Anda di halaman 1dari 25

FOOD FREQUENCY

QUESTIONARE/FFQ
Dina Setiawati, M.Gz
• FFQ Merupakan metode SKP yang bersifat semi kualitatif
• Prinsip umum dalam penggunaan FFQ adalah kekerapan konsumsi pangan
sebagai faktor risiko munculnya kasus gizi salah. Kekerapan konsumsi
pangan inilah yang harus dapat terukur dengan tepat melalui metode FFQ
• Metode FFQ merupakan metode penilaian konsumsi jangka panjang.
Pertanyaan ttg jenis makanan yg dikonsumsi diartikan konsumsi sejak
konsumsi beberapa bulan yg lalu, buka bbrp hari yg lalu.
• Jenis makanan yg ditanyakan adl pertanyaan tertutup (sudah ada
daftarnya)
• Metode FFQ adalah metode semi kualitatif (hanya berupa nama daftar
makanan, sedangkan jumlahnya tdk diuraikan)
BERDASARKAN PERTIMBANGAN INI MAKA BEBERAPA PRINSIP FFQ
ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

1. Studi pendahuluan
2. Daftar makanan dan minuman
3. Kelompok bahan makanan
4. Periode waktu lama
5. Kalibrasi dengan metode lain
6. Mengukur kecenderungan
7. Diagnosis dini (prospektif)
8. Pada individu atau kelompok berisiko
9. Instrumen diuji coba
10. Skor konsumsi pangan
11. Kelompok literasi rendah
12. Interview langsung
• Menghitung skor konsumsi pangan adalah dengan menjumlahkan semua
skor konsumsi pangan subjek berdasarkan jumlah skor kolom konsumsi untuk
setiap pangan yang pernah dikonsumsi (Benítez-Arciniega et al. 2011).
• Total skor ditulis pada baris paling bawah (skor konsumsi
pangan). Pada contoh diatas diketahui total skornya adalah 325.
Interpretasi skor ini harus didasarkan pada nilai rerata skor konsumsi pangan
pada populasi. Jika nilai ini berada diatas median populasi maka skor
konsumsi pangan baik.
Frekuensi Makanan (Food Frequency
Questionare/FFQ)
→Digunakan untuk memperoleh data
kualitatif/informasi deskriptif dari pola kebiasaan
konsumsi.
→ Cara :
 wawancara/pengisian kuesioner sendiri oleh
responden. Responden diminta melaporkan mkn
dan minuman yg biasanya dikonsumsi bdsrkan
daftar mkn dan minuman dgn frekuensi konsumsi
per-hari, minggu, bulan atau tahun.
 Jumlah dan jenis mkn minuman bervariasi
tergantung dr tujuan pengukuran
Kelebihan :
• Relatif murah dan sederhana
• Dpt dilakukan sendiri oleh responden
• Tdk membutuhkan latihan khusus
• Dpt membantu untuk menjelaskan hubungan
antara penyakit dan kebiasaan makan

Kelemahan :
• Tdk dpt untuk menghitung intake zat gizi sehari.
• Cukup menjemukan bagi petugas.
• Sangat tergantung pada kejujuran responden.
• Untuk memperoleh asupan zat gizi scr relatif
atau mutlak, kebanyakan FFQ sering dilengkapi
dgn ukuran porsi dan jenis mkn. Metode ini
disebut dengan semiquantitative food frequency
questionnaire (SQ-FFQ)/semi FFQ.
• Metode semi FFQ ditujukan jika ingin
mengetahui asupan energi dan zat gizi spesifik
CONTOH
KELEBIHAN FFQ

