Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI “M” USIA 11 HARI DENGAN

“BBLR DAN PNEUMONIA”

DI RUANG PERINATOLOGI RSSA MALANG

Oleh:

OLEH:

YENY WULANDARI

NIM. 0902100037

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MALANG

PRODI KEBIDANAN MALANG

2012
ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI “M” USIA 11 HARI DENGAN

“BBLR DAN PNEUMONIA”

DI RUANG PERINATOLOGI RSSA MALANG

OLEH:

YENY WULANDARI

NIM. 0902100037

RUANG PERINATOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2012
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI “M” USIA 11 HARI DENGAN

“BBLR DAN PNEUMONIA”

DI RUANG PERINATOLOGI RSSA MALANG

Mahasiswa,

Yeny Wulandari

NIM. 0902100037

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik,

Dra. Susilaningsih, M. Kes. Diyah Sri Hartatik, S. Kep., Ns.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas asuhan kebidanan pada By. “M” Usia
11 Hari Dengan BBLR Dan Pneumonia Di Ruang Perinatologi RSSA Malang.

Asuhan kebidanan ini dapat tersusun atas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

a. Ibu Suprapti, SST., M. Kes. selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
POLTEKKES KEMENKES Malang.
b. Ibu Dra. Susilaningsih, M. Kes. selaku pembimbing institusi.
c. Ibu Diyah Sri Hartatik, S. Kep. Ns. selaku pembimbing klinik.
d. Semua pihak yang turut membantu terselesaikannya penulisan asuhan
kebidanan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan asuhan
kebidanan ini, oleh karena itu saran yang membangun dari berbagai pihak masih
sangat penulis perlukan. Akhir kata, semoga asuhan kebidanan ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Malang, April 2012

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan oleh macam-
macam penyebab yaitu bakteri, virus, jamur dan benda asing. Pneumonia
biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama
beberapa hari, suhu tubuh bisa naik secara mendadak sampai 39-400C, dan
kadang-kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.

Bila penanganan pada penyakit ini tidak dilakukan dengan segera


maka akan mengakibatkan komplikasi yaitu emfisema, otitis media akut, dan
juga komplikasi lain yang dekat seperti atelektasis, emfisema, atau
komplikasi yang jauh seperti meningitis. Dan komplikasi ini dapat ditangani
dengan pemberian antibiotik secara tepat. Pada kasus By. “M”, pneumonia
tidak berdiri sendiri, namun disertai dengan BBLR yaitu berat badan lahir
kurang dari 2500 gram. Dengan adanya hal tersebut, dapat semakin
memperburuk kondisi dari By. “M”, sehingga penanganan yang tepat dan
adekuat sangat diperlukan dalam menangani kasus ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis sangat tertarik


untuk mengambil kasus By. “M” Usia 11 Hari Dengan BBLR Dan
Pneumonia Di Ruang Perinatologi RSSA Malang.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melalui penulisan asuhan kebidanan ini, diharapkan mahasiswa
mampu mengkaji, mengidentifikasi atau menganalisa, dan
melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR dan
pneumonia, dimana sebagai mahasiswa masih sangat memerlukan
banyak bimbingan dan pengetahuan serta pengalaman.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dengan disusunnya asuhan kebidanan ini, mahasiswa diharapkan
dapat:

1. Mengumpulkan data, baik subyektif maupun obyektif


2. Mengidentifikasi diagnose dan masalah
3. Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Menyusun rencana tindakan
6. Melaksanakan tindakan sesuai rencana
7. Mengevaluasi tindakan.

1.3 Metode Penulisan


Metode penulisan data yang digunakan penulis dalam membuat asuhan
kebidanan pada By. “M” dengan BBLR dan pneumonia ini menggunakan
metode studi kasus dengan pendekatan deksriptif dengan melakukan
pengumpulan data melalui:

a. Anamnesa
Komunikasi langsung mencari informasi guna melengkapi data pasien
maupun keluarga pasien untuk memperoleh data yang adekuat.

b. Observasi
Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh
data tentang pasien

c. Studi kasus
Mempelajari dan melengkapi data-data dengan melihat status pasien

d. Studi pustaka
Melalui buku-buku penunjang
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan umum dan khusus, metode


penulisan dan sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Meliputi pengertian, Komplikasi, Prognosis, Gambaran


Klinik, pemeriksaan. Diagnostik dan penatalaksanaan,
serta konsep manajemen asuhan kebidanan

BAB III : TINJAUAN KASUS

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP BAYI BARU LAHIR


2.1.1 Definisi
- Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada UK 37-42 minggu
dengan berat lahir antara 2500 gr sampai 4000 gram (Manuaba, 2010
- Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38 sampai 42
minggu dengan berat badan sekitar 2.500 sampai 3.000 gram dan
panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm (Manuaba, 2010)
2.1.2 Ciri-ciri BBL Normal
- Berat badan lahir bayi antara 2500 – 4000 gram
- Panjang badan bayi 48 – 50 cm
- Lingkar dada bayi 32 – 34 cm
- Lingkar kepala bayi 33 – 35 cm
- Bunyi jantung dalam menit pertama + 180 x/menit kemudian turun
sampai 140 – 120 x/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
- Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 x/menit disertai
pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan intercostal, serta
rintihan hanya berlangsung 10 – 15 menit.
- Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
terbentuk dan dilapisi vernikcaseosa.
- Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.
- Kuku telah agak panjang dan lemas.
- Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah
menutupi labia minora (pada bayi perempuan).
- Reflek hisap, menelan, dan morro telah terbentuk.
- Eliminasi, urine dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
Mekonium bersifat hitam kehijauan dan lengket. (Syahlan, 1992)
2.2 KONSEP BBLR
2.2.1 Definisi
- BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram (Saifudin, 2002)
- BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gr (Varney, Hellen, 2007)
- BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara 1500 – 2500 gram
(Sarwono, 2007)
- BBLR adalah bayi yang lahir berat badan < 2500 gram (Dep Kes RI,
2002).
- Pada kongres “European Perinatal Medicine” kedua di London (1970)
telah diusulkan definisi sebagai berikut :
 Bayi kurang bulan adalah bayi yang masa kehamilan kurang dari
37 minggu (259 hari)
 Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu (59-295 hari)
 Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan 42 minggu
atau lebih.
2.2.2 Jenis BBLR
Menurut harapan hidupnya :

o Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram.
o Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir < 1500 gram.
o Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000 gram.
(Sarwono, 2007)

Menurut masa gestasinya :

o Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut neonatus
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK).
o Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya
(KMK).

2.2.3 Etiologi
- Faktor ibu
 Gizi saat hamil yang kurang.
 Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
 Ibu pendek, tinggi badan < 145 cm.
 Penyakit menahun ibu, seperti hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah (terutama pada ibu perokok).
- Faktor kehamilan
 Hamil dengan hidramnion.
 Hamil ganda.
 Perdarahan antepartum.
 Komplikasi hamil seperti preeklamsi atau eklamsi, ketuban pecah
dini.
- Faktor janin
 Cacat bawaan.
 Infeksi dalam rahim.
- Faktor lain
 Radiasi.
 Bahan heterogen/karsinogenik.
(Manuaba, 2010)

