A. Definisi
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah
kelahiran dan bayi yang berusia kurang dari satu tahun, dapat timbul pada satu atau
kedua mata. Sebuah katarak disebut kongenital bila ada saat lahir, atau dikenal juga
sebagai “infantile cataract” jika berkembang pada usia 6 bulan setelah lahir. 1 Katarak
kongenital bisa merupakan penyakit keturunan yang diwariskan secara genetik atau bisa
disebabkan oleh infeksi kongenital yang didapat dari ibu saat kehamilan atau
B. Epidemiologi
Frekuensi
Di Amerika Serikat disebutkan sekitar 500-1500 bayi lahir dengan katarak kongenital
tiap tahunnya dengan insiden 1,2-6 kasus per 10.000 kelahiran. Sedangkan di Inggris,
kurang lebih 200 bayi tiap tahunnya lahir dengan katarak kongenital dengan insiden
2,46 kasus per 10.000 kelahiran. Di Indonesia sendiri belum terdapat data mengenai
jumlah kejadian katarak kongenital, tetapi angka kejadian katarak kongenital pada negara
berkembang adalah lebih tinggi yaitu sekitar 0,4 % dari angka kelahiran.2
Mortalitas/Morbiditas
Penyakit metabolik dan sistemik ditemukan sebanyak 60% pada katarak bilateral.
Katarak kongenital umumnya menyertai pada retardasi mental, tuli, penyakit ginjal,
1
C. Etiologi3
membentuk sebuah clouding atau bentuk yang menyerupai permukaan es. Ada banyak
7. Tapi penyebab terbanyak pada kasus katarak adalah idiopatik, yaitu tidak
diketahui penyebabnya.
D. Gambaran Klinis
Gejala yang paling sering dan mudah dikenali adalah leukokoria. Gejala ini kadang-
kadang tidak terlihat jelas pada bayi yang baru lahir, karena pupil miosis. Bila katarak
binokuler, penglihatan kedua mata buruk sehingga orangtua biasanya membawa anak
dengan keluhan anak kurang melihat, tidak dapat fokus atau kurang bereaksi terhadap
sekitarnya. Gejala lain yang dapat di jumpai antar lain fotofobia, strabismus, nistagmus.
Adanya riwayat keluarga perlu ditelusuri karena kira-kira sepertiga katarak kongenital
2
Katarak kongenital sering hadir bersamaan dengan kelainan okuler atau sistemik lain.
Hal ini didapatkan pada pasien-pasien dengan kelainan kromosom dan gangguan
Sedangkan kelainan non okuler yang di dapat antara lain : retardasi mental, gagal ginjal,
E. Diagnosa
Seharusnya dilakukan pemeriksaan mata pada seluruh bayi baru lahir sebagai skrinning,
Pemeriksaan red reflex pada ruang gelap menggunakan oftalmoskop secara simultan
pada kedua mata. Pemeriksaan ini disebut juga illumination test, red reflex test atau
a. Anamnesa
Diperlukan anamnesa yang detail tentang hambatan tumbuh kembang anak, pola
makan anak, lesi-lesi kulit, kelainan-kelainan perkembangan yang lain serta riwayat
b. Fungsi Visual
3
sentral/posterior yang cukup densitasnya, diameter >3 mm, biasanya cukup bermakna
mempengaruhi visual.2
c. Pemeriksaan Okular
Slit lamp (dengan kedua mata sudah didilatasikan terlebih dahulu) dapat membantu
melihat morfologi katarak, posisi lensa dan melihat abnormalitas pada kornea, iris dan
Funduskopi untuk menilai segmen posterior. Diamati diskus, retina dan makula.2
F. Diagnosis Banding3,7,8
G. Penatalaksanaan
Penanganan pada katarak kongenital sangat tergantung pada jenis katarak, bilateral
atau unilateral, adanya kelainan mata lain, dan saat terjadinya katarak. Kekeruhan lensa
kongenital sering ditemui dan sering secara visual tidak bermakna. Kekeruhan parsial
atau kekeruhan diluar sumbu penglihatan atau kekeruhan yang tidak cukup padat untuk
mengganggu transmisi cahaya tidak memerlukan terapi selan pengamatan untuk menilai
perkembangan.2
harus dideteksi secara dini. Karena prognosisnya dapat kurang memuaskan dan mungkin
sekali pada mata telah terjadi ambliopia. Bila terdapat nistagmus, maka keadaan ini
4
Pengobatan katarak kongenital bergantung pada :