1. Kelebihan metode FFQ dari aspek sasaran adalah dapat digunakan pada
kelompk literasi rendah. Kemudahan ini disebabkan pada proses
pengumpulan datanya adalah menggunakan metode wawancara
langsung (direct interview), bukan wawancara tidak langsung (indirect
interview). Wawancara tidak langsung contohnya adalah wawancara
menggunakan telepon (telephon interview). Sasaran dengan kemampuan
baca tulis dan pemahaman yang rendah dapat diinvestigasi konsumsi
pangannya dengan baik. Salah satu syaratnya adalah dilakukan oleh
interviewer yang terlatih.
2. Ketepatan dalam membuat daftar bahan makanan atau
minuman pada formulir FFQ.
Metode ini sangat sistematis karena semua bahan makanan dan
minuman sudah dibuat daftar namanya dan sudah diverifikasi sesuai dengan
kebiasaan makan subjek. Bentuk pertanyaan tertutup adalah lebih banyak
digunakan sehingga waktu untuk interview adalah sama untuk setiap subjek.
Cara ini dapat mengurangi over plat syndrome atau menaksir konsumsi terlalu
tinggi dari fakta yang sesungguhnya
3. Metode FFQ dapat mewakili kebiasaan makan subjek sedangkan metode
yang lain seperti pada metode recall konsumsi 24jam (Food Recall 24 jam),
penimbangan makanan (Food Weighing), adalah mendeskripsikan
asupan aktual sehari. Jika metode SKP tingkat individu yang lain akan
digunakan untuk menderskripsikan konsumsi mingguan atau bulanan dan
bermaksud melihat variasi antar hari maka pengumpulannya harus berulang.
Pada metode FFQ tidak ditemukan pengumpulan berulang ulang.
FFQ juga tidak memaksa konsumen untuk mengingat seluruh makanan dan
minuman yang sudah dikonsumsinya dalam 24 jam terakhir. Ingatan dalam
metode FFQ adalah ingatan jangka panjang yang memang dengan mudah
dilakukan, dan pertanyaannya tertutup.
4. Metode FFQ memiliki kelebihan dapat dilakukan disemua setting lokasi
survei baik di tingkat rumah tangga maupun masyarakat dan rumah sakit
atau instansi
5. Metode FFQ tidak memerlukan alat bantu kecuali instrumen. Pada metodel
lain memerlukan alat bantu seprtu photo makanan (food recall 24 jam),
timbangan makanan (food weighing). metode ini juga tidak
memerlukan prosedur yang rumit seperti kalibrasi timbangan makanan
6. Kelebihan lain adalah metode FFQ tidak merepotkan subjek dengan
persiapan yang
rumit, karena dapat dilakukan pada waktu yang disepakati antar keduanya.
8. Metode FFQ dapat merepresentasi kebiasaan makan subjek. Bukti telusur
atas kebiasaan makan subjek adalah tercermin dari kekerapan konsumsi
makanan dan minuman.
9. Metode FFQ tidak perlu menelusuri cara persiapan dan pengolahan
makanan seperti pada metode riwayat makanan. Metode ini. Informasi yang
diperoleh adalah untuk menilai kebiasan makan subjek menurut
kecenderungan jangka panjang. Kecenderungan jangka
panjang adalah refleksi kebiasan yang konsisten dilakukan. Inilah fokus yang
harus digali pada metode FFQ.
KELAMAHAN METODE FFQ