2.2.1 Tanda dan Gejala


1. Sistem pernafasan
- Apnea
- Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak teratur
- Timbul sianosis
- Frekuensi nafas 60-80 x/menit
2. Sistem sirkulasi
- Kerja jantung lemah dan lambat
- Cenderung ditemukan aritmik
- Nadi antara 100-160 x/menit
- Tekanan darah rendah (sistole 45-60, diastole 30-45 mmHg)
- Sirkulasi perifer seringkali buruk dan dinding pembuluh darah
lemah.
3. Pengendali suhu
- Suhu tubuh cenderung subnormal karena produksi panas yang
buruk dan peningkatan kehilangan panas.
4. Sistem pencernaan
- Reflek menghisap dan menelan lemah
- Sering terjadi regurgitasi
5. Sistem urinaria
- Urine sedikit
- Sering terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
6. Sistem persarafan
- Tangisan lemah
- Pusat pengendali fungsi vital kurang berkembang
- Sulit dibangunkan.
7. Sistem genitalia
- Genitalia kecil
- Pada laki-laki, testis masih terdapat dalam abdomen, canalis
inguinalis atau skrotum
- Pada wanita, labia minora tidak ditutupi oleh labia mayora.
2.2.5 Diagnosa dan Gejala Klinis
1. Sebelum bayi lahir
- Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematurus dan lahir mati.
- Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
- Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
- Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya.
- Sering dijumpai pada kehamilan dengan perdarahan anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
- Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterin.
- Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
- Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi
pertumbuhan intrauterine.
- Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
(Mochtar, Rustam, 1998)

2.2.6 Penanganan
- Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan dengan ketat, yaitu:

o Bayi berat badan dibawah 2 kg 350 C


o Bayi berat badan 2 kg – 2,5 kg 340 C
o Suhu incubator diturunkan 10 C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu sekitar 34-370 C
- Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi. Harus diperhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi.

- Pemberian O2
Pemberian O2 untuk bayi ini harus dikendalikan dengan seksama,
konsentrasi yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan
timbulnya kerusakan jaringan pada retina bayi sehingga menimbulkan
kebutaan. O2 bisa diberikan melalui kateter hidung.
- Pengawasan nutrisi/ASI
Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat.

o Reflek hisap baik : ASI ½ jam setelah lahir.


o Reflek hisap lemah : ASI khusus dengan sonde.
Frekuensi :

o BB < 1250 gr = 24 x minum/hari


o BB 1250 – 2000 gr = 12 x minum/hari.
o BB >2000 gr = 8 x minum/hari
Jumlah cairan

o Hari I : 60 cc/kg/BB/hari
o Hari II : 90 cc/kg/BB/hari
o Hari III : 120 cc/kg/BB/hari
o Hari IV: 150 cc/kg/BB/hari
Pemberian intravena bila :

o Gangguan pernafasan
o Oral tidak mencukupi
- Penimbangan dengan ketat
o Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
o Beberapa bayi sangat kecil yang lambat mengalami penambahan
berat badan, mungkin menderita asidosis metabolik, tetapi dia akan
tumbuh cepat setelah keadaan ini dikoreksi dengan natrium
bikarbonat.
o Bayi tidak boleh kehilangan lebih dari 10% berat badan lahirnya
dan dia akan memperoleh kembali berat badannya dalam 10-14
hari.
2.2.7. Patofisiologi

BBLR

Immaturitas jaringan, organ

Immaturitas sistem imun Lemak kulit berkurang Jaringan belum terbentuk sempurna Imaturitas saluran cerna

Tumbuh antigen Kemampuan metabolisme Kontraksi jantung Reflek menelan Immaturitas usus Otot pencernaan immatur
panas menurun lemah belum sempurna

Resiko tinggi infeksi Intake nutrisi


Kehilangan panas Resiko Suplai O2 ke Regurgitasi berkurang
brakikardi jaringan menurun
makanan
Suhu tubuh menurun Resiko tinggi asfiksia
Penurunan perfusi jaringan
Resiko hipotermi
2.3 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBLR

I. Pengkajian
Tanggal :

Jam :

A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Bayi
 Nama bayi : Untuk menghindari kekeliruan
 Tanggal lahir : Untuk mengetahui usia neonatus
 Jenis kelamin : Laki-laki/perempuan
 Umur : ….. hari
 Alamat : Untuk memudahkan kunjungan rumah
b. Biodata Orangtua
 Nama ibu dan suami
Untuk memudahkan memanggil/menghindari kekeliruan.
 Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi/tidak.
 Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
 Pendidikan
Untuk memudahkan pemberian KIE
 Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu
 Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal yang dapat dikunjungi pada
keadaan tertentu.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal ….. jam ……, jenis kelamin
……., bayinya lemah dan berat badannya rendah kurang dari normal
yaitu kurang dari 2500 gr.

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


No. UK Jenis persalinan Penolong L/P BBL PBL Usia sekarang

a. Riwayat Kehamilan
- Kehamilan keberapa
- Gizi saat hamil kurang
- Jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat.
- Hamil ganda
- Kehamilan hidramnion
- Perdarahan
- Komplikasi kehamilan, seperti kencing manis, hepatitis,
jantung, asma, tekanan darah tinggi, dan TBC
- Pre eklamsi KPD
- Kebiasaan lain, seperti minum jamu atau obat-obatan
b. Riwayat Persalinan
Berapa usia kehamilan, waktu jam persalinan, jenis persalinan, BB
bayi, PB bayi, denyut nadi, respirasi, suhu, bagaimana keadaan
ketuban, ditolong oleh siapa, komplikasi persalinan dan bagaimana
keadaan BBL mengenai APGAR SKOR.

c. Nifas
- Observasi TTV (nafas dan suhu)
- Keadaan tali pusat
- Apakah telah diberi injeksi vit. K
- Minum ASI/PASI tiap berapa jam
- A-S : 0-10
- PB : 35-48 cm
- BB : < 2500 gram
4. Riwayat kesehatan keluarga
Mengidentifikasi kemungkinan adanya faktor dalam keluarga yang
berhubungan dengan BBLR seperti jantung, hipertensi, gangguan
pembuluh darah.

5. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
Setelah bayi lahir, segera disusukan pada ibunya, apakah ASI
keluar sedikit, kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kg BB,
selanjutnya ditambah 30 cc/kg BB untuk hari berikutnya. Bila
reflek menghisap buruk, ASI diberikan melalui sonde tiap 2 jam
sekali dan PASI 30 cc/kg BB.

b. Istirahat
Pola tidur normal bayi baru lahir 14 – 18 jam/hari

c. Aktifitas
Pada bayi seperti menangis, BAK, BAB serta memutar kepala
untuk mencari putting susu.

d. Eliminasi
BAB : ± 3 x/hari konsistensinya kuning, berbiji
BAK : ± 8 x/hari

e. Hygiene
- Bersihkan mulut setelah minum.
- Bersihkan jika minum dengan sonde dengan cara dibilas
- Lakukan hisap lendir bila perlu
- Bersihkan daerah yang bercelah dengan normal saline dan
dengan kapas lembab yang steril.
- Perawatan tali pusat 1-2 kali sehari.
6. Riwayat Psikososial dan budaya
a. Psikologis
- Tingkat psikologis ibu post partum, fase taking in, taking hold,
atau letting go.
- Kelainan psikologi ibu post partum :
Ibu merasa sedih, cemas, perlu beradaptasi dengan lingkungan
barunya, sehingga keluarga perlu memberi dukungan dan
membantu merawat bayinya.

b. Sosial dan budaya


Untuk mengetahui adat yang biasa dilakukan oleh keluarga seperti
melotek.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
K/U : Baik / cukup / lemah

Kesadaran : Composmentis, apatis, somnolen, koma

Nadi : Normalnya 100-140 x/menit

Suhu : Normalnya 36,5-37,5 0C

RR : Normalnya 40-60 x/menit

A–S : Normalnya 7-10

2. Pemeriksaan antopometri
BB bayi normal 2500 – 4000 gram

PB bayi lahir normal 48 – 52 cm

Lingkar kepala bayi normal 33 – 38 cm

Lingkar lengan atas normal 10 – 11 cm


Ukuran kepala :

- Diameter sub oksipito bregmatika


Antara foramen magnum – ubun-ubun besar (9,5 cm)

