Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun oleh:

1. Veronika Melania Kae


2. Helmince Hina Duna
3. Yersia Sari Dos Santos

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Keperawatan Maternitas I. Kami
menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan tenaga keperawatan pada umumnya.

Kupang,2 Oktober 2022

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………….

A. Manuver Leopold dan penghitungan denyut jantung janin…………………………….


• Pengertian Manuver Leopold……………………………………………………
• Langkah – langkah pemeriksaan maneuver leopold……………………………..
• Pengertian Denyut jantung janin………………………………………………….
• Cara menghitung denyut jantung janin dan frekuensi denyut jantung……………
B. Mengukur tinggi fundus uteri kehamilan………………………………………………….
• Pengertian pengukuran Tinggi Fundus Uteri ……………………………………
• Metode pengukuran tinggi fundus uteri…………………………………………..
C. Menghitung Usia Kehamilan Dengan Tinggi Fundus Uteri Dalam Minggu Mengunakan
Jari…………………………………………………………………………………………
• Perkiraan tingginya fundus uteri, Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk
memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara
tradisional…………………………………………………………………………...
• Rumus dalam menghitung usia kehamilan dengan tinggi fudus uteri
dalam minggu…………………………………………………………………………………………….
• Perkiraan tingginya fundus uteri, Mempergunakan tinggi fundus uteri
untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama…..
• Tinggi fundus uteri dalam cm, yang normal harus sama dengan umur
kehamilan dalam minggu yang di tentukan berdasarkan haid pertama
haid terakhir………………………………………………………………………………………………
D. Menentukan usia kehamilan………………………………………………………………..
• Menghitung Usia Kehamilan Dengan Rumus Neagle……………………………..
• Menghitung Usia Kehamilan Dengan Tes USG …………………………………..
E. Menghitung taksiran partus………………………………………………………………..
• Pengertian taksiran partus………………………………………………………….
• Macam-macam Cara memperkirakan/MenghitungTaksiran Persalinan……………
PEMBAHASAN
1.1 Manuver Leopold dan penghitungan denyut jantung janin
A. Pengertian Manuver Leopold

Manuver Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan
posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun menjadi sulit
dilakukan bila bertemu dengan ibu hamil yang obesitas atau dengan ibu hamil yang
memiliki jumlah cairan amnion berlebih.

Beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat sebelum melakukan manuver
Leopold:

a. Bina hubungan saling percaya.


b. Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan dilakukan.
c. Anjurkan klien untuk tidur telentang rata punggung dengan lutut sedikit fleksi.
d. Cuci tangan dengan air hangat.
e. Alat-alat yang digunakan: laenec atau Doppler, selimut, handuk kecil, tempat tidur
antenatal.
f. Buka pakaian klien mulai dari prosesus xipoideus sampai dengan simfisis pubis,
tutupi dengan selimut pada bagian yang akan diperiksa.
B. Langkah – langkah pemeriksaan maneuver leopold.
Manuver Leopold terdiri dari 4 langkah. Masing-masing langkah memiliki tujuan yang
berbeda-beda yaitu :
1. Leopold I
Cara pemeriksaan:
a. Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi
lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus.
Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan,
fiksasi terus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
b. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
c. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Tujuan pemeriksaan:
a. Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri
b. Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri
2. Leopold II
Cara pemeriksaan:
a. Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara
sejajar dan pada ketinggian yang sama.
b. Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak
tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagianbagian kecil
(ekstremitas).
Tujuan pemeriksaan:
Untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian samping kanan
dan samping kiri uterus.
3. Leopold III Cara Pemeriksaan
a. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
b. Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
c. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan bawah perut ibu.
d. Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah
bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)
e. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian
goyang bagian terbawah janin.
Tujuan Pemeriksaan
a. Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah
uterus.
b. Untuk mengetahui apakah tubuh janin yang berada pada bagian bawah
uterus sudah atau belum masuk kepintu atas panggul ibu.
4. Leopold IV
Cara Pemeriksaan
a. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
b. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
yang meraba dinding bawah uterus.
c. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
d. Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi
(bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila
presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
e. Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Tujuan Pemeriksaan
a. Untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar-benar sudah masuk
kepintu atas panggul atau belum
b. Untuk menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah masuk
kepintu atas pinggul ibu.
C. Pengertian Denyut jantung janin
Detak jantung janin (DJJ) adalah sebuah indikator atau dalam sebuah pemeriksaan
kandungan yang menandakan bahwa ada kehidupan di dalam kandungan seorang ibu. DJJ
normal berkisar antara 120-160. Pada kondisi gawat janin, DJJ kurang dari 120 kali per
menit atau 160 kali per menit.
✓ Bayi baru lahir: berkisar antara 100–205 denyut per menit saat bangun dan
90–160 denyut permenit saat tidur
✓ Usia hingga 12 bulan: berkisar antara 100–180 denyut per menit saat
bangun dan 90–160 saat tidur
✓ Usia 12–24 bulan: berkisar antara 98–140 denyut per menit saat bangun
dan 80–120 denyut per menit saat tidur
a. Alat Pemeriksa dan cara mendengarkan Denyut Jantung Janin.
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan:
1. Auskultasi periodik Tersedia beberapa instrument untuk mendeteksi denyut
jantung janin seperti : Fetoskop (18-20 minggu), stetoskop
Pinard/Laenec(18-20 minggu), stetoskop ultrasonografi dopler (12 minggu )
2. Electronic Fetal MonitoringAda dua alat pemantauan janin secara elektronik
yaitu : alateksternal (transducer eksternal)dan alat internal (elektroda
spiraldan kateter tekanan intrauterine)
Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin yaitu:

