Anda di halaman 1dari 31

Oleh:

dr. H. Djarizal, Sp.M., MPH

KSM /BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA


RSUD RADEN MATA / FKIK UNJA
2015
PENDAHULUAN
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan
masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama di
negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur
terutama pada masa pertumbuhan. Salah satu dampak
kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang
umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan - 4 tahun yang
menjadi penyebab utama kebutaan di negara
berkembang.
PENDAHULUAN ( contd )
DEFISIENSI VITAMIN A
Vitamin A (retinol) diperlukan oleh manusia untuk
fungsi normal dari sistem visual.
Ketika ada ketidakcukupan dari retinol, sintesis
rodopsin dipengaruhi dan dapat menyebabkan
kebutaan malam.
Kondisi ini juga disebabkan oleh kurangnya nutrisi
lain yang penting untuk regenerasi rhodopsin seperti
protein dan seng.
PENDAHULUAN ( contd )
Fungsi utama kedua vitamin A adalah dalam
pemeliharaan pertumbuhan dan integritas selular
epitel dan fungsi kekebalan tubuh.
Dengan demikian, dalam kekurangan vitamin A,
jumlah sel goblet berkurang pada jaringan epitel, yang
mengakibatkan penurunan sekresi lendir dengan
komponen antimikroba.
PENDAHULUAN
Manifestasi okular dari kekurangan vitamin A (KVA),
disebut "xeroftalmia" atau "mata kering" telah diakui
untuk waktu yang lama. Yang paling sering ditemui
tanda-tanda ini adalah rabun senja, yang merupakan
manifestasi awal dari xeroftalmia.
XEROFTALMIA
DEFINISI :
Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan
gangguan kekurangan vitamin A pada mata, termasuk
terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan
fungsi sel retina yang berakibat kebutaan. Kata
Xeroftalmia (bahasa Latin) berarti mata kering,
karena terjadi kekeringan pada selaput lendir
(konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata.
ETIOLOGI :
Xeroftalmia akibat defisiensi vitamin A masih
merupakan masalah terutama pada anak-anak balita
sampai saat ini dan sering ditemukan pada penderita
PEM (protein kalori malnutrisi).
Bila ditinjau dari konsumsi makanan sehari-hari
kekurangan vitamin A disebabkan oleh :
Konsumsi makanan yg tidak mengandung cukup vitamin A
atau provitamin A untuk jangka waktu yang lama.
Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif.
Menu tidak seimbang yang diperlukan untuk penyerapan
vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.
Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin
A, sehingga kebutuhan vitamin A meningkat.
Adanya kerusakan hati, seperti pada kwashiorkor dan
hepatitis kronik, menyebabkan gangguan pembentukan
RBP (Retinol Binding Protein) dan pre-albumin yang
penting untuk penyerapan vitamin A.
MANIFESTASI KLINIS :
Gejala klinis xeroftalmia dapat dibagi menjadi dua
kelompok secara umum yaitu:
Gejala Reversible, misalnya: buta senja (hemeralopia),
xerosis konjungtiva, xerosis kornea, bercak Bitot.
Gejala Irreversible, misalnya: ulserasi kornea,
keratomalasia.
KLASIFIKASI :
Menurut Depkes RI :
Stadium I : Hemeralopia, xerosis konjungtiva
dengan atau tanpa xerosis kornea atau tanpa bercak
Bitot.
Stadium II : Gejala stadium I ditambah ulserasi
kornea.
Stadium III : Gejala stadium II ditambah
keratomalasia.
WHO/USAID UNICEF/HKI/IVACG, 1996 :
XN : buta senja (hemeralopia, nyctalopia)
XIA : xerosis konjungtiva
XIB : xerosis konjungtiva disertai bercak bitot
X2 : xerosis kornea
X3A : keratomalasia atau ulserasi kornea kurang
dari 1/3 permukaan kornea.
X3B : keratomalasia atau ulserasi sama atau lebih
dari 1/3 permukaan kornea
XS : jaringan parut kornea (sikatriks/scar)
XF : fundus xeroftalmia, dengan gambaran
seperti cendol.
Buta Senja
Buta senja terjadi akibat
gangguan pada sel batang
retina.
Ringan sel batang retina sulit beradaptasi di ruang
yang remang-remang setelah lama berada di cahaya
terang.
Penglihatan menurun pada senja hari.
Xerosis Konjungtiva = X1A
Selaput lendir bola mata
tampak kurang mengkilat,
terlihat sedikit kering,
berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar
dan kusam.
Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering
atau berubah warna kecoklatan.
Xerosis Konjungtiva & bercak Bitot
= X1B

Bercak putih seperti busa sabun atau keju terutama di


daerah celah mata sisi luar.
Penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan
tanda khas pada penderita xeroftalmia.
Xerosis Kornea = X2

Kekeringan pada konjungtiva berlanjut ke kornea.


Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan
tampak kasar.
Keadaan umum anak biasanya buruk
Keratomalasia dan Ulkus Kornea =
X3A, X3B

Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus.


