Makalah Word226
Makalah Word226
MIKHAEL TIMANTA
GINTING
25
XII F1A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Ibu Yoani Juita Sumasari,
S.Pd, M.Pd, Gr, selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia yang selalu
memberikan arahan dan pengawasan dalam penyusunan makalah ini. Penulis
juga ,mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat yang tidak dapat penulis
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Secara singkat, makalah ini membahas mengenai hal-hal terkait dengan website
beasiswa online dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari yang berdampak secara
signifikanbagi masyarakat Indonesia terutama di bidang pendidikan. Penyusunan makalah
dilakukan dalam rangka pemenuhan tuntutan ujian praktik pelajaran Bahasa Indonesia berbasis
Kurikulum
Merdeka kelas XII-F1A jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII yang diselenggarakan
1. LATAR BELAKANG
Sejak zaman dahulu sampai sekarang, tumbuhan trlah memberikan banyak manfaat bagi
kehidupan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari maupun sebagai obat . Selanjutnya
Capasso et al., 2003 memaparkan saat memasuki abad ke-20, kira-kira 100 tahun yang lalu,
pabrik farmasi terlibat aktif dalam perkembangan ekstraksi, penelitian, dan pemasaran senyawa
aktif yang berasal dari tumbuhan obat. Saat hubungan antara struktur kimia dan aktivitas biologi
mulai diketahui, ilmu “empiris” mulai memberikan jalan pada desain obat ysng ‘rasional” .
Pendekatan yang dilakukan oleh industri farmasi untuk mengedintifikasi, menguju, dan
mengembangkan obat baru yang potensial ini benar benar berhasil karena adanya kerjasama
intelektual antara bidang kimia(misalnya bidang kimia medisinal), farmakognosi ( juga disebut
dengan botani medisinal), dan farmakologi. Pada awalnya, fokus penelitian adalah pada molekul
analog atau homolog, tapi dengan berkembangnya ilmu prngrtahuan dan teknologi, perhatian
mulai bergesel keoada hal sintesis senyawa obat baru. Sejalan dengan berkembang nya obat
sintesis, tumbuhan obat mulai menghilang secara cepat dari sebagian besar Negara Indusrti
termasuk Amerika, Canada, Australia, dan Inggris. Pengobatan herbal masih digunakan tetapi
dalam umummnya dalam peran yang kecil dibandingkan dengan senyawa obat murni yang
dihasilan dari pengobatan modern.
Saat ini ada ketertarikan baru terhadap obat herbal, meskipun masih ada penolakan pada.
Trend untuk kembali pada hal yang lebih natural ini berlawanan dengan ilmu pengobatan
modern, dimana hal ini telah disadari oleh WHO, yang telah mengkampanyekan untuk
mengembangkan penelitian dan penggunaan yang lebih baik pada tumnbuhan obat,sehingga
berhasil mengembangkan ilmu yang bernama fitoterapi.
Obat herbal berasal dari penggunaan tumbuhan liar pada zaman dahulu. Tergantung pada
kondisi dan daerah dimana tumbuhan tersebut tumbuh, kandungan zat aktif dapat bervariasi.
Saat ini dengan adanya pengendalian pengolahan tumbuhan obat bahkan meningkatkan
kualitasnya secara genetik; memungkinkan untuk mengembangkan dan memasarkan tumbuhan
obat dengan varietas dan kuantitas yang banyak, komposisi kimia yang konsisten, dan kualitas
yang lebih baik tabel. Terlepas dari keuntungan tersebut, juga telah berkembang metode
pengolahan, pengawetan bahan baku tumbuhan obat melalui metode modern seperti freezing
(pembekuan), stabilisasi, dehidrasi melalui vaccum draying dan liofilisasi, metode tersebut
memungkinkan penyimpanan bahan baku dalam waktu yang lama. Sehingg, saat ini menjadi
mungkin untuk menemukan obat herbal di pasaran dengan kualitas yang tinggi, senyawa kimia
dan aktifitas farmakologi yang teridentifikasi.
Tabel
Obat herbal menawarkan berbagai keuntunga, yaitu relatif aman, sedikitnya efek
samping, dan pada umumnya biaya yang lebih rendah dibandingkan biaya untuk prngobatan
konvesniaonal. Penggunaan herbal, juga memiliki peran sebagai terapi tambahan dalam
farmakoterapi tradisiona. Sebagai contoh Echinacea dapat digunakan untuk mengatasi gejala flu
dab pilek, sehingga dapat mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak tepat untuk terapi gejala
tersebut, juga dapat meminimalisir kemungkinan resistensi bakteri dan efek samping (misalnya
diare). Sehubungan dengan biaya, telah ditunjukkan bahwa biaya pencegahan/profilaksis untuk
migraine menggunakan feverfew mengabiskan biaya kurang dari US$ 0,15/hari dibanfingkan
dengan propanol atau methysergide berkisar antara US$ 2,5-8/hari. Hiperkolesterolemia dapat
diarasi dengan bawang putih, dengan biaya sekitar US$ 0,5/hari dibandingkan dengan
kolestramin, dengan biaya US$ 54/hari. Benigna hyperplasia prostat (pembesaran kelenjar
prostat terkait usia yang dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil) dapat diatasi dengan saw
plammeto, dengan biaya sekitar US$ 0,4/hari dan finasteride, dengan biaya US$ 2/hari.