- Diameter sub oksipito frontalis


Antara foramen magnum ke pangkal hidung (11 cm)

- Diameter fronto oksipitalis


Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh belakang kepala (12
cm)

- Diameter mento oksipitalis


Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala (13,5 cm)

- Diameter sub mento bregmatika


Antara os hyoid ke ubun-ubun besar (9,5 cm)

- Diameter bi parietalis
Antara dua tulang parientalis (9 cm)

- Diameter bi temporalis
Antrara kedua tulang temporalis (8 cm)

3. Pemeriksaan fisik
- Kepala : Adakah caput succedaneum, cephal hematoma,
keadaan ubun-ubun tertutup.
- Muka : Warna kulit merah
- Mata : Sklera putih, tidak ada perdarahan subconjungtiva
- Hidung : Lubang simetris, bersih, tidak ada sekret
- Mulut : Reflek menghisap baik, tidak ada labioskisis, tidak
ada labiopalatoskisis.
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,
pembesaran bendungan vena jugularis.
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada
- Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan tali pusat, kassa
pembungkus tali pusat bersih
- Abdomen : Simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi
- Genetalia : Untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi
perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
- Anus : Tidak terdapat atresia ani
- Esktremitas : Tidak terdapat polidaktili dan sindaktili
4. Pemeriksaan Neurologis
 Reflek moro/terkejut
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan
tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut.

 Reflek mengenggam
Apabila telapak tangan disentuh dengan jari maka akan berusaha
mengenggam.

 Reflek rooting/mencari
Apabila pipi disentuh oleh jari maka ia akan menoleh dan mencari
sentuhan itu.

 Reflek menghisap/sucking reflek


Apabila bayi diberi dot/puting maka ia berusaha untuk menghisap.

II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah

Dx : By Ny. “...” umur ........ hari ....... dengan BBLR

DS : -

DO : KU : baik, cukup, lemah

Kesadaran : composmentis, apatis, somnolen, koma

Nadi : 100-140 x/menit


Suhu : 36,5 – 37,5 0C

RR : 40 – 60 x/menit

BB : < 2500 gr

PB : 48-52 cm

Masalah :-

III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial

- Potensial terjadinya hipotermi


- Potensial terjadinya aspirasi
- Potensial terjadinya penurunan BB
- Potensial terjadi ikterus
- Potensial terjadinya infeksi.

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

- Segera pasang inkubator untuk mempertahankan suhu tubuh bayi


- Pantau nadi, pernafasan, serta suhu tubuh bayi

V. Intervensi

Dx : By Ny. “...” umur ......... hari dengan BBLR

Tujuan : Bayi tidak mengalami komplikasi.

Kriteria hasil : - KU bayi baik

- TTV dalam batas normal


- BB bertambah
- Tidak terjadi infeksi
Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.


R/ ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam melaksanakan tindakan.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.


R/ cuci tangan dapat mencegah terjadinya infeksi

3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya.


R/ menambah pengetahuan ibu dan keluarga dan mengetahui tentang
keadaan umum bayinya.

4. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum bayi.


R/ dengan observasi TTV dan keadaan umum merupakan paramter deteksi
dini adanya komplikasi.

5. Timbang BB tiap hari.


R/ untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi
bayi.

6. Lakukan observasi BAB dan BAK pada bayi.


R/ dengan observasi BAB dan BAK merupakan deteksi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh.

7. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap stabil dengan dimasukkan dalam
incubator/cuve/tempat yang hangat.
R/ dengan mempertahankan suhu tubuh dapat mencegah terjadinya
hipotermia.

8. Ajari cara melakukan perawatan bayi baru lahir dengan metode kanguru
R/ dengan kontak kulit secara langsung dengan ibu maka dapat mencegah
terjadinya hipotermia.

9. Ganti popok setiap selesai BAK dan BAB.


R/ mencegah hipotermia.
10. Ajari cara melakukan perawatan tali pusat
R/ dengan perawatan tali pusat dapat mencegah terjadinya infeksi.

11. Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.


R/ kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dan BB bayi bertambah.

12. Berikan KIE tentang cara menyusui yang benar dan ASI eksklusif
R/ menambah pengetahuan ibu tentang ASI.

13. Kolaborasi dengan dokter.


R/ pemberian terapi dan tindakan lebih lanjut.

VI. Implementasi

Tanggal :

Jam :

Dx : By Ny. “....” umur ........ hari dengan BBLR.

Implementasi :

Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan/ intervensi.

VII. Evaluasi

Tanggal : ...........

Jam : ...........

Dx : By. Ny “....” umur ...... hari dengan BBLR

S :-

O : KU : baik, cukup, lemah


Kesadaran : composmentis, apatis, somnolen, koma

Nadi : 100-140 x/menit

Suhu : 36,5-37,5 0C

RR : 40- 60 x/menit

A : By. Ny “....” umur ........ hari dengan BBLR.

P : Rencana dilanjutkan.

Rencana tindakan.
2.4 KONSEP PNEUMONIA
2.4.1. Definisi Pneumonia
a. Pneumonia
Adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru (Kapita Selekta Kedokteran, 2000).
b. Pneumonia
Adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Ngastiyah,
Perawatan Anak Sakit, 2005).
2.4.2. Klasifikasi Pneumonia
Pada umumnya pembagian pneumonia menurut dasar anatomis dan
etiologi sebagai berikut:

 Pembagian Anatomis
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia lobaris (bronkopneumonia)
c. Pneumonia interstialis (bronkiolitis)
 Pembagian etiologi
a. Bakteri :
- Diplococcus pneumonia
- Pneumonia
- Streptococous hemolyticus
- Streptococous aureus
- Hemophilus influenza
- Bacillus friendlonder
- Nycobacterium tuberculosis
b. Virus :
- Respiratory sybcytial virus
- Virus influenza
- Virus sitomegalik
c. Mycoplasma Pneumonia
d. Jamur :
- Histoplasma capsulatum
- cryptococus neoformans
- candida albicans
e. Aspirasi :
- Aspergillus species
- Makanan
- Kerosin (Bensin, minyak tanah)
- Cairan amnion
f. Pneumonia hipostalik
g. Sindrom loefter
2.4.3. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi adalah emfisema, OMA, mungkin juga
komplikasi lain yang dekat seperti atelektosis, emfisema atau komplikasi
jauh seperti meningitis. Komplikasi tidak akan terjadi bila diberikan
antibiotik secara tepat.

2.4.4. Prognosis
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas
dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. Bila pasien disertai malnutrisi
energi protein (MEP) dan pasien yang datang terlambat angka
mortalitasnya masih tinggi.

2.4.5. Gambaran klinik


Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius
(infeksi sel nafas bagian atas) selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik
sangat mendadak sampai 390 C – 400 C dan mungkin disertai kejang
karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat
dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung
dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya
tidak ditemui pada permulaan penyakit tetapi setelah beberapa hari mula-
mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium permulaan sukar
dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik. Tetapi dengan adanya nafas
dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut
dan hidung harus diperkirakan pneumonia. Pada perkusi sering tidak
ditemukan kelainan. Pada asukultasi mungkin hanya terdengar ronchi
basah nyaring-halus atau sedang. Bila sarang broncopnumonia menjadi
satu mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara ronchi terdengar
lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2-3
minggu.