Tahap X3A : bila kelainan mengenai kurang dari 1/3
permukaan kornea.
Tahap X3B : Bila kelainan mengenai semua atau lebih
dari 1/3 permukaan kornea.
Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea.
Xeroftalmia Scar = (XS)

Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata


tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh
akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau
jaringan parut.
Xeroftalmia Fundus = (XF)

Dengan oftalmoskop pada fundus tampak gambar


seperti sendol.
PATOFISIOLOGI
Jika mata terkena cahaya yang redup, rodopsin di sel
batang retina dirubah menjadi retinin.
Dan retinin ini harus diubah lagi menjadi rodopsin,
supaya sel batang dapat berdaya kembali terhadap
cahaya redup.
Perubahan ini dapat terjadi dengan bantuan vitamin A
dan dilakukan didalam sel epitel pigmen.
Jika vitamin A tidak ada, rodopsin tak terbentuk
kembali dan sel batang tidak dapat bereaksi lagi
terhadap cahaya redup dan timbul hemeralopia.
Pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel epitel di seluruh
tubuh terutama terpengaruh akibat kekurangan
vitamin A (KVA) Jumlah sel goblet berkurang pada
jaringan epitel.
Konsekuensinya adalah bahwa sekresi lendir dengan
komponen antimikroba berkurang.
Sel yang melapisi permukaan jaringan pelindung gagal
untuk regenerasi dan berdiferenserasi terjadi
penggeseran dan penebalan keratin.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesa, dilakukan untuk mengetahui faktor risiko
tinggi yang menyebabkan anak rentan menderita
xeroftalmia.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Umum :
Antropometri = Pengukuran berat badan dan tinggi badan
Penilaian Status gizi
Apakah anak menderita gizi kurang atau gizi buruk.
Periksa matanya apakah ada tanda-tanda xeroftalmia.
Kelainan pada kulit : kering, bersisik.
Pemeriksaan Khusus :
Pemeriksaan mata untuk melihat tanda Xeroftalmia dengan
menggunakan senter yang terang. (Bila ada, menggunakan
loop.)
Apakah ada tanda kekeringan pada konjungtiva (X1A)
Apakah ada bercak bitot (X1B)
Apakah ada tanda-tanda xerosis kornea (X2)
Apakah ada tanda-tanda ulkus kornea dan keratomalasia
(X3A/X3B)
Apakah ada tanda-tanda sikatriks akibat xeroftalmia (XS)
Apakah ada gambaran seperti cendol pada fundus oculi
dengan opthalmoscope (XF).
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk
mendukung diagnosa kekurangan vitamin A, bila secara
klinis tidak ditemukan tanda-tanda khas KVA, namun
hasil pemeriksaan lain menunjukkan bahwa anak
tersebut risiko tinggi untuk menderita KVA.
Peneriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan serum
retinol. Bila ditemukan serum retinol < 20 ug/dl
menderita KVA sub klinis.
Pemeriksaan laboratorium lain dapat dilakukan untuk
mengetahui penyakit lain yang dapat memperparah
PENGOBATAN
Ada empat tujuan pengobatan defisiensi vitamin A,
yaitu sebagai berikut:
Memberi makanan TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
Mengobati penyakit infeksi yang diderita
Memberi vitamin A (dosis terapetik)
Mengobati kelainan mata
Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan
nyata dalam 1-2 minggu.3 Defisiensi vitamin A ringan
harus diterapi pada orang dewasa dengan dosis 30.000
unit/hari selama 1 minggu. Kasus lanjut memerlukan
dosis awal yang jauh lebih tinggi (20.000
unit/kg/hari).
Pada bercak Bitot tidak memerlukan obat tetes mata,
kecuali ada infeksi yang menyertainya.
Obat tetes/salep mata antibiotik tanpa kortikosteroid
(Tetrasiklin 1%, Khloramfenikol 0.25-1% dan
Gentamisin 0.3%) diberikan pada penderita X2, X3A,
X3B dengan dosis 4x1 tetes/hari dan berikan juga tetes
mata atropin 1 % 3x1 tetes/hari.
Pengobatan dilakukan sekurang-kurangnya 7 hari
sampai semua gejala pada mata menghilang. Mata
yang terganggu harus ditutup dengan kasa selama 3-5
hari hingga peradangan dan iritasi mereda.
PENCEGAHAN
Pencegahan defisiensi vitamin A:
Jangka Pendek : Pada setiap anak balita diberikan
vitamin A 200.000 IU per individu, setiap 6 bulan atau
300.000 IU setiap setahun. Tergantung dari tenaga
yang tersedia, biayanya, luas daerah yang harus
dikerjakan.
Jangka Panjang : Pendidikan tenaga gizi. Fortifikasi
makanan dengan vitamin A, seperti gula, garam, susu.
PENUTUP
Manifestasi okular dari kekurangan vitamin A (KVA),
disebut "xeroftalmia" atau "mata kering" telah diakui
untuk waktu yang lama. Yang paling sering ditemui
tanda-tanda ini adalah rabun senja, yang merupakan
manifestasi awalnya.
Pada anak yang menderita defisiensi vitamin A,
campak dapat menyebabkan penyakit kornea yang
parah. Karena adanya tanda-tanda pada mata (yakni,
rabun senja, bercak Bitot, atau epitel kornea yang
suram), dokter mata mungkin merupakan orang
pertama yang mengenali adanya defisiensi vitamin A.

Anda mungkin juga menyukai