Anda di halaman 1dari 25

KeLayakan Medis untuk Penggunaan KOntrasePsi

(KLOP) (Medical Eligibility Criteria for Contraceptive


Use/ MEC) WHO 2015
ed.
TUJUAN

Alat bantu pada Kelayakan Medis untuk Kontrasepsi:

Untuk merubah
Untuk membuat dasar miskonsepsi mengenai Untuk meningkatkan
Untuk mengurangi
panduan untuk praktik siapa yang dapat dan kualitas, akses dan
barier medis dalam
Keluarga Berencana tidak dapat penggunaan dalam
praktek (Tidak
pada bukti terbaik yang menggunakan pelayanan Keluarga
berdasarkan bukti)
tersedia kontrasepsi secara Berencana
aman
MEC (MEDICAL E LIGIBILITY C
RITERIA)
• Sebagai pedoman kriteria yang
dapat digunakan untuk memilih
metode kontrasepsi menurut
kondisi kesehatan pasien
• Saat ini sudah selesai
diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia, serta telah dibuat
Manual Penggunaan Aplikasi MEC
di smartphone
Utk memudahkan penggunaannya bagi petugas pelayanan KB buku
MEC setebal 276 halaman

telah diringkas dlm bentuk “WHEEL”

Disain MEC Wheel


dibuat mirip
Pregnancy Wheel
yg banyak
digunakan utk ANC
oleh Bidan

MEC Wheel on line : http://srhr.org/mecwheel/


MEC Wheel utk HP & Tab
MEC Wheel dr WHO telah banyak diterjemahkan kedlm berbagai
bahasa
Terjemahan MEC Wheel EDISI 2015 sudah dicetak 2 kali
oleh

Cetakan pertama berwarna Cetakan ke dua berwarna


BIRU HIJAU
Dapat diunduh di Google playstore atau Apple
store
10-Apr-
KATEGORI MEC UNTUK KELAYAKAN KONTRASEPSI
Ketika
Kategor Ketika penilaian klinis
Deskripsi penilaian klinis
i tersedia
terbatas
Gunakan metode ini
1 Dapat digunakan
dalam kondisi apapun Gunakan
metode ini
Keuntungan melebihi Secara umum
2
resiko gunakan metode ini

Penggunaan metode
ini biasanya tidak
Resiko secara umum direkomendasikan,
3 kecuali metode lain Jangan
melebihi
keuntungan tidak tersedia/tidak gunakan
dapat diterima metode ini

Resiko kesehatan tidak Metode tidak boleh


4
dapat diterima digunakan
KATEGORI UNTUK PROSEDUR STERILISASI BEDAH

Accept/ Dapat Tidak ada alasan medis untuk menolak sterilisasi pada kondisi
A Diterima ini

Prosedur biasanya dapat dilakukan pada keadaan


C Caution/ Hati-Hati normal namun perlu persiapan ekstra dan hati-hati

Prosedur ditunda sampai kondisi dievaluasi dan/atau


D Delay/ Tunda dikoreksi. Metode kontrasepsi alternatif sementara harus
disediakan

Prosedur harus dilakukan oleh operator dan staf yang


berpengalaman dan peralatan harus tersedia untuk anestesi
umum, dan dukungan medis lainnya. Pada kondisi ini harus
S Special/ Khusus dipikirkan prosedur dan regimen anestesi yang tepat. Metode
kontrasepsi alternatif sementara harus disediakan jika rujukan
dibutuhkan atau jika terdapat penundaan.
Angka Kehamilan per 100 Angka Kehamilan per 100
Wanita pada Tahun Wanita pada Tahun
Pertama Pertama
Dipakai Dipakai
Metode Dipakai secara Dipakai
secara tepat Metode Kontrasepsi tepat dan
Kontrase secara biasa secara biasa
dan konsisten
psi
konsisten
Implan 0.05 0.05 Kondom Pria 2 15
Vasektomi 0.1 0.15 Metode Penilaian Ovulasi 3
Metode Dua Hari
AKDR LNG 0.2 0.2 4
(Menilai Sekret Serviks)
Tubektomi 0.5 0.5 Metode Kalender 5
AKDR Cu 0.6 0.8 Diafragma dengan Spermisida 6 16
Metode
0.9 2 Kondom Wanita 5 21
Amenore Laktasi
(6 bulan)
Suntikan
0.05 2 Metode alamiah lain 25
kombinasi sebulan
sekali
Suntikan progestin 0.3 3 Senggama Terputus 4 27
Pil kombinasi 0.3 8 Spermisida 18 29
Pil Progestin 0.3 8 Tudung serviks 26;9 32;16
Tidak menggunakan
Koyo kombinasi 0.3 8 85 85
Kontrasepsi
Cincin
0.3 8
vagina
kombinasi

0 - 0,9 1-9 10 - 25 26 - 32
Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif
HOME
Contoh Kasus
KASUS 1
Ny. B, usia 35 tahun, P3A0, baru saja
melahirkan seorang bayi 1 minggu
yang lalu dan saat ini sedang
menyusui. Pasien diketahui menderita
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu,
serta tidak rutin minum obat. Tekanan
darah saat ini 160/100 mmHg. Apa
metode kontrasepsi yang terbaik
untuk pasien?