2.4.6. Pemeriksaan diagnostik


1. Foto thoraks
Bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrate pada satu atau
beberapa lobus.

2. Laboratorium
Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis, dapat mencapai 15.000-
40.000/mm3 dengan pergesaran ke kiri-kanan penyebab dapat dibidik dari
usapan tenggorok dan mungkin juga dari darah. Urine biasanya berwarna
lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik dan
sedikit gerak hialin. Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan
metabolik dengan atau tanpa retensi CO2

2.4.7. Penatalaksanaan
 Medik
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Tetapi karena
hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang
diberikan adalah:

1. Penicillin 50.000 U/kgBB/hari ditambah dengan chloramphenikol 50-


70 mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spectrum
luas seperti amphicillin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas
demam 4-5 hari.
2. Pemberian O2 dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran
glukose 5 % dan NaCl 0,9 % dalam perbandingan 3:1.
3. Karena sebagian besar pasien jatuh dalam asidosis metabolik akibat
kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai
dengan hasil analisis gas dan darah.
Pasien pneumonia ringan tidak usah dirawat di rumah sakit.

 Keperawatan
Seringkali pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit datang sudah
dalam keadaan payah sangat dispnea, pernafasan cuping hidung, sianosis,
dan gelisah. Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah menjaga
kelancaran pernafasan, kebutuhan istirahat, kebutuhan nutrisi, kebutuhan
cairan, mengkontrol suhu tubuh, dan mencegah komplikasi.
Konsep Asuhan Kebidanan Pada Anak Dengan Bronkopneumonia

I. Pengkajian Data
Tanggal : …………………

Jam : ………………....

Di : …………………

A. Data Subyektif
1. Biodata
Biodata Bayi
 Nama bayi : Untuk menghindari kekeliruan
 Tanggal lahir : Untuk mengetahui usia neonatus
 Jenis kelamin : Laki-laki/perempuan
 Umur : ….. hari
 Alamat : Untuk memudahkan kunjungan rumah
Biodata Orangtua
 Nama ibu dan suami
Untuk memudahkan memanggil/menghindari kekeliruan.
 Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi/tidak.
 Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi
 Pendidikan
Untuk memudahkan pemberian KIE
 Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu
 Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal yang dapat dikunjungi pada
keadaan tertentu.
2. Keluhan utama
Keluhan yang diderita

3. Riwayat penyakit sekarang


Ibu mengatakan bayinya sesak nafas, panas tinggi disertai batuk
dan pilek sejak 4 hari yang lalu sehingga bayinya tidak tidur.

4. Riwayat kesehatan yang lalu


Ada atau tidaknya penyakit kronis yang dapat memperberat kondisi
bayi (misalnya TBC, asma)

5. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi : bayi mau minum ASI atau tidak,
berapa kali sehari, banyak atau tidak, kemampuan menghisap
baik atau tidak.
b. Eliminasi : BAB : ± 3 x/hari konsistensinya
kuning, berbiji, BAK : ± 8 x/hari
c. Istirahat : Pola tidur normal bayi baru lahir
14–18 jam/hari, bayi bisa tidur atau tidak
d. Personal hygiene : Mandi berapa kali, setelah
minum ASI/PASI mulut dibersihkan atau tidak, mengganti
kassa pembungkus tali pusat berapa kali sehari, ganti baju dan
popok berapa kali.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
 Tanda-tanda vital
a. Keadaan umum : Cenderung lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Nadi : Cenderung cepat (Normalnya 100-
140 x/menit)
d. Suhu : Cenderung meningkat > 36,50 C
e. Pernafasan : Cenderung cepat (Normalnya 40-60
x/menit)
2. Pemeriksaan khusus
 Inspeksi
a. Kepala : Adakah caput succedaneum, cephal
hematoma, keadaan ubun-ubun tertutup
b. Muka : Warna kulit merah atau pucat atau biru.
c. Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda
d. Hidung : Ada sekret atau tidak, pernafasan cuping
hidung ada atau tidak
e. Mulut : Bibir pucat atau tidak, kering atau tidak,
reflek menghisap baik, tidak ada labioskisis, tidak ada
labiopalatoskisis.
f. Telinga : Simetris, tidak ada serumen
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
pembesaran bendungan vena jugularis.
h. Dada : Ada retraksi dada atau tidak
i. Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan tali pusat, kassa
pembungkus tali pusat bers
j. Perut : Tidak ada massa, tidak ada infeksi
k. Genetalia : Untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk
bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
l. Anus : Tidak terdapat atresia ani
m. Ekstremitas : Tidak terdapat polidaktili dan sindaktili,
gerak aktif
 Asukultasi
a. Dada : Ada ronchi / tidak, ada wheezing / tidak
b. Perut : Ada bising usus / tidak
3. Pemeriksaan antopometri
BB bayi normal 2500 – 4000 gram

PB bayi lahir normal 48 – 52 cm

Lingkar kepala bayi normal 33 – 38 cm

Lingkar lengan atas normal 10 – 11 cm

Ukuran kepala :

- Diameter sub oksipito bregmatika


Antara foramen magnum – ubun-ubun besar (9,5 cm)

- Diameter sub oksipito frontalis


Antara foramen magnum ke pangkal hidung (11 cm)

- Diameter fronto oksipitalis


Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh belakang kepala (12 cm)

- Diameter mento oksipitalis


Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala (13,5 cm)

- Diameter sub mento bregmatika


Antara os hyoid ke ubun-ubun besar (9,5 cm)

- Diameter bi parietalis
Antara dua tulang parientalis (9 cm)

- Diameter bi temporalis
Antrara kedua tulang temporalis (8 cm)

4. Pemeriksaan Neurologis
 Reflek moro/terkejut
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari dan
tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut.

 Reflek mengenggam
Apabila telapak tangan disentuh dengan jari maka akan berusaha
mengenggam.

 Reflek rooting/mencari
Apabila pipi disentuh oleh jari maka ia akan menoleh dan mencari.

 Reflek menghisap/sucking reflek


Apabila bayi diberi dot/puting maka ia berusaha untuk menghisap.

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : Bayi “…...” Usia……. Hari dengan Pneumonia.

Ds : Ibu mengatakan anaknya sesak nafas, panas tinggi sejak 4 hari yang
lalu

Do : Keadaan umum : Cenderung lemah

Kesadaran : Composmentis

Nadi : Cenderung cepat (Normalnya 100-140 x/menit)

Suhu : Cenderung meningkat > 36,50 C

Pernafasan : Cenderung cepat (Normalnya 40-60 x/menit)

Masalah : -

III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial


Potensial terjadi:

- Hipotermia
- Hiperbilirubinemia
- Emfiema
- OMA
- Atelektasis
- Meningitis

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


- Pasang infus dan O2
- Pantau tanda-tanda vital bayi

V. Intervensi
Dx : Bayi “…...” Usia……. Hari dengan Pneumonia.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan tidak terjadi komplikasi.

Kriteria hasil : - Keadaan umum baik

- Tidak terjadi komplikasi

- TTV dalam batas normal

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.


R/ Terbina hubungan baik untuk memudahkan melakukan tindakan.

2. Beritahu / informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.


R/ Informasi yang tepat dapat menghindari terjadinya salah persepsi.

3. Pasang O2 sesuai saran dokter.


R/ Pemenuhan kebutuhan.

4. Pasang infus sesuai saran dokter.


R/ Rehidrasi cairan tubuh.

5. Beri pakaian yang tipis pada bayi.


R/ Memudahkan penguapan panas tubuh.

6. Beri posisi semi fowler pada bayi.


R/ Apabila makan atau minum anak tersebut tidak tersedak.

7. Beri minum (air hangat) dan nutrisi yang adekuat.


R/ Air hangat dapat melancarkan sputum dan nutrisi dapat
meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

8. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi


R/ Untuk menyeimbangkan ketahanan tubuh dengan terapi (obat-
obatan).

VI. Implementasi
Tanggal :
Jam :
Dx : Bayi “…....” Umur ........ Hari dengan Pneumonia
Implementasi :
Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan/ intervensi.

