungsi ganda
selain sebagai dekorasi halaman, tanaman obat berfungsi sebagai ramuan alami untuk
mengobati berbagai penyakit yang seringkali timbul. Salah satu fungsi toga adalah sebagai
sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya- upaya kesehatan masyarakat
meliputi: 1) upaya preventif (Pencegahan) 2). Upaya promotif (meningkatkan atau menjaga
kesehatan) dan yang ke 3). Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) (Mindarti S, 2015).
4
Obat tradisional merupakan obat yang digunakan sebagian besar masyarakat
sebagai bahan baku obat secara turun menurun. Penggunaan tumbuh- tumbuhan dalam
penyembuhan adalah pengobatan tertua didunia. Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia
merupakam program alternatifuntuk memenuhi kebutuhan dasar dalam pelayanan
kesehatan. Menurut Karyadi Bhakti, et al., (2016) sampai saat ini penggunaan tanaman obat
dapat mencakup masyarakat lebih luas dan merata, baik masyarakat pedesaan maupun
perkotaan.Penggunaan obat tradisional dinilai relatif lebih aman dibandingkan dengan obat
konvensional, sehingga saat ini semakin banyak peminatnya. Kelebihan lainnya adalah obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif
rendah dan juga obat tradisional mudah diperoleh karena bahan bakunya dapat
ditemukan di lingkunagan sekitar. Masyarakat luas beranggapan bahwa penggunaan obat
tradisional lebih aman dibandingkan dengan obat kimia sehingga mereka lebih menyukai
penggunaan obat tradisional sebagai penyembuhan penyakit. lebih dari 70% tanaman obat
yang ada di Asia tumbuh di Indonesia, tetapi masih belum banyak dimanfaatkan secara
maksimal. Oleh karena itu perlu upaya yang sungguh-sungguh dengan melibatkan berbagai
pihak untuk mengangkat citra tanaman obat Indonesia yang telah lama dikenal agar bias
disejajarkan dengan obat modern, dan dapat memberi nilai ekonomis dan nilai sosial bagi
masyarakat Indonesia.
Banyak masyarakat yang masih belum paham akan pemanfaatan tanaman obat
keluarga. Masyarakat sering salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat
tradisional dan tidak mengerti cara untuk mengolah bahan tersebut. Ini dapat menyebabkan
efek samping yang berbeda bagi tiap orang jika dosis obat diberikan secara berlebihan.
Semakin banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap penggunaan obat yang
rasional kepentingan keluarga.
5
sangat kurang yang beredar dimasyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih obat-obatan
kimia atau resep dokter. Selain itu terdapat beberapa faktor perkembangan zaman yang
membuat tanaman obat tergantikan yaitu lahan pekarangan rumah yang sempit ataupun
tidak ada sama sekali karena pembangunan yang tidak menyisakan lahan kosong,
kesibukan masyarakat yang semakin tinggi akan aktivitas diluar daripada dirumah,
pengetahuan dan pemahaman tentang tanaman obat yang kurang, serta kurangnya
kepedulian terhadap diri sendiri walaupun kesadaran hidup sehat telah disadari.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui definisi atau pengertian TOGA
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tanaman TOGA
3. Mengetahui jenis-jenis tanaman TOGA
4. Mengetahui metode atau cara tanaman TOGA
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
ditengah masyarakat. Hasil Riskesdas tahun 2010 menyatakan dari 55,3% masyarakat
Indonesia memanfaatkan obat tradisional sebagai alternatif kesehatan dan 95,6% pengguna
obat tradisional puas akan khasiat yang yang terkandung dalam tanaman obat tersebut yang
mampu menyembuhkan. Dari penelitian WHO tahun 2008 menyatakan 68% penduduk
dunia masih tergantung dengan sistem pengobatan tradisional untuk menunjang kesehatan.
(Emilda, Hidayah and Heriyati, 2017).