Langkah-langkah:

Pada kasus ini, kita akan


menggunakan Diagram
Lingkaran Kriteria Kelayakan
Medis. Pilih tab
“Diagram Lingkaran Kriteria
Kelayakan Medis” pada menu
utama

10-Apr-
Kemudian muncul
diagram. Putar
diagram sampai
terdapat
“Hipertensi”, putar
ke bagian
“>160/>100”.
Kemudian akan
muncul metode-
metode kontrasepsi
yang
direkomendasikan.

Pada kasus ini, metode kontrasepsi yang


direkomendasikan ialah Pil Progestin,
Implan, AKDR-LNG, AKDR-Cu, serta
Tubektomi.
10-Apr-
 KASUS 2
Pasien wanita,35 tahun, P4A2. Satu tahun yang
lalu saat hamil, pasien terdiagnosis Penyakit
Radang Panggul. Saat ini pasien dalam terapi
oral untuk Diabetes Mellitus tipe 2. Apa metode
kontrasepsi yang sebaiknya digunakan oleh
pasien?
Langkah-langkah:
 Pada kasus ini, pasien memiliki dua
morbiditas, sehingga akan lebih baik jika
menggunakan “Penapisan Klien berdasarkan
Kriteria Kelayakan Medis”, bukan Diagram
 Buka aplikasi MEC, buka menu “Penapisan
Klien berdasarkan Kriteria Kelayakan Medis”
Untuk morbiditas pertama (Penyakit radang
panggul): Ketuk tab “Penyakit Radang Panggul”

10-Apr-19
 Pilih “ya”
Kemudian karena
pasien juga memiliki
riwayat Diabetes
Mellitus, pilih tab
“Diabetes”, pilih
“ya” di pertanyaan
berikutnya

10-Apr-
 Pilih “Selesai” pada
bagian bawah layar.
Kemudian akan keluar
metode kontrasepsi yang
hasil
disarankan berikut dengan
skor masing-masing metode,
dengan keterangan dan
kondisi yang dapat dilihat jika
memilih tab “Keterangan”
dan “Kondisi”. Pada kasus ini,
metode kontrasepsi yang
direkomendasikan ialah Pil
Kombinasi, Pil Progestin, Injeksi
Progestin, dan Implan

A. Jika kondisi timbul saat menggunakan metode kontrasepsi ini, kontrasepsi tersebut
dapat dilanjutkan selama pengobatan.
Q. Untuk insulin-dependent & non insulin-dependent. Jika terdapat komplikasi atau
durasi >
Langkah selanjutnya adalah menentukan kapan klien dapat
menggunakan metode kontrasepsi tersebut, karena klien sedang dalam
masa pascapersalinan. Untuk itu, buka menu “Kontrasepsi Pasca
Persalinan”

Pada diagram diatas, klien kita masukkan dalam kategori menyusui, dan rentang waktu
48 jam-3 minggu pasca persalinan. Dari diagram dapat terlihat bahwa:
1. Pil Progestin dan Implan dapat digunakan segera
2. AKDR-LNG dan AKDR-Cu baru dapat digunakan setelah 4 minggu pasca persalinan
3. Tubektomi dapat baru dapat dilakukan setelah 6 minggu pasca persalinan
1. BELUM OPTIMALNYA PROMOSI DAN KONSELING
KB PASCA PERSALINAN YANG DILAKUKAN BAIK
DI FASKES ->> adanya pengembangan materi KB
PP PK berupa Mec Wheel KLOP (bentuk aplikasi
dan manual diagram)
2. TERBATASNYA MATERI PROMOSI DAN
KONSELING KB PASCA PERSALINAN DI FASKES
3. BELUM OPTIMALNYA KOMITMEN PELAKSANA
KB
PASCA PERSALINAN
KB PASCA
PERSALINAN
Definisi pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai kurun waktu
42 hari

Kapan Segera sesaat setelah lahir hingga 42 hari


dilakukan

Dimana Fasilitas kesehatan


dilakukan a. FKTP; IUD, Implan dan MOP
b. FKRTL ; IUD, Implan, MOP dan MOW
Kenapa Sebagai salah satu upaya pencegahan kehamilan selanjutnya
dilakukan

Siapa yang Tenaga kesehatan yang terlatih (bidan ataupun dokter)


melakukan

Saran Menunda kehamilan minimal setelah 2 tahun pasca melahirkan


yang Tetap memberikan ASI Eklusif kepada bayi
diberikan ;
KB PASCA
KEGUGURAN
Definisi Pelayanan KB yang diberikan segera pada ibu pasca
keguguran sampai dengan 14 hari setelahnya
Kapan Segera setelah pengelolaan keguguran hingga 14
dilakukan hari pasca keguguran, dengan memastikan
komplikasi telah teratasi
Dimana Fasilitas kesehatan, semua metode
dilakukan tergantung kebutuhannya
Kenapa • Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
dilakukan kemudian hari
• Memberikan kondisi rahim yang optimal apabila
hamil kemudian agar kondisi ibu/janin dapat
optimal
Siapa yang Tenaga kesehatan terlatih
melakukan
Saran yang Menunggu 6 bulan setelahnya untuk hamil
diberikan ; kemudian
PILIHAN KONTRASEPSI
PASKA PERSALINAN DAN PASKA KEGUGURAN
DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS TEMPAT PERAWATAN
Waktu Menggunakan
NO KONTRASEPSI KETERANGAN
Pasca Persalinan Pasca Keguguran

1. MOW • Dilakukan dalam 48 jam atau 6 minggu  Tubektomi dapat langsung dikerjakan • Dirujuk ke Rumah Sakit
pasca persalinan kecuali jika ada perdarahan atau infeksi
 Minilaparotomi sesudah keguguran
Trimester I : hari ke 6 – 13 siklus
menstruasi
 Sesudah keguguran Trimester II sama
dengan prosedur pasca persalinan

2. MOP • Setiap waktu • Setiap waktu • Dirujuk ke Rumah Sakit

3. IUD/AKDR • Dapat dipasang 10 menit setelah • Trimester I : Dapat segera dipasang jika • Dapat dilakukan oleh tenaga
plasenta lahir, atau dalam 48 jam pasca tidak ada infeksi kesehatan yang telah memiliki
persalinan • Trimester II : Tunda pemasangan 4-6 kompetensi teknis/terlatih
• Bila tidak, dipasang setelah 4 minggu minggu pascakeguguran, kecuali jika
pasca persalinan tersedia tenaga terlatih

4. Implan • Dapat segera dipasang Setelah 4 minggu • Dapat segera dipasang • Dapat dilakukan oleh tenaga
pasca persalinan atau dapat dipasang kesehatan yang telah memiliki
segera apabila memiliki keterbatasan kompetensi teknis/terlatih
akses terhadap pelayanan KB • Bisa dipakai untuk ibu
menyusui
5. Suntik • Digunakan dalam waktu 7 hari pasca  Dapat segera digunakan • Bisa dipakai untuk ibu menyusui
persalinan

6. Minipil • Dapat segera digunakan minimal 3 hari  Dapat segera digunakan • Bisa dipakai untuk ibu menyusui
pasca persalinan

7. Kondom • Dapat digunakan setiap waktu • Dapat segera digunakan • Pilihan kontrasepsi untuk pria

Sumber : HTA KB Periode Menyusui, Depkes 2010 dan Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K) Edisi Tahun 2011)
Metode (Pilihan Cepat KB PP ; Faskes), WHO 2016
6 mgg 6 bulan
48 jam 1 mgg 3 mgg 4 mgg

IUD
MOW
MOP
perempuan
Semua

Kondom/ spermisida
Kontrasepsi Darurat
Diafragma /cervical cap
IMPLAN dan progesterone pil

MAL
Menyusui

S
u
n
t
i
k
Menyui
usTida

a
k

n
KOK tidak boleh dimulai oleh para wanita menyusui hingga paling sedikit 6 bulan pasca
persalinan. Selain itu metode “pantang berkala” hanya boleh dimulai jika para ibu telah
3
mengalami 4 kali siuklus haid yang teratur, yang berbeda-beda diantara ibu-ibu tersebut.

b
KBPP menjadi peluang yang
strategis
1. Masih tingginya angka kehamilan → sebagai
sasaran untuk diberikan konseling KB PP pada
saat ANC (cakupan ANC sangat tinggi (97,3%
- 96% menerima ANC dari tenaga kes)
2. Jumlah persalinan di faskes cukup tinggi (63.2%)
3. Mekanisme pelayanan KB yang dapat dibiayai
BPJS; sosialisasi pembiayaan non kapitasi di
FKTP dan FKRTL → dapat diklaim melalui BPJS
bagi peserta JKN
4. Optimalisasi Kelompok kegiatan (poktan) dan
faskes sebagai wadah dalam memberikan
promosi dan konseling KB termasuk KB PP PK

Anda mungkin juga menyukai