Nampaknya alamtelah memberikan hasil terbaiknya, dibuktikan dengan fakta bahwa seringkali
tumbuhan memilikiefek medis yang tidak ditemukan pada senyawa diisolas. Sehingga ketika
dilakukan ekstraksi secara aktif dan modifikasi struktur, pendekatan ini sepertinya tidak
mengarah pada maksud ditemukannya obat yabg benar benar baru. Dunia tumbuhan merupakan
sumber yang tidak ada habisnya dalam menyediakan obat. Bahan obat herbal harus dianggap "
satu bahan aktif secara keseluruhan, baik diketahui ataupu tidak konstituennya dikenal yang
memiliki aktivitas terapuetik”
Fitoterapi diartikan sebagai terapi menggunakan bahan yang berasal dari tumbuhan baik
berupa bagian/organ tumbuhan,estrak,atau isolat aktif suatu tumbuhan. Dalam dunia obat dan
pengobatan, fitoterapi berdampingan dengan farmakoterapi yang menggunakan bahan kima
sintesis dalam proses pengobatan (dikenal dengan obat konvensional) dan obat dalam fitoterapi
dikenal dengan herbal medicine atau obat herbal
Keberadaan senyawa aktif dalam tumbuhan yang memberikan efek sebagai obat dapat
dimengerti mengingat tumbuhan pada tahap awal melakukan proses fotosintesis menghasilkan
glukosa, yang selanjutnya melalui proses biokimia tumbuhan selanjutnya menghasilkan
metabolit primer karbohidrat, protein, lemak, protein, lemak, dan asam nukleat. Metabolit
primer ini melalui tiga macam alur biosintesis (alur asetil koenzim A,asam mevalonat, dan asam
sikimat) dan sifat genetika masing-masing dan dengan bantuan enzim dapat menghasilkan
ratusan hingga ribuan senyawa kimia
Obat herbal memiliki aktivasi dalam berbagai cara pada saluran pencernaan. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai herba somatik, atikinetosik, eupeptik, antasida
(penyembuhan ulkus), laksatif, antidare, serta obat obatan herbal yang berguna dalam
pengobatan sindrom iritasi usus
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat maka dapat dibuat berbagai rumusan
masalah seperti:
1) Sistem Kerja Sistem Pencernaan dan Pentingya Fitoterapi
2) Pentingnya fitoterapi bagi penyakit gastrointestinal Stomatitis, Gingivits, Glostis
3) Pentingnya fitoterapi bagi penyakit gastrointestinal Dispesia
4) Pentingnya fitoterapi bagi penyakit gastrointestinal Flatulance
5) Pentingnya fitoterapi bagi penyakit gastrointestinal Gastritis
6) Pentingnya fitoterapi bagi penyakit gastrointestinal Kinetosis
7) Pentingnya fitoterapi bagi penyakit gastrointestinal Konstipasi
3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan wawasan baru terkait obat
herbal dan pemakainnya dalam kehidupan sehari hari. Pada saat ini pemakaian obat
herbal sedang melonjak-lonjaknya akibat terdapat kenaikan harga dalam obat obatan
konvensional sehingga memaksa masyarakan mencoba cara baru dalam dunia medis.
Makalah ini diharap dapat memberi sedikit gambaran terkait fitoterapi dan obat herbal
yang dapat kita temukan di sekitar kita dengan harga yang murah.
BAB II
ISI
Transit isi intralumenal tergantung pada koordinasi tergantung pada kontraksi otot
longitudinal dan sirkuler usus, Bertentangan dengan anggapan umum, transit melalui
saluran usus dapat menurun ketika kontraksi otot sirkuler meningkat, karena hal ini
mempersempit lumen dan membatasi aliran. Ha tersebut dapat terjadi pada pasien
konstipasi dan merupakan efek farmakoogis utama dari morfin dan obat lainnya di usus.
2. Stomatitis, Gingivits, Glostis
Lendir merupakan sekresi saliva di daam mulut yang memiiki fungsi trofik dan
perlindungan. Berkurangnya sekresi saliva (karena keringat berlebih, diabetes ringan,
keracunan, belladona) dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan menelan dan
seringkali mengarah pada infeksi seperti stomatitis, gingivitis, glossitis.
Banyak terdapat obat herbal untuk mengobati infeksi oral dan tukak lambung.
Minyak atsiri telah menunjukkan efek antimikroba secara in vitro dan memiliki efikasi
terhadap bakteri di dalam mulut. Herbal yang mengandung Tanin (khususnya asam tanin
dari propil galat) telah menunjukkan efek anti inflamasi dan anti-mikroba. Dekok dari
tanaman dengan kadar tanin yang tinggi yang dibuat suspensi dalam gomtragakan atau
gom arab dapat menyembuhkan sariawan
Obat herbal yang dianggap memiliki fungsi demikian ternasuk tanaman yang
mengandung tanin( akar rhatany, kulit kayu ek, akar tormentil dan kulit kayu witch
hazel). Tanaman lainnya memiliki efek anti-inflamasi secara tropikal, di samping sifat
astrigen dengan penawar rasa sakitnya (demulcent). Obat herbal dengan kandungan
mucilago yang tinggi (Altahea officinalis, Linum usitatissimum dll) khususnya memiliki
aktivis memberi efek nyaman pada bagian tubuh yang sakit (soothing effect). Daftar
tanaman somatik. Daftar tanaman somatik terdapat dalam tabel berikut.
2.3. Tabel
2.3.1. Marshmallow
Botani/Konstituen Kunci
Mekanisme aksi
Effikasi klinis
Preperasi/dosis
Akar : 6 g / hari
Daun : 10 g / hari
Topikal : 5 sampai 10 salep atau dasar krim atau 5% bubuk marshmallow
dioleskan 3 kali sehari.
Berkumur: 2 g direndam dalam 240 mL air dingin selama 2 jam kemudian
berkumur. Sebaiknya tidak menggunakan air panas.
2.3.2. Propolis
Sumber
Kandngan
Kandungan kimia Propolis terdiri atas campuran yang kompleks dari sekitar
150 senyawa termasuk Acid Flavonoid Cumarin, lignin, terpenpid, senyawa
aromatik, gula, hidrokarbon, mineral dll. Permasalahan utama adalah
ketidakseragaman kandungan senyawa yang tidak biasa tergantung pada tempat
pengumpulsn propolis: sampel dari daerah yang letak geografisnya berbeda dapat
memiliki kandungan kimia yang sama sekali berbeda. Inilah mengapa standarisasi
kandungan kimia propolis berdasarkan senyawa aktifnya belum dapat ditemukan .
Mekanisme Aksi
Propolis memiliki berbagai cara anti-inflamasi, antifungi, antiviral,
antibakteri, dan regenerasi jaringan. Caffeic methyl ester(CAPE) dan flavonoid
seperti galangin dianggap sebagai bahan aktif utama. CAPE merupakan inhibitor
cylcloxygenase II (COX II, yang menghasilan informasi prostaglandin) yang
cukup selektif dan memiliki potensi menghambat factor nuclear kB (NF-kB,
merupakan molekul intraselular yang berperan dalam proses inflamasi). Seperti
myrrh, propolis juga meningkatkan leukositosis secara lokal.
Efikasi klinis
Preparasi/dosis
Penggunaan obat secara internal dalam bentuk ekstrak cair dan tingtur,
juga dapat digunakan secara eksternal, dengan dosis per hari adalah 3 g simplisia
yang dibagi ke dalam tiga dosis.
2.3.3. Obat obat somatik lain
Dan asam lemak (contoh: campesterol). Gel Aloe telah digunakan untuk
pengobatan sariawan dan aphthous stomatitis. Gel Aloe juga bekerja sebagai
pelindung barier; penggunaan terapeutik gel aloe adalah sebagai antiinflamasi,
immunomodulator dan antibakteri. Gel aloe terdapat dalam berbagai bentuk:
sebagai gel murni, dalam bentuk asli atau tanpa warna; sebagai cairan pekat
untuk menghasilkan spray dan serbuk freeze-dried; sebagai gel tersusun (yaitu
produk yang disiapkan dari serbuk atau cairan pekat). Gel aloe secara umum
memiliki toleransi yang baik. Gel aloe berbeda dari getah aloe yang memiliki
aktivitas laksatif.
3. Dispepsia
Tabel 5.2
merupakan daftar obat herbal utama yang didukung oleh Komisi E Jerman
untuk pengobatan keluhan Dispepsia. Studi Klinis secara acak telah menunjukkan
hasil awal positif untuk celandine (Chelidonium majus), curcuma (Curcuma
longa), emblic myrobalan (Emblica officinalis), dan pisang (Musa paradisiacal
sapientum). Bukti positif lebih jelas menunjukkan untuk kombinasi antara
peppermint dan caraway (Mentha piperita dan Carum carvi), untuk formula
herbal Iberogast dan untuk cabai. Disana muncul beberapa efek samping yang
berhubungan dengan pengobatan ini, walaupun dalam banyak kasus, data
keamanan yang komprehensif tidak tersedia.