karena mudah sekali terjadi ambliopia, karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan
secepat mungkin.2,3
sementara dapat dicoba kaca mata atau midriatika, bila terjadi kekeruhan yang
bedah yang dikenal adalah iridektomi optis, disisio lensa, ekstraksi linier dan ekstraksi
Pada katarak kongenital jenis katarak zonularis, apabila visus sudah sangat
terganggu, dapat dilakukan iridektomi optis, bila setelah pemberian midriatika visus
dapat menjadi lebih baik. Bila tidak dapat dilakukan iridektomi optik, karena lensa
sangat keruh maka pada anak-anak dibawah 1 tahun dikakukan disisi lensa, sedang pada
anak yang lebih besar dilakukan ekstraksi linier. Koreksi visus pada anak dapat berarti,
bila anak itu sudah dapat diperiksa tes visualnya. Iridektomi optis mempunyai
keuntungan bahwa lensa dan akomodasi dapat dipertahankan dan penderita tidak usah
Pada disisio lensa, kapsul anterior dirobek dengan jarum, masa lensa diaduk,
masa lensa yang masih cair akan mengalir ke bilik mata depan. Selanjutnya dibiarkan
terjadi resorbsi atau dilakukan evakuasi massa. Lebih jelasnya dengan suatu pisau atau
5
jarum disisi daerah limbus dibawah konjungtiva ditembus ke kamera okuli anterior dan
merobek kapsula lensa anterior dengan ujungnya sebesar 3-4 mm, jangan lebih besar
atau lebih kecil. Maksudnya agar melalui robekan tadi isi lensa yang masih cair dapat
keluar sedikit demi sedikit masuk ke COA yang kemudian akan diresorbsi. Oleh karena
masa lensa pada bayi masih cair maka resorbsinya seringkali sempurna. Kalau sayatan
terlalu kecil, sekitar 0,5-1 mm, robekan dapat menutup kembali dengan sendirinya dan
harus dioperasi lagi, sedang bila luka terlalu besar, isi lensa keluar mendadak seluruhnya
kedalam COA, kemudian dapat terjadi reaksi jaringan mata yang terlalu hebat untuk
Indikasi dilakukan disisio lensa ialah umur kurang dari 1 tahun dan pada
pemeriksaan opthalmoskop, fundus tidak terlihat. Penyuli disis lensa yang ditakutkan
adalah :
untuk jaringan sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap massa lensa tubuh
sendiri. 1,2
- Katarak sekunder, dapat terjadi bila massa lensa tidak dapat diserap secara
sempurna dan menimbulkan jaringan fibrosis yang dapat menutupi pupil sehingga
Disisio lensa sebaiknya dilakukan sedini mungkin, karena fovea sentralis harus
terbaik adalah pada umur 3-7 bulan. Syarat untuk perkembangan ini fovea sentralis harus
mendapat rangsangan cahaya yang cukup. Jika katarak dibiarkan sampai anak berumur
6
lebih dari 7 bulan, biasanya fovea sentralis tak dapat berkembang 100%, visusnya tidak
akan mencapai 5/5 walaupun dioperasi. Hal ini disebut ambliopia sensoris. Jika katarak
ini dibiarkan sampai umur 2-3 tahun, fovea sentralis tidak akan berkembang lagi,
sehingga kemampuan fiksasi dari fovea sentralis tidak akan tercapai dan mata menjadi
goyang (nistagmus), bahkan dapat pula terjadi strabismus sebagai penyulit. Jadi
sebaiknya operasi dilakukan sedini mungkin, bila tidak didapat kontraindikasi untuk
pembiusan umum. Operasi dilakukan pada satu mata dulu, bila mata ini sudah tenang,
mata sebelahnya dioperasi pula, jika kedua mata sudah tenang , penderita dapat
dipulangkan.2,8,9
Terapi bedah untuk katarak infantil dan katarak pada masa anak-anak adalah dengan
ekstraksi lensa melalui insisi limbus dengan menggunakan keratom, dengan ujung
keratom dibuat luka pada kapsul lensa anterior selebar-lebarnya, kemudian ujung
keratom digerakan ke kanan dan ke kiri sejauh mungkin, sehingga terdapat luka selebar-
lebarnya pada kapsul lensa. Kemudian keratom ditarik keluar. Perlu dijaga kapsul
posterior jangan sampai terluka sehingga tak ada bahaya keluarnya badan kaca. Melalui
luka kapsul lensa anterior, isi lensa mengalir keluar, terutama bila tekanan rendah sekali.
