Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN

PELATIHAN KB PASCA PERSALINAN DENGAN ALAT FORCEP DAN IMPLAN 2 BATANG


BAGI DOKTER DAN BIDAN

I . NAMA KEGIATAN
Pelatihan KB pasca persalinan dengan alat forcep dan implan 2 batang bagi dokter dan bidan

II. WAKTU PELAKSANAAN


Tanggal 4 Februari 2020 - 8 Februari 2020

III. TEMPAT PELAKSANAAN


RSUD BREBES
Jl. Jend sudirman 131 pangembon Brebes

IV. TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan KB pasca persalinan dengan alat forcep dan implan 2
batang,diharapkan mampu :

1. Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan,pengelola fasilitas kesehatan,dan


pengelola program KB tentang standar pelayanan KBPP dengan tersedianya standar
teknis penyediaan pelayanan KBPP.
2. Meningkatnya permintaan atas KBPP dan pelayanan KBPP.
3. Terlaksananya koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan pelayanan KBPP dalam
fasilitas,sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan KBPP.
4. Tersedianya panduan evaluasi dan monitoring pelayanan KBPP.

V. PELAKSANA PELATIHAN
1. dr Nofiariya
2. Nurma purnamasari
3. Dini yuniarti

VI. JADWAL PELATIHAN


Terlampir

VII. PENDAHULUAN
Dengan latar belakang AKI yang merupakan salah satu indikator yang menunjukan tingkat
kesehatan masyarakat khususnya kelompok ibu usia reproduksi.Berdasarkan hasil survei
Penduduk antar sensus (SUPAS) 2015,AKI menunjukan penurunan menjadi 305 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup.Dari data tersebut menunjukan perbaikan meskipun belum
mencapai target yang diharapkan oleh MDGs pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
kelahiran hidup.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu,diantaranya faktor kesehatan


ibu saat kehamilan meliputi status gizi ibu,komplikasi kehamilan,persalinan dan nifas
( perdarahan,Preeklamsi/eklamsi,infeksi,partus lama dan abortus ).
Keadaan ini diperberat dengan dengan faktor individu ibu saat hamil,yang
teridentifikasi sebagai usia terlalu muda saat hamil,usia terlalu tua saat hamil,terlalu sering
melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran.

Salah satu strategi yang dijalankan adalah Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (2007)yaitu meningkatkan cakupan ANC dan pemberian pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan.Dan Indonesia termasuk negara yang menandatangani
deklarasi MDGs,yang salah satu indikatornya adalah meningkatnya kesehatan ibu termasuk
pelayanan KB.

Mengingat bahwa pencapaian pelayanan ANC dan pertolongan persalinan di Indonesia


yang cukup tinggi serta pertolongan persalinan kesehatan melampaui angka 80 %,maka
pelayanan KBPP merupakan salah satu strategi untuk mendukung percepatan penurunan
AKI.

KBPP adalah pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai kurun waktu 42
hari,dan dapat diberikan segera setelah ibu melahirkan semasa ibu belum pulang dari
faskes.Pelayanan KBPP di fasilitas diberikan sebelum ibu nifas pulang dari fasilitas setelah
proses persalinan.

Dalam membangun sistem pelayanan KBPP yang institusional dengan menggunakan


pendekatan berbasis bukti,terjaminnya penyelenggaraan yang berkesinambungan
diperlukan blok sistem kesehatan yang harus disiapkan dalam rangka mendukung
KBPP,misalnya :
- Sumber daya tenaga kesehatan yang terlatih memberikan pelayanan KBPP
- nformasi kesehatan yang menyampaikan manfaat dan dimana KBPP dapat diakses
- Tersedianya alat konrasepsi untuk pelayanan KBPP
- Adanya dukungan pembiayaan yang baik untuk menyelenggarakan kegiatan layanan
atau menerapkan progaram KBPP
- Terpenuhinya unsur kepemimpinan untuk mengelola dan menata pelayanan dan
penerapan program KBPP

Mengingat bahwa sistem pelayanan kesehatan termasuk Pelayanan KB mempunyai


jenjang dari pelayanan primer,sekunder,dan tersier,serta pemegang program dari tingkat
Pusat,Provinsi,Kabupaten Kota sampai tingkat RS dan Puskesmas,diperlukan petunjuk
teknis pelayanan KBPP.