3.3.1. Cabai
Botani/
Konstituen Kunci
Capsaicin, yang terdapat di dalam cab iyai, bekerja pada saraf sensor
lambung dari sel saraf viseral nosiseptif. Efeknya adalah bifasik: capsaicin
pertama berikatan dengan reseptor capsaicin (disebut juga vanilloid)
menyebabkan peningkatan. Sebelum makan (satu kapsul sebelum sarapan, dua
kapsul sebelum makan siang, dan dua kapsul sebelum makan malam).
Bitter Drugs
Obat ini (biasa dikenal sebagai eupeptics dari kata eu = sehat dan pepsis =
pencernaan) meningkatkan sekresi getah lambung dan memfasilitasi pencernaan.
Obat tersebut berguna dalam kasus kehilangan nafsu makan, mual, anoreksia,
dispepsia dan sakit pada lambung yang disebabkan makanan terlalu lama berada
pada lambung dan tidak cukup dicerna dengan baik. Bitter drug (dengan rasa
yang sangat pahit) dapat merangsang nafsu makan dan meningkatkan getah
lambung. Pada prakteknya reseptor rasa peka terhadap bitter drug (memfasilitasi
sekresi saliva). Kepekaan ini berlangsung selama 20-30 menit; karena itulah
mengapa konsumsi bitter eupeptic (terutama sangat pahit) harus diikuti dengan
makan selama 20 menit. Bitter drug juga menginduksi sekresi gastrin, hormon
yang merangsang sekresi asam hidroklorida. Akan tetapi, menurut beberapa
ilmuwan, bitter drug dapat merangsang pencernaan hanya pada pasien dengan
sekresi getah lambung yang tidak cukup. Bitter drug terkadang digunakan untuk
mengatasi kehilangan nafsu makan pada pasien lansia dengan sekresi getah
lambung yang tidak cukup tetapi tidak untuk anoreksia saraf. Bitter drug dibuat
dalam sediaan infus pekat (2-4%) atau dalam bentuk tingtur agar dapat ditelan
perlahan.
3.3.2. Gentian
Botani/
Konstituen Kunci
Mekanisme Aksi
Efikasi Klinis
Fungsi gentian sebagai eupeptik dan stimulus nafsu makan terutama pada
lansia sudah lama diketahui. Obat ini juga digunakan pada kasus gas dalam perut
dan kembung. Komisi E Jerman mendukung gentian sebagai obat untuk
mengatasi masalah sukar mericerna dan kehilangan nafsu makan. Tinjauan ulang
secara sistematik yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi suatu
percobaan klinis yang tidak disengaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa gentian
(hanya gentian atau dikombinasikan dengan boldo, cascara, dan ruharb) diberikan
kepada 359 pasien (pada masa percobaan 28 hari) dengan kerusakan kecil atau
sedang pada fungsi saluran pencernaan menyebabkan peningkatan yang
signifikan pada kehilangan nafsu makan dan sukar mencerna yang dibandingkan
dengan plasebo.
Efek Samping/Kontraindikasi
Preparasi/Dosis
Centaury mengandung bagian yang tumbuh di atas tanah (daun, batang dan
bunga) dari Centaurium erythraea Rafin (Suku Gentianaceae), tanaman asli Eropa
(daerah mediterania) dan secara alami tumbuh di Amerika Utara. Centaury
mengandung senyawa seperti gentian, amarogentin, gentiopicroside dan zat pahit
yang termasuk centapicrin, swartiamarin, sweroside. Centapicrin memiliki rasa
pahit 15 kali lebih besar dari gentiopicroside. Centaury digunakan, seperti
gentian, untuk mengobati sukar mencerna dan kehilangan nafsu makan. Obat (1-2
g) diekstraksi dengan air dingin (150 ml) selama 6-10 jam. Maserat dipanaskan
sebelum digunakan. Centaury didukung oleh Komisi E Jerman untuk sukar
mencerna dan kehilangan nafsu makan.
Kulit Bitter Orange adalah kulit kering dari buah bitter orange Seville atau
Bigarade orange), Citrus aurantium L. (suku Rutaceae). Pohon ini merupakan
suku pohon jeruk dan lemon. Negara tempat tumbuh tanaman ini adalah India
dan juga negara-negara subtropis. Seperti kulit buah Citrus lainnya, kulit bitter-
oranges segar dibagi menjadi dua lapisan: lapisan luar, kuat, warna kuning, dan
bagian dalam, lapisan lembut dan sedikit berbau. Lapisan kuning memiliki
rongga yang besar, yang mengandung minyak atsiri, dengan kandungan limonene
90%. Aroma minyak atsiri disebabkan oleh adanya geranial (2-4%). Bitter orange
memiliki efek spasmolitik yang ringan pada saluran pencernaan dan
meningkatkan sekresi getah lambung. Kulit Bitter Orange didukung oleh Komisi
E Jerman untuk mengatasi sukar mencerna dan kehilangan nafsu makan. Dosis
harian adalah 4-6 g bahan yang telah dikeringkan.
