3. Apa saja klasifikasi skleritis yang dipelajari di jurnal ini? Mana yang memiliki
prognosis yang lebih berat ?
Jawaban :
Klasifikasi skleritis dibagi menjadi :
Skleritis anterior difusa (DAS)
Skleritis anterior nodular (NAS)
Sklerisis nekrotikans yang diinduksi pembedahan (SINS)
Pada jurnal ini jumlah penderita skleritis lebih sedikit yaitu hanya 6 orang, dan
masing-masing jenis memiliki 2 penderita. SINS cenderung dapat menyebabkan
gangguan visus dibandingkan jenis lainnya
4. Bagaimana karakteristik penderita skleritis dan episkleritis pada jurnal ini ?
apakah bisa dipakai untuk praktek sehari hari ?
Jawaban :
Berdasarkan usia :
Episkleritis maksimal decade ketiga sampai kelima
Skleritis maksimal pada dekadi ke empat
Berdasarkan gender :
Episkleritis lebih sering pada Wanita
Skleritis sama pada Wanita atau pria
Menurut saya, hasil ini dipakai dengan hati-hati, dan tetap memperhatikan klinis
pasien, karena sampel penelitian di jurnal ini sedikit yaitu : 20 pasien episkleritis dan
hanya 6 pasien skleritis
5. Mengapa pasien dengan episkleritis lebih lama memeriksakan diri yaitu sampai
1 minggu setelah onset dibandingkan dengan episkleritis ?
Jawab :
Karena nyeri yang lebih berat pada skleritis, selain itu skleritis juga berbahaya dan
harus segera mendapatkan perawatan
6. Bagaimana pilihan terapi untuk episkleritis dan skleritis yang dilakukan pada
penelitian ini? mana yang terbaik ?
Jawab :
Pilihan terapi :
Steroid topical untuk meredakan peradangan di mata
NSAID oral untuk nyeri dan radang, biasa nya sudah cukup untuk meredakan
radang
Kortikosteroid oral terutama jika inflamasi tidak teratasi dengan NSAID oral
dan pada kasus kasus skleritis.
Pada sebagian besar pasien episkleritis, medikasi topikal sudah cukup. Sementara
Semua pasien dengan skleritis harus diobati dengan obat antiinflamasi sistemik.
NSAID sistemik dalam dosis tinggi biasanya merupakan pengobatan lini pertama
pada semua jenis skleritis kecuali pada skleritis nekrotikans.