Kasus : Ny. 23 tahun, dalam observasi anda, saat ini dalam fase kala 2 persalinan, DJJ 140 kali per
menit, his 4-5 x/10’, pembukaan lengkap, kepala di HIII-IV. Peragakan persiapan sampai dengan
memakai alat pelindung diri untuk menolong persalinan
1
12 Melakukan pemasangan sarung tangan dengan
benar
2. Memakai sarung tangan dan alat perlindungan
diri
1 Pengang bagian dalam sarung tangan kanan
dengan tangan kiri masukan tangan kanan
kedalam sarung tangan kanan
2 Selipkan tangan kanan yang telah memakai
sarung tangan ke bagian luar sarung tangan
sebelah kiri kemudiaan masukan tangan kiri
kedalam sarung tangan kiri
* Pastikan bagian steril tidak mengenai bagian
nonsteril
* Dapat menjawab pertanyaan mengenai larutan
DTT dan tindakan disinfeksi
2
Daftar Tilik Pemeriksaan Antenatal dan Leopold
DepartemenKebidanandanPenyakitKandunganFakultasKedokteranUniver
sitas Jambi
p
Kasus :Ny. A. 38 tahun,G1P0A0 Hamil 38 Minggu, Janin Presentasi kepala tunggal hidup. Datang untuk
ANC. Lakukan pemeriksaan (Leopold)
3
Leopold II :
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara
sejajar dan pada ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser kearah
bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) atau bagian2 kecil (ekstremitas)
Leopold III :
Letakkan ujung tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah
perut ibu, tekan secara lembut secara bersamaan/bergantian untuk
menentukan bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir
homogeny adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris adalah bokong
Leopold IV :
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian
kaki ibu
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan
berada pada tepi atas simfisis
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua
jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
Perhatikan semua sudut yang dibentuk oleh jari-jari tangan kanan
dan kiri (konvergen atau divergen)
Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong usahakan memegang pinggang bayi. Nilai penurunan
kepala dengan palpasi persalinan
Auskultasi : dengar dan hitung frekuensi DJJ pada bagian
punggung janin selama 60 detik
11 Buat kesimpulan Pemeriksaan :……………………………….
Ex : janin tunggal, letak memanjang, preskep, puki, TBJ 2600
gram,HIS (-), kepala teraba 5/5, DJJ (+) 140 kali/menit
4
Daftar TilikAsuhan Persalinan Normal Kala II
Kasus
Ny. 30 tahun, G2P1A0 Hamil 38 minggu, janin tunggal hidup presentasi kepala. Datang dengan
keluhan mules yang semakin sering dan keluarnya lendir bercampur darah dari kemaluan dari
hasil pemeriksaan didapatkan denyut jantung janin 140 dpm, his 4x/10’/90 “relaksasi baik.
Periksa dalam dilatasi serviks 9 cm dengan teraba kepala di HIII. Dalam 2 jam observasi pasien
merasaada tekanan pada rektan seperti ingin BAB Perineum tampak menonjol.
6
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian Bayi Baru Lahir sebagai berikut sambil
menempatkan bayi di atas perut lakukan penilaian (selintas):
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
(warna kehijauan)?
c. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
d. Apakah tonus otot bayi/bayi bergerak aktif
26. Mengeringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan tubuh bagian lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut
ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin
10 unit IM (intra muskuler) di 1/ 3 paha atas bagian dista lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari tali pusat. Mendorong isi tali pusat
kearah distal(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
• Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut
• Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
7
Daftar Tilik Asuhan Persalinan Normal Kala III
Anda baru saja menolong persalinan pada seorang G2P1A0 hamil 38 minggu,dengan berat lahir 3000
gram,panjang bayi 50 cm,menangis kuat. Sekarang lakukan managemen Kala III aktif
8
10. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uteus
berkontraksi (fundus teraba keras)
II MENILAI PERDARAHAN
11. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
III. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
12. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
13. Lakukan inisiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi tetap
melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
14. Lakukan pemeriksaan fisik BBL (timbang dan ukur panjang
bayi, suntikkan vitamin K1 di paha kiri)
15. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, beri imunisasi hepatitis
B dipaha kanan.
EVALUASI
16. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
17. Anjurkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
18. Evaluasi dan estimasi jumlah darah
19. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan 30 menit selama jam ke
dua pasca persalinan
20. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit pastikan
bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,5-37,5º)
KEBERSIHAN,KEAMANAN DAN DEKONTAMINASI
21. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0.5%
22. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
sesuai
23. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
kering dan bersih
24. Pastikan ibu merasa nyaman.
25. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
26. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% ,
balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin
0.5% selama 10 menit
27. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
28. Melengkapi partograf dan mencatat prosedur yang telah
dikerjakan di catatan medik
29. Menjelaskan seluruh prosedur yang telah dilakukan kepada
pasien dan keluarga
9
DAFTAR TILIK
MANUAL PLASENTA
Kasus : P1 Post Partum spontan lahir bayi laki laki 3000 g,A/S 8/9, setelah 30’ plasenta
belum lahirsudah diberikan oksitosin 10 unit im dua kali. Perdarahan pervaginam
+.Lakukan penanganan perdarahan pasca persalinan karena retensio plasenta
10
10 Tangan kanan masuk melalui introitus vagina secara
obstetrik, menelusuri tali pusat hingga serviks.