4. Flatulens
4.2 Karminatif
4.2.1 Caraway
Botani/Konstituen Kunci
Mekanisme Aksi
Efikasi Klinis
Efek Samping/Kontraindikasi
Caraway adalah obat herbal yang aman jika dikonsumsi pada dosis terapi.
Penelitian klinis menunjukkan bahwa adanya profil keamanan yang baik. Pemberian
minyak atsiri pada dosis yang lebih besar dalam jangka waktu yang lama dapat
mengawali kerusakan pada ginjal dan hati.
Preparasi/Dosis
Dosis harian rata-rata dari bahan yang telah dikeringkan adalah 1,5-6 g. Obat
segar digunakan untuk infus dan sediaan galenik lain. Penelitian klinis telah
menggunakan minyak caraway pada dosis rata-rata dari 60-150 mg. Caraway adalah
komponen dari formula herbal Iberogast.
Anise (green anise) adalah buah (schizocarp juga mengacu pada biji anise)
dari tumbuhan Pimpinella anisum L. (suku Umbelliferae), tanaman herba yang
berasal dari Timur, tetapi sekarang ini banyak dikultifasi di Eropa Selatan, Anise
mengandung minyak atsiri 2-6% (anthole 94%), minyak lemak 30%, flavonoid,
senyawa protein dan derivat asam kafeat (asam klorogenik). Anise didukung oleh
Komisi E Jerman untuk mengatasi sukar mencerna dan kehilangan nafsu makan.
Dosis harian rata-rata adalah 3 g bahan yang telah dikeringkan. Sensitisasi sangat
jarang ditemukan.
Fennel adalah buah (schizocarp juga mengacu pada biji fennel) dari
Voeniculum vulgare Miller (suku Umbelliferae), tanaman berasal dari daerah
Mediterania, tetapi juga ditemukan di beberapa belahan dunia (Argentina, Jerman,
Inggris, India, China, Australia). Dua varietas telah diketahui: F. Vulgare var vulgare
(tumbuh spontan) dan F. Vulgare var dulcis (yang dikultifasi karena foliaceous dapat
dimakan). Fennel mengandung minyak atsiri 2-7% (anethole 50-70%, fenchone 15-
30%, estragole 2-5%) dan minyak lemak sekitar 10%. Minyak atsiri fennel didukung
oleh Komisi E Jerman untuk mengobati Dispepsia. Dosis harian adalah minyak 0,1-
0,6 ml atau bahan yang telah dikeringkan 5-7 g. Reaksi alergi akibat mengonsumsi
fennel sangat jarang ditemukan.
5. Gastritis
Tabel
5.3.1 Liquorice
Botani/Konstituen Kunci
Liquorice (licorice atau glycyrrizha) adalah akar kering dan rizoma dari
Glycyrrhiza glabra L. (Fam. Fabaceae), dikenal dengan nama dagang Spanish
liquorice. Tanamannya adalah herbal abadi, tinggi 1-2 meter, tumbuh di Eropa
Selatan (var. Typical), Rusia Tengah (var. Glandulifera) dan Iran (var. Violacea).
Liquorice (radix dulcis) telah direkomendasikan Yunani untuk mengobati ulkus
lambung dan oleh dokter-dokter di Arab digunakan untuk mengobati batuk dan
untuk mengurangi efek samping dari laksatif. Liquorice terdiri atas glikosida
seperti saponin, glycyrrhizin (asam glycyrrhizic) yang 50 kali lebih manis dari
sakarosa. Kadar glycyrrhizin adalah 6-13% pada akar dan 20-25% pada ekstrak.
Untuk hidrolisis, glikosida dikonversi kedalam aglikon asam glycyrretic (asam
glycyrrhetinic) ditambah 2 molekul dari asam glukoronat. Konstituen lain
termasuk glikosida flavonoid (liquiritin,liquiritoside, rhamnoliquiritin dll), derivat
kumarin (herniarin, umbelliferone), aspargin dan pati (22%).
Mekanisme Aksi
Efikasi Klinis
Efek Samping/Kontraindikasi
Preparasi/Dosis
Cabai (capsicum) adalah buah dari jenis jenis spesies Capsicum (Fam.
Solanaceae). Cabai dan kandungannya yang tajam, capsaicin, mempunyai efek
perlindungan terhadap etanol dan untuk luka yang diinduksi oleh aspirin pada
mukosa lambung tikus, sebuah efek yang mungkin dapat diobati dengan aferen
sensitif neuron capsaicin. Data klinis dan epidemiologi juga menunjukkan bahwa
mengkonsumsi cabai dapat memberikan efek yang menguntungkan pada orang
yang menderita ulkus peptikum.
6. Kinetosis
Kinetosis adalah suatu rasa tidak enak badan yang dikarakterisasi oleh muat
dan vertigo (umumnya terjadi). Beberapa orang mengalami peningkatan salivasi,
mual, dan muntah ketika bepergian baik dalam kondisi perjalanan yang ringan atau
dalam kondisi yang lebih ekstrim seperti dalam laut dan turbulensi udara. Dimana
stimulus kinetosis yang tidak dapat ditoleransi ditetapkan setelah 2-3 hari. Hal ini
lebih mudah untuk mencegah kondisi ini dengan sistem penghantaran antikinetosis
30-60 menit sebelum keberangkatan.
6.2 Antikinetosis
6.2.1 Jahe
Botani/ Konstituen
kunci
Mekanisme Aksi
Gingerol, lebih khususnya 6-gingerol, telah diidentifikasi sebagai bahan
aktif jahe dan juga berhubungan dengan karakterrasanya. Mekanisme tepat
mengenai efek antiemetik dari jahe dan komponennya tidak diketahui secara
komplit. Jahe bekerja pada sistem gastrointestinal untuk meningkatkan
pergerakan lambung, efek yang mana berhubungan dengan antagonis 5-HT3 (6-
gingerol dan konstituen lain dari jahe memiliki aksi anti-5-HT; Faktanya
galanolakton adalah agonis kompetitif pada reseptor leal 5-HT ₁). Efek pada
sistem saraf pusat telah diketahui.
Efikasi Klinis
Efek Samping/Kontraindikasi
Tidak ada laporan dari interaksi yang tidak diinginkan dari jahe terhadap
studi plasebo di atas. Meskipun digunakan dalam studi klinis pada wanita hamil,
Komisi E Jerman memperingatkan bahwa jahe tidak boleh dikonsumsi selama
hamil. Peringatan ini didasarkan pada data studi eksperimen bahwa jahe bersifat
mutagenik. Dosis besar dapat menyebabkan pengelupasan pada sel epitel
permukaan lambung, depresi pada sistem saraf pusat dan aritmia jantung. Jahe
mempunyai efek Antitrombotik, oleh karena itu direkomendasikan kepada pasien
yang mengkonsumsi antikoagulan atau yang lainnya dengan agen antipembekuan
darah tidak boleh menggunakan jahe dalam dosis yang besar.
Preparasi/Dosis
Konstipasi didefinisikan sebagai transit yang tertunda dengan volume feses yang
lebih sedikit daripada biasanya. Definisi lain adalah keadaan dimana tegangnya
pergerakan makanan dalam saluran penceranaan pada suatu waktu, diikuti
dengan pengeluaran secara paksa feses dengan konsistensi yang keras.
Konstipasi dapat dikarenakan organik sistemis atau lokal, atau dapat diinduksi
oleh obat. Dalam beberapa kasus penanggulangan terhadap pasien harus
ditujukan pada target organik penyebab, faktanya bila kondisi ini meningkat
pada pasien dengan pergerakan makanan regular sebelumnya. Alasan umum
untuk konstipasi adalah kebiasaan makan yang buruk (kurang serat), gangguan
pergerakan usus, dan kekurangan aktivitas. Kondisi ini juga disebabkan oleh
kelebihan penggunaan laksatif tertentu selama beberapa tahun.
7.2 Laksatif
7.3 Antrakuinon
Tabel 5.4
7.3.1 Senna
Botani/Konstituen Kunci
Senna terdiri atas daun kering dan buah Cassia acutifolia (atau C. Senna)
dan C. Angustifolia disebut sebagai Tinnevelly atau Indian senna (Fam.
Leguminosae). Taksonomi sekarang kedua spesies ini dikelompokan bersama-
sama dibawah nama ilmiah Senna alexandrine Miller. Spesies Cassia (semak)
berasal dari Mesir, Timur Tengah (Somalia dan Semenanjung Arab). Mereka
tumbuh dengan tinggi 20-60 cm dan ditandai oleh senyawa paripinnate daun
diatur dalam 4-7 kelompok daun kecil berlawanan satu sama lain. Daun berwarna
hijau-keabu-abuan dengan bentuk memanjang, runcing. Buah berwarna
kehitaman, memanjang, datar dan berbentuk ginjal. Senna dipanen pada bulan
April dan September. Efek laksatif dari daun lebih besar dari buah.
Anthraquinone yang terkandung dalam senna adalah glikosida diantharone (Daun
1,5-3%, buah 2-5%), terutama sennosida A dan B (rhein dianthrones).
Antrakuinon bebas termasuk aloe-emodin dan rhein juga ada dalam jumlah kecil.
Mekanisme Aksi
Penggunaan Klinis
Efek Samping/Kontraindikasi
Senna digunakan dalam bentuk teh (dibuat dari 0,5-2 g daun atau buah),
ekstrak cair (2 ml) atau sirup (8ml). Sediaan tersebut biasanya menimbulkan
pengosongan usus dalam 6 jam. Minuman disiapkan dengan merendam senna
dalam air dingin selama 10-12 jam, sediaan seperti ini menghasilkan efek yang
lebih kuat daripada teh panas karena mengandung lebih banyak sennosides dan
lebih sedikit bahan resin. Juga terdapat kristal senna glikosida (sennoside,
biasanya dosis 20-60 mg), mereka lebih stabil, lebih dapat diandalkan dan lebih
aman dari sediaan bahan awal. Tidak ditemukan adanya ketidaknyaman usus
dengan dosis yang dianjurkan dari senna.
Gbr 5.3
Cascara terdiri atas kulit kering dari batang atau cabang dari Rhamnus
purshiana (Fam. Rhamnaceae), semak yang tumbuh di sepanjang pantai Pasifik
Amerika Utara. Tinggi tanaman ini 4-10 meter, dengan daun berbentuk bulat
panjang penyok di pinggiran, dan bunga berkumpul di corymbs di axil. Kulit
kayu harus dikumpulkan satu tahun sebelum digunakan (untuk memungkinkan
glikosida dikurangi menjadi teroksidasi menjadi bentuk monomer yang
menunjukkan aktivitas pencahar yang lebih ringan) pada awal musim semi dan
berlanjut sampai
Musim hujan dimulai. Ketika kering, kulit menjadi bulat dalam bentuk
pipa yang melengkung atau hampir datar, dengan ketebalan 1-4 mm dan
bermacam-macam panjang dan lebar. Cascara bertindak untuk mencampur
cascarosides A, B, C dan D, dengan glikosida antrakuinon lainnya dalam jumlah
kecil. Cascara harus mengandung tidak kurang dari 7% total derivatif
hidroksiantrasena dihitung sebagai cascarosides A dalam bentuk kering. Fungsi
utama cascara adalah memperbaiki kebiasaan sembelit di mana ia bertindak
sebagai pencahar dan untuk mengembalikan kekencangan alami untuk usus besar.
Rhubarb terdiri atas rimpang kering dan akar dicabut dari jaringan
periderm Rheum palmatum L., dan R. officinale Baill. (Fam. Polygonaceae) atau
spesies terkait (R. emodi Wallich, R. webbianum Royl) atau hibrida yang umum
di Cina (Cina rubarb), atau di India, Pakistan atau Nepal (India Atau Himalaya
rhubarb. R. palmatum dan R. officinale adalah tumbuhan tahunan, dengan tinggi
1-3 m dengan bentuk hati yang besar atau bulat berbentuk daun. Antrakuinon
terutama terkonsentrasi di rimpang yang dikumpulkan pada waktu musim gugur
atau musim musim dari tanaman yang berumur 8-10 tahun, kemudian dikupas,
digantung pada tali dan dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan panas
buatan. Obat ini terdiri atas berbagai bentuk (silinder, oval, bulat atau dengan
suface cembung) dan ukuran (panjang 5-15 mm dan diameter 40-10 mm). Obat
ini berisi sennosides AF dengan sifat pencahar, tannis dan zat lain seperti
isolindleyin, lindleyin, stilbenes. Penggunaannya hampir selalu menyebabkan
mencengkeram usus atau kolik. Namun, aksi pencahar tanpa nyeri perut
disebabkanpleb dosis 0,5-2 g. Sediaan yang paling digunakan adalah tinktur, ilus,
dan ekstrak caran Penggunaan yang sering tidak dianjurkan.
Diet serat dan massal membentuk agen meningkatkan masse fees, kadar
air, dan tingkat transit usus. Efek ini Stiasanya terjadi dalam waktu 24 jam, tetapi
efek penuh selama penggunaan berulang mungkin tertunda untuk beberapa hari
atau lebih lama. Efek laksatif biasanya dikaitkan dengan sifat mascal pentbentuk
hidrolik dari polisakarida komponen Gambar 5.4). Namun, faktor tambahan
adalah metabolisme polisakarida oleh mikroflora intensial, dengan akumulasi
metabolit yang aktif osmotik
Psyllium adalah biji matang Plantago psyllium (atau P.indico) yang dicuc
dan dikeringkan, dikenal dalam perdagangan sebagai psyllium Perancis atau
Spanyol atau Provata Forskal, dikenal dalam perdagangan sebagai psyllium
pirang atau Plantago Indian. Ini dan spesies lainnya di genus Plantago
menyediakan obat pencahar yang digunakan dalam farmasi: biji psyllium, biji
plantago, benih pisang atau benih ispaghula dan teguments. Tanaman plantago
adalah tanaman tahunan, herba coalescent dan pubescent, mereka termasuk
family Plantaginaceae yang berasal dari Asia dan negara-negara Mediterania dan
dibudidayakan di Eropa (Spanyol), Pakistan dan India. Psyllium mengandung 10-
30% zat yang hidrofilik dan dalam air menghasilkan zat berlendir seperti
mucilaginous. Obat ini berguna dalam mengobati lemah serta kejang dan saat
mengejan berlebihan dihindari setelah operasi anorektal. Aksi ini disebabkan oleh
pembengkakan pada kulit biji mucilaginous, sehingga memberikan massal dan
pelumasan.
Gbr 5.4
Dari alga coklat tertentu dari spesies Fucus (F. Vesiculosus), Laminaria
dan Macrocystis (M. Pyrifera) yang tumbuh di batu Karang pantai Atlantik Utara,
mengandung polisakarida seperti Asam alginat, yang hidrofilik. Asam alginat
adalah polyuric acid Yang tersusun atas residu D-mannuronic dan L-guluronic.
Asam Alginat adalah serbuk tidak berwarna dan tidak berasa yang Berbentuk
larutan koloid dengan bersifat mucilaginous.
Bran dikenal sebagai laksatif sejak 430 SM. Bran dapat digunakan karena
melunakkan feses yang keras dan meningkatkan pengangkutan melalui usus.
Sekitar 20 g bran disarankan sebagai jumlah minimum yang dapat menghasilkan
efek laksatif. Bran terutama digunakan dalam pengobatan konstipasi spastic yang
disertai dengan sindrom iritasi usus besar, meskipun membutuhkan waktu
beberapa minggu untuk mengurangi gejalanya. Bagian terpenting yang dihasilkan
oleh bran juga dipercaya bermanfaat untuk mengobati penyakit di usus. Pasien
dengan konstipasi atonik tidak dapat diobati dengan bran karena kerusakan
neuromuscular yang disertai dengan kelemahan yang kronik, umur yang tua atau
laksatif kronik. Beberapa pasien akan mengalami pembengkakan karena
peningkatan produksi dari gas usus yang berhubungan dengan degadrasi bakteri
yang ada dalam bran. Gejala ini pada umumnya muncul sewaktu-waktu. Bran
harus dikonsumsi dengan cairan yang cukup untuk menghindari kerusakan usus.
Bran tidak akan bekerja pada individu yang mengalami ulser usus, stenosis, atau
adhesi.
Sayur dan buah tertentu seperti tamarin, cassia, plums, mempunyai aksi
laksatif jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Hal dikarenakan kandungan
asam organik (sitrat, tartrat) dan gulanya.
Cassia daging buah cassia diperoleh dari buah Cassia fistula L. (Fam.
Leguminosae), pohonnya ditanam di daerah tropis. Buahnya berbentuk silinder
yang dikelilingi dengan polong (kelopak). Bagian dalam terbagi menjadi banyak
bagian yang diisi dengan daging buah yang bewarna kehitam-hitaman yang
mempunyai bau khas dan rasa manis. Daging buah mengandung asam sitrat, zat
tannin, pektin, derivat antrakuinon (1%) dan fruktosa (70%). Digunakan dalam
bentuk selai atau sirup sebagai laktasif ringan bagi anak-anak. Dosisnya adalah
40-60 g (3-5 g untuk semua umur).
PENUTUP
1 Kesimpulan
Secara umum, dapat disimpulkan fitoterapi dapat memberikan kontribusi positif terhadap
kesehatan sistem pencernaan. Obat herbal tertentu mungkin memiliki efek antiinflamasi,
antimikroba, atau memperbaiki fungsi organ pencernaan. Oleh karena itu, penerapan obat herbal
sebagai terapeutik dapat menjadi alternatif yang bernilai dalam penanganan masalah pencernaan.
Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendalami efek spesifik dari
masing masing obat herbal, memberikan landasan yang lebih kuat untuk penggunanannya dalam
praktik klinis. Pentingnya penelitian lanjutan juga mencakup penelitian yang lebih detil terhadap
interaksi obat herbal terhaap obat-obatan lainnya serta resiko efek samping yang mungkin
terjadi. Dengan demikian, sementara fitoterapi menjanjikan sebagai pendekatan terapeutik
sebagai masalah penceranaan , masihlah diperlukan penelitian lebih lanjut.
2 Saran
Meskipun demikian, penting untuk mencatat bahwa efektivitas dan keamanan fitoterapi
bergantung pada pemahaman mendalam tentang obat herbal yang digunakan. Oleh karena itu,
pemilihan yang cermat dan konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan sangat
ditekankan untuk memastikan bahwa terapi ini sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
individu.
Konsultasikan rencana penggunaan obat herbal dengan dokter atau ahli herbal
yang berpengalaman. Konsultasi ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang
potensi manfaat dan risiko yang mungkin terkait dengan setiap obat herbal.
DAFTAR PUSTAKA
Barre De (2001) Potential of evening primrose, borage, blackcurrant, and fungal oils in human
health. Ann Nutr Metab 45:47-57
Bedi MK, Shenefelt PD (2002) Herbal Therapy in dermathology. Arch Dermatol 138:232-242
Capasso F, Borrelli F, Capasso R, Di Carto G, Izzo AA, Pinto L, MascoloN, Castaldo, Longo
R(1998) Aloe and its therapeutic use, Phytoter Res 12:5124-5127