Dengan adanya petunjuk teknis yang mengakomodasi manajemen pelayanan


KBPP,diharapkan dapat menjadi acuan semua pemegang program,semua tenaga
kesehatan,semua unsur penunjang sehingga mempunyai persepsi yang sama tentang
pelayanan KBPP,dengan hasil akhir adalah client KB mendapat pelayanan KBPP yang
bermutu,aman dan memenuhi etika profesi.
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. FASILITAS PELAYANAN KBPP

Dalam hal pelayanan KB yang dilakukan di FKTP dan FKTRTL,terdapat klasifikasi khusus
berdasarkan kemampuan dan kewenangan fasilitas kesehatan dalam memberikan
pelayanan KB.Dan dalam menjalankan pelayanan petugas kesehatan KB berperan sesuai
dengan kewenangan dan kompetensinya.

Tenaga kesehatan berdasarkan metode pelayanan KB

No Pelayanan Tenaga

1. Tubektomi DSOG

2. Vasektomi Dokter Spesialis Urologi/Dokter Spesialis Bedah/

Dokter yang mendapat pelatihan untuk melayani vasektomi.

3. AKDR Dokter
Bidan yang mendapat pelatihan untuk pemasangan dan
pencabutan AKDR

4. Implan Dokter
Bidan yang mendapat pelatihan untuk pemasangan dan
pencabutan Implan

5. Kontrasepsi suntik Dokter


progestin Bidan

6. Kontrasepsi pil dan Dokter


Kondom laki laki Bidan
Perawat

7. Konseling Tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan KIP/konseling


menggunakan SKB

B. KONSELING KBPP

KBPP adalah pelayanan KB yang diberikan dalam upaya pencegahan kehamilan dengan
menggunakan metode/alat/obat kontrasepsi segera serelah melahirkan sampai kurun waktu
42 hari setelah melahirkan dengan tujuan mengatur jarak kelahiran,jarak kehamilan dan
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,sehingga setiap keluarga dapat merencanakan
kehamilan yang aman dan sehat.

1. Waktu pemberian konseling


 Setiap kunjungan ANC dengan target pada trimester 3
 Saat ibu fase laten persalinan
 Postpartum sebelum pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan
 Saat ibu hamil melakukan ANC
 Saat masa nifas
 Saat postnatal care
 Ibu yang membawa bayinya untuk pelayanan postnatal care
 Ibu yang membawa bayinya untuk imunisasi pertama

2. Informasi yang diberikan

Konseling KBPP dilakukan oleh petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan
konseling,dengan informasi yang diberikan :

 Informasi kontrasepsi yang lebih rinci sesuai kebutuhan klien


 Memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien sesuai dengan kondisi kesehatannya
 Membantu klien memilih kontrasepsi lain seandainya yang dipilih tidak sesuai kondisi
kesehatannya.
 Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak
mengalami keluhan dalam penggunaan kontrasepsi.

C. PELAYANAN KBPP

Setelah klien memberikan persetujuan penggunaan KBPP untuk selanjutnya diberi


pelayanan kontrasepsi.

Waktu pemakaian KBPP yang dianjurkan :

KBPP KBPP KBPP Extended KBPP


FASKES FASKES Komunitas&kem Komunitas&kem
bali ke faskes bali ke faskes

TAHAP Kehamilan Persalinan Pascapersalinan, Perawatn bayi


Pascapersalinan setelah pulang 42 hari -
,sebelum pulang dari fasilitas
dari fasilitas 48 jam-42 hari
0-48 jam
PELAYANAN Pelayanan ANC Pelayanan Post natal care Imunisasi
DIBERIKAN + Konseling persalinan dan PNC Nutrisi tumbuh
KBPP pasca persalinan Imunisasi kembang
+KBPP Neonatal MTBS
care+KBPP Vit A+KBPP

1. Metode yang digunakan dalam KBPP


Metode yang digunakan dalam pelayanan KBPP mengacu pada cafetaria sistem dan tidak
menggangu produksi ASI.
Metode kontrasepsi KBPP yang dapat dimulai segera setelah melahirkan,dapat digunakan
oleh semua ibu yang sedang dalam masa nifas dengan tidak memandang apakah mereka
sedang menyusui/tidak adalah :

 AKDR-PP
Yang dapat dipasang segera dan hingga 48 jam setelah melahirkan,bila lebih dari 48 jam
pemasangan harus ditunda hingga 4 minggu setelah melahirkan.

 Implan
Dapat dipasang segera setelah melahirkan sebelum pulang dari faskes,dengan tidak
memandang status menyusui atau tidak

 Tubektomi
Dapat dilakukan hingga 1 minggu setelah melahirkan atau setelah 6 minggu

 MAL
Digunakan oleh ibu yang memberikan ASI eklusif sehingga memberikan nutrisi penting bagi
bayi.Selain sedang memberikan ASI eklusif ibu juga harus dalam kondisi belum menstruasi
lagi dan bayinya berusia kurang dari 6 bulan.

 Vasektomi
Dapat dilakukan pada pasangan ibu setiap saat selama kehamilan atau selama masa nifas.

 Kontrasepsi pil progestin,kontrasepsi suntik progestin,dan kondom


Dapat digunakan pada ibu nifas lanjutan yaitu masa 6 minggu-6 bulan setelah melahirkan.

D . PENCATATAN DAN PELAPORAN KBPP

Pencatatan dan pelaporan KBPP digunakan sebagai sumber data yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas layanan KBPP dengan mengevaluasi capaian/cakupan KBPP.

Data layanan dapat digunakan KBPP difasilitas untuk mengetahui seberapa banyak ibu
yang melahirkan difasilitas yang memerlukan konseling KBPP,dan berapa banyak yang
mengadopsi metode KBPP,serta dapat digunakan oleh fasilitas atau pengelola KB untuk
mengevaluasi pelayanan KBPP.

Pencatatan buku register


Form 1
Pengumpulan data layanan KBPP di
fasilitas

Standar register
Buku register partus
Buku konseling kepulangan ibu
Buku konseling ANC

Data primer
Rekam medis
Kartu K1
Kartu K4

Periode data yang dilaporkan sebulan sekali dari tanggal 1-30/31 bulan yang
berjalan.pengumpulan data dilakukan oleh petugas yang ditunjuk mulai tanggal 1 setiap
bulannya,data bulan sebelumnya dilaporkan paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya.

Form direview berdasarkan kelengkapan,konsistensi dan alur logisnya,koordinator


melakukan analisis data sederhana untuk digunakan dalam penyajian kepada tim
peningkatan kualitas di faskes.Dan data dilaporkan ke DINKES bidang KB.

VIII. PENUTUP

Pelayanan KBPP pada dasarnya diberikan pada ibu segera setelah melahirkan sampai 42
hari yang diberikan oleh petugas kesehatan yang kompeten diFKTP maupun FKTRL.

IX. LAMPIRAN

1. Jadwal kegiatan pelatihan


2. Rencana tindak lanjut pelatiihan
3. Daftar alat yang disertakan kepada peserta pelatihan dari JHPIEGO

DAFTAR ALAT YANG DISERTAKAN


No Deskripsi Jumlah
1. Register partus RS 14 set
2. Buku set register 3 macam 2 set
3. Mama U 1 set
4. Long kelly 3 set
5. Spekulum sims 3 set
6. Klem ovum 3 set
7. Com 1 set
8. Rita arm 1 set

Anda mungkin juga menyukai