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budi daya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat, dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kesehatan baik dalam
upaya preventif, promotif maupun kuratif. Bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat adalah bagian daun, kulit batang, buah, biji dan akarnya. Umumnya TOGA
dimanfaatkan sebagai minuman kebugaran, ramuan untuk gangguan kesehatan ringan
berdasarkan gejala, ramuan khusus untuk lansia, memelihara kesehatan ibu, meningkatkan
gizi anak. (yusmaini, 2017)
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan tanaman yang memili kelebihan yang
begitu banyak dalam penggunaanya, hal ini dikarenakan tanaman TOGA menjadi salah satu
pilihan masyarakat untuk ditamam dilahan perkarangan dengan pertimbangan karena dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman obat dapat dijadikan obat yang aman, tidak
mengandung bahan kimia, murah, mudah didapat dan dapat digunakan dalam kebutuhan
sehari-hari, beberapa pemanfaatan tamanan TOGA dalam kehidupan sehari-hari antara
lain :
8
jangka panjang dapat meningkatkan fungsi organ tubuh. Sedangkan penggunaan
obat kimia secara berlebihan ataupun pemakaian dalam jangka panjang dapat
menimbulkan ketergantungan dan kerusakan organ.
2. Pengolahan mudah
Peracikan obat yang terbuat dari tanaman obat tidak membutuhkan teknologi
canggih bermodal besar dan peracikan tanaman obat masih tergolong mudah. Hal
ini dikarenakan dalam peracikan obat dari tanaman TOGA sangat menjaga khasiat
yang terkandung
3. Mudah diperoleh
Tanaman obat memiliki harga yang murah serta mudah didapatkan bila
tumbuh di pekarangan rumah atau di sekitar lingkungan rumah. Sedangkan obat
kimia biasanya memerlukan resep dokter dengan harga mahal.pada dasarnya hal ini
dikarenakan tanaman TOGA sangat mudah di perbanyak dan tidak perlu memiliki
lahan ataupu biaya yang sangat besar,mpleh karena itu tanaman toga sangat mudah
di dapat
4. Memiliki nilai Estetika
Tanaman Toga memiliki nilai keindahan atau estetika apa bila di susun dan di
lakukan perawatan sebaik mumngkin hal ini dapat menjadi nilai leboh dalam
pemanfaatan ataupun kelebihan dari tanama TOGA, dalam hal ini tanaman TOGA
yang memili nilai estetika atau keindahan adalah tanaman lavender.
9
Yaitu kurangnya respon langsung terhadap suatu penyakit,hal ini di karenakan
kecepatan reaksi dari kandungan tanaman TOGA yang begitu banyak dan
menyebabkan butuk sedikit waktu ekstra pada proses penyembuhan
Hal ini di sebabkan pada masyarakt sekarang kurang mengetahui adanya obat
alternatif atau obat yang dapat di buat dari tanaman TOGA yang dapat
dikonsums, hal ini dikarenakan mmasyarakt secara umum leboh banyak
mampercayai ataupun mengetahui obat-obattan secara kimia yang sudah di
konsumsi sehari-hari.
10
Berikut beberapa tanaman obat keluarag (TOGA) berdasarkan
klasifikasi bagian tanaman:
11
1. Daun pegangan
Daun pegangan atau Centella asiactica atau daun kaki kuda merupakan tanaman
gulma. Namun tanaman ini memiliki efek farmakologis, yaitu stimulant, anti alergi, anti
flamasi, dan insektisida. Selain itu daun pegangan memiliki fungsi untuk melancarkan
peredaran darah, zat tonik, meluruhkan kencing, menurunkan panas, dan dapat
meningkatkan syaraf memori otak.
2. Batang brotowali
12
Brotowali atau Tinosporacrispa merupakan jenis tanaman perdu yang menjalar dan
melilit. Batang brotowali memiliki rasa pahit. Khasiat rasa pahit pada batang brotowali
dapat mematikan kuman pada luka, menyembuhkan gatal, menurunkan kadar gula dalam
darah, mengobati rematik, mengobati luka luar seperti memar, malaria, dan menambah
nafsu makan.
