Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 1:

Perbedaan Sosiologi Hukum dan Sociological


Jurisprudence
Nama Anggota :
- Tiara Rahmayanti (010117071)
- Moch Farhanc Maulana Azriela (010117031)
- R Rivaldo Rizky P (010117040)
- Ahildan Alpiansyah (010117074)
- Rakka Purba (010117127)
- Aditya Pratama (010117048)
- Alka Audia (010117026)
- Faisal Raka putra S (010117075)
- Odayaka Minoru (010117019)
- Dheo Gusvan (010117023)
- Rifal Syaputra (010116037)
- Imam Syahputra (010117011)
- M. Divan Gibran (010118216)
PEMBAHASAN

Sosiologi Hukum (Sociology of Law)

Perbedaan Sociology of Law dan


Sociological Jurisprudence
Sociological Jurisprudence
Sosiologi Hukum (Sociology of Law)

Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
dengan gejala-gejala social lainnya secara empiris analitis. Lahirnya sosiologi hukum
dipengaruhi oleh 3 (tiga) disiplin ilmu, yaitu filsafat hukum, ilmu hukum dan sosiologi yang
berorientasi dibidang hukum.

1. Filsafat Hukum

Konsep yang dilahirkan oleh aliran positivisme (Hans Kelsen) yaitu “stufenbau des recht” atau hukum
bersifat hirarkis artinya hukum itu tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih atas derajatnya.
Dalam filsafat hukum terdapat beberapa aliran yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sosilogi
hukum, diantaranya yaitu :

Aliran sociological
Mazhab sejarah, tokohnya
jurisprudence, tokohnya
Carl Von Savigny
Eugen Ehrlich Aliran pragmatical legal
Mazhab utility, tokohnya realism, tokohnya Roscoe
Jeremy Bentham Pound
2. Ilmu hukum

Yang mendukung ilmu soiologi hukum


adalah ilmu hukum yang menganggap
bahwa hukum itu adalah gejala sosial.

3. Sosiologi yang berorientasi dibidang hukum

Menurut Emile Durkhain mengungkapkan bahwa dalam masyarakat selalu ada


solideritas social yang meliputi :
• Solideritas social mekanis yaitu terdapat dalam masyarakat sederhana dimana
kaidah hukumnya bersifat represif (yang diasosiasikan dalam hukum pidana)
• Solideritas social organis yaitu terdapat dalam masyarakat modern dimana kaidah
hukumnya bersifat restitutif (yang diasosiasikan dalam hukum perdata).

Max Weber dengan teori ideal type, mengungkapkan bahwa hukum meliputi :
• Irasionil materil (pembentuk undang-undang mendasarkan keputusan-keputusannya
semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa menunjuk pada suatu kaidahpun)
• Irasionil formal (pembentuk undang-undang dan hakim berpedoman pada kaidah-
kaidah diluar akan, oleh karena didasarkan pada wahyu atau ramalan)
• Rasional materil (keputusan-keputusan para pembentuk undang-undnag dan hakim
menunjuk pada suatu kitab suci, kebijaksanaan-kebijaksanaan penguasa atau
ideologi)
• Rasional formal (hukum dibentuk semata-mata atas dasar konsep-konsep abstrak
dari ilmu hukum)
Konsep Sosiologi Hukum

Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social Control (Pengendalian Sosial)


Hukum sebagai sosiol control : kepastian hukum, dalam artian UU yang
dilakukan benar-benar terlaksana oleh penguasa, penegak hukum. hukum
sebagai alat memelihara ketertiban dan pencapaian keadilan. melindungi warga
masyarakat dari perbuatan dan ancaman yang membahayakan dirinya dan harta
bendanya

Melemahnya Wibawa Hukum


Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Melemahnya wibawa hukum menurut O.
Social Engineering Notohamidjoyo, diantaranya karena
hukum sebagai sarana pembaharuan dalam hukum tidak memperoleh dukungan yang
masyarakat. Hukum dapat berperan dalam semestinya dari norma-norma sosial bukan
mengubah pola pemikiran masyarakat dari hukum, norma-norma hukum belum sesuai
pola pemikiran yang tradisional ke dalam dengan norma-norma sosial yang bukan
pola pemikiran yang rasional/modern. hukum, tidak ada kesadaran hukum dan
kesadaran norma yang semestinya
Pengertian Sociological Jurisprudence

Seorang ahli hukum dari Austria yaitu Eugen Ehrlich (1826-1922) di anggap sebagi
pelopor dari aliran sociological jurisprudence. Menurut Lilirasjidi, Sociological
Jurisprudence menggunakan pendekatan hukum kemasyarakatan, sementara sosiologi
hukum menggunakan pendekatan dari masyarakat ke hukum. Menurut Sociological
Yurisprudence hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup
dalam msyarakat. aliran ini memisahkan secara tegas antara hukum positif dengan hukum
yang hidup dalam masyarakat (living law).

