Anda di halaman 1dari 6

HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL

PENDAHULUAN
Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK) adalah kelainan resesif
autosomal dimana terdapat defisiensi salah satu enzim terpenting
pada sintesis kortisol. Akibatnya ada penurunan sintesis kortisol,
peningkatan ACTH melalui mekanisme feedback negative,
overproduksi hormone akibat defisiensi enzim dan defisiensi hormone
distal. Karena tahap enzimatik ini diperlukan dalam sintesis hormone
seks, sehingga akan terjadi defisiensi hormone steroid gonad 2.
Gejala kelainan ini bergantung dari hormone mana yang
overproduksi, yang mana yang defisiensi. Sebagai hasilnya, HAK timbul
sebagai virilisasi pada bayi perempuan, tanda-tanda defisiensi
hormone seks pada usia pubertas, defisiensi aldosteron atau
peningkatan DOC (mineralokortikoid) 2.
Bentuk-bentuk berat dan ringan penyakit ini, yang disebabkan
oleh variasi dalam keparahan mutasi genetic, seperti 1:
1. Defisiensi 21-hidroksilase (95% dari penderita yang terkena).
2. Defisiensi 11-hidroksilase.
3. Defisiensi 3-hidroksisteroid dehidrogenase.
4. Hiperplasia adrenal lipoid.
5. Defisiensi 17-hidroksilase.

MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan penderita dengan hyperplasia adrenal congenital
menderita defek pada 21-hidroksilasi dan menunjukkan bentuk klasik
penyakit ini. Pada program skrining bayi baru lahir, sekitar 75% bayi
yang terdeteksi dengan keadaan ini adalah penghilangan garam,
sedangkan tanpa skrining, hanya sekitar 50% bayi yang didiagnosa

1
secara klinis adalah penghilang garam, agaknya karena kematian
neonatus yang tidak terdiagnosis 1.

DIAGNOSIS
Hiperplasia adrenal congenital pada bayi atau anak harus selalu
mewaspadakan kita pada diagnosis dini pada saudara-saudara
kandung selanjutnya. Bentuk penghilangan-garam kelainan ini harus
dicurigai pada setiap bayi yang gagal tumbuh dan terutama pada bayi
wanita dengan genitalia eksterna yang tidak jelas.
Tumor adrenal dapat diraba atau dicurigai pada pielografi karena
pergeseran ginjal yang berdekatan. USG atau CT Scan mungkin perlu
jika pemeriksaan hormone telah mengesampingkan hyperplasia
adrenal congenital. Ekskresi 17-keto-steroid urin dan kadar
dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS) plasma meningkat pada
hyperplasia congenital dan pada tumor korteks, tetapi nilai sangat
tinggi mendukung diagnosis neoplasma. Pemberian hidrokortison
dengan cepat mengurangi ini dan peningkatan kadar steroid lain
sampai normal pada penderita dengan hyperplasia adrenal congenital
tetapi tidak demikian pada penderita dengan tumor virilisasi.
Kortikosteroid, dengan menghambat sekresi kortikotropin, mengurangi
rangsangan adrenal berlebihan pada penderita dengan hyperplasia,
sedangkan tumor adrenokorteks bukan sasaran pengaturan kelenjar
pituitaria.
Pada anak laki-laki dengan hyperplasia adrenal, testis kecil
sesuai dengan tingkat virilisasi, sedang pada mereka yang dengan
pubertas prekok sejati atau dengan tumor sel Leydig, testis membesar
sesuai dengan usia.
Wanita dengan keadaan ini harus dibedakan dari mereka yang
dengan sebab-sebab lain genitalia eksterna yang tidak jelas. Hanya
dalam keadaan ini kadar steroid korteks adrenal meningkat. Anak laki-
laki dengan defek 3-hidroksisteroid dehidrogenase dapat terancukan

2
dengan pseudohemafrodit wanita karena mereka kekurangan virilisasi
normal genitalai eksternanya.
Deteksi penyandang defisiensi 21-hidroksilase heterozygote
dimungkinkan dengan pengukuran rasio 17-OHP terhadap 11-
deoksikortisol atau kortisol 60 menit setelah lobus injeksi intravena
0,25 mg ACTH (1-24). Pada keluarga dimana ada individu yang terkena
defisiensi 21-hidroksilase, pemeriksaan genotif HLA memberi dasar
yang dapat dipercaya untuk nasehat. Teknik molecular DNA kini juga
tersedia.

DIAGNOSA PRENATAL DAN PENGOBATAN


Diagnosis prenatal 21-hidroksilase dimungkinkan pada trimester
pertama dengan melakukan biopsy villi korionik yang diikuti dengan
analisis DNA atau penggolongan HLA. Pada trimester kedua
diagnosisnya dapat ditegakkan dengan pengukuran 17-OHP dalam
cairan amnion juga dengan penggolongan HLA dan analisis DNA sel-sel
cairan amnion. Pengobatan prenatal lebih dari 50 bayi wanita yang
terkena telah dilaporkan. Pada sekitar seperempat, genetalia adalah
normal, pada setengahnya ada virilisasi ringan dengan klitoromegali
atau fusi labium sebagian; dan pada seperempat terapi tidak berhasil
dan bayi memiliki virilisasi genital yang mencolok. Alasan yang
mungkin untuk pengobatan yang tidak berhasil adalah mulainya
pengobatan yang terlambat, dosis yang tidak adekuat dan variasi pada
metabolisme ibu dan metabolisme plasenta dari steroid yang
diberikan. Rekomendasi untuk kehamilan yang beresiko terdiri dari
pemberian deksametason, steroid yang mudah melewati palsenta,
pada minggu kelima kehamilan dalam jumlah 1,5 mg/24 jam dalam 2
atau 3 dosis terbagi. Biopsi villus korionik trimester pertama kemudian
dilakukan untuk menentukan jenis kelamin dan genotip janin; terapi
dilanjutkan hanya jika janin adalah wanita yang terkena. Tidak

3
diketahui apakah atau sampai tingkat apa regimen demikian akan
efektif atau apakah ada risiko jangka panjang terhadap pengobatan.