3. Buah mengkudu
Morinda citrifolia merupakan nama latin dari mengkudu atau biasa disebut pace.
Mengkudu memiliki buah yang mengeluarkan bau yang tidak enak. Tanaman ini dibawa ke
Indonesia oleh bangsa Polinesia. Buah mengkudu mengandung banyak zat penting yang
dapat bermanfaat bagi tubuh. Manfaat dari buah mengkudu antara lain dapat, menghambat
kerja sel kanker, menetralkan tekanan darah, antinyeri, mengatasi peradangan dan aleri,
serta meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Biji pinang
13
Tanaman pinang atau Areca catechi merupakan tanaman yang berasal dari India.
Masyarakat pedesaan yang masih mengenal tradisi kunyah sirih sangat akrab dengan buah
pinang karena biasanya dikunyah bersamaan dengan daun sirih untuk menguatkan gigi dan
gusi. Selain itu biji pinang dapat mengobati diare, cacingan, disentri, dan penyakit kulit
kudis. Senyawa arekolina yang terdapat pada biji pinang berkhasiat untuk meningkatkan
gairah seksual pria.
5. Akar pepaya
14
menggunakan akar pepaya yang sudah dikeringkan karena konsumsi akar pepaya segar
dapat menyebabkan keracunan.
6. Umbi kunyit
Kunyit atau disebut Curcuma dalam bahasa Belanda dalam memiliki kandungan
kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antioksidan, mengatasi gangguan
pencernaan, mengobati radang amandel, serta memiliki manfaat lainnya. Kunyit merupakan
tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan merupakan salah satu tanaman rempah yang
banyak di konsumsi oleh masyarakat di Indonesia sebagai bumbu masakan, kecantikan, dan
jamu.
Pada budidaya tanaman obat keluarga (TOGA) ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam proses budidaya tanaman TOGA yaitu diantara lain Lingkungan
pertumbuhan yang dimaksud meliputi iklim dan tanah. Beberapa unsur iklim seperti suhu,
curah hujan dan penyinaran matahari secara langsung berpengaruh bagi pertumbuhan
tanaman. Setiap tanaman obat membutuhkan suhu udara yang sesuai agar proses
metabolisme dapat berjalan baik, sedangkan suhu tanah akan mempengaruhi proses
perkecambahan benih. Suhu tanah yang terlalu rendah dapat merusak perkecambahan,
sedangkan suhu tanah yang terlalu tinggi dapat mematikan embrio yang terdapat pada biji.
15
Kesuburan tanah tempat bercocok tanam tanaman obat juga merupakan penentu
keberhasilan budidaya tanaman obat tersebut. Kesuburan tanah yang harus diperhatikan
meliputi kesuburan fisik, kimia dan biologi. Tanah sebaiknya memiliki perbandingan fraksi
liat, lempung dan pasir yang seimbang, gembur, kandungan bahan organik tinggi, aerase
dan drainase baik, memiliki kandungan hara yang tinggi, pH tanah cenderung netral antara
6,0-7,0.
Ada beberapa tahapan awal dalam proses budidaya tanaman obat keluarga (TOGA)
yaitu antara lain :
2. Membersihkan lahan dari gulma, semak, sisa-sisa tanaman, dan batu- batuan yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
3. Pada areal penanaman yang terletak di lereng bukit atau pegunungan sebaiknya dibuat
teras untuk mencegah erosi dan mempermudah pemeliharaan tanaman.
16
Teknik persiapan dan pengolahan tanah ditentukan oleh jenis tanaman obat yang akan
dibudidayakan dan kondisi awal lahan tersebut. Secara umum tahapan pengolahan tanah
adalah :
17
beberapa tahapan. Tujuan pembibitan adalah untuk memperoleh bahan tanaman yang
pertumbuhannya baik, seragam, dan untuk mempersiapkan bahan tanam untuk
penyisipan. Bila bibit tanaman yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang telah
terseleksi maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada masa
vegetatif dan generatif akan lebih baik.
