Anda di halaman 1dari 39

PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN

DAN PASCA KEGUGURAN


MELALUI JAMPERSAL

OLEH

FRANSISCA N. ERO, S.Si.T, MPH

(IKATAN BIDAN INDONESIA CABANG ENDE)

Disampaikan pada Sosialisasi Peningkatan KB MKJP


Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran Melalui
Program Jampersal Bagi Tenaga Penggerak dan
Pelayanan KB di Kabupaten Ende, 28 Juni 2013
PENDAHULUAN

 Jumlah kelahiran di Indonesia diperkirakan sekitar


4.2-4.5 juta (BPS 2009)

 19.7 % merupakan kehamilan yang tidak diinginkan


dari jumlah kelahiran

 Tingginya jumlah kelahiran dan keguguran maka


diperlukan suatu perencanaan kehamilan sehingga
kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang
diinginkan.
LANJUTAN….

 Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu


(AKI), diperlukan upaya terobosan.

 Salah satunya adalah dengan peningkatan KB pasca


persalinan, yaitu penggunaan metode kontrasepsi
pada masa nifas sampai dengan 42 hari setelah
melahirkan.

 Program KB pasca persalinan menyatu dengan


program Jaminan Persalinan sehingga setiap ibu yang
bersalin yang ikut program ini dapat segera ber-KB
TUJUAN DARI PROGRAM INI

 Untuk meningkatkan tingkat kesehatan ibu dan


anak disamping untuk meningkatkan angka
penggunaan kontrasepsi (JNPK, 2008) .

(Studi tentang penggunaan kontrasepsi di


kalangan perempuan pasca persalinan di
Indonesia sangat terbatas)
KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN

A. Definisi

Kontrasepsi adalah cara untuk


menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma sehingga dapat mencegah
terjadinya kehamilan (JHPIEGO, 2008)
B. ARTI PENTING KB PASCA PERSALINAN

Alasan pelaksanaan KB pasca persalinan antara


lain termasuk:

 Kembalinya fertilitas dan resiko terjadinya


kehamilan,

 Jarak kehamilan yang dekat , resiko terhadap bayi


dan ibu

 serta ketidaktersediaankontrasepsi
MENGAPA PERLU KB PASCAPERSALINAN?

 Mencegah kehilangan kesempatan ber-KB (missed


opportunity).

 Kesuburan perempuan pada keadaan pasca


persalinan tidak terduga dan kadang dapat terjadi
sebelum datangnya menstruasi.

 Rata-rata pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi


terjadi pada 45 hari pasca persalinan atau lebih awal.
Dua dari tiga ibu yang tidak menyusui akan
mengalami ovulasi sebelum datangnya menstruasi.
METODE KB PASCA PERSALINAN TERBAGI ATAS
2 JENIS, YAITU:

NON HORMONAL HORMONAL

a. Metode Amenore Laktasi a. Progestin:


(MAL) pil, injeksi, dan
b. Kondom implan

c. AKDR a. Kombinasi:

d. Abstinensia (Kalender) pil dan injeksi

e. Kontrasepsi Mantap
(Tubektomi dan Vasektomi)
LANJUTAN…..

 Dari seluruh alat dan obat kontrasepsi yang


dapat digunakan pada pasca persalinan, yang
paling berpotensi untuk mencegah missed
opportunity ber-KB adalah AKDR
PASCAPLASENTA, yakni: pemasangan alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dalam 10
menit setelah plasenta lahir (atau sebelum
penjahitan uterus pada operasi caesar).
 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2010, Contraceptive Prevalence
Rate (CPR) metode kontrasepsi cara modern telah
mencapai 55,8%.

 Metode kontrasepsi jangka pendek, yaitu suntik


(32,3%) dan pil (12,8%).

 Metode kontrasepsi jangka panjang


menggunakan AKDR masih sangat sedikit, yaitu
hanya 5,1%.
Untuk itu pada tahun 2012, Kementerian
Kesehatan telah menyiapkan tenaga pelatih KB
Pasca Persalinan di 30 provinsi dan telah
menyusun Pedoman Pelayanan KB Pasca
Persalinan yang dilengkapi dengan Panduan
Praktis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Pascaplacenta kerjasama dengan BkkbN.
ALAT/CARA KB YANG RISKESDAS
DIGUNAKAN 2010
Sterilisasi Perempuan 2.1
Sterilisasi Pria 0.1
Pil 12.8
IUD/AKDR/Spiral 5.1
Susuk 1.4
Suntikan 32.3
Kondom 1.1
Diagfragma 0.1
Pantang berkala 0.4
Sanggama Terputus 0.3
Amenorrhea Laktasi 0.1
Lainnya 1.5
Tidak menggunakan 44.2
KB PASCAPERSALINAN