1. Butuh Persiapan yang lebih rumit


Persiapan yang rumit adalah persiapan dalam rangka membuat studi
pendahuluan daftar bahan makanan yang akan dimasukkan kedalam
Formulir FFQ. Studi pendahuluan ini harus mencerminkan makanan dan
minuman yang memang nyata ditemukan di pasar lokal setempat. Kalau
tidak dilakukan studi pendahuluan maka daftar makanan dan minuman yang
dimasukkan dalam formulir FFQ menjadi faktor penghalang untuk
kenyamanan wawancara akibat terlalu banyak makanan dan minuman
yang tidak pernah dikonsumsi subjek. Ini tidak efektif untuk metode FFQ. FFQ
harus menanyakan semua makanan dan minuman yang ada dalam daftar,
bukan pertanyaan terbuka.
2. Tidak dapat menggambarkan konsumsi actual
Konsumsi aktual adalah konsumsi makanan dan minuman hari ini.
Metode FFQ tidak dapat digunakan untuk menanyakan asupan makanan
hari ini, karena metode ini adalah metode untuk mengukur kebiasaan makan
masa lalu dan masih berlangsung hingga hari ini.
Jika ingin menilai asupan gizi aktual hari ini metode FFQ tidak dapat
digunakan, karena tidak ada ukuran jumlah yang dikonsumsi. Atas alasan
inilah maka muncul metode Semi FFQ untuk menentukan asupan zat gizi.
Akan tetapi metode Semi FFQ memiliki kelemahan karena Porsi makan yang
digunakan adalah porsi rerata bukan porsi aktual. Porsi rerata adalah ukuran
yang paling sering digunakan subjek jika mengonsumsi makanan tertentu
(Slater et al. 2003).
3. Tidak dapat mengukur kuantitas makanan yang dimakan saat ini
Metode FFQ tidak dapat mengukur jumlah bahan makanan yang terdistribusi
dalam rumah tangga dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi setiap
individu. Metode ini hanya mengukur keragaman tetapi tidak mengukur
jumlah seperti pada Metode Jumlah Makanan (food Account).
Konsekuensinya kurang peka untuk mendeteksi ketahanan pangan rumah
tangga (Puckett 2004).
4. Tidak dapat mengukur pemenuhan kebutuhan gizi
Metode ini tidak dapat menguukur asupan zat gizi. Asupan zat gizi dapat
dihitung, jika kita memiliki data berat bahan makanan. Pada metode ini tidak
ada data tentang berat bahan makanan yang dikonsumsi setiap subjek
sehingga tidak secara tepat digunakan untuk mengetahui asupan individu
ataupun keluarga. Metode ini tidak dapat mendeskripsikan secara utuh
ketersediaan pangan dari sisi kuantitasnya seperti pada metode NBM
(Androniiki 2009),(Purwaningsih 2008; Fao 2002).
SUMBER KESALAHAN DALAM SKP
DENGAN METODE FFQ
• Kesalahan bersumber dari istrumen FFQ yang digunakan. Bentuk kesalahan
instrument mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang rumit. Contoh hal
yang sederhana adalah kesalahan dalam penulisan nama bahan
makanan, kualitas cetakan. Contoh kesalahan yang rumit adalah
instrument belum pernah diujicoba, instrument tidak mewakili daftar
makanan yang dikonsumsi umum oleh responden.
• Kesalahan bersumber dari interviewer adalah kesalahan yang terjadi akibat
kelalaian pewawancara baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Contoh kelalaian yang disengaja adalah melakukan wawancara tidak
pada waktu yang tepat, tidak mempersiapkan diri sebelum wawancara,
tidak mengerti maksud penilaian konsumsi pangan, dan tidak mengerti
tujuan wawancara, tidak melakukan probing dll.
• Contoh kelalaian yang tidak disengaja pada wawancara penilaian
konsumsi pangan adalah terbawa pada alur pembicaraan responden
sehingga kurang fokus pada item pertanyaan, dll.
• Kesalahan juga dapat bersumber pada manajemen data.
Manajemen data dalam penilaian konsumsi pangan adalah sama dengan
manajemen data pada riset riset yang lain. Manajemen data adalah
pengelolaan seluruh dokumen data dan kelengkapannya untuk
memudahkan proses lanjutan seperti editing, coding dan entry data.
Dokumen data harus dapat disimpan dan dapat dibuka kembali untuk
kepentingan audit substansi maupun audit administrasi
• Kesalahan lain adalah salah dalam menentukan responden.
Responden adalah orang dianggap dapat memberikan jawaban
sebagaimana fakta pada subjek yang diinvestigasi. Apabila subjek investigasi
adalah juga orang yang dapat memberikan jawaban, maka ia
berstatus responden sekaligus subjek. Kondisi seperti anak dibawah umur,
kelompok lanjut usia, penyandang cacat (kemampuan berbicara), orang
sakit, maka fakta konsumsinya dapat ditanyakan kepada pihak yang
mewakilinya.
TUGAS PRAKTIKUM
• Buatlah daftar bahan makanan sesuai dengan kasus (bisa orangtua atau
tetangga atau saudara)
• Lakukan wawancara dengan metode semi-FFQ

Anda mungkin juga menyukai