VII. Evaluasi
Tanggal: ...........
Jam : ...........
Dx : Bayi “.......” Umur ...... Hari dengan Pneumonia
S : -
O : KU : baik/ cukup/ lemah
Kesadaran : composmentis/ apatis/ somnolen/ koma
Nadi : 100-140 x/menit
Suhu : 36,5-37,5 0C
RR : 40- 60 x/menit
A : Bayi “…....” Umur ........ Hari dengan Pneumonia
P : Rencana dilanjutkan.
Rencana tindakan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Tanggal 16 April 2012 pukul 12.30 WIB oleh Yeny Wulandari di R.
Prematur R. Perinatologi RSSA
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Bayi : Bayi “M”
Tanggal Lahir/Umur : 5 April 2012 (11 hari)
Anak Ke :1
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Register Bayi : 1211169
Nama Ibu/Umur : Ny. “L”/14 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Ayah/Umur : Tn. “B”/17 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Jambesari RT. 19/4, Malang
2. Alasan Masuk Ruang Perinatologi
Tanggal 5 April 2012, bayi lahir secara normal ditolong dukun,
bayi lahir langsung mennagis, kulit kemerahan, ketuban berwarna
jernih, berat lahir 1600 gram, panjang badan 36 cm, bayi lahir
kurang bulan dengan berat badan lahir rendah, usia kehamilan 8
bulan. Tanggal 12 April 2012, bayi sesak nafas, batuk pilek.
Tanggal 14 April 2012 dibawa ke bidan dan dirujuk ke RSSA.
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas
a. Kehamilan
Kehamilan ini adalah kehamilan pertama, di usia kehamilan 8
bulan, ibu mengalami tanda-tanda persalinan yaitu kenceng-
kenceng, mengeluarkan lender darah. Ibu periksa hamil di
bidan 3 kali, mendapat vitamin dan tablet tambah darah.
Tidak pernah mengalami pusing/sakit kepala hebat,
penglihatan kabur, bengkak pada muka dan tangan. Tidak
pernah minum jamu atau obat-obatan.
b. Persalinan
Ibu merasa kenceng-kenceng sejak tanggal 4 April 2012,
mengeluarkan lender darah tanggal 4 April 2012, air ketuban
pecah tanggal 5 April 2012 berwarna jernih. Persalinan di
rumah secara normal ditolong dukun. Bayi lahir langsung
menangis, kulit kemerahan, berat lahir 1600 gram, panjang
badan 36 cm, ari-ari lahir secara normal.
c. Nifas
Setelah melahirkan, ibu tidak pernah mengalami perdarahan
hebat dari jalan lahir, demam, pusing, pandangan kabur, dan
bendungan ASI, bayi disusui oleh ibu.
4. Riwayat Penyakit Bayi
Bayi mengalami sesak nafas, batuk pilek selama 2 hari mulai
tanggal 12 April 2012, sehingga tidak bisa tidur nyenyak dan
rewel.
5. Riwayat Penyakit
Ibu, ayah, dan keluarga tidak pernah dan tidak sedang menderita
penyakit jantung, asma/sesak, batuk menahun (TBC), hepatitis,
dan kencing manis.
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Nutrisi
Sebelum sakit : Minum ASI 8-9 x/hari, tidak ada gangguan
Saat saki : Bayi malas minum (minum ASI 4-5 x/hari)
 Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 2-3x/hari, BAK 6-7x/hari
Saat sakit : BAB 1-2 x/hari, BAK 4-5x/hari
 Istirahat
Sebelum sakit : Bayi tidur lelap, jarang rewel
Saat sakit : Tidur bayi tidak begitu lama, sebentar-
sebentar bangun, sering rewel.
 Kebersihan
Sebelum sakit : Mandi 2x/hari, ganti pakaian dan pampers
setiap selesai mandi dan jika kotor/basah
Saat sakit : Hanya diseka, ganti pakaian dan pampers
setiap selesai mandi dan jika kotor/basah

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 144 x/menit
Suhu : 37,1 0C
RR : 52 x/menit
BBL : 1600 gram BB Sekarang : 1650 gram
PBL : 36 cm
Lingkar Kepala : 28 cm
Lingkar Dada : 25 cm
Lingkar Lengan Atas: 5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal, rambut tipis
berwarna hitam, caput succedaneum (-), cephal hematoma (-)
Muka : Ikterus (-), pucat (-), oedema (-)
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, oedema
palpepbra (-)
Hidung : Sekret (+), pernapasan cuping hidung (+)
Mulut : Sianosis (-), pucat (-), labiopalatoskisis (-),
labioskisis (-)
Telinga : Simetris kanan dan kiri, serumen (-)
Dada : Retraksi otot dada (-), ronchi (+)
Abdomen : Buncit, tidak ada benjolan abnormal, turgor kulit
<2”, kembung (-), bising usus (+)
Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora
Ekstrimitas : Akral hangat, tidak polidaktili, tidak sindaktili
Refleks : Menghisap : Lemah
Mencari : (+)
Menggenggan: (+)
Menelan : Lemah
Babinski : (+)
Moro : (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Dari buku status pasien By. “M”
 Hasil laboratorium tanggal 14 April 2012
Leukosit : 13700/μl (N: 3500-10000)
Hemoglobin : 15,7 gr/dl (N: 11,0-16,5)
Trombosit : 216000/μl (N: 150000-390000)
Hematokrit : 48,2% (N: 35-50)
Gula darah : 311 mg/dl (N: <200)
Ureum : 20,3 mg/dl (N: 10-50)
Creatinine : 0,26 mg/dl (N: 0,70-1,50)
SGOT : 29 u/L (N: 11-41)
SGPT : 7 u/L (N: 10-41)
Albumin : 3,15 g/dl (N: 3,5-5,5)
CRP Kwantitatif : 2,19 mg/dl (N: <0,3)
BGA : pH : 7,321 (N: 7,35-7,45)
pCO2 : 29,9 mmHg (N: 35-45)
pO2 : 116,7 mmHg (N: 80-100)
HCO3 : 15,7 mmol (N: 21-38)
O2 Saturasi : 98,3 % (N: >95)
Base Excess : -10,7 (N: (-3) – (+3))
 Catatan Medis Sebelumnya
Dari Buku status pasien By. “M”
- Tanggal 14 April 2012
Bayi masuk rumah sakit tanggal 14 April 2012 pukul 13.30 WIB
dengan berat badan 1665 gram, panjang 36 cm, rujukan dari BPS.
Bayi dirujuk ke RSSA karena sesak nafas, batu pilek selama 2 hari.
Bayi lahir secara normal di rumah bidan ditolong dukun, lahir
langsung menangis, kulit kemerahan, berat lahir 1600 gram, panjang
badan 36 cm, ari-ari lahir secara normal. Bayi lahir kurang bulan
dengan berat badan lahir rendah, usia kehamilan 8 bulan (32 minggu.
Pemeriksaan Umum : Keadaan umum lemah, kesadaran
Composmentis, nadi 124x/menit, suhu 36,5 0C, RR 50x/menit, BB
1665 gram.
Pemeriksaan Fisik : Muka pucat, konjungtiva pucat, secret
hidung (+), pernapasan cuping hidung (+), sianosis (+), mulut pucat
(+), retraksi otot dada (-), ronchi (+), akral dingin
Diagnosa : Bayi “M” usia 9 hari dengan BBLR dan pneumonia
Penatalaksanaan : Pasang oksigen 2L/menit, pasang infuse
CN 5% 10 tpm, injeksi Ampicillin Sulbactam 2x120 mg, Gentamicin
1x7,5 mg, puasa 1x24 jam, bayi diletakkan dalam inkubator
- Tanggal 15 April 2012
Bayi “M” usia 10 hari dengan BBLR dan pneumonia
Pemeriksaan Umum : Keadaan umum cukup, kesadaran
Composmentis, nadi 146x/menit, suhu 37,0 0C, RR 48x/menit, BB
1660 gram.
Pemeriksaan Fisik : Muka pucat (-), konjungtiva merah muda,
secret hidung (+), pernapasan cuping hidung (+), sianosis (-), mulut
pucat (-), retraksi otot dada (-), ronchi (+), akral hangat
Diagnosa : Bayi “M” usia 10 hari dengan BBLR dan pneumonia
Penatalaksanaan : Pasang oksigen 2L/menit, pasang infuse
CN 5% 10 tpm, injeksi Ampicillin Sulbactam 2x120 mg, Gentamicin
1x7,5 mg, Aminosteril infuse 6% (12,5 cc), nebulisasi tiap 4 jam,
merawat tali pusat, membersihkan tubuh bayi, mengganti popok,
member minum per oral/per OGT 8x4 cc ASI/PASI.