Suatu program yang dimaksudkan untuk


mengatur kelahiran, menjaga jarak kehamilan
dan menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, agar dapat mengatur kehamilan
melalui penggunaan alat/ obat kontrasepsi
setelah melahirkan.
KLIEN PASCAPERSALINAN DIANJURKAN:

 Memberi ASI eksklusif (hanya memberi ASI


saja) kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6
bulan. Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan
makanan pendamping ASI, dengan pemberian ASI
diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
 Tidak menghentikan ASI untuk mulai suatu
metode kontrasepsi.
 Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih
agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi.
 Klien pascapersalinan yang tidak menyusui,
masa infertilitas rata-rata berlangsung sekitar 6
minggu

 Sedangkan klien pascapersalinan yang


menyusui, masa infertilitas lebih lama.

 Namun, kembalinya kesuburan tidak dapat


diperkirakan.
 Menyusui secara eklusif merupakan suatu
metode kontrasepsi sementara yang cukup
efektif, selama klien belum mendapat haid dan
waktunya kurang dari 6 bulan pascapersalinan.

 Efektifitas dapat mencapai 98%. Efektif bila


menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi
mendapat cukup asupan perlaktasi.
WAKTU YANG DIANJURKAN UNTUK MEMULAI
KONTRASEPSI PADA WANITA MENYUSUI

Persalinan 3 mgg 6 mgg 6 bulan

Metode Amenorhoe Laktasi


AKDR
Kontap
Kondom

Kontrasepsi Progestin

Kontrasepsi
kombinasi
 Klien menyusui tidak memerlukan kontrasepsi pada 6
minggu pascapersalinan. Pada klien yang menggunakan
MAL waktu tsb dapat sampai 6 bulan
 Jika klien menginginkan metode selain MAL, perlu
didiskusikan efek samping metode kontrasepsi tsb
terhadap laktasi dan kesehatan bayi.
Mis. Pil Kombinasi, meskipun dosis rendah:
- mengurangi produksi ASI
- pertumbuhan bayi (6-8 mgg PP)
 Tunggulah 8 – 12 mgg PP sebelum mulai
Pil/Suntikan Kombinasi
WAKTU YANG DIANJURKAN UNTUK MEMULAI
KONTRASEPSI PADA WANITA TIDAK MENYUSUI

Persalinan 3 mgg 6 mgg 6 bulan

AKDR
Kontap
Kondom

Kontrasepsi Progestin

Kontrasepsi Kombinasi
 Klien tidak menyusui umumnya akan mendapat haid
kembali dalam 4 – 6 minggu PP

 Kurang lebih 1/3 nya berupa siklus ovulatoir

  kontrasepsi harus dimulai pada waktu/ sebelum hub


seks pertama PP.

 Karena masalah pembekuan darah masih terdapat pada 2-


3 minggu PP  kontrasepsi kombinasi jangan dimulai
sebelum 3 minggu PP

 Sebaliknya kontrasepsi progestin dapat segera dimulai PP


karena metode ini tidak meningkatkan risiko masalah
pembekuan darah.
METODE KONTRASEPSI PASCAPERSALINAN

Metode Waktu PP Ciri-ciri khusus Catatan


kontrasepsi
MAL  Mulai segera PP Manfaat kesh bg Harus benar-
ibu dan bayi benar ASI
Efektivitas tinggi eksklusif
sd 6 bln PP dan Memberikan waktu
belum haid utk memilih metode Efektivitas
kontrasepsi lain berkurang jika
mulai
suplementasi
Kontrasepsi Jika menyusui: Selama 6 – 8 mgg Kontrasepsi
kombinasi o jangan dipakai PP, kontrasepsi kombinasi
sblm 6-8 mgg PP kombinasi akan merupakan
mengurangi ASI dan pilihan terakhir
mempengaruhi pada klien
tumbang bayi menyusui
Metode Waktu PP Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi

oSebaiknya tidak  Selama 3 mgg Dapat diberikan


dipakai dlm waktu PP kontrasepsi pada klien
6 mgg – 6 bln PP kombinasi dengan riwayat
meningkatakan PE/HDK
 Jika pakai MAL risiko masalah
tunda sampai 6 pembekuan Stlh 3 mgg PP
bln. darah. tidak
meningkatkan
Jika tdk Jika klien tdk risiko
menyusui dpt mendapatkan pembekuan
dimulai 3 mgg PP haid dan sdh darah.
berhub seks,
mulailah
kontrasepsi
kombinasi
setelah yakin tdk
hamil.
Metode Waktu PP Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi

Kontrasepsi Sblm 6 mgg PP, klien  Selama 6 mgg  Berpengaruh


Progestin menyusui jangan PP, progestin ireguler dapat
menggunakan mempengaruhi terjadi
kontrasepsi Progestin. Tumbang bayi

Jika menggunakan  Tidak ada


MAL, kontrasepsi pengaruh
Progestin dapat terhadap ASI
ditunda sampai 6 bln.

Jika tdk menyusui,


dpt segera dimulai

Jika tdk menyusui > 6


mgg PP, atau sdh dpt
haid, kontrasepsi
progestin dpt dimulai
stlh yakin tdk ada
kehamilan
Metode Waktu PP Ciri-ciri Catatan
kontrasepsi khusus

AKDR  Dpt dipasang  Tidak ada  Insersi postplasental


langsung PP, pengaruh memerlukan petugas terlatih
sewaktu SC atau thdp ASI khusus
48 jam PP
Efek Konseling perlu dilakukan
Jika tidak, samping sewaktu ANC
insersi ditunda lebih sedikit
sampai 4 – 6 mgg pada klien Angka pencabutan AKDR thn I
PP yang lbh tinggi pada klien menyusui
menyusui
Jika laktasi atau Ekspulsi spontan lbh tinggi (6-
haid sudah 10%) pada pemasangan
dapat, insersi pascaplasental
dilakukan ssdh
yakin tidak ada  Berpengaruh ireguler dapat
kehamilan terjadi

Stlh 4-6 mgg PP teknik sama


dgn pemasangan wktu interval
Metode Waktu PP Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi
Kondom/ Dapat digunakan  Tdk ada  Sebaiknya
Spermisida setiap saat PP pengaruh thdp kondom yang
laktasi diberi pelicin

Sbg cara
sementara sambil
memilih metode
lain
Diafragma Sebaiknya tunggu sd 6 Tidak ada Perlu
mgg PP pengaruh thdp pemeriksaan
laktasi dalam oleh
petugas

Penggunaan
spermisida
membantu
mengatasi
masalah
keringnya vagina
Metode Waktu PP Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi
KB Alamiah  Tidak dianjurkan  Tdk ada  Lendir serviks
sampai siklus haid pengaruh thdp keluar spt haid
kembali teratur laktasi reguler lagi

Suhu basal tubuh


kurang akurat jika
klien sering
terbangun wakyu
malam untuk
menyusui.

Koitus Dapat digunakan Tidak ada Beberapa pasangan


Interuptus setiap waktu pengaruh thdp tidak sanggup untuk
atau laktasi atau abstinensi
Absteinensia tumbang bayi
 Perlu Konseling
Abstinensi 100%
efektif
Metode Waktu PP Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi
Kontrasepsi Dapat dilakukan dlm Tidak ada Perlu anestesi
mantap: 48 jam PP pengaruh thdp lokal
Tubektomi laktasi atau
Jika tidak, tunggu sd tumbang bayi Konseling sdh hrs
6 mgg PP dilakukan sewaktu
Minilaparatomi PP ANC
paling mudah
dilakukan dlm 48
jam PP

Vasektomi Dapat dilakukan dlm Tidak segera Merupakan salah


setiap saat efektif karena perlu satu cara KB
paling sedikit 20 untuk pria
ejakulasi (+ 3 bulan)
sampai benar-benar
steril

Minilaparatomi PP
paling mudah
dilakukan dlm 48
KONTRASEPSI
PASCAKEGUGURAN
KETERKAITAN ASUHAN
PASCAKEGUGURAN DENGAN KB

Merupakan kesempatan yang


langka bagi seorang perempuan
terpapar dgn pelayanan kesehatan
OKI kesempatan utk memberi
informasi dan pelayanan KB
PELAYANAN KB PASCAKEGUGURAN SBB:

 Konseling ttg kontrasepsi

 Jaminan tersedianya pasokan kontrasepsi

 Akses terhadap asuhan lanjut

 Informasi ttg perlindungan terhadap IMS

 Hal-hal khusus berkenaan dgn pribadi klien,


kondisi klinis, dan kemampuan fasilitas
kesehatan setempat
WAKTU MULAI
 Perlu dimulai segera karena ovulasi dapat terjadi 11
hari sesudah terapi keguguran/ abortus.