1. Dengan menggunakan Stetoskop Pinarda.


a. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapatgangguan dari
suara lain.
b. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak
perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
c. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan
palpasi.
d. Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan.Setelah
daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang luas
ditempatkan ke atastempat atau daerah dimana kita akan mendengarkan.
Sedangkan bagian yang luasnya sempit ditempatkan pada telinga kita,
letakkan tegak lurus.
e. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut
jantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastikan
apakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus
disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama dengan nadi
ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis
dari ibu
f. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin
maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya denyut
jantung janin itu.
2. Dengan menggunakan Dopplera.
a. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan.
b. Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang telah
ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara
kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian tekan
tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
d. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol
pengatur volume.
e. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui monitor.
D. Cara menghitung denyut jantung janin dan frekuensi denyut jantung
Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan
pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang
normal selama satu menit.

Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ

1. Dari adanya denyut jantung janin:


a. Tanda pasti kehamilanb.
b. Anak hidup
2. Dari tempat denyut jantung janin terdengara.
a. Presentasi janin
b. Posisi janin (kedudukan punggung)
c. Sikap janind.
d. Adanya janin kembar.
3. Dari sifat denyut jantung janin

Dapat mengetahui Keadaan janin.

Bunyi yang sering terdengar ketika memeriksa denyut jantung janin

1. Desir tali pusat


Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara initerdengar
seperti siulannyaring yang singkron dengan denyutjuantung janin. Suara ini
tidak konstan, kadang kadangterdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu
namun pada pemeriksaan dilain tidakterdengar.
2. Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengandenyut ibu.
Bunyi inibiasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus.
Suara ini dihasilkan olehpasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus
yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja padakehamilan tetapi juga pada setiap
keadaan yang menyebabkan aliran darah ke uterusmeningkat,
hinggapengaliran darah menjadi luas.
3. Suara akibat gerakan janinSuara gerakan ini seperti suara pukulan,
dikarenakan janinmendapat reaaksi dari luar
4. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau cairan
melalui usus ibu.
Frekuensi Denyut Jantung
1. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110 denyut/menit.
Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.Penyebabnya:
a. Hipoksia janin tahap lanjut.
b. Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok epidural,
spinal, kaudal,dan pudendal)
c. Hipotensi pada ibu
d. Kompresi tali pusat yang lamae.
e. Blok jantung congenital pada janin
2. Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan
ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.Penyebabnya:
a. Hipoksia janin dini.
b. Demam pada ibu
c. Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
d. Obat-obatan Betasimpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
e. Amnionitis
f. Hipertiroid pada ibu
g. Anemia pada janin
h. Gagal jantung pada janin
i. Aritma jantung pada janin
3. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidak teraturan
irama jantung normal.Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 16
dan 25 denyut/menit.Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyut
dengan denyut berikutnya. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai
siklus ritmik atau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus
permenit