11 Tangan kiri menahan fundus, tali pusat dipegang oleh
asisten
12 Lanjutkan penetrasi tangan kanan ke kavum uteri,
kemudian tangan obstetri dibuka menjadi seperti
memberi salam
13 Menggunakan lateral jari tangan, susuri dan cari
pinggir perlekatan plasenta
C MELEPAS PLASENTA
14 Sisipkan ujung jari di antara plasenta dan dinding
uterus
15 Setelah penyisipan berhasil, gerakkan tangan ke kiri
dan kanan sehingga secara bertahap plasenta dapat
dilepaskan dengan tepi luar jari-jari tangan dalam.
D MENGELUARKAN PLASENTA
16 Eksplorasi dan pastikan tidak ada sisa plasenta.
17 Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat atau
memegang pangkal tali pusat (tahan korpus uteri pada
suprasimfisis)
18 Letakkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
19 Lakukan masase uterus selama 15 detik, perhatikan
kontraksi uterus dan kemungkinan perdarahan
20 Perhatikan kontraksi uterus dan kemungkinan
perdarahan
G DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN
INFEKSI PASCA TINDAKAN
21 masukkan bahan dan instrument yang akan
dipergunakan lagi, kedalam wadah yang mengandung
larutan klorin 0,5%
22 Celupkan tangan ke dalam larutan klorin dan buka
sarung tangan secara terbalik
H PERAWATAN PASCA TINDAKAN
11
Daftar Tilik Kompresi Bimanual Uterus
Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Fakultas Kedokteran Universitas Jambi
Kasus :
Seorang wanita (28 tahun), Post Partum spontan, lahir bayi laki laki 3200 g, A/S 8/9. Setelah
plasenta lahir maka dilakukan masase fundus uteri selama 15 detik, tetapi kontraksi uterus
lembek dan terjadi perdarahan. Lakukan penanganan tindakan perdarahan pasca persalinan
dengan kompresi bimanual uterus.
12
dan telunjuk tangan kiri. Sisihkan kedua labium majus
ke lateral dan secara obstetrik, masukkan tangan kanan
melalui introitus
11. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran punggung
jari telunjuk hingga kelingking pada forniks anterior,
dorong uterus ke arah kranioanterior
12. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus
uteri
13. Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak
tangan kiri dengan kepalan tangan kanan pada forniks
anterior
14. Perhatikan perdarahan yang terjadi. Bila perdarahan
berhenti, pertahankan posisi demikian hingga kontraksi
uterus membaik. Bila perdarahan belum berhenti,
lanjutkan ke tindakan berikut.
15. Keluarkan tangan kanan, bersihkan sarung tangan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%
16. Cuci tangan dan lengan kanan, keringkan dengan
handuk
17. Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA
18. Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu
19. Tekan dinding perut bawah untuk menaikkan fundus
uteri agat telapak tangan kiri dapat mencakup dinding
belakang uterus
20. Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan
kanan dapat menekan korpus uteri bagian depan
21. Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak
tangan kiri san kanan dan perhatikan perdarahan yang
terjadi
22. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut
hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila
perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke langkah
berikut.
DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI
PASCA TINDAKAN
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
13
4. Kepalkan tangan kiri dan tekankan punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada umbilikus, tegak lurus
searah ke arah kolumna vertebralis hingga terhenti pada
bagian tulang yang keras
5. Perhatikan pulsasi arteri femoralis dan perdarahan yang
terjadi
6. Bila perdarahan berkurang atau berhenti, pertahankan
posisi tersebut dan lakukan pemijatan uterus (oleh
asisten)
• Bila perdarahan berhenti, uterus tak
berkontraksi baik
• Bila kontraksi membaik tapi perdarahan masih
berlangsung
• Hentikan kompresi bila darah berhenti & uterus
berkontraksi
PERAWATAN LANJUTAN
7. Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi uterus
tiap 10 menit dalam 2 jam pertama
8. Tuliskan hasil tindakan dan instruksi perawatan
lanjutan, jelaskan dan serahkan pemantauan dan status
pada petugas
9. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya tentang
tindakan dan hasilnya serta perawatan lanjutan yang
masih diperlukan
14
DAFTAR TILIK PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM
Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas
Kedokteran Universitas Jambi
Kasus
15
No. Nilai %
LANGKAH KEGIATAN
1 2 3
PERSIAPAN ALAT
1 Siapakan peralatan untuk melakukan penjahitan :
• Wadah DTT berisi : sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit,chromic
catgut atau catgut no.2/0 atau 3/0,pinset
• Spuit 10 cc
• Lidokain
2 Posisikan ibu litotomi
3 Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
4 Atur lampu sorot/senter kearah vulva/perineum ibu
6 Pakai satu sarung tangan
7 Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain tanpa epinefrin
8 Lengkapi pemakaian sarung tangan pada ke dua tangan
9 Bersihkan vulva dan perineum
ANASTESI LOKAL
10 Tusukkan jarum suntik pada ujung luka/robekan perineum, masukkan jarum
suntik secara subkutan sepanjang tepi luka
11 Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap.
12 Suntikkan cairan lidokain sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah
perineum
13 Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang
tepi luka pada mukosa vagina
14 Lakukan langkah no 10 s/d 13 untuk kedua tepi robekan
16 Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil
optimal dari anestesi
PENJAHITAN ROBEKAN
17 Telusuri daerah luka menggunakan jari tangan dan tentukan secara jelas
batas luka
18 Lakukan jahitan pertama kira-kira 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina.
Ikat dan potomg salah satu ujung dari benang dengan menyisakan benang
kurang lebih 0,5 cm.
19 Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur dengan jerat ke
bawah sampai lingkaran sisa himen
20 Tusukkan jarum menembus mukosa vagina di depan himen dan keluarkan
pada sisi dalam luka perineum.
21 Lanjutkan jahitan jelujur dengan jerat pada subkutis dan otot sampai ke ujung
luar luka
22 Setelah mencapai ujung luka, balikkan arah jarum ke lumen vagina dan
rapatkan kulit perineum dengan jahitan subkutikuler
23 Bila telah mencapai lingkaran himen, tembuskan jarum ke luar mukosa
vagina pada sisi yang berlawanan dari tusukan terakhir subkutikuler
24 Tahan benang dengan klem, tusukkan kembali jarum pada mukosa vagina
dengan jarak 2mm dari tempat keluarnya benang dan silangkan ke sisi
berlawanan hingga menembus mukosa pada sisi berlawanan
25 Ikat benang yang di keluarkan dengan benang pada klem dengan simpul
kunci
26 Lakukan kontrol jahitan dengan rectal touche
27 Tutup jahitan dengan kasa yang dibubuhi cairan antiseptik
PENANGANAN KALA IV
16
DAFTAR TILIK
Kasus p
Ny. 34 tahun, G3P2A0 Hamil 38 minggu, janin tunggal hidup presentasi bokong murni. Datang
dengan keluhan mules yang semakin sering dan keluarnya lendir bercampur darah dari
kemaluan dari hasil pemeriksaan didapatkan denyut jantung janin 140 dpm, his 4-5x/10’/90
“relaksasi baik, taksiran berat janin 3000 g. Periksa dalam pembukaan lengkap dengan teraba
bokong di HIII-IV.
17
No Nilai %
LANGKAH KEGIATAN
1 2 3
Persetujuan tindakan medis
1 Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda petugas yang
akan melakukan tindakan medic
2 Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanan pada presentasi bokong
3 Informasikan kepada pasien bahwa setiap tindakan medis mengandung
risiko baik yang telah diduga sebelumnya, maupun tidak
5 Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang
penjelasan tersebut di atas
6 Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapat
penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti
7 Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan
untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis
dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan
Persiapan sebelum tindakan
Pasien
8 Ibu dalam posisi tempat tidur persalinan
9 Mengosongkan kandung kemih pasien
a. Instrumen (bahan dan alat)
Partus set
Hecting set
Oksitosin
Gunting episiotomi
Spuit 3 cc
Lidocain
Kapas DTT
Povidone iodine
Penolong
10 Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker, kacamata pelindung
11 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
12 Pakai sarung tangan steril
Tindakan pertolongan partus sungsang
13 Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai posisi, pembukaan dan
turunnya bokong adalah hal-hal lain
14 Mengintruksikan pasien agar meneran dengan benar selama ada his (
meneran dengan benar : di mulai dengan menarik dalam. Menutup mulut
dan mengarahkan tenaga keabdomen dan anus. Kedua tangan merangkul
pangkal paha, kepala di tundukan dan melihat ke pusar.
18
o Dorongan kristeler pada fundus uteri di mulai bersamaan
dengan tindakan hiperlordosis lakukan hiperlordosis
janin pada saat angulus skapula inferior tampak di bawah
simpisis, dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa
tarikan, hanya di sesuaika dengan lahirnya badan bayi
o Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk
hangat, bersihkan jalan nafas, tali pusat di potong
o Selanjutnya bayi didekatkan pada ibu untuk menyusui
(kontak dini)
o Apabila anak lahir sampai pusat tak maju lagi, maka
Bracht dinyatakan gagal dan bahu dapat di lahirkan
secara klasik, Muller atau Lovset serta kepala Mauriceau.
Sejak tali pusat lahir sampai bayi lahir, tidak boleh lebih
dari 8 menit.
24 Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi
25 Luka episiotomi/robekan perineum di jahit
26 Pemberian obat-obatan sesuai keperluan
PASCA TINDAKAN
27 Awasi kala IV
28 Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas
DEKONTAMINASI
29 Sementara masih menggunakan sarung tangan, masukkan bahan dan
instrument yang akan dipergunakan lagi, kedalam wadah yang
mengandung larutan klorin 0,5%
30 Buang bahan habis pakai ke dalam tempat sampah yang tersedia
mengandung larutan klorin 0,5%
31 Bersihkan bagian-bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dengan
larutan klorin 0,5%
32 Bersihkan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5% keudian lepaskan
secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
33 Setelah melepas sarung tangan, cuci tangan kembali dengan sabun di
bawah air mengalir
34 Keringkan tangan dengan handuk atau tissue yang bersih
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
35 Periksa kembali tanda vital pasien
36 Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan di dalam
kolom yang tersedia pada catatan medik penderita.
19
DAFTAR TILIK
MELAHIRKAN BAYI PRESENTASI BOKONG SECARA
MANUAL AID
Kasus p
Ny. 34 tahun, G3P2A0 Hamil 38 minggu, janin tunggal hidup presentasi bokong
murni. Datang dengan keluhan mules yang semakin sering dan keluarnya
lendir bercampur darah dari kemaluan dari hasil pemeriksaan didapatkan
denyut jantung janin 140 dpm, his 4-5x/10’/90 “relaksasi baik, taksiran berat
janin 3000 g. Periksa dalam pembukaan lengkap dengan teraba bokong di HIII-
IV.
20
Persiapan Sebelum Tindakan
a. Pasien
8 Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
17 b) Cara Klasik
o Prinsip : melahirkan bahu belakang
lebih dahulu
o Pengeluaran bahu dan tangan secara
klasik di lakukan jika dengan cara
Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
o Segera setelah bokong lahir, bokong di
cekam dan dilahirkan sehingga bokong
dan kaki lahir.
21
o Tali pusat di kendorkan
o Bila punggung janin kiri, dengan tangan
kiri
o Memegang kaki pada pergelangan kaki
dengan satu tangan dan menariknya
keatas (dengan tangan kiri dan
menariknya kearah kanan atas ibu, untuk
melahirkan bahu kanan bayi yang
berada di belakang. Atau dengan tangan
kanan bila punggung janin kanan dan
menariknya kearah kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada
belakang).
o Memasukkan dua jari tangan kanan/kiri
sesuai letak bahu belakang sejajar
dengan lengan bayi untuk melahirkan
lengan belakang bayi. Tangan kiri anak
di keluarkan dengan tangan kiri
penolong dan sebaliknya.
o Setelah bahu dan lengan belakang lahir
kedua kaki di tarik ke arah bawah kontra
lateral dari langkah sebelumnya untuk
melahirkan bahu dan lengan bayi depan
dengan cara yang sama.
c) Cara Muller
o Prinsip : Melahirkan bahu depan lebih
dahulu
o Pengeluaran bahu dan lengan secara
Muller di lakukan jika dengan cara
Bracht, bahu dan lengan tidak bisa
lahir.
o Melahirkan bahu depan terlabih dahulu
dengan menarik kedua kaki dengan cara
yang sama seperti klasik, curam ke arah
bawah kontralateral dari letak bahu
depan.
o Setelah bahu dan lengan depan lahir
dilanjutkan langkah yang sama untuk
melahirkan bahu dan lengan belakang.
22
beberapa kali hingga kedua bahu dan
lengan bayi lahir tidak menjungkit,
selanjutnya bahu dan lengan dan bahu
dilahirkan secara klasik/Muller
e) Ekstraksi kaki
o Dilakukan bila kala II tak maju atau
tampak keadaan janin/ibu yang
mengharuskan bayi segera di lahirkan
o Tangan kanan masuk secara obstetrik
menelusiri bokong, pangkal paha
sampai lutut, kemudian melakukan
abduksi dan fleksi pada paha janin
sehingga kaki bawah menjadi fleksi,
tangan yang lain mendorong fundus ke
bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan
kaki di pegang dengan dua jari dan di
tuntun ke luar dari vagina dari batas
lutut.
o Kedua tangan penolang memegang betis
janin, yaitu , kedua ibu jari di letakkan
di belakang betis sejajar sumbu panjang
paha dan jari-jari lain di depan betis,
kaki di tarik curam kebawah sampai
pangkal paha lahir.
o Pegangan di pindah ke pangkal paha
setinggi mungkin dengan kedua ibu jari
di belakang paha, sejajar sumbu panjang
paha dan jari lain di depan paha.
o Pangkal paha di tarik curam kebawah
sampai trokhanter depan lahir.
Kemudian pangkal paha dengan
pegangan yang sama dielevasi ke atas
hingga trokhanter belakang lahir. Bila
kedua trokhanter telah lahir berarti
bokong lahir.
o Sebaliknya bila kaki belakang yang di
lahirkan lebih dahulu, maka yang akan
lebih lahir dahulu ialah trokhanter
belakang dan untuk melahirkan
trokhanter depan maka pangkal paha di
tarik terus curam ke bawah.
o Setelah bokong lahir maka di lanjutkan
cara “b” atau “c” atau “d”.
f) Tehnik ekstraksi bokong
o Dikerjakan jika presentasi bokong murni
dan bokong sudah turun di dasar
panggul, bila kala II tidak maju atau
tampak keadaan janin /ibu yang
mengharuskan bayi segera lahir
23
o Jari penunjuk penolong yang searah
dengan bagian kecil janin , dimasukkan
kedalam jalan lahir dan di letakkan di
lipatan bagian depan. Dengan jari ini
lpat paha/krista iliaka di kait dan di tarik
curam ke bawah.
o Bila dengan tarikan ini trokhanter depan
mulai tampak di bawah simpisis maka
jari telunjuk penolong yang yang lain
mengait lipatan paha di tarik curam ke
bawah sampai bokong lahir.
o Setelah bokong lahir bayi di lahirkan
secara “b” atau “c” atau “d”
o Ektraksi bokong lebih berat /sukar dari
pada ekstraksi kaki, oleh karena itu
perlu di lakukan perasat Pinnard pada
presentasi bokong murni.
Cara melahirkan kepala bayi
24
24 Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila
ada indikasi
25 Luka episiotomi/robekan perineum di jahit
PASCA TINDAKAN
27 Awasi kala IV
DEKONTAMINASI
Nilai Jambi,………………………………………2017
60 - 69 C
70 - 79 B
Penguji
80 - 100 A
25
DAFTAR TILIK PROSEDUR DISTOSIA BAHU
Kasus :
Nilai %
LANGKAH/ KEGIATAN
1 2 3
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
- Pasien
- Penolong
- Bayi
PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
TINDAKAN SEBELUM MELAKUKAN DISTOSIA BAHU
ANESTESI LOKAL DAN EPISIOTOMI
MANUVER MC ROBERTS
1. Baringkan ibu terlentang pada punggung
2. Minta ibu untuk melipat kedua pahanya, sehingga kedua
lututnya berada sedekat mungkin dengan dada. Gunakan kedua
tangan untuk membantu fleksi maksimal paha
3. Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala bayi kearah bawah
MANUVER UNTUK MELAHIRKAN BAHU BELAKANG
1. Masukkan tangan mengikut lengkung sakrum sampai jari
penolong mencapai fosa antecubiti
2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah ke arah dada
3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari vagina,
kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan
belakang dapat dilahirkan
4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan lengan
belakang dilahirkan
5. Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang ke depan
(jangan menarik lengan bayi tetapi dorong bahu posterior) dan
putar bahu depan ke belakang (mendorong anterior bahu depan
dengan jari telunjuk dan jari tengah operator) mengikuti arah
putaran bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan
DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI PASKA
TINDAKAN
PERAWATAN PASKA TINDAKAN
26
DAFTAR TILIK EKSTRAKSI VAKUM
Kasus
Ny.30 tahun, hamil aterm dirujuk dengan PK II lama his 3X dalam 10 menit, DJJ 160 x/ menit.
Pembukaan lengkap kepala di H3+,lakukan tindakan ekstraksi vakum
27
3. Setelah hasil pemeriksaan dinyatakan baik, keluarkan jari tangan
pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya
4. Instruksikan sisten untuk menurunkan tekanan secara bertahap
5. Pompa hingga tekanan mencapai - 0,2 kg/cm2, periksa ulang
pemasangan mangkok vakum, kemudian naikkan hingga – 0,6
kg,cm2
6. sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak
pasien harus mengedan sekat tenaga dan selama mungkin
F. PENARIKAN
1. Pada fase puncak his, minta pasien untuk mengedan, lakukan
penarikan dengan pengait mangkuk, dengan arah sesuai sumbu
panggul dan tegak lurus terhdapa mangkok.
Letakkan jari telunjuk dan jari tengah kanan kiri di batas tepi
mangkok dengan kulit kepala bayi
2. Minta asisten untuk melakukan memeriksa denyut jantung janin
Bila belum berhasil pada tarika pertama, ulangi lagi pada tarikan
kedua. Episiotomi dilakukan pada saat kepala mendorong perineum
dan tidak masuk kembali.
Bila tarikan ketiga tidak turun, lakukan rujukan pasien.
Lakukan dengan ekstraktor vakum maksimal 25 menit
3. Saat suboksiput berada di bawah simfisis, arahkan tarikan ke atas
hingga lahirlah berturut-turut dahi, muka, dagu
4. Lepaskan mangkok vakum setelah kepala lahir dengan melepaskan
tekanan negatif
G. MELAHIRKAN BAYI
H. LAHIRKAN PLASENTA
I. EKSPLORASI JALAN LAHIR
1. Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomi
atau robekan pada dinding vagina di tempat lain
2. Pasang spekulum, ambil klem ovum 2 buah, jepit secara bergantian
ke arah samping, searah jarum jam, perhatikan ada tidaknya
robekan porsio.
3. Jika ada robekan, lakukan penjahitan
J. PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN
K. PERAWATAN PASCA TINDAKAN
1. Periksa kembali tanda vital pasien
2. Catat kondisi pasien pasca tindakan
28
DAFTAR TILIK KURETASE
Kasus
29
11. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga siku,
dibawah air mengalir
12. Keringkan tangan dengan handuk DTT
13. Pakai baju dan als kaki kamar tindakan, masker dan
kacamata pelindung
14. Pakai sarung tangan DTT/Steril
15. Pasien dengan posisi lithotomi, pasangkan alat bokong,
sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi klem kain
TINDAKAN
16. Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgenetika
17. Lakukan kateterisasi kandung kemih
18. Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk
menentukan bukaan serviks, besar, arah dan konsistensi
uterus
19. Bersihkan dan laukan dekontaminasi sarung tangan
dengan larutan klorin
20. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru
21. Masukkan spekulum sims/L secara vertikal ke dalam
vagina, setelah itu itu putar ke bawah sehingga posisi bilah
menjadi transversal
22. Minta asisten untuk menahan spekulum bawah
23. Dengan sedikit menarik spekulum bawah masukkan bilah
spekulum atas secara vertikal kemudian putar dan tarik ke
atas hingga jelas terlihat serviks
24. Minta asisten untuk memegang spekulum atas
25. Bersihkan jaringan dan darah dalam vagina, tentukan
bagian serviks yang akan dijepit
26. Setelah penjepitan terpasang baik, keluarkan spekulum
atas
27. Lakukan pemeriksaan kedalam dan lengkung uterus
dengan penera kavum uteri. Pegang gagang tenakulum,
masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan serviks
hingga menyentuh fundus
28. Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan
searah jarum jam, hingga bersih
29. Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang
menggenangi lumen vagina bagian belakang
30. Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks
31. Lepaskan sepkulum bawah
32. Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium
patologi
33. Bersihkan noda darah dan cairan tubuh dengan larutan
antiseptic
DEKONTAMINASI
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
30
DAFTAR TILIK PROSEDUR ASPIRASI VAKUM MANUAL
Kasus
Ny.30 tahun, hamil aterm dirujuk dengan PK II lama his 3X dalam 10 menit, DJJ 160 x/ menit.
Pembukaan lengkap kepala di H3+,lakukan tindakan aspirasi vakum manual
31
48. Ukur bukaan serviks dan posisikan kanalis dan
kavum uteri
49. EVAKUASI
50. Hubungkan adaptor dengan mulut tabung
51. Buka tekanan negatif untuk mengisap sisa konsepsi
52. Lakukan evakuasi sisa konsepsi dengan gerakan
maju mundur sambil merotasikan kanula dari kiri ke
kanan (antara jam 09.00 – 03.00 atau 180°)
53. Lakukan pengisapan pada dua sisi kavum uteri (atas
dan bawah )
54. Bila tabung pengisap penih dan tekanan negatif
berkurang, tutup katup pengatur tekanan dan
lepaskan adaptor dari tabung
55. Keluarkan isi tabung kedalam tempat penampungan
yang tersedia
56. Keluarkan kanula dari kavum uteri. Nilai apakah
perlu evakasi ulangan atau tindakan lanjutan lainnya
57. Bersihkan sisa darah dan jaringan di lumen vagina,
kemudian lepaskan jepitan tenakulum pada serviks.
58. Keluarkan spekulum dan nilai hasil proses evakuasi
dengan melakukan periksa dalam
59. Bila perdarahan berhenti, uterus megecil dan
berkontraksi maka beritahukan prosedur evakuasi
telah selesai
60. DEKONTAMINASI DAN CUCI TANGAN
PASCA TINDAKAN
61. PEMANTAUAN DAN REKAM MEDIK
62. KONSELING PASCA TINDAKAN
60 - 69 C
70 - 79 B
Penguji
80 - 100 A
A
32
Daftar Tilik Pemeriksaan Ginekologi
p
Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi
Kasus :
ANTENATAL
Standar kompetensi DAN LEOPOLD
: 3 (tiga)
33
10 Masukkan spekulum secara gentle, nilai ukuran dan warna porsio,
dinding dan sekret vagina atau forniks.
11 Keluarkan spekulum secara gentle dan letakkan pada tempat yang
sudah disediakan
12 Lakukan vaginal touche, dan nilai besar uterus, konsistensi dan
arahnya, konsistensi serviks, tanda hegar dan parametrium
13 Keluarkan tangan secara perlahan
14 Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk
E PENCEGAHAN INFEKSI
15 Masukkan semua peralatan ke dalam larutan klorin
16 Celupkan tangan ke dalam larutan klorin dan buka sarung tangan
17 Cuci tangan dengan sabun dan air megalir
18 Keringkan dengan menggunakan handuk
E PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
34
Daftar Tilik Genitalia discharge, endocervical swap dan
scrapping
35
No Uraian Nilai Persentase
1 2 3
Cara kerja
7 Pasien berbaring di meja ginekologi dan diposisikan
secara ginekologis
8 Dokter ataupun tenaga medis duduk dengan pandangan
lurus ke vagina ( gunakan masker)
9 Bersihkan kemaluan luar dengan menggunakan kasa steril
yang dibasahi dengan saflon mulai dari anterior ke
posterior ( cukup satu kali usapan)
10 Gunakan speculum yang sesuai
11 Pasang speculum dan tampakan portio secara jelas
12 Minta asisten untuk menyiapkan 2 gelas obyek dan spatula
aire, cytobrush, lidi kapas
13 Dengan menggunakan spatula aire lakukan swap di mulut
serviks secara gentle
(Putar spatula aire 360 derajat searah jarum jam)
14 Pulaskan hasil swap di gelas obyek
15 Dengan menggunakan cytobrush lakukan swap di
endoserviks secara gentle
(putar cytobrush 180 derajat berlawanan arah jarum jam)
16 Pulaskan hasil seap di gelas obyek, lakukan fiksasi dengan
merendam gelas obyek di dalam larutan alcohol 96%
17 Lakukan swap lendir serviks dan vagina dengan lidi kapas
18 Pulaskan hasil swap pada gelas objek, teteskan KOH dan
tutup dengan penutup gelas obyek
19 Bersihkan vagina dan mulut serviks
20 Lepaskan speculum secara gentle, dan rendam dalam
larutan klorin
21 Jelaskan pada pasien bahwa tindakan telah selesai
dilakukan
22 Buat catatan rekam medis pasien
36
Daftar Tilik Inspeksi Visual Asam Asetat
Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi
Ny. 38 th para 2, datang dengan keluhan keputihan
p yang berulang. Post coital bleeding setelah
dilakukan swab serviks dan pap smear,dilakukan inspeksi visual asam asetat
No Uraian Nilai %
1 2 3
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
1 Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda petugas yang akan
melakukan tindakan medic
2 Jelaskan tentang kemungkinan diagnosis dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3 Persiapkan Alat dan bahan :
- Sarung tangan steril
- Air DTT
- Spekulum
- Lidi kapas
- Larutan asam asetat 5%
- Lampu
- Meja ginekologi
- Kassa
4 Posisikan ibu pada posisi litotomi
5 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
6 Bersihkan genitalia eksterna menggunakan kassa steril dan air DTT
7 Lakuan inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
8 Masukkan spekulum secara gentle hingga porsio terlihat secara jelas
9 Gunakan lidi kapas untuk membersihkan sekret, cairan, darah
10 Identifikasi daerah sambungan skuamo-kolumnar (zona transformasi) dan
area disekitarnya
11 Semprotkan asam asetat 5% atau oleskan dengan lidi kapas yang sudah
dibasahi asam asetat 5% ke portio, tunggu 1 – 2 menit
12 Nilai perubahan warna pada portio khususnya pada sambungan skuama
kolumnar
13 Normal : tidak terdapat perubahan warna pada portio, khususnya pada
sambungan skuama kolumner
Tidak normal : terdapat perubahan warna pada portio khususnya pada
sambungan skuama kolumnar berupa plak keputihan (aseto white)
14 Setelah pemeriksaan selesai lepaskan kembali spekulum secara gentle
15 Rendam spekulum dalam larutan klorin
16 Celupkan tangan ke dalam larutan klorin dan buka sarung tangan
17 Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
18 Catat hasil pemeriksaan
19 Jelaskan hasil pemeriksaan dan rencana selanjutnya
37
Daftar Tilik Keterampilan Klinik IUD
Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas
Kedokteran Universitas Jambi
Kasus
p
Ny. 29 thn P2 nifas hari ke 40. Datang untuk konsultasi KB,lakukan konsultasi KB Post Partum
dan lanjutkan dengan pemasangan IUD
38
Tindakan Pra Pemasangan
1. Masukan lengan IUD CuT 380 A di dalam kemasan
sterilnya
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan DTT
3. Pasang spekulum dan usap vagina dan serviks dengan
larutan antiseptik.
4. Jepit serviks dengan menggunakan tenakulum
5. Masukan sonde uterus dengan teknik “ tidak menyentuh
“(no tauch technique), dorong ke dalam kavum uteri
hingga mencapai fundus
6. Keluarkan sonde dan ukur kedalaman rongga uterus
7. Atur letak pembatas berwarna biru pada tabung inserter
sesuai dengan kedalaman kavum uteri.
8. Buka seluruh penutup transparan, pegang tabung inserter
dalam posisi horizontal agar pendorong tidak terjatuh.
9. Pegang tenakulum, masukkan tabung inserter sampai
leher biru menyentuh OUE
10. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik
withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong.
11. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan
menahan tabung inserter. Setelah pendorong keluar,
dorong secara perlahan tabung inserter sampai pembatas
menyentuh serviks.
12. Tarik keluar sebagian tabung inserter dan gunting benang
AKDR kira-kira 3 – 4 cm dari ostium serviks.
13. Keluarkan seluruh tabung inserter
14. Lepaskan tenakulum.
15. Periksa serviks dan bila ada pendarahan dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kassa.
16. Keluarkan spekulum dengan hati – hati
17. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai.
Tindakan pasca pemasangan
18. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai kedalam
larutan klorin selama 10 menit untuk dekontaminasi
19. Buang bahan – bahan yang sudah tidak di pakai lagi (
kassa, sarung tangan sekali pakai ) ketempat yang telah
disediakan
20. Untuk sarung tangan pakai ulang, celupkan kedua tangan
yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin, kemudian dengan cara membalikkan dan rendam
dalam larutan klorin tersebut
21. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
22. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
23. Buat rekam medic dan lengkapi kartu IUD untuk klien
39
Daftar Tilik Keterampilan Klinik IMPLAN
Kasus p
Ny. 29 thn P2 nifas hari ke 40. Datang untuk konsultasi KB,lakukan konsultasi KB Post Partum
dan lanjutkan dengan pemasangan Implan
Standar Kompetensi : 3(Tiga)
Oleh : dr. Firmansyah, SpOG
PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN KLINIK IMPLAN Nilai %
LANGKAH / KEGIATAN 1 2 3
1. Sapa dan salam kepada pasien secara sopan.
2. Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.
3. Jelaskan kepada klien tindakan apa yang akan dilakukan
Siapkan peralatan dan instrumen
Meja periksa untuk tempat tidur klien
Penyangga lengan
Alas penyangga
Baki steril
Handscoon steril/DTT
Doek steril
Kassa steril
Larutan antiseptik
Klem
Lidocain
Spuit 3cc
Implan 2 plus (skalpel, trokar, pendorong, 2 buah kapsul Implan)
Band aid / plester
Kassa gulung
Larutan Klorin
Persiapan
4. Mintaklien telah mencuci dan membilas lengan atas hingga bersih.
5. Lapisi tempat penyangga lengan dengan kain bersih.
6. Persilahkan klien untuk berbaring dan lengan atas ditempatkan di meja
penyangga dengan membentuk sudut 30º terhadap bahu dan siku 90
7. Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipat siku dan reka
posisi kapsul di bawah kulit (subdermal)
8. Siapkan alat dan bahan serta buka bungkus steril tanpa menyentuh peralatan
yang didalamnya dan letakkan di baki steril
Untuk implan 2 plus, kapsul sudah berada di dalam trokar.
Tindakan Sebelum Pemasangan
9. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril/DTT
10. Lakukan tindakan septik dan antispetik pada tempat insisi secara sirkuler dari
dalam ke luar dengan menggunakan kassa betadin
11. Pasang doek steril
12. Lakukan anestesi lokal menggunakan lidocain sebanyak 3 cc pada intrakutan
dan subdermal di lengan yang sudah dipersiapkan.
13. Pastikan efek anestesi telah berlangsung dan sensasi nyeri hilang.
40
Pemasangan Kapsul
14. Pegang skalpel dengan sudut 45º, buat insisi dangkal
15. Trokar dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas
16. Tanda 1 dekat pangkal menunjukkan batas masuknya trokar sebelum
memasukkan setiap kapsul.
17. Tanda 2 dekat ujung menunjukkan batas pencabutan trokar setelah memasang
setiap kapsul.
18. Masukkan ujung trokar pada luka insisi dengan posisi 45ºkemudian turunkan
menjadi 30º saat memasuki lapisan subdermal dan sejajar permukaan kulit saat
mendorong hingga tanda 1.
19. Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar keatas sehingga kulit
terangkat, masukkan trokar perlahan sampai ke tanda 1. Trokar harus terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan.
20. Saat trokar masuk sampai tanda 1, pendorong dimasukkan dengan posisi panah
pendorong menghadap ke atas dan diputar 180º searah jarum jam sampai
terbebas dari tahanan..
21. Tahan pendorong di tempatnya kemudian tarik trokar dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk mendekati pangkal pendorong sampai tanda 2 muncul di luka
insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong, pastikan kapsul keluar
dari trokar tepat berada di bawah kulit.
22. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya
dari trokar.
23. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung trokar ke arah lateral kanan dan
kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas.
Kemudian geser trokar sekitar 15º mengikuti pola huruf V pada lengan,
masukkan kembali trokar mengikuti alur kaki V sebelahnya sampai tanda 1.
24. Bila tanda 1 sudah tercapai, putar pendorong 180º berlawanan dengan arah jarum
jam. Kemudian trokar ditarik kembali ke arah pangkal pendorong
25. Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul telah
terpasang.
26. Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi kapsul sudah dipastikan tepat,
keluarkan trokar perlahan
27. Pastikan ujung dari kedua kapsul cukup jauh dari luka insisi (sekitar 5mm)
28. Tekan tempat insisi menggunakan kasa untuk menghentikan perdarahan.
29. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptik.
Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
30. Temukan kedua tepi insisi dan gunakan plester dengan kasa steril untuk menutup
luka insisi. Balut dengan menggunakan kassa
31. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
Tindakan pasca pemasangan
32. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai kedalam larutan klorin selama 10
menit untuk dekontaminasi
33. Buang bahan – bahan yang sudah tidak di pakai lagi ( kassa, sarung tangan sekali
pakai ) ketempat yang telah disediakan
34. Untuk sarung tangan pakai ulang, celupkan kedua tangan yang masih memakai
sarung tangan kedalam larutan klorin, kemudian dengan cara membalikkan dan
rendam dalam larutan klorin tersebut
35. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
36. Buat catatan pada rekam medik dan amati pasien selama 15-20 menit
37. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
41
42