Pada Perbanyakan tanaman (TOGA) dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan biji
dan secara vegetatif yaitu dengan cara stek, cangkok, okulasi, runduk, dan kultur jaringan.
Sistem perbanyakan tanaman yang akan digunakan tergantung dari jenis tanaman,
keterampilan pekerja, waktu yang dibutuhkan, dan biaya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembibitan tanaman obat keluarga meliputi:
a. Bibit
1. Jumlah bibit yang harus disiapkan dihitung berdasarkan jumlah populasi tanaman
yang akan ditanam di lahan ditambah bahan tanaman untuk penyisipan gunak
mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik.
2. Biji tanaman sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang pertumbuhannya sehat.
Biji tersebut berasal dari buah yang benar-benar matang fisiologis, tidak cacat, tidak
terdapat bekas serangan hama dan penyakit.
3. Pada beberapa jenis tanaman obat biji perlu dipisahkan dari daging buah dengan
cara tertentu sepertai pengupasan, pengeringan, dan perendaman.
4. Sebaiknya biji segera dikecambahkan agar daya kecambahnya tidak menurun.
18
b. Media
1. Media pembibitan berupa campuran tanah topsoil yang subur dan pupuk kandang
yang matang dengan perbandingan 1 : 1.
2. Sebaiknya media tanam ini diayak agar diperoleh agregat yang halus.
3. Campuran media kemudian dimasukkan dalam polybag atau bak persemaian,
bagian dasar wadah persemaian sebaiknya dibuat lubang agar sisa air penyiraman
dapat keluar.
4. Biji tanaman dapat disemaikan pada media tanam tersebut. Tempat persemaian biji
terdiri dari bedengan persemaian dan sungkup persemaian.
c. Bedengan
Bedengan persemaian berfungsi untuk tempat meletakkan media semai. Adapun syarat-
syarat dalam pembuatan bedengan yaitu:
d. Sungkup
Sungkup berfungsi untuk melindungi bibit dari pengaruh lingkungan yang kurang baik
dan gangguan hama.
1. Sungkup dapat dibuat dengan menggunakan kerangka dari bambu atau plat besi
yang dibentuk setengah lingkaran.
19
2. Tinggi sungkup sekitar 80 cm.
3. Kerangka sungkup ditutup dengan plastik transparan, bagian pinggir sungkup dapat
dibuka agar memudahkan penyiraman dan pemeliharaan bibit.
e. Pemeliharaan
Tetapi beberapa jenis tanaman obat tidak perlu melalui tahapan pembibitan,
biji yang telah dipilih dapat ditanam langsung pada bedengan yang telah disiapkan
di areal penanaman.
Perbanyakan vegetatif bertujuan untuk mendapatkan bahan tanaman yang memiliki sifat-
sifat yang sama dengan induknya dan mempercepat masa produksi tanaman. Perbanyakan
vegetatif juga memiliki beberapa kelemahan yaitu perakarannya lebih lemah sehingga
tanaman kurang kokoh dan umur tanaman relatif lebih pendek dibandingkan tanaman yang
diperbanyak dengan biji.
Beberapa contoh cara perbanyakan tanaman obat secara vegetatif antara lain:
20
a. Stek
Stek merupakan perlakuan pemisahan atau pemotongan bagian tertentu dari tanaman (akar,
batang, daun dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar. Dengan
dasar itu maka muncul istilah stek akar, stek cabang, stek daun, stek umbi, dan sebagainya.
1. Stek batang diambil dengan cara memotong batang atau bagian pucuk tanaman
induk dan selanjutnya ditanam di pembibitan. Tanaman obat yang diperbanyak
dengan stek batang antara lain sirih, brotowali, dan lada. Batang dipotong miring
atau datar sepanjang 10-30 cm, kemudian dicelupkan pada ZPT seperti AIA atau
Rootone F untuk mempercepat pertumbuhan akar. Stek batang ditanam pada
polybag yang telah berisi media tanam, disiram air secukup dan diletakkan pada
bedengan persemaian.