Penyebab variabilitas meningkat:

a. Hipoksia ringan dini


b. Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan
aktivitas ibu.
Penyebab variabilitas menurun:

a. Hipoksia atau asidosis


b. Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
c. Prematuritas
d. Siklus tidur janin
e. Aritma jantung janin
1.2 Mengukur tinggi fundus uteri kehamilan
A. Pengertian pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri adalah untuk menentukan umur hamil dalam
memperkirakan persalinan.
B. Metode pengukuran tinggi fundus uteri
1. Metode 1
Menentukan TFU dengan mengkombinasikan hasil pengukuran dari
memperkirakan
dimana TFU berada pada setiap minggu kehamilan dihubungkan dengan
simfisis pubis wanita, umbilikus dan ujung dari prosesus xifoid dan
menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai alat ukur.
Ketidak akuratan metode ini :
a. wanita bervariasi pada jarak simfisis pubis ke prosesus xifoid,
lokasi umbilikus diantara 2 titik 0imajiner1 ini.
b. Lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan yang kurus.
Keuntungan :
a. Digunakan jika tidak ada caliper atau pita pengukur.
b. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara
perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dengan temuan hasil
pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut
jika ditemukan ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.
2. Metode II
Metode ini menggunakan alat ukur kaliper. kaliper digunakan dengan
meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada
puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran
kemudian dibaca pada skala cm 0centimeter1 yang terletak ketika 2 ujung
caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah
sekitar 22- 24 minggu Keuntungan : Lebih akurat dibandingkan pita pengukur
terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu kehamilan
dibuktikan oleh studi yang dilakukan Angstrom1.
Kerugian:
a. Arang digunakan karaena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa,
lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita pengukur
b. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara
perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dengan temuan hasil
pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut
jika ditemukan ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.
3. Metode II
Metode ini menggunakan alat ukur kaliper. kaliper digunakan dengan
meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada
puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran
kemudian dibaca pada skala cm 0centimeter1 yang terletak ketika 2 ujung
caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah
sekitar 22- 24 minggu Keuntungan : Lebih akurat dibandingkan pita pengukur
terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu kehamilan
0dibuktikan oleh studi yang dilakukan 4ngstrom1.
Kerugian:
a. Jarang digunakankaraena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa,
lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita
pengukur
4. metode 111
Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua
dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita
pengukur

diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis
tengah abdomen sampai puncak. 5asil dibaca dalam skala cm, ukuran yang
terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah
22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan :
• Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah digunakan

• Cukup akurat

Kerugian :
• Kurang akurat dibandingkan caliper
4. Metode IV

Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol


pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan
yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari
telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit
pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh
puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari
pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus. 2aranya tidak diukur
karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai
berikut :

• Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,


tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. 3umlah total
centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan

• Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,


tambahkan 8 cm pada jumlah cm yang terukur. 3umlah total
centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah mingu kehamilan
Ataupun sedikit petugas yang menggunakan metode ini, tidak ada penelitian
yang dilakukan dapat menujukkan kesamaan pada selisih atau simpangan dari
metode- metode lain yang menghasilkan sebuah ukuran dalam skala cm yang
menunjukkan apakah formula matematika ini sungguh-sungguh benar dalam
hubungannya dengan jumlah minggu kehamilan .
Keuntungan :
cukup akurat

Kerugian:
Rumit, tidak praktis
Dari ke 4 metode pengukuran diatas, semua memiliki ketidak akuratan karena
masing-masing cara tergantung pada :

• Posisi wanita saat diperiksa 0telentang, kepala/badan diangkat, lutut


fleksi, kepala/badan diangkat dan lutut fleksi1
• Alat ukur yang dipakai jari, pita pengukur, caliper1

• Metode pengukuran yang digunakan

• Syarat yang digunakan kandung kemih kosong, uterus rileks/kontraksi

• Pemeriksa

A. MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DENGAN TINGGI


FUNDUS UTERI DALAM MINGGU MENGGUNAKAN
JARI
Perkiraan tingginya fundus uteri, Mempergunakan tinggi fundus uteri
untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara
tradisional

perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan


membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis,
umbilikus, atau prosesus

xipoideus.
Sebelum bulan ke-3 fundus uteri belum dapat di teraba dari luar: 12 mg :
1-2 jari diatas symphibis pubis
18 mg : pertengahan antara symphibis pubis dan umbilicus 2; mg : 3 jari
di bawah umbilicus
24 mg : setinggi dengan umbilicus/ pusat
2< mg : 3 jari diatas umbilicus/ pusat
32 mg : pertengahan antara procesus xypoideus dan
umbilicus 38 mg : 3 jari di bawah procesus xypideus
4; mg : pertengahan antara procesus xypideus dan umbilicus/ pusat

Rumus dalam menghitung usia kehamilan dengan tinggi fudus uteri


dalam minggu:

B. MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DENGAN TINGGI FUNDUS


UTERI DALAM BULAN MENGGUNAKAN JARI
Perkiraan tingginya fundus uteri, Mempergunakan tinggi fundus uteri
untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara
tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis,
umbilikus, atau prosesus

Xipoideus
Sebelum bulan ke-3 fundus uteri belum dapat di teraba dari luar:
Akhir bulan ke-3 = 1-2 jari diatas symphibis pubis
Akhir bulan ke-4 = pertengahan antara symphibis pubis dan umbilicus
Akhir bulan ke-5 = 3 jari di bawah umbilicus
Akhir bulan ke-6 = setinggi dengan umbilicus/
pusat Akhir bulan ke-7 = 3 jari diatas umbilicus/
pusat
Akhir bulan ke-8 = pertengahan antara procesus xypoideus dan umbilicus
Akhir bulan ke-9 = 3 jari di bawah procesus xypideus
Akhir bulan ke-10 = pertengahan antara procesus xypideus dan umbilicus

Rumus dalam menghitung usia kehamilan dengan tinggi fudus uteri


dalam minggu:
C. MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DENGAN TINGGI FUNDUS
UTERI MENGGUNAKAN CM

Tinggi fundus uteri dalam cm, yang normal harus sama dengan
umur kehamilan dalam minggu yang di tentukan berdasarkan haid
pertama haid terakhir. Misalnya jika umur kehamilan 33 mg, tinggi
fundus uteri harus 33 cm. jika hasil pengukuran berbeda 1-2 cm, masih
dapat di toleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2 cm dari umur
kehamilan kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin, sedangkan
bila deviasi lebih besar dari 2 cm, kemungkinan terjadi bayi kembar,
polihidramniom, atau janin besar.

1.3 Menentukan usia kehamilan

Terdapat beberapa
cara yang bisa Anda pilih untuk mengetahui usia kehamilan
dan perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil. Cara tersebut terbagi dua
yaitu cara manual dan dengan dengan bantuan dokter. Cara manual menghitun
usia kehamilan dilakukan dengan aturan Rumus Neagle dengan memakai tanggal Haid
Pertama Haid Terakhir &HPHT. Sedangkan secara medis Anda bisa melakukan tes
(USG) untuk mengetahui perkembangan calon bayi dengan memanfaatkan teknologi
terkini. rumus HPHT dan tes (USG) adalah dua cara paling populer untuk mengetahui
usia janin dalam tubuh wanita hamil.

1. Menghitung Usia Kehamilan Dengan Rumus Neagle


Rumus Neagle adalah salah satu cara yang dipakai oleh wanita untuk menghitung usia
kehamilan dengan penerapan aturan Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT). Apakah yang
dimaksud,HPHT?
HPHT adalah tanggal terjadinya haid pertama kali dalam siklus haidterakhir kali sebelum
terjadi kehamilan. Misalnya, bulan November kemarin seorang wanita mengalami haid
terakhir kali sebelum mendapati tanda-tanda awal kehamilan. Kita ambil contoh haid
tersebut tersebut terjadi mulai tanggal 1 sampai 28 November. Maka HPHT wanita
tersebut adalah 1-11-2011.HPHT ini bisa di pakai untuk mengetahui usia kehamilan
seorang wanita. Sesudah melakukan test pack dan seorang wanita dinyatakan hamil,
maka cara menggunakan Rumus Neagle tersebut adalah Rumus Neagle =(Hari ditambah
7), (Bulan dikurangi 3), (Tahun ditambah 1), Dari contoh di atas kita dapatkan HPHT
tanggal 1-11-2021. Maka kita bisa memperkirakan Tanggal persalinan Rumus = (Harai
ditambah 7), ( Bulan dikurangi 3 ), (Tahun ditambah 1).=(1+7), (11-3), (2011+1) =8-8-
2012 Kita mendapatkan tanggal prediksi kelahiran bayi pada tanggal 8 Agustus 2012.
Tanggal ini akan menjadi dasar penentuan usia kehamilan tergantung kapan kita
menghitungnya.bagaimana jika bulan HPHT tidak dapat dikurangi angka tiga, yaitu bulan
Januari, Februari dan Maret? Maka aturan di atas dikoreksi menjadi bulan HPHT
ditambah 9 tetapi tanggal dan tahunnya tetap. Contoh HPHT adalah 2 Januari 2011.
Kelahiran bayi diprediksi terjadi pada Tanggal 2-10-2011.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung usia kehamilan dengan
Rumus Neagle adalah:
a. Rumus Neagle berlaku untuk wanita yang memiliki siklus haid teratur dan normal,
yaituselama 28 sampai 30 hari.
b. Jika siklus haid Anda pendek, antara 14 sampai 26 hari, maka penetapan prediksi
tanggal persalinan dimundurkan 2 hari. Jika memakai HPHT 1-11
2011, maka tanggal persalinanmundur menjadi 10 Agustus 2012.
c. Jika siklus haid Anda panjang, antara 31 sampai 40 hari, maka penetapan prediksi
tanggal persalinan dimundurkan 12 hari. Jika memakai HPHT 1-112011, maka
tanggal persalinan mundur menjadi 20 gustus 2012.
d. Rumus Neagle tidak bisa dipakai bila wanita hamil tersebut baru saja menghentikan p
emakaian alat kontrasepsi Pil KB.

2. .Menghitung Usia Kehamilan Dengan Tes USG


Cara mengukur usia kehamilan yang lebih akurat adalah dengan menggunakan tes
ultrasonografi (USG)' di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Melalui tes (USG) kita
bisamengetahui perkembangan janin dalam tubuh wanita hamil. Pengukuran usia
kehamilanmelalui (USG) adalah didasarkan pada panjang janin, ukuran tengkorak,
ukuran,ginjal,.ukuran jantung dan organtubuh lainnya. Tes (USG) disarankan dilakukan
minimal 3 kali dalam satu masa kehamilan, yaitu pada trimester pertama, trimester kedua
dan trimester ketiga.
Bagaimana prinsip kerja tes (USG) untuk menghitung usia kehamilan?

Mula-mula gelombang dengan frekuensi tinggi dipancarkan melalui dinding Rahim


seorang wanita. elombang iniakan menghasilkan pantulan gema dan akan diterjemahkan
oleh perangkat teknologi yangtersambung ke dalam komputer menjadi bentuk gambar 2
dimensi. Perkembangan teknologiterkini dunia kedokteran sudah mampu menghasilkan
tes (USG) 3 dimensi dan 4 dimensi sehingga kita bisa memantau usia kehamilan lebih
akurat.

Menghitung usia kehamilan dengan (USG) memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan


tersebut antara lain mampu mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan pada calon bayi,
mengetahui letak kehamilan, memantau perkembangan bayi dari kehamilan trimester per
tama sampai trimester ketiga dan memeriksa kemungkinan terjadi kelainan pada

rahim siibu. untuk efek negatifnya, selama ini belum ditemukan adanya laporan keluhan
akibat
pemeriksaan kehamilan dengan (UGS). Jadi, cara ini relatif aman bagi kondisi kesehatan
wanita hamil.

1.4 Menghitung taksiran partus


A. Pengertian taksiran partus
Mengetahui usia kehamilan memang penting bagi ibu hamil, salah satunya untuk
memprediksi perkiraan kapan lahirnya sang buah hati. Taksiran Persalinan juga
diperlukan cara hitung ataupun alat untuk mengetahuinya
B. Macam-macam Cara memperkirakan/MenghitungTaksiran Persalinan
1. HPHT
Taksiran persalinan anak dapat ditentukan dengan menggunakan hukum
Naegele. Berdasarkan hukum tersebut, taksiran dapat dilakukan dengan
menentukan hari pertama haid terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir (LMP = Last Menstruasi Periode).
Rumus Hukum Naegele: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9/-3), (tahun + 0/1)
Contoh:
a. Jika HPHT ibu ada pada bulan januari —
maret Rumusnya: (Tanggal + 7 hari),
(bulan + 9), (tahun + 0)
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka
perkiraan lahir (10+7),(1+9),(2010+0)=17-
10-2010 atau 17 oktober 2010
b. Jika HPHT ibu ada pada bulan April — Desember
Rumusnya : (tanggal +7),(bulan+9),(tahun+1)
Misal, HPHT 10 oktober 2010,maka,perkiraan lahir (10 + 7), (10 —
3), (2010 + 1) = 17-7-2011 atau 17 juli 2011
Catatan:

1) Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur


haidnya teratur, yakni antara 28-30 hari.
2) Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari
sebelum atau setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan
lahir sesuai perhitungan ini.
3) Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya
perhitungan pada wanita yang daur haidnya pendek, akan
ditambahkan beberapa hari dari hari H. Sedang yang daur
haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.

2. Parikh's Formula (2007)


Perhitungan dengan cara ini ditujukan untuk meminimalisir
kesalahan yang mungkin terjadi pada rumus Naegele. Caranya dengan
menghitung kapan saat terjadinya ovulasi pada siklus tertentu, yaitu
lama siklus haid — 14 hari.
Rumus: HPL = HPHT +9 bulan -7 hari + (lama siklus haid — 14 hari)
disederhanakan menjadi HPL = HPHT +9bulan + (lama siklus
haid — 21 hari)
Contoh:
Jika HPHT pada tanggal 1 Januari 2010 (siklus haid 28 hari), maka
taksiran persalinannya adalah tanggal 8 oktober 2010.
Jika siklus haid 40 hari, maka taksiran persalinannya
menjadi: HPHT + 9bulan + (40-21) hari
=> HPHT + 9bulan + 19 hari
=> tanggal 20 oktober 2010

Jika siklus menstruasi lebih atau kurang dari 28 hari, maka selisihnya
ditambahkan atau dikurangi kedalam perhitungannya.

3. Tinggi puncak rahim


Perhitungan tinggi puncak rahim atau tinggi fundus uteri dimulai dari
tulang kemaluan. Jika jarak dari tulang kemaluan sampai puncak
rahim sekitar 28 cm, ini berarti usia kehamilan sudah mencapai 28
minggu. Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, ini
menunjukkan usia kehamilan sudah mencapai 36 minggu. Ukuran
maksimal adalah 36 cm dan tidak akan bertambah lagi meskipun usia
kehamilan mencapai 40 minggu. Kalaupun tingginya bertambah,
kemungkinan yang akan dialami adalah janin besar, kembar, atau
cairan tubuh berlebih.

4. USG (Ultrasonografi)
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan
diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan
suatu ultrasound didalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk
melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler.

Cara ini paling mudah dan paling sering dilakukan oleh dokter.
Tingkat akurasinya cukup tinggi, yakni sekitar 95%. Dengan USG
maka usia kehamilan dan perkiraan waktu kelahiran bisa dilihat
dengan jelas melalui “gambar” janin yang muncul pada layar
monitor.Bila pemeriksaan USG dilakukan antara usia kehamilan 7-
11 minggu (trisemester pertama).ukuran bayi saat itu belum terlalu
besar sehingga dokter bisa mengukur kepala sampai kaki janin
(crown rump length atau CRL) dalam satu bidang. Lewat dari 11
minggu, kesalahannya adalah kurang lebih 7-10 hari. Sementara,
kalau USG dilakukan pada trimester kedua, kesalaahannya sudah
kurang lebih 2-3 minggu. Dan kalau USG baru dilakukan pada
trimester ketiga, kesalahannya sudah kurang lebih 3-4 minggu. Jadi,
semakin besar suatu kehamilan, semakin tidak akurat untuk
menentukan usia kehamilan atau taksiran persalinannya.

5. Kesejahteraan Janin
Sering jadi pertimbangan bila ada masalah pada kehamilan
sehingga persalinan harus dipercepat. Hal ini hanya boleh
diputuskan oleh dokter kandungan dengan bantuan USG dan alat
rekam jantung janin.

6. Tanda-tanda menjelang persalinan


Ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga kita dapat
mengetahui tanda-tanda menjelang persalinan yang mungkin terjadi
pada setiap ibu karena itu penting untuk mempersiapkan fisik dan psikis
ibu hamil dalam membantu dalam mempersiapkan persalinan.

Anda mungkin juga menyukai