PENGOBATAN
Prinsip terapi HAK adalah untuk mengganti hormone yang
kurang dan menurunkan hormone yang berlebihan 2.

GLUKOKORTIKOID
Glukokortikoid menjadi pengobatan utama 2
. Pemberian
glukokortikoid menghambat produksi androgen dan stems virilisasi
yang berlebihan , membalikkan hyperplasia adrenal 2. Tujuan terapi
1,2

adalah mendapatkan pertumbuhan danperkembangan, fungsi seksual,


fungsi reproduksi yang normal 2. Hidrokortison adalah bentuk umum
yang digunakan untuk anak-anak (20-25 mg/m 2/24 jam) secara oral
dengan 2 atau 3 dosis berbeda . Bayi umumnya memerlukan 2,5-5
1,2

mg 2-2x sehari. Dosisnya disendirikan dengan memonitor


pertumbuhan dan kadar hormone. Pemberian hidrokortison harus
dilanjutkan selama mungkin pada semua penderita 1.

MINERALOKORTIKOID DAN GARAM


Penderita gangguan pengaturan elektrolit dan aktivitas plasma
renin memerlukan tambahan mineralokortikoid dan natrium sebagai
tambahan glukokortikoid. Terapi perawatan dengan 9-fluorokortisol
(0,1-0,3 mg/hari) dan natrium klorida 1-3 gram 1,2
.

STEROID SEKS
Keadaan dimana terjadi kekurangan steroid seks (hyperplasia
lipoid adrenal) memerlukan terapi pengganti hormone seks untuk
merangsang atau menjaga cirri seksual sekunder. Terapi dimulai pada
usia pubertas dan hasilnya diperoleh tinggi badan yang memuaskan.
Agen progestasional ditambahkan untuk merangsang menstruasi pada

4
perempuan. Sedangkan untuk menginduksi perubahanpubertas
perempuan diberikan testosterone anantat 2
.

BEDAH GENITAL
Pembesaran klitoris pada bayi wanita biasanya memerlukan
koreksi bedah, usia yang baik untuk pembedahan elektif ini adalah 6-
12 bulan. Penarikan kembali klitoris lebih disukai bukan
pengambilannya; klitoris dilepaskan dan ditempatkan kembali di
bawah pubis dengan membiarkan glans, komponen-komponen korpus
dan semua elemen saraf dan vascular 1,2
. Vaginoplasti dan koreksi
sinus urogenitalnya dapat dilakukan bersamaan dengan bedah
clitorisnya 2.
Gonadekstomi dan bedah dilakukan untuk menciptakan genitalia
eksterna yang normal. Pada laki-laki yang kurang virilisasinya,
dilakukan bedah korekstif untuk memperbaiki hipospadia, orchiopeksi
dan phaloplasty 2.

LHRH AGONIS
Pubertas prekoks bisa terajdi pada pasien yang bone agenya 10
tahun atau lebih. LHRH agonis telah digunakan untuk menunda
pubertas, retardasi bone age dan memperpanjang pertumbuhan. Dosis
yang dianjurkan 0,3 mg/kg secara intramuscular setiap 28 hari.

MONITORING
Terapi dievaluasi melalui gejala klinis dengan jumlah hormone
yang sesuai. Peningaktan berat badan dan tinggi badan yang normal,
permulaan dan perkembangan pubertas, tidak adanya tanda-tanda
kelebihan androgen pada kelainan virilisasi (pertumbuhanyang cepat,
akne, hirsutisme, pembesaran phallic), normotensi pada kelainan
denganhipertensi dan pasien dengan penggantian mineralokortikoid
dan atau garam, merupakan tujuan terapi. Moinitoring hormonal
meliputi pengukuran androgen adrenal pada kelainan virilisasi.

5
Pengukuran hormone-hormon prekusor seperti progesterone 17-
OH dalam defisiensi 21-hidroksilase, senyawa S dalam defisiensi 11-OH
dan 17-OH pregnenolone harus dilakukan, tujuannya untuk menjaga
hormon-hormon prekusor dalam batas rendah untuk memperoleh
androgen adrenal yang rendah.

HASIL
Tinggi badan yang normal, perkembangan pubertas, funsi
seksual dan reproduksi yang juga normal merupakan hasil dari
pengobatan ini. Laporan terbaru menyatakan penurunan densitas
mineral tulang pada perempuan densitas mineral tulang pada
perempuan dewasa yang menderita HAK.

REFERENSI
1. Levine LS, White PC. Congenital Adrenal Hyperplasia and Related
Disorders. In : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson
Textbook of Pediatric. 17th ed. Philadelphia, Pennsylvania : WB
Saunders Co, 2004; 1909-16.
2. Levine LS, Oberfield S. Congenital Adrenal Hyperplasia. In :
Radovick S, MacGillivray MH. Pediatric Endocrinology. Totowa,
New Jersey : Humana Press Inc, 2003; 227-47.

Anda mungkin juga menyukai