Aliran Sociological Jurisprudence berbeda dengan Sociology of Law. Berarti bahwa


hukum itu mencerminkan nilai-nilai yang hidup didalam masyarakat. Sociological
Jurisprudence itu merupakan suatu madzab/aliran dalam filsafat hukum yang
mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat, sedangkan Sosiologi
Hukum adalah cabang sosiologi mempelajari hukum sebagai gejala sosial.

Dari dua hal tersebut (sociological jurisprudence dan sosiologi hukum) dapat
dibedakan cara pendekatannya. Sociological jurisprudence, cara pendekatannya
bertolak dari hukum kepada masyarakat, sedangkan sosiologi hukum cara
pendekatannya bertolak dari masyarakat kepada hukum.
Perbedaan Sociology of Law dan
Sociological Jurisprudence

Sosiologi of Law

Sosiologi adalah pengetahuan atau cabang


ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku Kajian sosiologis terhadap hukum
masyarakat, dan perkembangan ini, berpandangan empiris. Mereka
masyarakat. Sosiologi merupakan cabang ingin melakukan pemahaman
ilmu sosial yang mempelajari masyarakat secara sosiologis terhadap
dan pengaruhnya terhadap kehidupan fenomena hukum. Jadi
manusia. Kajian sosiologi hukum interpretative understanding of
merupakan suatu kajian yang objeknya social conduct yaitu suatu usaha
fenomena hukum, tetapi menggunakan untuk memahami objeknya dari
optik ilmu sosial dan teori-teori sosiologis. segi tingkah laku sosial. Fenomena
hukum dari sudut pandangan aliran
sosiologis ini adalah gejala-gejala
yang mengandung streotip baik
yang tertulis maupun yang tidak
tertulis.
Sociological Jurisprudence

sociological jurispridence menurut Pound, lebih mengutamakan tujuan praktis dengan :


• Menelaah akibat sosial yang aktual dari lembaga hukum dan doktirin hukum, karena itu , lebih
memandang kerjanya hukum dari pada isi abstraknya;
• Memajukan telaah sosiologis berkenaan dengan telaah hukum untuk mempersipakan perundang-
undangan, karena itu, menganggap hukum sebagai suatu lembaga sosial yang dapat diperbaiki oleh
usaha yang cerdik guna menemukan cara terbaik untuk melanjutkan dan membimbing usaha usaha
demikian itu;
• Mempelajari cara membuat peraturan yang efektif dan menitik beratkan pada tujuan sosial yang hendak
dicapai oleh hukum dan bukannya pada sanksi;
• Menelaah sejarah hukum sosiologis yakni tentang akibat sosial yang ditimbulkan oleh doktrin hukum
dan bagaimana cara mengahasilkannya;
• Membela apa yang dinamakan pelaksanaan hukum secara adil dan mendesak supaya ajaran hukum
harus dianggap sebagai bentuk yang tidak dapat berubah;
• Meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan yang tersebut diatas agar usaha untuk mencapai maksud
serta tujuan hukum lebih efektif.
Program sociological jurispridence Pound kelihatan berpengaruh dalam
pandangannya yakni apa yang disebut dengan hukum sebagai social
engineering serta ajaran sociological jurisprudence yang
dikembangkannya. Dimana hukum yang baik itu adalah hukum yang
sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Aliran ini
mengetengahkan pentingnya hukum yang hidup dalam masyarakat.

Dimana hukum positif akan baik apabila ada hubungan dengan


peraturan yang terletak di dasar dan di dalam masyarakat secara
sosilogis dan antropologis.
KESIMPULAN

Adanya keterkaitan antara hukum dan masyarakat serta persoalan-persoalan


yang dihadapi telah mengubah paradigma para pemikir atau para ahli hukum
bahwa hukum pada dasarnya adalah melayani kepentingan masyarakat. Maka
dari itu hukum dituntut untuk dinamis seiring dengan dinamisnya kehidupan
masyarakat. Berangkat Dari sinilah sehingga dalam dunia hukum dikenal
istilah sosiologi hukum maupun antropolgi hukum dan lain-lain. Munculnya
gabungan antara ilmu sosial dan ilmu hukum tidak lain adalah untuk dapat
menjawab problematika kehidupan masyarakat pada umumya begitu juga
dengan antropogi hukum dan seterusnya. 

Anda mungkin juga menyukai