Kemudian isi lensa dikeluarkan dari COA dengan sendok Daviel sebanyak-banyaknya.
Bila yakin kapsul posterior utuh, tindakan ini dapat disusul dengan pembilasan memakai
7
Intra ocular lenses (IOLs)
setelah pembedahan. Salah satu pilihan adalah untuk menanam sebuah IOL ketika
katarak di ekstraksi. Sayangnya hal tersebut bukanlah hal yang sederhana. Saat lahir
lensa manusia lebih sferis dibanding orang dewasa. Lensa tersebut mempunyai kekuatan
sekitar 30D, dimana mengkompensasi untuk jarak axial lebih dekat dari mata bayi. Hal
ini turun sekitar 20-22D setiap 5tahun. Artinya bahwa sebuah IOL yang memberikan
penglihatan normal pada seorang bayi akan membuat miopia yang signifikan saat dia
lebih tua. Hal tersebut merupakan komplikasi lanjut karena perubahan kekuatan kornea
dan perpanjangan axial dari bola mata. Perubahan-perubahan ini paling cepat terjadi
bebrapa tahun pertama kehidupan dan hal ini hampir tidak mungkin untuk memprediksi
Penanaman IOL implantation hampir menjadi hal yang rutin untuk anak yang
lebih besar, Koreksi penggunaan IOL pada anak-anak masih kontroversi. Tanpa IOL,
pemasangan IOL saat memasuki usia masuk sekolah, ada juga yang mengatakan bahwa
IOL dipasang segera setelah operasi dan saat hendak memasuki usia sekolah dilakukan
koreksi kembali.1,2,3
devices lainnya seperti kacamata maupun lensa kontak untuk melakukan koreksi pada
kondisi afakia. 2
H. Komplikasi
Retinal detachment, macula edema, dan abnormalitas kornea jarang pada anak-anak.
Insidensi infeksi setelah operasi dan perdarahan, sama pada dewasa dan anak-anak.
8
Glaukoma berhubungan dengan pediatrik afakia berkembang setiap tahun setelah
I. Prognosis
pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan
Penglihatan yang baik setelah operasi katarak tergantung pada banyak faktor,
meliputi age of onset, tipe katarak, waktu dilakukan pembedahan, koreksi optikal dan
DAFTAR PUSTAKA
2. Vaughan & Asbury : oftalmologi umum / Paul Riordian-Eva, John P. Whitcher ; alih
bahasa, Brahm U. Pendit ; editor bahasa Indonesia, Diana Susanto. Ed 17. Jakarta :
EGC, 2009.
3. American Academy of Ophthalology. Lens and Cataract in Basic and Clinical
Science Course. Section 11. 2009-2010 : 34-39
4. Khurana AK. Disease of the Orbit. Comprehensive Ophthalmology. Fourth Edition,
page : 280-283
5. Clinical Opthalmology, an Asian Perspective, a publication of Singapore National
Eye Centre, 2007 : 687-696
6. Congenital Cataract, diunduh dari: http://emedicine.com. Diakses pada tanggal 26
Mei 2017.
7. Follow up Congenital Cataract, diunduh dar6 :http://emedicine.medscape.com/article
/1210837-followup#showall. Diakses pada tanggal 26 Mei 2017.
8. American Academy of Ophthalmology. Pediatric Ophthalmology and Strabismus in
Basic and Clinical Science Course. Section 6. 2008-09 : 390-399
9
9. Complication in Congenital Cataract, diunduh dari :
http://www.merckmanuals.com/professional/pediatrics/eye_defects_and_conditions_
in_children/congenital_cataract.html. Diakses pada tanggal 26 Mei 2017.
10