II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah


Dx : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia
DS : Bayi lahir tanggal 5 April 2012 secara normal di rumah ditolong
dukun, lahir langsung menangis, kulit kemerahan, berat lahir 1600 gram,
panjang 36 cm, tanggal 14 April 2012 bayi dibawa ke bidan karena sesak
nafas, batuk pilek selama 2 hari, lalu dirujuk ke RSSA.

DO : TTV :

Nadi : 144 x/menit


Suhu : 37,1 0C
RR : 52 x/menit
BB Sekarang : 1650 gram
Muka : Ikterus (-), pucat (-), oedema (-)
Hidung : Sekret (+), pernapasan cuping hidung (+)
Mulut : Sianosis (-), pucat (-), labiopalatoskisis (-),
labioskisis (-)
Dada : Retraksi otot dada (-), ronchi (+)
Abdomen : Buncit, tidak ada benjolan abnormal, turgor kulit
<2”, kembung (-), bising usus (+)
Ekstrimitas : Akral hangat, tidak polidaktili, tidak sindaktili
Refleks : Menghisap : Lemah
Mencari : (+)
Menggenggan: (+)
Menelan : Lemah
Babinski : (+)
Moro : (+)
Masalah :
1. Gangguan pemenuhan nutrisi dan kekurangan volume cairan
DS :-
DO : Reflek menghisap dan menelan lemah
2. Gangguan pernapasan
DS :-
DO : Sekret hidung (+), ronchi (+)

III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial


1. Potensial terjadi hipotermia
DS :-
DO : Suhu tubuh bayi < 36,5 0C
2. Potensial terjadi hiperbilirubinemia
DS :-
DO : Ikterus Kramer

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Kebutuhan segera :
1. Pasang O2 dan pantau pemberian O2
2. Pantau tetesan cairan infus untuk membantu pemenuhan cairan
3. Selalu hangatkan bayi dalam incubator untuk mencegah hipotermia

V. Intervensi
Dx : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia
Tujuan : Bayi tidak mengalami komplikasi
KH :
 TTV bayi dalam batas normal : Nadi : 100-140 x/menit
RR : 40-60 x/menit
Suhu : 36,5 -37,5 0C
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tidak terjadi infeksi

Intervensi :

1. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum bayi


R : Observasi TTV dan keadaan umum untuk mendeteksi secara dini
adanya komplikasi pada bayi
2. Timbang BB setiap hari
R : Untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan pemenuhan kebutuhan
nutrisi bayi
3. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap stabil dengan dimasukkan ke
dalam inkubator
R : Dengan mempertahankan suhu tubuh dapat mencegah hipotermia
4. Ganti popok setiap selesai BAK dan BAB
R : Mencegah hipotermia
5. Bersihkan tubuh bayi secara rutin setiap hari
R : Dengan membersihkan tubuh bayi dapat mencegah resiko
terjadinya infeksi
6. Berikan minum setiap 3 jam
R : Pemberian nutrisi yang tepat dapat membantu perbaiki kondisi
bayi
7. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R : Observasi tanda dehidrasi untuk mencegah timbulnya dehidrasi
pada bayi secara dini
8. Pantau pemberian oksigen dan tetesan cairan infus.
R : Untuk mencegah terjadinya komplikasi pada bayi.
9. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R : Terapi yang tepat dapat mempercepat pemulihan kondisi bayi
Masalah :

1. Gangguan pemenuhan nutrisi dan kekurangan cairan


Tujuan : Nutrisi bayi terpenuhi dan tidak terjadi kekurangan
volume cairan
KH : BB bayi tidak mengalami penurunan >10%
Intervensi :
1. Berikan minum sedikit-sedikit dengan pelan
R : Mengurangi resiko tersedak dan tumpah
2. Berikan minum setiap 3 jam
R : Pemberian nutrisi yang tepat dapat membantu perbaiki
kondisi bayi
3. Pantau tetesan cairan infuse
R : Tetesan cairan infuse yang tepat dapat membantu
memenuhi kebutuhan cairan
2. Gangguan pernapasan
Tujuan : Bayi tidak mengalami gangguan pernapasan
KH : RR 40-60x/menit, sianosis (-)
Intervensi :
1. Bebaskan jalan nafas
R : Saluran pernapasan yang mengalami obstruksi dapat
mengganggu pernapasan
2. Berikan oksigen dan pantau pemberian oksigen
R : Pemberian dan pemantauan pemberian oksigen dapat
mengurangi gangguan pernapasan
3. Pantau TTV secara berkala
R : TTV menunjukkan keadaan umum pasien
4. Berkolaborasi untuk melakukan pemeriksaan gas darah
R : Dapat mendeteksi adanya gangguan pemenuhan oksigen
Masalah Potensial :
1. Potensial terjadi hipotermia
Tujuan : Bayi tidak mengalami hipotermia
KH : Suhu tubuh : 36,5 – 37,5 0C
Suhu lingkungan/inkubator : 30 – 35 0C
Intervensi :
1. Keringkan tubuh bayi, beri alas selimut pada incubator, letakkan
bayi pada incubator
R : Inkubator adalah tempat bayi yang bisa diatur
temperaturnya sedemikian rupa
2. Segera ganti popok tiap selesai BAK dan BAB
R : Tidak membiarkan popok basah mencegah terjadinya
hipotermia
3. Catat suhu bayi secara berkala
R : Pemantauan suhu bayi secara berkala mendeteksi
terjadinya hipotermia
2. Potensial terjadi hiperbilirubinemia
Tujuan : Hiperbilirubinemia tidak terjadi
KH : Kulit bayi tidak ikterik
Intervensi :
1. Berikan ASI/PASI melalui oral/OGT sesuai jadwal
R : Kebutuhan cairan yang terpenuhi dapat mencegah
hiperbilirubinemia
2. Pantau TTV dan tanda-tanda ikterus melalui pengamatan fisik.
R : TTV dan pengamatan fisik dapat mendeteksi secara dini
hiperbilirubinemia
3. Berkolaborasi untuk cek kadar bilirubin total, direk, dan indirek
R : Dapat mengetahui kondisi hiperbilirubinemia secara dini
VI. Implementasi
Tanggal 16 April 2012 pukul 13.00 WIB
Dx : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia
Impelementasi :
1. Melakukan observasi TTV dan keadaan umum bayi
2. Menimbang BB setiap hari
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap stabil dengan
dimasukkan ke dalam incubator dimana suhu lingkungan (suhu
incubator) antara 30-35 0C
4. Mengganti popok setiap selesai BAK dan BAB
5. Membersihkan (menyeka) tubuh bayi secara rutin setiap hari, dimana
setelah diseka, tubuh bayi harus dikeringkan, emmeberi pengalas
selimut pada busa incubator untuk menghindari pengeluaran kalor
yang berlebihan secara induksi, serta memperhatikan sisa pemberian
air minum yang kemungkinan tumpah pada tubuh bayi, baju bayi, atau
pada pengalas.
6. Memberikan minum (susu formula) setiap 3 jam yaitu dengan takaran
8x6 cc dalam 24 jam
7. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yaitu bayi tidak BAK, nadi
cepat lemah, malas minum, turgor kulit>2”, fontanella cekung
8. Memantau pemberian oksigen 2L/menit dan tetesan cairan infuse
yaitu 10 tetes/menit
9. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi, yaitu oksigen
2L/menit, infuse CN10% 10 tetes/menit, injeksi Ampicillin Sulbactam
2x125 mg, dan gentamicin 1x7,5 mg, dan infuse Aminosteril Infant
6% 25cc
Masalah :