2. Stek rimpang (rhizome) dan stek akar juga cara perbanyakan yang sering dilakukan
pada tanaman obat-obatan. Tanaman obat yang umumnya diperbanyak dengan stek
rimpang adalah jenis temu- temuan (Zingirberaceae) seperti kunyit, jahe,
temulawak, dan kencur, sedangkan tanaman daun dewa sering diperbanyak dengan
stek akar. Rimpang atau akar dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Potongan
rimpang ini dapat ditunaskan di persemaian dengan media jerami yang selalu dijaga
kelembabannya selama 2-6 minggu. Rimpang yang telah bertunas dapat ditanam di
lapangan.
b. Cangkok
Beberapa jenis tanaman obat terutama jenis tanaman tahunan yang memiliki batang
berkayu dapat diperbanyak dengan cara mencangkok seperti mahkota dewa, mawar, melati,
dan kenanga. Adapun langkah-langkah dalam mencangkok yaitu:
1. Sebelum mencangkok harus dipilih pohon induk yang telah pernah berbuah, tidak
terlalu muda dan tidak terlalu tua, kemudian dipilih salah satu cabang yang
ukurannya sebesar kelingking atau pensil, berkulit mulus dan berwarna coklat
muda.
21
2. Kemudian sekeliling kulit cabang disayat dengan pisau okulasi yang telah
disterilkan sepanjang 2-3 cm.
3. Bersihkan kambium sampai tidak terasa licin dan dikeringanginkan selama 2-4 hari.
4. Luka sayatan kemudian dibungkus dengan plastik yang diikat pada bagian atas dan
bawah sayatan.
5. Masukkan media berupa campuran tanah topsoil dan kompos dengan perbandingan
1 : 1 kedalam plastik pembungkus, kemudian cangkokan disiram air secukupnya,
kelembaban media harus dijaga.
6. Akar akan tumbuh setelah 1-3 bulan. Sebelum dipindah ke lapangan batang
dipotong tepat di bawah pembungkus cangkokan untuk memisahkannya dari pohon
induk.
c. Okulasi
Cara perbanyakan tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibanding dengan
stek dan cangkok karena bibit okulasi mempunyai mutu lebih baik dari induknya yaitu
dengan memadukan sifat baik dari batang bawah dan mata entres. Cara okulasi biasanya
dilakukan untuk memperbanyak tanaman obat tahunan seperti pala, kayu manis dan mawar.
Adapun langkah-langkah dalam mencangkok yaitu:
1. Sediakan batang bawah yaitu pohon pangkal tempat menempelkan mata tunas. Batang
bawah dapat diperoleh dari biji yang disemaikan.
2. Sediakan juga mata entres yang dapat diambil dari pohon yang telah dipilih.
3. Kulit batang bawah diiris bentuk huruf T dengan menggunakan pisau okulasi.
4. Mata tunas yang akan diokulasi diambil dengan cara mengiris secara horizontal 1,5 cm
di atas dan bawah mata, kemudian diiris sehingga membentuk segiempat.
5. Kemudian mata tunas disisipkan pada irisan batang bawah, lalu tempelan diikat dengan
pita plastik dari bawah ke arah atas.
6. Setelah 2 minggu, okulasi dapat dibuka, jika mata tempelan masih hijau segar dan sudah
melekat dengan batang berarti okulasi berhasil.
7. Sebelum dipindahkan ke lapangan batang bawah dipotong kira- kira 1 cm dari pertautan
okulasi.
22
d. Tunas
Perbanyakan dengan tunas banyak dilakukan untuk tanaman berumpun seperti kapulaga.
Dari tunas yang ditanam kemudian akan tumbuh menjadi rumpun besar. Selanjutnya
rumpun tersebut akan berkembangbiak dan menghasilkan tunas-tunas baru.
23
(Ardiwirsah, 2017)BAB 3
DAFTAR PUSTAKA
24
25