ABSTRACT
This study aimed to determine the factors that influence sleep disorders (insomnia) in the
elderly people. The study was conducted in Kaidundu Village, Subdistrict of Bulawa, Bone
Bolango regency. The research design was analytic survey with cross sectional study
approach. There were 225 people as the population and 59 people were chosen as sample by
using Slovin formula. Data collection using a questionnaire. The researcher used Chi
Square test to analyzed the data and the result showed stress factors affect insomnia with ρ
value = 0.001 <α 0.05, lifestyle factors affect insomnia with ρ value = 0.024 <α 0.05, and
environmental factors affect insomnia with ρ value of 0.005 <α 0.05, then H0 is rejected and
Ha is accepted. It can be inferred that there is a relationship between sleep disorders
(insomnia) in the elderly people in Kaidundu Village, Subdistrik of Bulawa, Bonebolango
Regency.
Keywords: Elderly, Stress, Lifestyle, Environment, Insomnia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur
(insomnia) pada lansia. Penelitian dilakukan di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa
Kabupaten Bone Bolango. Desain penelitian yang digunakan survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 225 orang. Penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Purposive sampling dihitung dengan
rumus Slovin menjadi 59 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Hasil uji statistik menunjukan faktor
stres dengan insomnia nilai ρ value sebesar 0,001 < α 0,05, faktor gaya hidup dengan
insomnia nilai ρ value sebesar 0,024 < α 0,05, faktor lingkungan dengan insomnia nilai ρ
value sebesar 0,005 < α 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara
kedua variabel. Dapat disimpulkan ada pengaruh antara faktor-faktor gangguan tidur
(insomnia) pada lansia di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bonebolango.
Kata kunci: Lansia, Stres, Gaya Hidup, Lingkungan, Insomnia
916
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
917
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
biasa dialami oleh lansia adalah kesulitan pasangannya. 3 lansia karena faktor gaya
tidur, bangun dini hari, sering terbangun di hidup meliputi kebiasaan minum kopi dan
malam hari dan sulit untuk tidur kembali merokok sebelum tidur sehingga sulit tidur
serta merasa tidak segar saat bangun pagi. dan terbangun pada malam hari, serta 4
Saputra (dalam Nindhy, 2018). Masalah lansia mengalami gangguan tidur karena
insomnia yang terjadi pada lansia ini faktor lingkungan ditempat tinggal, seperti
disebabkan oleh faktor psikologi (stres), bising, apabila ada yang menyalakan TV
problem psikiatri (depresi), sakit fisik, faktor ataupun lampu, maka mereka akan
lingkungan, gaya hidup, dan tidur siang terbangun dan sulit untuk tidur kembali.
berlebihan (Susilo dan Wulandari, 2011). Berdasarkan latar belakang di atas dan
Dari beberapa faktor diatas didapatkan studi pendahuluan yang dilakukan pada
hasil survei dilapangan ada 3 faktor yang daerah tersebut, maka peneliti tertarik untuk
lebih dominan mempengaruhi insomnia melakukan sebuah penelitian tentang
yaitu stres dimana stres ini dipengaruhi oleh “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
ketidakmampuan untuk memenuhi Gangguan Tidur (Insomnia) pada Lansia di
kebutuhan hidup, merasa hanya menjadi Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa
beban dikeluarga, serta kehilangan Kabupaten Bone Bolango”.
pasangan, adapun faktor gaya hidup dimana Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
kebiasaan lansia mengkonsumsi kopi dan untuk mengetahui Faktor - Faktor yang
merokok sebelum tidur serta faktor lainnya Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia)
yaitu lingkungan tempat tinggal, seperti pada Lansia di Desa Kaidundu Kecamatan
bising apabila ada yang menyalakan tv, Bulawa Kabupaten Bone Bolango.
cahaya lampu, suhu udara yang dingin atau
panas dapat menyebabkan lansia tersebut METODE PENELITIAN
sulit untuk tidur. Penelitian ini telah dilaksanakan di
Adapun penelitian sebelumnya Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa
dilakukan oleh (Geeky Angelia Ali, 2015) Kabupaten Bone Bolango dan Waktu
faktor–faktor yang mempenga ruhi penelitian telah dilaksanakan pada tanggal
gangguan pola tidur pada lansia di desa 12 Agustus sampai dengan 05 September
tolotio kabupaten gorontalo. Diperoleh hasil 2019. Desain penelitian ini menggunakan
terdapat beberapa masalah terhadap Survey Analitik dengan pendekatan cross
gangguan tidur pada lansia yaitu lingkungan sectional study yang bertujuan untuk
tidak nyaman, kelelahan dan penggunaan menjelaskan satu atau beberapa keadaan dan
obat, sedangkan pada penelitian ini terdapat menjelaskan hubungan antara satu keadaan
masalah gangguan tidur yaitu stres, dengan keadaan lainnya dari suatu peristiwa
lingkungan, gaya hidup. yang terjadi. Populasi dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil studi pendahuluan adalah 225 orang. Penentuan sampel dalam
dengan melakukan wawancara pada 15 penelitian ini adalah menggunakan
lansia, 2 lansia mengatakan tidak Purposive sampling dihitung dengan rumus
mengalami gangguan insomnia karena Slovin menjadi 59 responden. Pengumpulan
selalu melakukan gaya hidup sehat dengan data menggunakan kuesioner.
cara berolahraga secara teratur dan 13 lansia
mengatakan sering mengalami gangguan HASIL PENELITIAN DAN
insomnia, 6 lansia dikarenakan faktor stress, PEMBAHASAN
stres pada lansia tersebut diantaranya Analisis Univariat
ketidakmampuan untuk memenuhi Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
kebutuhan hidup seperti mereka sudah tidak Factor Stres
bekerja atau pensiun dan merasa hanya No. Jumlah Persentase
Stres
menjadi beban di keluarga serta kehilangan (Kode) (n) (%)
918
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
919
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
920
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
karena hal ini dapat menyebabkan gangguan dibutuhkan untuk jatuh tidur tidak terlalu
tidur. lama, dan tidak merasa segar setelah bangun
Lansia mengeluhkan tidur malam yang pagi dalam waktu 2 – 7 hari. Terjadinya
terganggu akibat seringkali terbangun di insomnia tersebut karena responden
malam hari yang dikarenakan adanya suara memiliki kebiasaan buruk tidur siang hari
bising dari luar atau dalam rumah, lampu dalam waktu yang lama, sehingga pada
tetap menyala, suhu kamar tidur yang terlalu malam hari mereka sulit untuk memejamkan
hangat ataupun terlalu dingin. Uraian mata dan tidur.
tersebut mengindikasikan bahwa terdapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
berbagai faktor yang mempengaruhi tidur penelitian M Fajri Saputra (2012) dengan
pada lansia. Kim dan Moritz (dalam Maas, judul Hubungan Tingkat Stress Dengan
2011) menyatakan bahwa faktor yang Tingkat Insomnia Pada Lansia Di PSTW
menyebabkan gangguan pola tidur pada Kasih Kasang Ibu Batusangkar, diperoleh
lansia yaitu usia, penyakit atau nyeri, informasi tentang tingkat insomnia pada
depresi, kecemasan, lingkungan, dan gaya lansia, terlihat bahwa lebih dari sebagian
hidup. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan responden mengalami tingkat insomnia
dapat mempengaruhi kehidupan lansia sedang, yaitu sebanyak 48 orang (68,6 %).
seperti gaya hidup yang tidak baik selalu
merasakan insomnia dan stres. Hal tersebut Analisis Bivariat
disebabkan karena lansia merasa hidupnya 1. Hubungan Stres dengan Insomnia
sudah tidak lama lagi. pada Lansia di Desa Kaidundu
4. Insomnia Lansia di Desa Kaidundu Berdasarkan hasil uji statistik chi–
Kecamatan Bulawa square diperoleh nilai p value = 0,001 yang
Insomnia menurut Chaplin (2012) berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan
adalah ketidakmampuan yang kronis untuk demikian dapat disimpulkan Ha diterima dan
tidur. Menurut sigmund (dalam Morin H0 ditolak, artinya terdapat hubungan stres
2013), insomnia adalah suatu penyakit dengan insomnia.
gangguan tidur yang mencakup setiap Lansia dengan stres ringan
sistem, gangguan pada setiap fungsi, dalam menyatakan bahwa mereka lebih senang
kegelapan, dalam kesunyian, dan berada di rumah daripada beraktivitas di luar
kesendirian malam, semua ini disebabkan rumah, merasa gelisah, dan sulit
oleh masalah kecemasan, timbul bersamaan berkonsentrasi. Hasil penelitian ini selaras
dengan energi yang berlebihan serta dihantui dengan teori Kelliat (dalam Azizah, 2011)
oleh perasaan tidak bersemangat. Sedangkan yang menyatakan bahwa menarik diri,
menurut Silber (2015), insomnia ansietas, dan ketidakmampuan
didefinisikan sebagai kesulitan dengan berkonsentrasi termasuk dalam perilaku
inisiasi pemeliharaan durasi atau kualitas yang berhubungan dengan stres. Maslim
dari tidur yang mengakibatkan aktifitas di (dalam Azizah, 2011) juga menyatakan
siang hari terganggu, meskipun memiliki bahwa gejala stres ringan yaitu kehilangan
kesempatan dan situasi yang memadai untuk minat dan kegembiraan, konsentrasi dan
tidur. perhatian kurang, menurunnya aktifitas,
Menurut asumsi peneliti, banyak harga diri dan kepercayaan diri kurang.
responden yang mengalami insomnia sedang Lansia dengan stres ringan insomnia
disebabkan insomnia yang mereka alami berat 1 responden (1,7%) dikarenakan
tidak terlalu mengganggu kualitas tidur terdapat gangguan pencernaan sehingga
mereka dan hanya berlangsung beberapa lansia sering terjaga pada malam hari, faktor
hari saja. Bentuk gejala insomnia yang usia yang sudah tua yakni 74 tahun, semakin
jarang dialami responden tersebut seperti tinggi usia maka akan terjadi perubahan pola
jarang bermimpi buruk, waktu yang tidur. Hal ini sejalan dengan teori Widyanto
921
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
(2014) waktu istirahat lansia cenderung bahwa semakin baik gaya hidup lansia maka
lebih sedikit dan jarang bermimpi dibanding semakin rendah tingkat insomnianya.
usia sebelumnya. Lansia cenderung mudah Menurut asumsi peneliti, lansia
terbangun ketika tidur karena kendala fisik dengan gaya hidup baik insomnia ringan 26
dan juga lebih sensitif terhadap pemaparan responden (44,1%) menyatakan bahwa
cahaya. Gangguan tidur yang biasa dialami mereka menghindari konsumsi rokok, dan
lansia seperti insomnia. kopi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Lansia dengan stres berat menyatakan Kelompok lansia dengan gaya hidup baik ini
penyebab stres yang dialami mereka juga menyatakan bahwa adanya keinginan
dikarenakan kehilangan pekerjaan, menjaga kesehatan diri sendiri dan
penghasilan yang menurun, dan penyakit- dukungan keluarga memiliki peranan
penyakit fisik yang dialami. Lansia yang penting untuk mempertahankan gaya hidup
termasuk dalam kategori ini hanya tinggal yang sehat. Lansia dengan gaya hidup baik
dengan suami atau istri, bahkan beberapa juga menyadari tentang dampak atau efek
lansia hanya tinggal sendiri di rumah mereka buruk apabila mereka mengkonsumsi kopi
dikarenakan pasangan hidup telah dan rokok. Hal tersebut menjadikan lansia
meninggal dunia. Hasil penelitian tersebut memiliki kebiasaan untuk melakukan gaya
selaras dengan pernyataan Friedman (dalam hidup yang sehat. Hal ini sejalan dengan
Azizah, 2011). dikemukakan di atas oleh Nugroho (2008)
Lansia yang mengalami stres berat bahwa pada lansia akan terjadi berbagai
insomnia ringan 5 responden (8,5%) karena kemunduran organ tubuh. Jadi yang
terjadi keletihan yang meningkat sehingga diharapkan pada lansia walaupun usia sudah
menyebabkan lansia tersebut cepat ingin lanjut, harus tetap menjaga kesehatan
istrahat. Hal ini sejalan dengan teori Priyoto dengan memperhatikan gaya hidup seperti
(2014) bahwa salah satu ciri-ciri orang pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan
dengan stres berat yaitu keletihan istirahat, tidak merokok dan lain-lain.
meningkat. Lansia dengan gaya hidup buruk
Peneliti menganalisis bahwa upaya insomnia sedang 4 responden (6,8%)
penanggulangan stres pada lansia dengan memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak
stres ringan tersebut penting untuk sehat tetapi frekuensi dari pengkonsumsian
dilakukan. Upaya-upaya tersebut dapat rokok maupun kopi mereka kurang, tidak
menangani stres pada lansia dan secara tidak seperti yang mengalami insomnia berat.
langsung akan berdampak pada penurunan Lansia tersebut mengkonsumsi kopi dalam
nilai kualitas tidur yang buruk pada lansia. selang waktu dua sampai tiga hari untuk
Keluarga yang memiliki hubungan mengkonsumsi kopi tersebut. Lansia yang
emosional yang dekat dapat dijadikan pilar merokok hanya mengkonsumsi setengah pak
utama dalam menangani stres pada lansia. rokok saja dalam sehari. Lansia juga
2. Hubungan Gaya Hidup dengan diberikan motivasi yang tinggi dari pihak
Insomnia pada Lansia di Desa keluarga untuk meminimalkan penggunaan
Kaidundu rokok dan kopi dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil uji statistik chi– Adanya dukungan keluarga akan membantu
square diperoleh nilai p value = 0,024 yang menurunkan kecemasan pada lansia.
berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan Keluarga sebagai orang terdekat dengan
demikian dapat disimpulkan Ha diterima dan lansia ikut memiliki peran dalam
H0 ditolak, artinya terdapat hubungan gaya meningkatkan kesejahteraan lanjut usia dan
hidup dengan insomnia. Selanjutnya membantu lansia mengatasi kecemasannya.
berdasarkan tabulasi silang tingkat insomnia Aplikasi peran keluarga adalah dengan
ditinjau dari gaya hidup menunjukkan memberikan dukungan informasi,
922
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
923
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma'rifatul (2011). Keperawatan
Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha.
Erwani (2017). Faktor – faktor yang
berhubungan dengan insomnia pada lansia
di puskesmas belimbing padang. Jurnal.
Poltekkes Kemenkes Padang
Fransiska, dkk (2014). Hubungan Tingkat
Kecemasan Dengan Insomnia Pada Lansia
Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja
Cerah Paniki Kecamatan Mapanget
Manado. Skripsi. PSIK FK UNSRAT
Khoirina Iza dkk, (2014). Jurnal penelitian
tentang Hubungan Antara Depresi Dengan
Kejadian Insomnia Pada Lansia Di Desa
Trembulrejo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Blora
M. Fajri Saputra. (2012). Jurnal Penelitian
tentang Hubungan Tingkat Stres Dengan
Tingkat Insomnia Pada Lansia Di PSTW
Kasih Kasang Ibu BatuSangkar.
Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan
Tidur Lainnya. Jakarta: Elex.
Viska Suci Ramadhani (2014). Hubungan Stres
Dengan Kejadian Insomnia Pada Lansia
Di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih
Sayang Ibu Batusangkar. Skripsi. PSIK
UM Sumatra Barat
924