1. Gangguan pemenuhan nutrisi dan kekurangan cairan


Implementasi :
1. Memberikan minum sedikit-sedikit dengan pelan untuk
mengurangi resiko tersedak dan tumpah
2. Memberikan minum (ASI/PASI) setiap 3 jam yaitu dengan takaran
8x6 cc dalam 24 jam
3. Memantau tetesan cairan infuse yaitu dengan tetesan 10 tetes per
menit
2. Gangguan pernapasan
Implementasi :
1. Membebaskan jalan nafas, memastikan jalan nafas bersih, tidak
ada obstruksi, menginspeksi lubang hidung, dan melakukan
nebulisasi tiap 4 jam.
2. Memberikan oksigen dan pantau pemberian oksigen yaitu
2L/menit, serta memantau pemasangan selang oksigen.
3. Memantau TTV secara berkala
4. Berkolaborasi untuk melakukan pemeriksaan gas darah (lab
BGA) dengan mengambil darah arteri temporalis, dimana nilai
normal BGA yaitu pH (N: 7,35-7,45), pCO2 (N: 35-45 mmHg),
pO2 (N: 80-100 mmHg), HCO3 (N: 21-38 mmol), O2 Saturasi (N:
>95%), dan Base Excess (N: (-3) – (+3) mmol/l)

Masalah Potensial :
1. Potensial terjadi hipotermia
Implementasi :
1. Mengeringkan tubuh bayi, memberi alas selimut pada busa
incubator untuk menghindari pengeluaran kalor berlebihan secara
konduksi, meletakkan bayi pada incubator dengan suhu incubator
34,4 0C
2. Segera mengganti popok tiap selesai BAK dan BAB, karena
popok yang basah dapat menyebabkan terjadinya hipotermia
3. Mencatat suhu bayi secara berkala untuk mendeteksi terjadinya
hipotermia, yaitu pada jam 06.0 WIB, 12.00 WIB, dan 18.00 WIB
2. Potensial terjadi hiperbilirubinemia
Implementasi :
1. Memberikan ASI/PASI melalui oral/OGT sesuai jadwal yaitu 8
kali dalam 24 jam dengan takaran 8x6 cc.
2. Memantau TTV dan tanda-tanda ikterus melalui pengamatan fisik.
3. Berkolaborasi untuk cek kadar bilirubin total (normal <1,10), direk
(normal <0,25), dan indirek (normal <0,70)

VII. Evaluasi

Tanggal 16 April 2012 pukul 13.30 WIB

Dx : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia

S :-

O : TTV : Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

BB : 1650 gram Nadi : 144x/menit

Suhu : 37,1 0C RR : 52 x/menit

Sekret hidung (+), pernapasam cuping hidung (+), sianosis (-),


retraksi otot dada (-), ronchi (+)

Terpasang infuse CN10% dengan jumlah tetesan 10 tetes per


menit dan oksigen 2L/menit

Suhu incubator 34,4 0C

A : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia


P : Lanjutkan pemantauan TTV, tanda-tanda dehidrasi

Mengganti popok setiap selesai BAK dan BAB

Memantau tetesan cairan infuse dan pemberian oksigen

Memberikan minum jam 15.00 WIB 6 cc

Lanjutkan perawatn bayi

Masalah :

1. Gangguan pemenuhan nutrisi dan kekurangan volume cairan


S :-
O : Reflek menghisap dan menelan lemah
Pemberian ASI : 6 cc BB : 1650 gram
BAK : 4 kali BAB : 1 kali
A : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia
P : Memberikan minum 6 cc 8x dalam 24 jam
Lanjutkan pemantauan cairan infuse (tetesan 10 tetes/menit)
Lanjutkan perawatan bayi
2. Gangguan pernapasan
S :-
O : Sekret hidung (+), pernapasan cuping hidung (-), terpasang
oksigen 2L.menit
Hasil pemeriksaan laboratorium BGA tanggal 14 April 2012:
pH: 7,321, pCO2: 29,9 mmHg, pO2: 116,7 mmHg, pHCO3: 15,7
mmol, O2 Saturasi: 98,3 %, Base Excess: -10,7
A : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia
P : Pantau pemberian oksigen 2L/menit
Lanjutkan perawatan bayi
Masalah Potensial

1. Potensial terjadi hipotermia


S :-
O : Suhu 37,1 0C
Kulit bayi kemerahan, akral hangat
Bayi diletakkan di incubator
A : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia
P : Bersihkan sekitar bayi jika ada tumpahan susu saat memberi
minum bayi
Catat suhu bayi secara berkala
Lanjutkan perawatan bayi
2. Potensial terjadi hiperbilirubinemia
S :-
O : Kulit bayi kemerahan, sclera putih
A : Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan pneumonia
P : Pantau TTV dan keadaan umum serta fisik bayi
Berikan minum (ASI/PASI) sesuai kebutuhan bayi yaitu 8x6cc
dalam 24 jam
Lanjutkan perawatan bayi
Catatan Perkembangan I
Tanggal 17 April 2012 pukul 22.30 WIB
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Gerak : Aktif BB : 1700 gram
BAB : 2 kali, lembek BAK : 4 kali
Nadi : 152 x/menit RR : 46 x/menit
Suhu : 37,6 0C ASI : (+)10 cc, tumpah (-)
Infus : CN 10% 10tpm O2 : 2L/menit
Hasil laboratorium :
Leukosit : 7,21 103
Hematokrit : 52,1%
Hemoglobin : 18,80 gr/dl
Eritrosit : 5,21 106/mm3
Trombosit : 230 103
Albumin : 2,62 g/dl
Pemeriksaan fisik : Sekret hidung (+), pernapasan cuping hidung (+),
sianosis (-), retraksi otot dada (-), ronchi (+)

A : Bayi “M” usia 12 hari dengan BBLR dan pneumonia

P : Pantau pemberian oksigen dan tetesan cairan infus

Beri ASI/susu formula per oral/per OGT 8x10 cc dalam 24 jam

Pantau TTV, keadaan umum, dan tanda dehidrasi

Injeksi Ampicillin Sulbactam 2x125 mg dan gentamicin 1x15 mg, pasang

Pasang infus Aminosteril infant 6% 37,5 cc

Nebulisasi tiap 6 jam

Lanjutkan perawatan bayi


Catatan Perkembangan II
Tanggal 18 April 2012 pukul 23.00 WIB
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Gerak : Aktif BB : 1700 gram
BAB : 3 kali, lembek BAK : 5 kali
Nadi : 156 x/menit RR : 46 x/menit
Suhu : 37,8 0C ASI : (+)15 cc, tumpah (-)
Infus : CN 10% 5tpm O2 : 2L/menit
Pemeriksaan fisik : Sekret hidung (+), pernapasan cuping hidung (+),
sianosis (-), retraksi otot dada (-), ronchi (+)

A : Bayi “M” usia 13 hari dengan BBLR dan pneumonia

P : Pantau pemberian oksigen dan tetesan cairan infus

Beri ASI/susu formula per oral/per OGT 8x15 cc dalam 24 jam

Pantau TTV, keadaan umum, dan tanda dehidrasi

Injeksi Ampicillin Sulbactam 2x125 mg dan gentamicin 1x15 mg, pasang

Pasang infus Aminosteril infant 6% 37,5 cc

Nebulisasi tiap 6 jam

Lanjutkan perawatan bayi

Catatan Perkembangan III


Tanggal 19 April 2012 pukul 19.00 WIB
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Gerak : Aktif BB : 1700 gram
BAB : 2 kali, lembek BAK : 4 kali
Nadi : 144 x/menit RR : 60 x/menit
Suhu : 37,1 0C ASI : (+)15 cc, tumpah (-)
Infus : CN 10% 4tpm O2 : 2L/menit
Pemeriksaan fisik : Sekret hidung (+), pernapasan cuping hidung (-),
sianosis (-), retraksi otot dada (-), ronchi (+)

A : Bayi “M” usia 14 hari dengan BBLR dan pneumonia

P : Pantau pemberian oksigen dan tetesan cairan infus

Beri ASI/susu formula per oral/per OGT 8x15 cc dalam 24 jam

Pantau TTV, keadaan umum, dan tanda dehidrasi

Injeksi Ampicillin Sulbactam 2x125 mg dan gentamicin 1x15 mg

Lanjutkan perawatan bayi

Catatan Perkembangan IV
Tanggal 20 April 2012 pukul 19.00 WIB
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Gerak : Aktif BB : 1700 gram
BAB : 2 kali, lembek BAK : 4 kali
Nadi : 140 x/menit RR : 64 x/menit
Suhu : 36,8 0C ASI : (+)13 cc, tumpah (-)
Infus : CN 10% 4tpm O2 : 2L/menit
Pemeriksaan fisik : Sekret hidung (-), pernapasan cuping hidung (-),
sianosis (-), retraksi otot dada (-), ronchi (-)
Hasil laboratorium :
Leukosit : 10,21 103
Hematokrit : 46,1%
Hemoglobin : 15,30 gr/dl
Eritrosit : 4,44 106/mm3
Trombosit : 193 103
Albumin : 3,39 g/dl

A : Bayi “M” usia 15 hari dengan BBLR dan pneumonia

P : Pantau pemberian oksigen dan tetesan cairan infus

Beri ASI/susu formula per oral/per OGT 8x13 cc dalam 24 jam

Pantau TTV, keadaan umum, dan tanda dehidrasi

Injeksi Ampicillin Sulbactam 2x125 mg dan gentamicin 1x15 mg

Lanjutkan perawatan bayi

Catatan Perkembangan V
Tanggal 21 April 2012 pukul 12.30 WIB
S :-
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Gerak : Aktif BB : 1700 gram
BAB : 1 kali, lembek BAK : 2 kali
Nadi : 154 x/menit RR : 58 x/menit
Suhu : 37,2 0C ASI : (+)15 cc, tumpah (-)
Infus : CN 10% 4tpm O2 : (-)
Pemeriksaan fisik : Sekret hidung (-), pernapasan cuping hidung (-),
sianosis (-), retraksi otot dada (-), ronchi (-)

A : Bayi “M” usia 16 hari dengan BBLR dan pneumonia


P : Pantau tetesan cairan infus

Beri ASI/susu formula per oral/per OGT 8x15 cc dalam 24 jam

Pantau TTV, keadaan umum, dan tanda dehidrasi

Injeksi Ampicillin Sulbactam 2x125 mg dan gentamicin 1x15 mg

Lanjutkan perawatan bayi


BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada bayi resiko tinggi dengan kasus BBLR dan
pneumonia pada bayi “M” dilakukan berdasarkan pedoman manajemen kebidanan
7 langkah Varney yang dimulai dari pengkajian data, identifikasi diagnose dan
masalah, identifikasi diagnose dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan
segera, menyusun intervensi atau rencana asuhan, implementasi atau
melaksanakan asuhan berdasarkan rencana yang telah disusun dan yang terakhir
evaluasi tindakan yang telah dilakukan.

Pengkajian data dilaksanakan tanggal 16 April 2012, dari data subyektif dan
obyektif dapat disimpulkan diagnose pada bayi “M” yaitu Bayi “M” usia 11 hari
dengan BBLR dan pneumonia. Data-data yang diperoleh dari hasil pengkajian
sangat mendukung dan tidak bertolak belakang dengan teori yang ada. Namun ada
sedikit perbedaan pada data subyektif. Menurut Ngastiyah (2005), pneumonia
biasanya disertai dengan suhu tubuh yang dapat naik sangat mendadak sampai 39-
40 0C, dan mungkin disertai kejang. Hal tersebut bertentangan pada kasus bayi
“M”. pada bayi “M”, suhu saat masuk di ruang perinatologi adalah 37,1 0C dan
tidak kejang. Rencana asuhan yang telah disusun berdasarkan kebutuhan dan
kondisi bayi, namun terdapat ketidaksesuaian dengan teori yaitu dimana
seharusnya untuk bayi dengan berat badan lahir 1250-2000 gram, minum 12 kali
perhari, namun pada kasus Bayi “M” hanya minum 8 kali per hari. Hal tersebut
mungkin disebabkan karena masih belum sempurnanya system pencernaan, ada
gangguan pernapasan, belum sempurnanya kemampuan menghisap, dan juga
kemampuan menelan bayi.

Perkembangan kemajuan kondisi bayi terus dipantau setiap hari, baik dari
nutrisi, TTV, cairan, dan berat badan, serta keadaan fisik dan pernapasan. Dengan
tindakan-tindakan yang telah dilakukan, kondisi bayi dapat berubah dan
berkembang menjadi lebih baik.
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan
Manajemen asuhan kebidanan pada bayi “M” telah dilakukan sesuai konsep
manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney, yang dimulai dari:
a. Pengkajian data
Pengkajian data dilakukan tanggal 16 April 2012 pukul 12.30 WIB,
terkumpul data dasar berupa data subyektif dan obyektif.
b. Identifikasi diagnosa dan masalah
Diagnose pada kasus ini yaitu Bayi “M” usia 11 hari dengan BBLR dan
pneumonia dengan masalah gangguan pemenuhan nutrisi dan kekurangan
volume cairan serta gangguan pernapasan.
c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Yaitu potensial terjadi hipotermia dan hiperbilirubinemia.
d. Identifikasi kebutuhan segera
Kebutuhan segera yaitu pasang oksigen, pantau pemberian oksigen dan
tetesan cairan infuse, dan selalu hangatkan bayi dalam inkubator.
e. Menyusun rencana asuhan
Rencana asuhan dibuat sesuai dengan kondisi bayi “M”.
f. Implementasi
Implementasi dilaksanakan tanggal 16 April 2012 pukul 13.00 WIB.
g. Evaluasi
Evaluasi dan catatan perkembangan dilakukan sampai pasien pulang

2. Saran
a. Bagi keluarga pasien
Hendaknya terus memberikan perawatan yang maksimal di rumah karena
bayi prematur dan berat badan lahir rendah, serta terus memantau tanda
bahaya pada bayi seperti demam, napas bayi cepat lemah, bayi merintih,
kuning, atau biru pada kulit, serta tidak mau menyusu.
b. Bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehtana sebaiknya meningkatkan pemantauan pada bayi-
bayi, terutama pada bayi dengan resiko tinggi seperti BBLR dan
pneumonia.
DAFTAR PUSTAKA

FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedia.

Mansoyer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Asculapius.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Saifuddin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Suyanah. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa. Jakarta: SPK.

Syahlan, JH. 1992. Asuhan Kesehatan Anak. Jakarta: Pusdik Nakes Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai