Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691

Universitas Muhammadiyah Gorontalo

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA)


PADA LANSIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN
BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO
1
Nur Uyuun I. Biahimo, 2Inne Ariane Gobel
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
e-mail : nuruyuunibiahimo@umgo.ac.id

ABSTRACT
This study aimed to determine the factors that influence sleep disorders (insomnia) in the
elderly people. The study was conducted in Kaidundu Village, Subdistrict of Bulawa, Bone
Bolango regency. The research design was analytic survey with cross sectional study
approach. There were 225 people as the population and 59 people were chosen as sample by
using Slovin formula. Data collection using a questionnaire. The researcher used Chi
Square test to analyzed the data and the result showed stress factors affect insomnia with ρ
value = 0.001 <α 0.05, lifestyle factors affect insomnia with ρ value = 0.024 <α 0.05, and
environmental factors affect insomnia with ρ value of 0.005 <α 0.05, then H0 is rejected and
Ha is accepted. It can be inferred that there is a relationship between sleep disorders
(insomnia) in the elderly people in Kaidundu Village, Subdistrik of Bulawa, Bonebolango
Regency.
Keywords: Elderly, Stress, Lifestyle, Environment, Insomnia

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur
(insomnia) pada lansia. Penelitian dilakukan di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa
Kabupaten Bone Bolango. Desain penelitian yang digunakan survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 225 orang. Penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Purposive sampling dihitung dengan
rumus Slovin menjadi 59 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Hasil uji statistik menunjukan faktor
stres dengan insomnia nilai ρ value sebesar 0,001 < α 0,05, faktor gaya hidup dengan
insomnia nilai ρ value sebesar 0,024 < α 0,05, faktor lingkungan dengan insomnia nilai ρ
value sebesar 0,005 < α 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara
kedua variabel. Dapat disimpulkan ada pengaruh antara faktor-faktor gangguan tidur
(insomnia) pada lansia di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bonebolango.
Kata kunci: Lansia, Stres, Gaya Hidup, Lingkungan, Insomnia

916
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

PENDAHULUAN daerah perkotaan (20,95 ribu orang)


Insomnia merupakan gangguan tidur dibandingkan di daerah perdesaan (41,16
yang paling sering dijumpai saat ini. ribu orang).
Penyebabnya dikarenakan gangguan fisik Surat Al-Furqan Ayat 47
maupun karena faktor mental seperti ‫س َباتًا‬ ً ‫َوهُ َى الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُن اللَّ ْي َل ِل َبا‬
ُ ‫سا َوالنَّ ْى َم‬
perasaan gundah maupun gelisah. Seseorang ً ‫ار نُش‬
‫ُىرا‬ َ ‫َو َجعَ َل النَّ َه‬
yang mengalami insomnia sering terbangun Arab-Latin: Wa huwallażī ja'ala
saat tidur, lebih sulit memulai tidur, lakumul-laila libāsaw wan-nauma subātaw
terbangun lebih dini dan sulit untuk tidur wa ja'alan-nahāra nusyụrā
kembali (Fini, 2017). Terjemah Arti: Dialah yang
Menurut data WHO (World Health menjadikan untukmu malam (sebagai)
Organization), setiap tahunnya kurang lebih pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia
18% penduduk dunia mengalami insomnia menjadikan siang untuk bangun berusaha.
dengan keluhan yang sedemikian hebat Lanjut usia merupakan individu yang
sehingga dapat menyebabkan tekanan jiwa mengalami proses menghilangnya secara
bagi penderitanya, Siregar (dalam Dwi perlahan–lahan kemampuan jaringan untuk
Yanti, 2014). National Sleep Foundation memperbaiki diri atau mengganti dan
melaporkan lansia di Amerika usia 65 tahun mempertahankan fungsi normalnya sehingga
ke atas mengalami ganguan tidur/insomnia tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
sekitar 67% dari 1,508 orang, Gafur (dalam memperbaiki kerusakan yang dideritanya
Erwani, 2017). Di Taipei, Penelitian yang (Sunaryo dkk, 2016). Proses penuaan
dilakukan pada individu yang berusia diatas membuat lansia lebih mudah mengalami
60 tahun menunjukkan bahwa sebanyak gangguan tidur, selain mengakibatkan
40% lansia mengalami insomnia dimana perubahan normal pada pola tidur dan
mereka sulit untuk memulai tidur dan sering istirahat lansia (Maas, 2011). Keluhan-
terbangun pada malam hari, Tsou (dalam keluhan seputar masalah tidur merupakan
Fini, 2017). masalah umum yang terjadi di masyarakat
Pravelensi kejadian gangguan tidur luas, khususnya pada lansia. Lansia
lansia di Indonesia berdasarkan survey seringkali melaporkan mengalami kesulitan
epidemiologi, 49% atau 9.3 juta lansia untuk dapat tertidur saat berada di tempat
mengalami insomnia. Menurut penelitian tidur. Webb (dalam Maas, 2011), juga
Fransiska dkk, (2014) 17 dari 27 orang menyatakan bahwa penundaan waktu
reponden mengalami insomnia di Balai tertidur terjadi pada satu dari tiga lansia
Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah wanita dan satu dari lima lansia pria.
Paniki Kecamatan Mapanget Provinsi Kebutuhan tidur termasuk dalam kebutuhan
Sulawesi Utara. Sedangkan penelitian fisiologis. Kebutuhan tidur merupakan
Khorina dkk (dalam Erwani, 2017) 35 dari kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar
58 orang responden mengalami insomnia di bagi kelangsungan hidup manusia.
desa Trembulrejo kecamatan Ngawen Gangguan tidur yang sering
kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah. dikeluhkan adalah insomnia. Seseorang akan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik berkurang kuantitas dan kualitas tidurnya
Provinsi Gorontalo dari hasil sensus apabila mengalami insomnia. Insomnia ini
penduduk (2010), secara umum jumlah dapat mempengaruhi pekerjaan, aktivitas
penduduk lansia di sebanyak 62,11 ribu social dan status kesehatan bagi penderita.
orang atau 5,97 persen dari keseluruhan Seseorang dapat mengalami insomnia akibat
penduduk. Jumlah penduduk lansia laki-laki stress situasional seperti masalah keluarga,
(28,22 ribu orang) lebih sedikit dari jumlah masalah di tempat kerja atau kampus,
penduduk lansia perempuan (33,89 ribu penyakit atau kehilangan orang yang
orang). Sebarannya jauh lebih sedikit di dicintai. Jenis jenis keluhan insomnia yang

917
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

biasa dialami oleh lansia adalah kesulitan pasangannya. 3 lansia karena faktor gaya
tidur, bangun dini hari, sering terbangun di hidup meliputi kebiasaan minum kopi dan
malam hari dan sulit untuk tidur kembali merokok sebelum tidur sehingga sulit tidur
serta merasa tidak segar saat bangun pagi. dan terbangun pada malam hari, serta 4
Saputra (dalam Nindhy, 2018). Masalah lansia mengalami gangguan tidur karena
insomnia yang terjadi pada lansia ini faktor lingkungan ditempat tinggal, seperti
disebabkan oleh faktor psikologi (stres), bising, apabila ada yang menyalakan TV
problem psikiatri (depresi), sakit fisik, faktor ataupun lampu, maka mereka akan
lingkungan, gaya hidup, dan tidur siang terbangun dan sulit untuk tidur kembali.
berlebihan (Susilo dan Wulandari, 2011). Berdasarkan latar belakang di atas dan
Dari beberapa faktor diatas didapatkan studi pendahuluan yang dilakukan pada
hasil survei dilapangan ada 3 faktor yang daerah tersebut, maka peneliti tertarik untuk
lebih dominan mempengaruhi insomnia melakukan sebuah penelitian tentang
yaitu stres dimana stres ini dipengaruhi oleh “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
ketidakmampuan untuk memenuhi Gangguan Tidur (Insomnia) pada Lansia di
kebutuhan hidup, merasa hanya menjadi Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa
beban dikeluarga, serta kehilangan Kabupaten Bone Bolango”.
pasangan, adapun faktor gaya hidup dimana Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
kebiasaan lansia mengkonsumsi kopi dan untuk mengetahui Faktor - Faktor yang
merokok sebelum tidur serta faktor lainnya Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia)
yaitu lingkungan tempat tinggal, seperti pada Lansia di Desa Kaidundu Kecamatan
bising apabila ada yang menyalakan tv, Bulawa Kabupaten Bone Bolango.
cahaya lampu, suhu udara yang dingin atau
panas dapat menyebabkan lansia tersebut METODE PENELITIAN
sulit untuk tidur. Penelitian ini telah dilaksanakan di
Adapun penelitian sebelumnya Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa
dilakukan oleh (Geeky Angelia Ali, 2015) Kabupaten Bone Bolango dan Waktu
faktor–faktor yang mempenga ruhi penelitian telah dilaksanakan pada tanggal
gangguan pola tidur pada lansia di desa 12 Agustus sampai dengan 05 September
tolotio kabupaten gorontalo. Diperoleh hasil 2019. Desain penelitian ini menggunakan
terdapat beberapa masalah terhadap Survey Analitik dengan pendekatan cross
gangguan tidur pada lansia yaitu lingkungan sectional study yang bertujuan untuk
tidak nyaman, kelelahan dan penggunaan menjelaskan satu atau beberapa keadaan dan
obat, sedangkan pada penelitian ini terdapat menjelaskan hubungan antara satu keadaan
masalah gangguan tidur yaitu stres, dengan keadaan lainnya dari suatu peristiwa
lingkungan, gaya hidup. yang terjadi. Populasi dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil studi pendahuluan adalah 225 orang. Penentuan sampel dalam
dengan melakukan wawancara pada 15 penelitian ini adalah menggunakan
lansia, 2 lansia mengatakan tidak Purposive sampling dihitung dengan rumus
mengalami gangguan insomnia karena Slovin menjadi 59 responden. Pengumpulan
selalu melakukan gaya hidup sehat dengan data menggunakan kuesioner.
cara berolahraga secara teratur dan 13 lansia
mengatakan sering mengalami gangguan HASIL PENELITIAN DAN
insomnia, 6 lansia dikarenakan faktor stress, PEMBAHASAN
stres pada lansia tersebut diantaranya Analisis Univariat
ketidakmampuan untuk memenuhi Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
kebutuhan hidup seperti mereka sudah tidak Factor Stres
bekerja atau pensiun dan merasa hanya No. Jumlah Persentase
Stres
menjadi beban di keluarga serta kehilangan (Kode) (n) (%)

918
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

1 Ringan 13 22,0 Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone


2 Sedang 21 35,6 Bolango sebagian besar adalah kategori
3 Berat 25 42,4 Insomnia ringan
Total 59 100 Analisis Bivariat
Tabel 5. Hubungan Stres dengan Insomnia
pada Lansia di Desa Kaidundu
Berdasarkan tabel 1. Menunjukan stres Insomnia P
Total
Faktor Ringan Sedang Berat Valu
pada lansia di Desa Kaidundu Kecamatan Stres N % N % N % N % e
Bulawa Kabupaten Bone Bolango sebagian Ringan 8 13,6 4 6,8 1 1,7 13 22,0
besar adalah kategori stres berat Sedang 15 25,4 5 8,5 1 1,7 21 35,6
0,001
Berat 5 8,5 8 13,6 12 20,3 25 42,4
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Total 28 47,5 17 28,8 14 23,7 59 100
Gaya Hidup
No. Gaya Jumlah Persentase Berdasarkan tabel 5 menunjukan hasil
(Kode) Hidup (n) (%) uji statistik chi–square diperoleh nilai p
1 Baik 47 79,7 value = 0,001 yang berarti lebih kecil dari α
2 Buruk 12 20,3 = 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan
Total 59 100 Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat
hubungan stres dengan insomnia
Berdasarkan tabel 2. Menunjukan
Gaya Hidup pada lansia di Desa Kaidundu Tabel 6. Hubungan Gaya Hidup dengan
Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Insomnia pada Lansia di Desa
Bolango sebagian besar adalah kategori Kaidundu
Gaya Hidup baik Insomnia
P
Gaya Ringa Sedan Berat Total
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Val
Hidu n g
Lingkungan ue
p N % N % N % N %
No. Jumlah Persentase Baik 26 44,1 13 22,0 8 13,6 47 79,7
Lingkungan
(Kode) (n) (%) Buru 2 3,4 4 6,8 6 10,2 12 20,3
1 Baik 38 64,4 0,02
k
2 Buruk 21 35,6 4
Tota 28 47,5 17 28,8 14 23,7 59 100
Total 59 100 l
Berdasarkan tabel 3. Menunjukan Berdasarkan tabel 6 menunjukan hasil
Lingkungan pada lansia di Desa Kaidundu uji statistik chi–square diperoleh nilai p
Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone value = 0,024 yang berarti lebih kecil dari α
Bolango sebagian besar adalah kategori = 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan
Lingkungan baik Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat
hubungan gaya hidup dengan insomnia.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan
Insomnia Tabel 7. Hubungan Lingkungan dengan
No. Jumlah Persentase Insomnia pada Lansia di Desa
Insomnia
(Kode) (n) (%) Kaidundu
1 Ringan 28 47,5
2 Sedang 17 28,8 Insomnia
Total
3 Berat 14 23,7 Ringan Sedang Berat P
Total 59 100 Lingku N % N % N % N % Value
ngan
Baik 24 40,7 8 13,6 6 10,2 38 64,4
Berdasarkan tabel 4. Menunjukan Buruk 4 6,8 9 15,3 8 13,6 21 35,6 0,005
Insomnia pada lansia di Desa Kaidundu Total 28 47,5 17 28,8 14 23,7 59 100

919
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

perubahan kedudukan, pensiun serta


Berdasarkan tabel 7 Berdasarkan hasil menurunnya kondisi fisik dan mental juga
uji statistik chi–square diperoleh nilai p dapat mengakibatkan stres pada lansia.
value = 0,005 yang berarti lebih kecil dari α Hasil penelitian ini sejalan dengan
= 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan penelitian M Fajri Saputra (2012) dengan
Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat judul Hubungan Tingkat Stress Dengan
hubungan lingkungan dengan insomnia. Tingkat Insomnia Pada Lansia Di PSTW
Kasih Kasang Ibu Batusangkar, diperoleh
PEMBAHASAN informasi tentang tingkat stres pada lansia,
Analisis Univariat terlihat bahwa lebih dari sebagian responden
1. Faktor Stres Lansia di Desa mengalami tingkat stres sedang, yaitu
Kaidundu Kecamatan Bulawa sebanyak 48 orang (68,6%).
Menurut asumsi peneliti, banyak 2. Gaya Hidup Lansia di Desa
responden yang mengalami stres berat Kaidundu Kecamatan Bulawa
disebabkan seringnya gejala-gejala stres Menurut asumsi peneliti, sebagian
yang mereka alami seperti rasa ketakutan, besar lansia dengan gaya hidup baik dapat
gelisah saat tidur, dan merasa tidak bahagia. dikaitkan dengan jenis kelamin dan
Timbulnya stres tersebut dapat disebabkan pekerjaan responden. Sebagian besar jenis
oleh kematian suami/istri yang sangat kelamin responden yang memiliki gaya
mempengaruhi kondisi psikis responden. hidup baik dalam hasil penelitian ini adalah
Faktor lain yang memicu terjadinya stres perempuan dan pekerjaan mereka sebagian
pada responden adalah perubahan pada besar merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT).
status keuangan. Timbulnya stres karena Lansia yang berjenis kelamin perempuan
perubahan kesehatan dan status keuangan pada penelitian ini tidak mengungkapkan
akan mempengaruhi pola hidup mereka adanya kebiasaan merokok. Hal ini berbeda
selanjutnya, terutama bagi responden yang dengan yang diungkapkan oleh lansia yang
kurang mendapat perhatian/kunjungan dari memiliki gaya hidup buruk yaitu berjenis
keluarga. kelamin laki-laki. Sebagian besar lansia
Sedangkan responden yang mengalami yang berjenis kelamin laki-laki
stress sedang pada penelitian ini disebabkan mengungkapkan adanya kebiasaan merokok
stress yang mereka alami tidak terlalu dan minum kopi dalam kehidupan sehari-
mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya. hari. Hasil penelitian terdahulu yang
Pada umumnya stres yang dialami lansia dilakukan oleh Kurniasih (2017)
seperti merasa terganggu oleh bayang- mendapatkan bahwa sebagian besar
bayang masa lalu yang buruk, nafsu makan responden dengan perilaku merokok adalah
menurun dan merasa tidak bisa mengusir laki-laki.
masalah hidupnya. Stress yang dialami 3. Lingkungan Lansia di Desa
lansia pada penelitian ini dapat disebabkan Kaidundu Kecamatan Bulawa
peristiwa-peristiwa yang dapat memicu Menurut asumsi peneliti, Lingkungan
terjadinya stress seperti kegagalan dalam mempunyai peran besar terhadap terjadinya
perkawinan, rasa rindu dengan keluarga insomnia. Dimana lingkungan yang bising
yang jarang berkunjung, dan rasa kesepian seperti sura gaduh, cahaya, dan temperatur
karena jauh dari anggota keluarga serta dapat menganggu tidur pada seseorang baik
kurang mendapat perhatian dari anggota itu lansia dimana seseorang yang tinggal
keluarganya. dilingkungan yang bising dan berisik seperti
Menurut Nugroho (2011) stres yang itu harus memasang kedap suara atau tidur
terjadi pada lansia berhubungan dengan dengan memasang penutup telinga dengan
kematian pasangan, status sosial ekonomi, demikian kebisingan dapat sedikit dikurangi
penyakit, isolasi sosial dan spiritual,

920
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

karena hal ini dapat menyebabkan gangguan dibutuhkan untuk jatuh tidur tidak terlalu
tidur. lama, dan tidak merasa segar setelah bangun
Lansia mengeluhkan tidur malam yang pagi dalam waktu 2 – 7 hari. Terjadinya
terganggu akibat seringkali terbangun di insomnia tersebut karena responden
malam hari yang dikarenakan adanya suara memiliki kebiasaan buruk tidur siang hari
bising dari luar atau dalam rumah, lampu dalam waktu yang lama, sehingga pada
tetap menyala, suhu kamar tidur yang terlalu malam hari mereka sulit untuk memejamkan
hangat ataupun terlalu dingin. Uraian mata dan tidur.
tersebut mengindikasikan bahwa terdapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
berbagai faktor yang mempengaruhi tidur penelitian M Fajri Saputra (2012) dengan
pada lansia. Kim dan Moritz (dalam Maas, judul Hubungan Tingkat Stress Dengan
2011) menyatakan bahwa faktor yang Tingkat Insomnia Pada Lansia Di PSTW
menyebabkan gangguan pola tidur pada Kasih Kasang Ibu Batusangkar, diperoleh
lansia yaitu usia, penyakit atau nyeri, informasi tentang tingkat insomnia pada
depresi, kecemasan, lingkungan, dan gaya lansia, terlihat bahwa lebih dari sebagian
hidup. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan responden mengalami tingkat insomnia
dapat mempengaruhi kehidupan lansia sedang, yaitu sebanyak 48 orang (68,6 %).
seperti gaya hidup yang tidak baik selalu
merasakan insomnia dan stres. Hal tersebut Analisis Bivariat
disebabkan karena lansia merasa hidupnya 1. Hubungan Stres dengan Insomnia
sudah tidak lama lagi. pada Lansia di Desa Kaidundu
4. Insomnia Lansia di Desa Kaidundu Berdasarkan hasil uji statistik chi–
Kecamatan Bulawa square diperoleh nilai p value = 0,001 yang
Insomnia menurut Chaplin (2012) berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan
adalah ketidakmampuan yang kronis untuk demikian dapat disimpulkan Ha diterima dan
tidur. Menurut sigmund (dalam Morin H0 ditolak, artinya terdapat hubungan stres
2013), insomnia adalah suatu penyakit dengan insomnia.
gangguan tidur yang mencakup setiap Lansia dengan stres ringan
sistem, gangguan pada setiap fungsi, dalam menyatakan bahwa mereka lebih senang
kegelapan, dalam kesunyian, dan berada di rumah daripada beraktivitas di luar
kesendirian malam, semua ini disebabkan rumah, merasa gelisah, dan sulit
oleh masalah kecemasan, timbul bersamaan berkonsentrasi. Hasil penelitian ini selaras
dengan energi yang berlebihan serta dihantui dengan teori Kelliat (dalam Azizah, 2011)
oleh perasaan tidak bersemangat. Sedangkan yang menyatakan bahwa menarik diri,
menurut Silber (2015), insomnia ansietas, dan ketidakmampuan
didefinisikan sebagai kesulitan dengan berkonsentrasi termasuk dalam perilaku
inisiasi pemeliharaan durasi atau kualitas yang berhubungan dengan stres. Maslim
dari tidur yang mengakibatkan aktifitas di (dalam Azizah, 2011) juga menyatakan
siang hari terganggu, meskipun memiliki bahwa gejala stres ringan yaitu kehilangan
kesempatan dan situasi yang memadai untuk minat dan kegembiraan, konsentrasi dan
tidur. perhatian kurang, menurunnya aktifitas,
Menurut asumsi peneliti, banyak harga diri dan kepercayaan diri kurang.
responden yang mengalami insomnia sedang Lansia dengan stres ringan insomnia
disebabkan insomnia yang mereka alami berat 1 responden (1,7%) dikarenakan
tidak terlalu mengganggu kualitas tidur terdapat gangguan pencernaan sehingga
mereka dan hanya berlangsung beberapa lansia sering terjaga pada malam hari, faktor
hari saja. Bentuk gejala insomnia yang usia yang sudah tua yakni 74 tahun, semakin
jarang dialami responden tersebut seperti tinggi usia maka akan terjadi perubahan pola
jarang bermimpi buruk, waktu yang tidur. Hal ini sejalan dengan teori Widyanto

921
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

(2014) waktu istirahat lansia cenderung bahwa semakin baik gaya hidup lansia maka
lebih sedikit dan jarang bermimpi dibanding semakin rendah tingkat insomnianya.
usia sebelumnya. Lansia cenderung mudah Menurut asumsi peneliti, lansia
terbangun ketika tidur karena kendala fisik dengan gaya hidup baik insomnia ringan 26
dan juga lebih sensitif terhadap pemaparan responden (44,1%) menyatakan bahwa
cahaya. Gangguan tidur yang biasa dialami mereka menghindari konsumsi rokok, dan
lansia seperti insomnia. kopi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Lansia dengan stres berat menyatakan Kelompok lansia dengan gaya hidup baik ini
penyebab stres yang dialami mereka juga menyatakan bahwa adanya keinginan
dikarenakan kehilangan pekerjaan, menjaga kesehatan diri sendiri dan
penghasilan yang menurun, dan penyakit- dukungan keluarga memiliki peranan
penyakit fisik yang dialami. Lansia yang penting untuk mempertahankan gaya hidup
termasuk dalam kategori ini hanya tinggal yang sehat. Lansia dengan gaya hidup baik
dengan suami atau istri, bahkan beberapa juga menyadari tentang dampak atau efek
lansia hanya tinggal sendiri di rumah mereka buruk apabila mereka mengkonsumsi kopi
dikarenakan pasangan hidup telah dan rokok. Hal tersebut menjadikan lansia
meninggal dunia. Hasil penelitian tersebut memiliki kebiasaan untuk melakukan gaya
selaras dengan pernyataan Friedman (dalam hidup yang sehat. Hal ini sejalan dengan
Azizah, 2011). dikemukakan di atas oleh Nugroho (2008)
Lansia yang mengalami stres berat bahwa pada lansia akan terjadi berbagai
insomnia ringan 5 responden (8,5%) karena kemunduran organ tubuh. Jadi yang
terjadi keletihan yang meningkat sehingga diharapkan pada lansia walaupun usia sudah
menyebabkan lansia tersebut cepat ingin lanjut, harus tetap menjaga kesehatan
istrahat. Hal ini sejalan dengan teori Priyoto dengan memperhatikan gaya hidup seperti
(2014) bahwa salah satu ciri-ciri orang pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan
dengan stres berat yaitu keletihan istirahat, tidak merokok dan lain-lain.
meningkat. Lansia dengan gaya hidup buruk
Peneliti menganalisis bahwa upaya insomnia sedang 4 responden (6,8%)
penanggulangan stres pada lansia dengan memiliki kebiasaan gaya hidup yang tidak
stres ringan tersebut penting untuk sehat tetapi frekuensi dari pengkonsumsian
dilakukan. Upaya-upaya tersebut dapat rokok maupun kopi mereka kurang, tidak
menangani stres pada lansia dan secara tidak seperti yang mengalami insomnia berat.
langsung akan berdampak pada penurunan Lansia tersebut mengkonsumsi kopi dalam
nilai kualitas tidur yang buruk pada lansia. selang waktu dua sampai tiga hari untuk
Keluarga yang memiliki hubungan mengkonsumsi kopi tersebut. Lansia yang
emosional yang dekat dapat dijadikan pilar merokok hanya mengkonsumsi setengah pak
utama dalam menangani stres pada lansia. rokok saja dalam sehari. Lansia juga
2. Hubungan Gaya Hidup dengan diberikan motivasi yang tinggi dari pihak
Insomnia pada Lansia di Desa keluarga untuk meminimalkan penggunaan
Kaidundu rokok dan kopi dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil uji statistik chi– Adanya dukungan keluarga akan membantu
square diperoleh nilai p value = 0,024 yang menurunkan kecemasan pada lansia.
berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan Keluarga sebagai orang terdekat dengan
demikian dapat disimpulkan Ha diterima dan lansia ikut memiliki peran dalam
H0 ditolak, artinya terdapat hubungan gaya meningkatkan kesejahteraan lanjut usia dan
hidup dengan insomnia. Selanjutnya membantu lansia mengatasi kecemasannya.
berdasarkan tabulasi silang tingkat insomnia Aplikasi peran keluarga adalah dengan
ditinjau dari gaya hidup menunjukkan memberikan dukungan informasi,

922
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

emosional, instrumental dan penilaian Lansia dengan lingkungan fisik buruk


(Handayani, 2009). insomnia sedang 9 responden (15,3%)
Lansia dengan gaya hidup buruk menyatakan bahwa kebisingan mengganggu
insomnia berat 6 responden (10,2%) telah tidur mereka di malam hari. Lansia
mengkonsumsi kopi dan rokok sejak lama. menyatakan seringkali terbangun akibat
Hal ini menjadikan gaya hidup tidak sehat mendengar suara TV yang keras dan cahaya
telah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari. lampu yang masih menyala. Suara
Lansia yang termasuk dalam kategori gaya mempengaruhi tidur seseorang. Kebisingan
hidup buruk ini juga menyatakan sebenarnya dapat menyebabkan pemendekan tidur yang
mereka mengetahui bahwa mengkonsumsi nyenyak dan perpanjangan tidur dangkal
rokok dan kopi yang berlebihan dapat (tahap 1 dan 2 NREM). Durasi tidur REM
berdampak buruk bagi kesehatan, namun pada lansia dengan lingkungan yang bising
mereka juga menyatakan kesulitan mereka juga mengalami penurunan (Kawada, 2011).
untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Hasil yang berbeda diungkapkan oleh lansia
Hal ini sejalan dengan teori (Rafknowledge, dengan lingkungan fisik baik. Lansia dengan
2004) Faktor-faktor penyebab insomnia lingkungan fisik baik menyatakan bahwa
secara garis besar yaitu stres atau kamar tidur mereka nyaman, suhu kamar
kecemasan, depresi, kelainan-kelainan tidur nyaman, dan suasana yang sunyi
kronis, efek samping pengobatan, pola senyap di malam hari. Lansia dengan
makan yang buruk, kafein, nikotin, alkohol, kategori ini juga menyatakan mereka jarang
dan kurang berolahraga. Untuk penyebab terbangun dari tidur di malam hari karena
lainnya bisa berkaitan dengan kondisi- masalah pada lingkungan fisik kamar tidur.
kondisi spesifik seperti usia lanjut, wanita Hal ini selaras dengan pernyataan Potter dan
hamil, riwayat depresi atau penurunan. Perry (2005) yang menyatakan bahwa
Hasil penelitian ini mengindikasikan lingkungan tempat lansia tidur berpengaruh
pentingnya mempertahankan gaya hidup penting terhadap kemampuan untuk tertidur
yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. dan tetap tertidur.
Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk Pola tidur dapat dipengaruhi oleh
menerapkan kebiasaan yang baik dalam lingkungan, bukan seluruhnya akibat proses
menciptakan hidup yang sehat dan penuaan Garcia-Garcia dan Drucker-Colin
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat (dalam Maas, 2011). Ruangan yang terlalu
mengganggu kesehatan Keuntungan hangat atau dingin seringkali menyebabkan
bergaya hidup sehat antara lain merasa lansia gelisah (Potter dan Perry, 2005).
tentram, aman, dan nyaman, memiliki rasa Suasana kamar tidur yang terlalu hangat dan
percaya diri, hidup seimbang, tidur nyenyak. pengap juga membuat lansia seringkali
Upaya mempertahankan gaya hidup yang terjaga dari tidurnya. Ventilasi berfungsi
baik atau sehat penting untuk dilakukan menjaga aliran udara dalam kamar tetap
karena pada akhirnya juga dapat segar, sehingga keseimbangan oksigen yang
menurunkan kualitas tidur yang buruk pada diperlukan oleh penghuni kamar tetap
lansia. terjaga. Kurangnya ventilasi akan
3. Hubungan Lingkungan dengan menyebabkan kurangnya oksigen sehingga
Insomnia pada Lansia di Desa kadar karbondioksida yang bersifat racun
Kaidundu dapat meningkat dan mengganggu
Berdasarkan hasil uji statistik chi– kenyamanan tidur lansia (Notoatmodjo,
square diperoleh nilai p value = 0,005 yang 2010).
berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan
demikian dapat disimpulkan Ha diterima dan PENUTUP
H0 ditolak, artinya terdapat hubungan Simpulan
lingkungan dengan insomnia.

923
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian pada Lansia


dengan sebagian besar berusia 65-68 tahun,
berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan SD,
dan berprofesi sebagai IRT, Faktor stres lansia
sebagian besar adalah kategori stres berat,
Faktor gaya hidup lansia sebagian besar adalah
kategori baik, Faktor lingkungan lansia sebagian
besar adalah kategori baik, Terdapat hubungan
Stres dengan Insomnia pada Lansia,Terdapat
hubungan Gaya Hidup dengan Insomnia pada
Lansia, Terdapat hubungan Lingkungan dengan
Insomnia pada Lansia di Desa Kaidundu
Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma'rifatul (2011). Keperawatan
Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha.
Erwani (2017). Faktor – faktor yang
berhubungan dengan insomnia pada lansia
di puskesmas belimbing padang. Jurnal.
Poltekkes Kemenkes Padang
Fransiska, dkk (2014). Hubungan Tingkat
Kecemasan Dengan Insomnia Pada Lansia
Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja
Cerah Paniki Kecamatan Mapanget
Manado. Skripsi. PSIK FK UNSRAT
Khoirina Iza dkk, (2014). Jurnal penelitian
tentang Hubungan Antara Depresi Dengan
Kejadian Insomnia Pada Lansia Di Desa
Trembulrejo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Blora
M. Fajri Saputra. (2012). Jurnal Penelitian
tentang Hubungan Tingkat Stres Dengan
Tingkat Insomnia Pada Lansia Di PSTW
Kasih Kasang Ibu BatuSangkar.
Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan
Tidur Lainnya. Jakarta: Elex.
Viska Suci Ramadhani (2014). Hubungan Stres
Dengan Kejadian Insomnia Pada Lansia
Di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih
Sayang Ibu Batusangkar. Skripsi. PSIK
UM Sumatra Barat

924

Anda mungkin juga menyukai