 Sekurang-kurangnya klien perlu mendapat konseling


dan informasi agar mereka mengerti:
 Klien dapat hamil lagi sebelum haid berikutnya datang

 Ada kontrasepsi yang aman untuk menunda atau mencegah


kehamilan

 Di mana dan bagaimana klien dapat memperoleh


pelayanan.
JENIS KONTRASEPSI YANG DAPAT DIPAKAI

 Kontrasepsi yang dianjurkan sesudah keguguran


trimester I, sama dengan yang dianjurkan pada
masa interval

 Kontrasepsi yang dianjurkan sesudah keguguran


trimester II, sama dengan yang dianjurkan pada
masa pascapersalinan.
METODE KONTRASEPSI PASCAKEGUGURAN
Metode Waktu mulai Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi penggunaan
Pil Kombinasi  Segera mulai Dapat segera Jika konseling dan
dimulai walaupun informasi belum
terdapat infeksi cukup, tunda
suntikan pertama
Kontrasepsi Sangat efektif atau pemasangan
Progestin implan. Berikan
metode sementara.
Suntikan Langsung efektif
Kombinasi

Implan Mengurangi Untuk implan, perlu


kehilangan tenaga terlatih.
darah/anemia
AKDR Trimester I Jika konseling dan
AKDR dpt informasi belum
langsung dipasang cukup, tunda
jika tidak ada pemasangan
infeksi
Metode Waktu mulai Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi penggunaan
Trimester II Pada trimester II
Tunda pemasangan 4-6 kemungkinan
mgg PK kecuali jika risiko perforasi
tenaga terlatih dan sewaktu
peralatan untuk insersi pemasangan lebih
PK tersedia besar

Yakinkan tdk ada


infeksi. Jika ternyata
ada infeksi, tunda
pemasangan sampai
infeksi teratasi 3 bln.
Kondom/Sper Mulai segera sewaktu Metode sementara
misida mulai hub seks sambil menunggu
metode lain
KB Alamiah Tidak dianjurkan Waktu ovulasi
pertama PK sulit
ditentukan
Metode Waktu mulai Ciri-ciri khusus Catatan
kontrasepsi penggunaan
tubektomi Secara teknis, Minilaparatomi Perlu konseling
tubektomi dapat sesudah dan informasi
langsung dikerjakan keguguran yang cukup
sewaktu terapi trimester I sama
keguguran kecuali dengan waktu
jika ada perdarahan interval
banyak atau infeksi.
Sesudah
keguguran
trimester II sama
dengan prosedur
PP
PANDUAN METODE KONTRASEPSI PADA
BEBERAPA KONDISI KLINIS

Kondisi klinis Perlu hati-hati Rekomendasi


Infeksi

Tanda-tanda infeksi AKDR : jangan  kontrasepsi


dipasang sampai kombinasi: dapat
infeksi teratasi (3 segera diberikan.
bulan)

Tanda- tanda aborsi Tubektomi: jangan Kontrasepsi progestin:


tidak aman dilakukan sampai dapat segera diberikan
infeksi teratasi (3
Tidak dapat bulan) Barier: dapat
menyikirkan infeksi digunakan.
Kondisi klinis Perlu hati-hati Rekomendasi

Perlukaan jalan lahir

 Perforasi uterus AKDR : jangan  Kontrasepsi


dipasang sampai kombinasi: dapat
perlukaan sembuh segera diberikan.

Perlukaan vagina Diafragma: idem Kontrasepsi progestin:


atau serviks dapat segera diberikan
Spermisida: idem
Kondom: dapat
Tubektomi: idem digunakan.
Kondisi klinis Perlu hati-hati Rekomendasi

Perdarahan banyak

 (Hb < 8 gr%)  Implan: tunda  Kontrasepsi


sampai anemia diatasi kombinasi: dapat
segera diberikan.
Kontrasepsi suntik:
idem
AKDR: dapat
Kontrasepsi digunakan.
progestin: hati-hati
Spermisida dapat
AKDR : tunda sampai digunakan.
anemia diatasi

Tubektomi: idem

Anda mungkin juga menyukai