Anda di halaman 1dari 11

Tugas

Sosiologi
hukum
dosen pengampu : Dr. subelo wiyono, s.h., m.pd.
arriq akhbar dewayana sulaeman
221000203
kelas e-4
pengertian sosiologi hukum
Sosiologi hukum adalah cabang sosiologi yang
mempelajari interaksi antara hukum dan
masyarakat. Hal ini melibatkan analisis tentang
bagaimana hukum dibuat, diterapkan, dan
dipahami oleh individu serta kelompok dalam
suatu masyarakat. Sosiologi hukum juga
mempertimbangkan dampak sosial, budaya,
ekonomi, dan politik terhadap sistem hukum
serta sebaliknya, bagaimana hukum
memengaruhi perilaku dan struktur sosial
dalam masyarakat.
pengertian sosiologi hukum
menurut ahli
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan kemasyarakatan
umum diperkenalkan oleh Aguste Comte, yakni
sebuah ilmu pengetahuan yang merupakan hasil akhir
dari perkembangan ilmu pengetahuan Secara
etimologis, sosiologi berasal dari Bahasa Latin “socius”
yang artinya kawan, serta Bahasa Yunani “logos” yang
artinya kata atau berbicara. Jika digabungkan, maka
sosiologi merupakan ilmu yang berbicara mengenai
masyarakat. Aguste Comte juga menegaskan bahwa
sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan
dan tidak pada spekulasi keadaan masyarakat. Hasil
pengamatan tersebut harus disusun secara sistematis
dan metodologis.
ruang lingkup sosiologi
hukum
Ruang lingkup sosiologi mencakup pengetahuan dasar
pengkajian kemasyarakatan. ruang lingkup sosiologi adalah
semua interaksi sosial yang terjadi antara individu dan individu,
individu dan kelompok, atau antara kelompok dan kelompok.

Ruang lingkup Sosiologi Hukum itu meliputi sebagai berikut :


1. Dasar-dasar sosial dari hukum, misalnya hukum nasional
Indonesia yang dasar sosialnya adalah Pancasila, dengan ciri
gotong royong, musyawarah, dan kekeluargaan.
2. Efek-efek hukum terhadap gejala-gejala sosial lainnya,
misalnya UU Penanaman Modal terhadap gejala ekonomi, UU
Pemilu terhadap gejala politik, UU Hak Cipta terhadap gejala
budaya, UU Pendidikan Tinggi terhadap gejala pendidikan,
dan lainnya.
Paradigma dasar hukum
dalam persfektif sosiologi
Dalam perspektif sosiologis, terdapat beberapa paradigma dasar hukum yang sering
dipertimbangkan di antaranya :

Paradigma Fungsionalis: Memandang hukum sebagai alat untuk mempertahankan


ketertiban sosial dan memfasilitasi koordinasi antara anggota masyarakat.
Paradigma Konflik: Menggambarkan hukum sebagai refleksi dari kepentingan dan konflik
kekuasaan dalam masyarakat.
Paradigma Interaksionis: Menekankan pada proses interaksi sosial antara individu-individu
dalam masyarakat dan bagaimana hukum memengaruhi dan dipengaruhi oleh interaksi
tersebut.
Paradigma Strukturalis: Melihat hukum sebagai bagian dari struktur sosial yang lebih
besar, yang terkait erat dengan pola-pola hubungan sosial, ekonomi, dan politik dalam
masyarakat. Paradigma ini menyoroti bagaimana hukum mencerminkan dan memperkuat
struktur kekuasaan dan hierarki sosial.
Konsep dan metode
penelitian sosiologi
hukum
Metode yang digunakan dalam siret sosiologi hukum adalah
metode yang seringkali digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, yakni
berangkat dari fakta empirik. Sehinggal tipikal metodenya adalah
analisis empris atas relialitas sosial- hukum. Sedangkan
pendekatannya, sosiologi hukum memahami hukum dalam konteks
sosial.
aliran-aliran dan mahzab dalam sosiologi hukum
Dalam sosiologi hukum, terdapat beberapa aliran dan mazhab yang mempengaruhi pemikiran dan
penelitian dalam bidang sosiologi hukum ini beberapa di antaranya meliputi sebagai berikut:
Aliran aliran dan mazhab dalam sosiologi hukum
- Fungsionalisme: Aliran ini menekankan pada fungsi hukum dalam memelihara stabilitas dan
integrasi sosial. Fungsionalis menganggap hukum sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
- Konflik: Aliran ini fokus pada konflik kepentingan di dalam masyarakat yang tercermin dalam
sistem hukum. Teori konflik menyoroti ketidaksetaraan dan pertentangan kepentingan antar
kelompok dalam masyarakat.
- Interaksionisme Simbolik: Aliran ini menekankan pada makna simbolik yang melekat pada hukum
dalam interaksi sosial sehari-hari. Mereka mempelajari bagaimana individu dan kelompok memberi
makna pada hukum dan institusi hukum.
- Marxisme: Pendekatan ini melihat hukum sebagai alat untuk mempertahankan dominasi kelas
yang berkuasa. Marxisme menyoroti peran ekonomi dalam menentukan hukum dan menjelaskan
bagaimana hukum dapat memperkuat struktur kekuasaan yang ada.
- Realisme Hukum: Aliran ini menekankan pentingnya faktor-faktor praktis dan keputusan hakim
dalam pembentukan hukum. Mereka memperhatikan konteks sosial, ekonomi, dan politik di balik
putusan hukum.
- Feminisme: Pendekatan ini menyoroti peran gender dalam hukum dan meneliti bagaimana hukum
dapat mempengaruhi dan mereproduksi ketidaksetaraan gender dalam masyarakat.
teori para printis sosiologi
Teori Ini Terdapat 3 Tradisi Menurut ahli Yaitu :
Tradisi eropa daratan Auguste Comte: Comte dikenal sebagai bapak sosiologi. Dia
mengembangkan konsep positivisme sosial yang menekankan pentingnya
pengamatan empiris dan metode ilmiah dalam memahami masyarakat.
Tradisi anglo saxon Herbert Spencer: Spencer dikenal dengan konsep "survival of
the fittest" atau seleksi alam sosial. Dia mengembangkan teori evolusi sosial yang
menekankan peran persaingan dalam pembentukan struktur sosial.
Tradisi indonesia Koentjaraningrat: Koentjaraningrat dikenal sebagai salah satu
tokoh sosiologi Indonesia yang paling berpengaruh. Dia mengembangkan konsep-
konsep seperti kebudayaan, masyarakat, dan struktur sosial dalam konteks
Indonesia, serta memperkenalkan pendekatan etnografis dalam penelitiannya.
motif berfikir kritis menurut peter l. berger
Konstruksi sosial merupakan sebuah teori sosiologi kontemporer yang dicetuskan oleh Peter
L.Berger dan Thomas Luckman. Dalam menjelaskan paradigma konstruktivis, realitas sosial
merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Individu adalah manusia yg bebas
yang melakukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Individu menjadi penentu
dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Individu bukanlah korban fakta
sosial, namun sebagai media produksi sekaligus reproduksi yang kreatif dalam mengkonstruksi
dunia sosialnya.
Sosiologi pengetahuan Berger dan Luckman adalah deviasi dari perspektif yang telah memperoleh
“lahan subur” di dalam bidang filsafat maupun pemikiran sosial. Aliran fenomonologi mula
pertama dikembangkan oleh Kant dan diteruskan oleh Hegel, Weber, Husserl dan Schutz hingga
kemudian kepada Berger dan Luckman. Akan tetapi, sebagai pohon pemikiran, fenomenologi telah
mengalami pergulatan revisi. Dan sebagaimana kata Berger bahwa “posisi kami tidaklah muncul
dari keadaan kosong (ex nihilo)”, akan jelas menggambarkan bagaimana keterpegaruhannya
terhadap berbagai pemikiran sebelumnya. Jika Weber menggali masalah mengenai interpretatif
understanding atau analisis pemahaman terhadap fenomena dunia sosial atau dunia kehidupan,
Scheler dan Schutz menambah dengan konsep life world atau dunia kehidupan yang mengandung
pengertian dunia atau semesta yang kecil, rumit dan lengkap terdiri atas lingkungan fisik,
lingkungan sosial, interaksi antara manusia (intersubyektifitas) dan nilai-nilai yang dihayati. Ia
adalah realitas orang biasa dengan dunianya. Di sisi lain, Manheim tertarik dengan persoalan
ideologi, dimana ia melihat bahwa tidak ada pemikiran manusia yang tidak dipengaruhi oleh
ideologi dan konteks sosialnya, maka dalam hal ini Berger memberikan arahan bahwa untuk
menafsirkan gejala atau realitas di dalam kehidupan itu.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai